Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Anggota Kelompok : Nur Ahmad Fajri Nurul Widyaningsih Yudhi Hidayat

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Anggota Kelompok : Nur Ahmad Fajri Nurul Widyaningsih Yudhi Hidayat"— Transcript presentasi:

1 Anggota Kelompok : Nur Ahmad Fajri Nurul Widyaningsih Yudhi Hidayat
Pencemaran Air Anggota Kelompok : Nur Ahmad Fajri Nurul Widyaningsih Yudhi Hidayat

2 Air dan Hubungan air dengan manusia
Apa itu air ? Air adalah zat kimia yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil³) tersedia di bumi. Air sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es. Air dalam obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu: melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff, meliputi mata air, sungai, muara) menuju laut.

3 GAMBAR SIKLUS AIR

4 Hubungan air dengan manusia ?
Air bersih penting bagi kehidupan manusia. Air sering disebut sebagai pelarut universal karena air melarutkan banyak zat kimia. Air memiliki sifat-sifat yang penting untuk adanya kehidupan. Air dapat memunculkan reaksi yang dapat membuat senyawa organik untuk melakukan replikasi. Semua makhluk hidup yang diketahui memiliki ketergantungan terhadap air. Air merupakan zat pelarut yang penting untuk makhluk hidup dan adalah bagian penting dalam proses metabolisme. Air juga dibutuhkan dalam fotosintesis dan respirasi. Perairan bumi dipenuhi dengan kehidupan. Makhluk-makhluk pertama berasal dari perairan. Peradaban manusia berjaya mengikuti sumber air. Tubuh manusia terdiri dari 55% sampai 78% air, tergantung dari ukuran badan. Agar dapat berfungsi dengan baik, tubuh manusia membutuhkan antara satu sampai tujuh liter air setiap hari untuk menghindari dehidrasi. Manusia membutuhkan 8–10 gelas (sekitar dua liter) per hari.

5 Pencemaran Air Pencemaran air atau polusi air adalah penyimpangan sifat-sifat air dari dari keadaan normal,bukan dari kemurniannya. Ciri-ciri air yang mengalami pencemaran sangat bervariasi tergantung dari jenis air dan polutannya atau komponen yang mengakibatkan polusi. Sebagai contoh air minum yang terpcemar mungkin rasanya akan berubah meskipun perubahan baunya mungkin sukar dideteksi

6 Apakah air yang kita minum itu merupakan air murni ?
BUKAN.. Sebab…air yang tersebar di alam tidak pernah terdapat dalam bentuk murni, tetapi bukan berarti semua air sudah terpolusi.Sebagai contoh,meskipun di daerah pegunungan atau hutan yang terpencil dengan udara yang bersih dan bebas dari polusi,air hujan selalu mengandung bahan-bahan terlarut seperti CO2,O2 dan N2,serta bahan-bahan tersuspensi seperti debu dan partikel-partikel lainnya yang terbawa dari atmosfer. Air permukaan dan air sumur biasannya mengandung bahan- bahan metal terlarut seperti Na, Mg,Ca dan Fe.

7 Pengelompokan bahan pencemar atau polutan
Polutan air dapat dikelompokkan atas 9 grup berdasarkan perbedaan sifat-sifatnya sebagai berikut: Padatan Bahan buangan yang membutuhkan oksigen (oxygen- demanding wastes) Mikroorganisme Komponen organik sintetik Nutrien tanaman Minyak Senyawa anorganik dan mineral Bahan radioaktif Panas

8 Sifat-Sifat Air yang Tercemar
Untuk mengetahui apakah suatu air terpolusi atau tidak, diperlukan pengujian untuk menentukan sifat-sifat air sehingga dapat diketahui apakah terjadi penyimpangan dari batasan-batasan polusi air. Sifat-sifat air yang umum diuji dan dapat digunakan untuk menentukan tingkat polusi air misalnya: Nilai pH, keasaman dan alkalinitas Suhu Warna, bau dan rasa Jumlah padatan Jumlah BOD dan COD Pencemaran mikroorganisme patogen Kandungan minyak Kandungan logam berat Kandungan bahan radioaktif

9 Apa itu BOD dan COD ? Biochemical Oxygen Demand (BOD) menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh organisme hidup untuk memecahkan atau mengoksidasi bahan-bahan buangan di dalam air. Jadi nilai BOD tidak menunjukan jumlah bahan organik yang sebenarnya, tetapi hanya mengukur secara relatif jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan-bahan buangan tersebut. Jika konsumsi oksigen tinggi yang ditunjukkan dengan semakin kecilnya sisa oksigen terlarut, maka berarti kandungan bahan-bahan buangan yang membutuhkan oksigen tinggi. COD (chemical oxygen demand), yaitu suatu uji yang menentukan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bahan oksidan, misalnya kalium dikhromat , untuk mengoksidasi bahan-bahan organik yang terdapat di dalam air

10 Pengaruh Logan Berat untuk Air dan Lingkungan
Air sering tercemar oleh komponen-komponen anorganik, diantaranya berbagai logam berat yang berbahaya. Beberapa logam berat tersebut banyak digunakan dalam berbagai keperluan sehari-hari, secara langsung maupun tidak langsung, sengaja maupun tidak sengaja, telah mencemari lingkungan. Logam-logam berat yang berbahaya dan sering mencemari lingkungan terutama adalah merkuri (Hg), timbal (Pb), arsenik (As), Kadmium (Cd), Khromium (Cr) dan Nikel (Ni). Logam- logam tersebut diketahui dapat mengumpul di dalam tubuh suatu organisme, dan tetap tinggal dalam tubuh dalam jangka waktu lama sebagai racun yang terakumulasi.

11 Pelayanan Air Minum Jakarta dan Pencemaran Air

12 Privatisasi Air di Jakarta
Sebelumnya air di Jakarta berada dibawah kelola PAM Jaya, namun sekarang karena adanya privatisasi yakni berada di bawah kelola PT Pam Lyonnaise Jaya (Palyja) dan Themes Jaya. Dengan adanya privatisasi kepada kedua mitra asing tersebut tidak mengalami perbaikan dan peningkatan yang berarti untuk masalah air bersih di Jakarta. Ini terlihat dari sejumlah indikator utama kualitas pelayanan air minum yang masih banyak dikeluhkan warga. Mereka mengeluh selain karena distribusi yang di lakukan oleh mitra asing tersebut yang tidak merata namun juga karena kualitas air yang buruk yakni berkeruh dan berbau. Selain itu sumber air yang dihasilkan sangat kecil dan bahkan kadang tidak menghasilkan air, namun warga masih tetap harus membayar tagihan dengan jumlah yang sama.

13 Persoalan air minum tidak hanya bergantung pada ketersediaan air baku atau penyaluran dari sumber air ke instalasi pengolahan. Regulasi dan kinerja pengelola tak kalah penting mempengaruhi pelayanan air minum kepada warga. Tanpa kedua faktor itu, keberadaan sumber air baku yang berlimpah sekali pun tak akan bermanfaat banyak bagi masyarakat luas. Regulasi yang berpihak pada rakyat serta kinerja pengelola yang profesional adalah sebuah keharusan dalam tata kelola pelayanan air bersih atau air minum, tak terkecuali di Jakarta. Agar pelayanan air bersih optimal, Pemprov DKI Jakarta harus tegas mendorong keselarasan antara Perusahaan Air Minum Jakarta (PAM Jaya) dengan kedua mitra swasta yang menjadi operator. Pola kerja sama antarpihak yang terkait penyediaan air bersih harus terus disempurnakan agar pelayanan kepada masyarakat semakin baik. Ketidakselarasan antara PAM Jaya sebagai badan usaha milik daerah DKI Jakarta yang mengurusi air minum dengan mitra swastanya yakni PT Pam Lyonnaise Jaya (Palyja) dan PT Aetra Air Jakarta harus diselesaikan demi kepentingan warga Jakarta. Tarik ulur antara PAM Jaya dan operator lapangan itu sudah berlangsung lama. Perjanjian kerja sama yang dinilai sudah cacat sejak awal pembuatannya, merugikan pihak PAM Jaya. Persoalan lama ini baru kembali mengemuka menjelang pembaruan kontrak lima tahunan.

14 Menurut rencana, akhir Januari ini akan dilaksanakan peninjauan ulang implementasi dari perjanjian tersebut. Peran dan ketegasan Pemprov DKI sangat dibutuhkan mengingat hingga memasuki 2012 belum ada perkembangan berarti dalam upaya renegosiasi kontrak antara PAM Jaya dengan mitra swastanya, PT Palyja. Perkembangan baru sampai pada pihak PT Aetra.   Pertentangan yang kelihatan adalah, PT Palyja meminta PAM Jaya bisa memenuhi kontrak perjanjian kerja sama yang sudah berjalan, sementara  pihak PAM Jaya berpendapat bahwa renegosiasi justru dilakukan untuk memperbaiki ketidakberimbangan dalam kontrak tersebut.   Persoalan mendasar lainnya, PAM Jaya menuntut kedua mitranya memenuhi target menurunkan tingkat kebocoran, membangun instalasi baru atau memperluas jaringan, dan menambah pelanggan. Sementara itu, operator mengeluhkan biaya pengolahan air baku serta membayar kewajiban utang ke Kementerian Keuangan namun tidak diikuti kenaikan tarif air berkala. Dalam posisi seperti ini, perlu adanya kesadaran bersama dari kedua belah pihak untuk tidak mengedepankan kepentingan sendiri. Pihak PT Palyja yang berpatokan pada kontak kerja sama, jangan sampai menanggalkan kepentingan pelayanan kepada masyarakat. Sedangkan pihak PAM Jaya juga harus melihat bahwa operator bukan lembaga swadaya masyarakat yang tak memerlukan untung dalam usahanya.

15 Peran kedua operator selama ini tak bisa diingkari
Peran kedua operator selama ini tak bisa diingkari. Sekitar 12 tahun PT Palyja mengganti dan memasang pipa baru sepanjang kilometer dengan dana sekitar Rp 1,3 triliun. Pada akhir 2009 jumlah pelanggan naik 106% menjadi sambungan. Tingkat kehilangan air turun 15,7% menjadi 43,9%. Sedangkan PT Aetra Air Jakarta (dulu PT Thames Pam Jaya) memasang pipa sepanjang km dengan total investasi Rp 1,1 triliun. Penurunan kebocoran menjadi 48,6% serta dan jumlah pelanggan naik menjadi   Tingkat kebocoran dari dua mitra swasta itu dinilai masih tinggi. Padahal bila kebocoran itu dapat diminimalisasi, antara lain dengan mengganti jaringan pipa tua, maka akan sangat membantu penyehatan keuangan dalam pengelolaan air bersih ini mengingat setiap 1% kebocoran, operator kehilangan pendapatan Rp 20 miliar.   Dalam hal ini mitra swasta butuh dukungan dalam penertiban serta dana untuk memperbaiki pipa tua. Karena itu dalam renegosiasi nanti  perlu dipertimbangkan alternatif  tarif air minum ditetapkan sesuai harga keekonomian atau di atas biaya produksi. Jika alternatif ini diambil, tarif air minum bisa naik setiap tahun sesuai kenaikan biaya produksi. Atau, tarif ditetapkan di bawah biaya produksi namun pemerintah wajib menutup selisih antara biaya produksi dan harga jual serta tingkat keuntungan yang wajar   kepada kedua operator. Bersamaan dengan alternatif ini, sistem full cost recovery tidak layak lagi diterapkan. Pemerintah perlu diberikan ruang untuk ikut membangun saluran air baku dan pipa air minum.

16 Kita berharap renegosiasi berjalan lancer mengingat persoalan lain masih menanti yakni menyangkut sumber air baku dan kontinuitas pasokan serta pengembangan infrastruktur dan teknologi pengolahan air bersih.   Untuk persoalan ini, langkah yang harus ditempuh adalah mengamankan sumber air baku yang sudah ada dan mencari alternatif pengganti atau cadangan. Kementerian Pekerjaan Umum sudah menggagas pipanisasi dari waduk Jatiluhur ke Jakarta. Sedangkan PAM Jaya juga sudah menyiapkan teknologi filterisasi. Kedua langkah positif ini setidaknya akan menambah sumber air baku dan pengamanan pasokan. Namun, kedua langkah itu menjadi tidak optimal dalam sebuah kerangka besar pelayanan air bersih bila terjadi masalah dalam kinerja para pengelolanya. Kita berharap ada kesepakatan yang menguntungkan bagi PAM Jaya dan dua mitra swasta dalam negosiasi ulang perjanjian sehingga berujung pada pelayanan prima air bersih Jakarta.

17 Pencemaran Air di Jakarta
Pencemaran Air tanah Pemantauan terhadap 48 sumur dilakukan di Jakarta pada tahun. Hasil pemantauan menunjukkan hampir sebagian besar sumur yang dipantau telah mengandung bakteri coliform dan fecal coli. Kualitas besi (Fe) dari air tanah di wilayah Jakarta terlihat semakin meningkat. Presentase jumlah sumur yang melebihi baku mutu Mn di seluruh DKI Jakarta secara umum sebesar 27% pada bulan Juni dan meningkat pada bulan Oktober sebesar 33%. Untuk parameter detergen (MBAS), presentase jumlah sumur yang melebihi baku mutu di DKI Jakarta sebesar 29% pada bulan Juni dan meningkat menjadi 46% pada bulan Oktober.

18 Pencemaran Sungai Pencemaran sungai di Jakarta dari tahun ke tahun semakin tinggi. Sebanyak 13 sungai di Jakarta tercemar akibat buangan domestik dan industri. Sungai yang sebagian besar berhulu di daerah Jawa Barat dan bermuara di Teluk Jakarta. Dengan demikian sungai di DKI Jakarta merupakan tempat limpahan akhir dari pada buangan-buangan tersebut. Padahal sungai itu sendiri mempunyai banyak fungsi yang sangat penting, antara lain sebagai sumber air baku air minum, perikanan, peternakan, pertanian, dan usaha perkotaan.

19 Untuk menanggulangi hal tersebut di atas, Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta telah mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 582 Tahun 1995 tentang Penetapan Peruntukan Baku Mutu Air Sungai/Badan Air serta Baku Mutu Limbah Cair di wilayah Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta. BPLHD Provinsi DKI Jakarta secara berkesinambungan telah melakukan pemantauan kualitas air di 13 sungai yang mengalir di Provinsi DKI Jakarta dimana data yang diperoleh dapat dipakai sebagai dasar dari kebijakan Pemerintah dalam pengendalian pencemaran sungai dan pengelolaan lingkungan. Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan melalui kegiatan Pemantauan Kualitas Air Sungai pada tahun 2012 telah terlaksana sebanyak 67 titik pemantauan selama 5 periode melalui survey lapangan, evaluasi data dan informasi. Parameter yang diteliti adalah parameter biologi, kimia, dan fisik yang disesuaikan dengan baku mutu air sungai yang ditetapkan. Frekuensi pemantauan dilaksanakan 5 (lima) kali pemantauan yaitu pada bulan April, Juli, September, Oktober dan Desember Lokasi pengambilan sampel air sungai dilakukan meliputi perbatasan DKI Jakarta – Jawa Barat, hilir dan muara yang ada di Provinsi DKI Jakarta, dengan peruntukan sebagai berikut : 1. Peruntukan air baku air minum (Golongan B) 2. Peruntukan perikanan dan peternakan (Golongan C) 3. Peruntukan pertanian dan usaha perkotaan (Golongan D)

20 Terima Kasih


Download ppt "Anggota Kelompok : Nur Ahmad Fajri Nurul Widyaningsih Yudhi Hidayat"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google