Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Disampaikan Pada Rapat Khusu dan Kuliah Tamu Directore of Fisheries and Aquaculture Resource Use and Conservation, FAO Bogor, 25 Mei 2013 Masukan KBRI.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Disampaikan Pada Rapat Khusu dan Kuliah Tamu Directore of Fisheries and Aquaculture Resource Use and Conservation, FAO Bogor, 25 Mei 2013 Masukan KBRI."— Transcript presentasi:

1 Disampaikan Pada Rapat Khusu dan Kuliah Tamu Directore of Fisheries and Aquaculture Resource Use and Conservation, FAO Bogor, 25 Mei 2013 Masukan KBRI Roma Mengenai Bahan Pembicaraan Terkait Dengan Kunjungan Dirjen FAO Dr. Graziano Da Silva Ke Indonesia Tanggal 27-28 Mei 2013

2 Latar Belakang, Visi dan Misi Dirjen FAO (Dr. Graziano Da Silva, asal Brazil) 1. Dr. Graziano Da Silva yang terpilih sebagai Dijen FAO pada FAO Conference di akhir Juni 2011, resmi mulai berkantor sebagai Dirjen FAO yang baru pada tanggal 1 Januari 2012. Sesuai dengan visi dan misinya yang disampaikan dalam kampanye, Dr. Da Silva menfokuskan kerjanya pada lima agenda besar FAO (Five Pillars) yang meliputi: 1) Menghilangkan kelaparan (eradicate hunger) 2)Menuju sistem produksi dan konsumsi yang berkesinambungan (move towards more sustainable systems of food production and consumption) 3)Mencapai manajemen pangan global yang lebih adil (achieve greater fairness in the global management of food) 4)Melanjutkan reformasi dalam FAO dan memperkuat desentralisasi (complete FAO’s reform and decentralization 5)Memperkuat Kerjasama Selatan-Selatan dan kerjasama dengan lembaga lain (expand South-South cooperation and other partnerships).

3 Latar Belakang, Visi dan Misi Dirjen FAO (Dr. Graziano Da Silva, asal Brazil) 2.Sebagai Dirjen FAO yang baru, yang mengemban tugas untuk melanjutkan proses reformasi dalam FAO, maka Dr Da Silva melontarkan gagasan yang disebut dengan Strategic Thinking Process. Gagasan ini dimaksudkan untuk menentukan prioritas utama yang harus dikerjakan oleh FAO di masa mendatang untuk mencapai VISI STRATEGIS FAO. Dengan Strategic Thinking Process ini akan dilakukan peninjauan kembali menyangkut FAO’s main strategy and programming documents termasuk revisi terhadap Strategic Framework dan penyiapan Medium Term Plan dan penyesuaian Program of Work and Budget. Semua ini dilakukan melalui pendekatan yang holistic dan inklusif melibatkan staf FAO baik yang ada di Pusat maupun Regional, konsultasi dengan partner eksternal, para ahli yang masuk dalam kelompok External Strategy Experts Panel.

4 Latar Belakang, Visi dan Misi Dirjen FAO (Dr. Graziano Da Silva, asal Brazil) 3.Dalam implementasinya terdapat 4 tahapan proses yang dilakukan yaitu: Tahap pertama: mengidentifikasi kecenderungan terbesar yang akan terjadi mencakup peningkatan kebutuhan pangan, harga pangan, persaingan dalam sumberdaya alam, perubahan iklim, dan meningkatnya kerentanan (increased vulnerability). Tahap kedua: Berdasarkan kecenderungan (trend) ini, akan diidentifikasi 7 (tujuh) tantangan di dalam area: ketahanan pangan, produksi dan konsumsi yang sustainable, sumber penghasilan pedesaan, sistem pertanian yang inklusif dan penduduk pedesaan yang memiliki ketahanan terhadap goncangan ekonomi. Tahap ketiga: melakukan diskusi lanjutan dan penghalusan pada tingkat Komite Program dan Komite Finance FAO dan kemudian penetapan di Sidang Council. Tahap keempat: penyusunan rencana aksi dan program-program FAO

5 Latar Belakang, Visi dan Misi Dirjen FAO (Dr. Graziano Da Silva, asal Brazil) 4.Adapun 7 tantangan global yang diidentivikasi oleh Dirjen FAO adalah meliputi 1)Tantangan untuk peningkatan produksi pertanian, kehutanan dan perikanan dan kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi dan pembangunan, sementar tetap menjaga keberlanjutan (sustainable) manajeman ekosistem, serta adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim. Tantangan ini memerlukan biaya yang cukup besar dan waktu yang cukup panjang. 2)Menghingkan kerawanan pangan, kekurangan gizi dan ketidak-amanan pangan (unsafe food) dalam konteks tingginya harga pangan dan volatilitas harga. 3)Menjaga tingkat rasional konsumsi pangan dan nutrisi, melalui promosi makanan yang sehat dan mengurangi konsumsi pangan yang berlebih dan terbuangnya produk pangan selama proses value chain. 4)Peningkatan kesejahteraan masyarakat desa termasuk petani kecil, nelayan dan petani hutan dan masyarakat yang terlibat dalam value chain khususnya perempuan. 5)Untuk menjamin adanya sistem pertanian dan pangan yang lebih fair dan inklusif dari local hingga tingkat global. 6)Untuk meningkatkan ketahanan masyarakat kecil terhadap tantangan dan goncangan yang terjadi pada pertanian dan pangan, termasuk akibat dampak buruk perubahan iklim. 7)Memperkuat mekanisme pengelolaan pangan, pertanian, kehutanan dan perikanan pada semua level dengan melibatkan partisipasi semua pemangku kepentingan khususnya yang lemah secara social dan keterwakilan secara politis.

6 Latar Belakang, Visi dan Misi Dirjen FAO (Dr. Graziano Da Silva, asal Brazil) 5.Berdasarkan trend global dan 7 tantangan global dengan titik pandang pada madat FAO, fungsi utama dan keunggulan komparatif, maka disusunlah Lima Tujuan Strategis FAO ke depan (five strategic objectives) yang meliputi: Pertama: Menghilangkan kelaparan, kerawanan pangan dan malnutrisi Kedua: Meningkatkan produksi pertanian, perikanan dan kehutanan yang sustainable secara ekonomi, sosial dan lingkungan Ketiga: Meningkatkan penghasilan penduduk desa, khususnya wanita dan anak-anak melalui peningkatan kesempatan kerja dan peningkatan akses pada unit produksi Keempat : mendorong terwujudnya sistem pertanian dan pangan yang efisien dan inklusif di tingkat lokal, nasional, regional dan internasional Kelima: Meningkatkan ketahanan penghasilan penduduk desa terhadap segala goncangan dan krisis yang terjadi.

7 Latar Belakang, Visi dan Misi Dirjen FAO (Dr. Graziano Da Silva, asal Brazil) 6.Dirjen FAO juga menekankan pentingnya desentralisasi dan memandang bahwa Konferensi Regional merupakan bagian penting dari proses pengelolaan FAO (FAO Governance). Hal ini memungkinkan FAO semakin dekat dengan negara anggota dan mendorong pendekatan dari bawah (bottom-up approach) yang sangat penting dan berguna dalam proses desentralisasi. Pendekatan dari bawah juga menjamin bahwa prioritas dan penyusunan anggaran benar-benar berdasarkan kebutuhan dari negara anggota. Implementasinya bisa dilakukan mulai dari elaborasi program di tingkat negara, kemudian bergerak ke atas untuk menentukan prioritas di tingkat regional yang kemudian didiskusikan di konferensi regional dan selanjutnya ditetapkan di dalam Konferensi di FAO. Mekanisme yang demikian akan menjadikan FAO sebagai organisasi yang menjadikan priorits kerja dan anggarannya berdasarkan kebutuhan anggota (demand-driven process in defining work priority and budget).

8 Latar Belakang, Visi dan Misi Dirjen FAO (Dr. Graziano Da Silva, asal Brazil) 7.Dirjen FAO juga menekankan bahwa FAO tidak harus mengerjakan segala hal, tetapi terkonsentrasi pada berbagai prioritas yang apabila dikerjakan akan membuat berbeda dan membawa nilai tambah bagi sumberdaya yang dimiliki oleh negara anggota sehingga akan menguatkan kepercayaan negara-negara anggota. 8.Terkait dengan proses desentralisasi, Dirjen FAO juga meminta negara-negara yang masuk ke dalam middle income countries untuk memikirkan kemungkinan perubahan status dari perwakilan FAO di negaranya dari fully fledged representations menjadi Liaison Offices dan meningkatkan dukungannya untuk menjaga kerja FAO di negara tersebut, sehingga sebagian sumberdaya dapat dialokasikan kembali untuk negara yang lebih miskin di regional tersebut.

9 PERKEMBANGAN TERKINI TERKAIT DENGAN FAO 9.Perbedaan pandangan di Sidang Council 146 bulan April 2013 dan rencana FAO Conference Juni 2013 1)Pada sidang Council ke 146 pada tanggal 22-26 April 2013 telah dibahas beberapa agenda penting dalam FAO khususnya menyangkut Programme of Work and Budget 2014-2015. Pada kesempatan tersebut FAO mengusulkan peningkatan anggaran sebesar 1 (satu) persen dari anggaran tahun sebelumnya atau lebih kurang 10 juta USD yang diarahkan untuk mendukung misi utama FAO dalam mengatasi kelaparan, kerentanan pangan dan gizi, dan mendorong pembangunan pertanian berkelanjutan. Anggaran disusun berdasarkan objectives dan outcomes yang ingin dicapai, tidak semata-mata berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan. Perubahan penentuan anggaran ini dilakukan untuk mewujudkan organisasi FAO dengan visi baru yang dapat mendorong tercapainya tujuan utama (ultimate goals). Dalam kaitan dengan peningkatan anggaran tersebut akan terdapat lima area utama yang perlu diperkuat FAO, yaitu: a)program kerjasama FAO dengan negara anggota (Technical Cooperation Program atau TCP), b)pembangunan ekonomi dan sosial, khususnya melalui perlindungan sosial, c)penguatan sistem komunikasi d)kerja sama teknis (partnership) dengan lembaga-lembaga masyarakat sipil (CSO) maupun dengan swasta baik di tingkat pusat maupun di kantor perwakilan FAO regional dan di tingkat nasional. e)pembentukan internal evaluation.

10 PERKEMBANGAN TERKINI TERKAIT DENGAN FAO 9.Perbedaan pandangan di Sidang Council 146 bulan April 2013 dan rencana FAO Conference Juni 2013 1)Pada sidang Council ke 146 pada tanggal 22-26 April 2013 telah dibahas beberapa agenda penting dalam FAO khususnya menyangkut Programme of Work and Budget 2014-2015. Pada kesempatan tersebut FAO mengusulkan peningkatan anggaran sebesar 1 (satu) persen dari anggaran tahun sebelumnya atau lebih kurang 10 juta USD yang diarahkan untuk mendukung misi utama FAO dalam mengatasi kelaparan, kerentanan pangan dan gizi, dan mendorong pembangunan pertanian berkelanjutan. Anggaran disusun berdasarkan objectives dan outcomes yang ingin dicapai, tidak semata-mata berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan. Perubahan penentuan anggaran ini dilakukan untuk mewujudkan organisasi FAO dengan visi baru yang dapat mendorong tercapainya tujuan utama (ultimate goals). Dalam kaitan dengan peningkatan anggaran tersebut akan terdapat lima area utama yang perlu diperkuat FAO, yaitu: a)program kerjasama FAO dengan negara anggota (Technical Cooperation Program atau TCP), b)pembangunan ekonomi dan sosial, khususnya melalui perlindungan sosial, c)penguatan sistem komunikasi d)kerja sama teknis (partnership) dengan lembaga-lembaga masyarakat sipil (CSO) maupun dengan swasta baik di tingkat pusat maupun di kantor perwakilan FAO regional dan di tingkat nasional. e)pembentukan internal evaluation.

11 PERKEMBANGAN TERKINI TERKAIT DENGAN FAO 2)Sebagai dampak dari adanya inflasi dan peningkatan anggaran FAO tersebut banyak negara khususnya dari kelompok negara-negara berkembang mengalami peningkatan jumlah kontribusi yang harus dibayarkan kepada FAO untuk anggaran dwi tahunan 2014-2015. Sebaliknya kebanyakan dari negara- negara maju justru mengalami penurunan. 3)Melalui surat yang dikirimkan oleh DG FAO kepada Pemri disebutkan bahwa kontribusi Indonesia pada tahun anggaran 2014-2015 akan terjadi peningkatan netto sebesar USD 678,000 dan EURO 444,000, yaitu meningkat lebih kurang 50% dibandingkan dengan tahun anggaran 2012-2013. Peningkatan tersebut disebabkan karena inflasi dan peningkatan pertumbuhan ekonomi negara Indonesia yang penetapan skalanya dilakukan oleh PBB di New York.

12 PERKEMBANGAN TERKINI TERKAIT DENGAN FAO 4)Sehubungan dengan usulan peningkatan anggaran FAO 1% tersebut, ada perbedaan respons antara kelompok negara-negara maju (OECD) dengan negara-negara berkembang (Kelompok negara G77). Negara-negara maju menyatakan penolakan terhadap peningkatan budget FAO dengan alasan: (1) keadaan krisis ekonomi sedang melanda dunia sehingga kenaikan budget dipandang memberatkan (2) dikhawatirkan akan menyebabkan peningkatan anggaran dari lembaga PBB lainnya, (3) FAO masih perlu meningkatkan upaya efisiensinya sehingga bisa dialokasikan untuk menjalankan program-program prioritas tanpa peningkatan anggaran. 5)Kelompok negara-negara berkembang secara umum mendukung usulan Dirjen FAO terkait dengan peningkatan anggaran 1% dengan catatan bahwa alokasi anggaran diberikan untuk mencapai target pelaksanaan program utama FAO dalam memerangi kelaparan dan pengentasan kemiskinan sesuai dengan PWB yang telah disepakati dalam pertemuan Program Committee dan Finance Committee.

13 PERKEMBANGAN TERKINI TERKAIT DENGAN FAO 6)Indonesia dalam hal ini juga sepakat dengan pandangan kelompok negara G77 mengingat pentingnya program-program FAO ke depan yang diorientasikan pada pencapaian Outcome. Selain itu, dibandingkan dengan peningkatan akibat adanya inflasi dan peningkatan status perekonomian negara yang menyebabkan peningkatan kontribisi negara, maka peningkatan yang diakibatkan oleh penambahan 1% budget FAO sangat tidak significant. 7)Akhirnya disepakati bahwa PWB belum bisa disyahkan dalam Council dan akan dibahas lebih lanjut sebelum Conference bulan Juni mendatang dengan beberapa catatan: a)FAO (secretariat) diminta untuk lebih jauh melakukan peningkatan efisiensi dan menglaokasikan dana hasil efisiensi tersebut untuk menambah kekurangan anggaran sehingga usulan peningkatan anggaran bisa dihindarkan. b)Finance committee dan Program Committee diminta terlibat kembali dalam melakukan adjustment terhadap program dan budget sehingga perbedaan pandangan yang terjadi dalam Council tersebut bisa diselesaikan sebelum Conference bulan Juni mendatang.

14 PERKEMBANGAN TERKINI TERKAIT DENGAN FAO 8.Pada tanggal 27-28 Mei 2013 yang akan datang, Finance Committee juga telah dijadwalkan akan mengedakan pertemuan kembali untuk membahas hal tersebut. 9.Saat ini, FAO terus menggalang dukungan ke beberapa negara termasuk Indonesia yang pada kesempatan 2 pekan lalu telah didatangi Prof Noori, Advisor dari Dirjen FAO yang meminta dukungan Indonesia terhadap apa yang telah dicanangkan Dirjen FAO, termasuk terkait dengan peningkatan anggaran FAO tahun 2014-2015 tersebut. Selain itu Dirjen FAO juga melakukan pertemuan dengan masing-masing regional, dimana Asia Group mendapat giliran untuk bertemu dengan Dirjen FAO pada hari Senin tanggal 20 Mei 2013. 10.Dalam pertemuan degan Kelompok Asia Dirjen FAO kembali lagi menyampaikan permintaan dukungan terkait dengan PWB yang telah diusulkan dengan menekankan kembali bahwa FAO telah melakukan langkah- langkah efisiensi sejak 2012, sehingga upaya kembali melakukan efisiensi untuk menggali dana tambahan sudah sulit untuk dilakukan. Dirjen FAO juga menjelaskan bahwa peningkatan budget dari 1.005 Juta USD menjadi 1.055 juta USD adalah terdiri dari tambahan 40 juta USD akibat inflasi dan 10 juta USD adalah tambahan kenaikan budget FAO. Kenaikan budget tersebut merupakan kebutuhan prioritas FAO yang sesuai mandat harus meningkatkan program TCP dari 14 menjadi 17%, yang karenanya membutuhkan hampir 2/3 dari total dana tambahan tersebut.

15 PERKEMBANGAN TERKINI TERKAIT DENGAN FAO 11.Secara umum negara-negara dari Kelompok Asia memahami dan mendukung apa yang dilakukan FAO, kecuali Jepang yang menyampaikan bahwa FAO perlu menjelaskan bahwa anggaran yang diajukan merupakan kebutuhan FAO yang sesungguhnya dalam menjalankan programnya. Beberapa negara juga berharap bahwa perbedaan pandangan antara negara kelompok G77 dan negara-negara OECD dalam mensikapi PWB tersebut bisa diselesaikan secara baik tanpa harus melalui voting.

16 PERKEMBANGAN TERKINI TERKAIT DENGAN FAO 10.Perkembangan pembahasan tentang Ketahanan Pangan di dalam Committee of World Food Security (CFS) FAO a)Indonesia dan Tiongkok merupakan 2 negara yang mewakili Asia Group sebagai anggota Biro CFS untuk periode 2011-2013. Beberapa anggota lainnya adalah: Dari Afrika: Zimbabwe dan Nigeria, Eropa: Perancis dan Swiss, Amerika Utara: Amerika Serikat dan Kanada, Pasifik Barat: Australia, dan Amerika Latin: Argentina dan Brazil. b)CFS merupakan subsidiary body yang ada di dalam tubuh FAO yang selain melibatkan negara anggota juga diikuti oleh lembaga lain seperti utusan dari IFAD dan WFP, dari Civil Societies Mechanism (CSM) dan Private Sector mechanism (PSM) yang dikenal dengan kelompok Advisory Groups. Sehingga pertemuan CFS tidak hanya melibatkan negara anggota yang ada dalam biro CFS (pertemuan Biro) tetapi juga pertemuan dengan Advisory Groups. c)Hingga saat ini produk-produk CFS yang sudah masuk pada fase untuk dilakukan implementasi oleh negara anggota adalah i.Voluntary Guidelines on the Responsible Governance of Tenure of Land, Fisheries and Forests in the Context of National Food Security ii.Global Strategic Framework for Food Security and Nutrition Kedua dokumen ini meskipun bukan merupakan legally binding documents, namun upaya implementasinya ditingkat negara dalam bentuk rujukan dan rumusan kebijakan yang menyangkut segala aspek ketahanan pangan di tingkat negara dipandang sangat menentukan pencapaian target dalam memerangi kelaparan dan penurunan kemiskinan.

17 PERKEMBANGAN TERKINI TERKAIT DENGAN FAO d.Produk CFS yang sedang dalam fase pembahasan dan konsultasi adalah Responsible Agricultural Investment (RAI). Banyak negara mendukung diselesaikannya dokumen ini, karena snagat penting dalam membantu peningkatan produksi pertanian dan pada gilirannya meningkatkan ketahanan pangan dunia. Dalam penyusunan dokumen ini dibentuk Open Ended Working Group on RAI (OEWG RAI) yang Indonesia sebagai anggota Biro CFS juga masuk di dalamnya. e.OEWG RAI telah menyelesaikan Zero Draft Principles of RAI pada Akhir April 2013 dengan struktur yang terdiri dari dua dokumen, yaitu Principles of RAI (3 halaman) dan Background Document on Principles of RAI (17 halaman), yang keduanya telah dikirim sebagai laporan ke Pusat. Konsultasi pertama Zero Draft RAI telah dilakukan di FAO pada tanggal 16-17 Mei 2013 yang baru lalu dengan melibatkan seluruh negara anggota FAO dan Advisory Groups CFS. Dalam pembahasan awal Zero Draft, banyak negara yang berpandangan bahwa Draft tersebut harus diintegrasikan menjadi satu dokumen saja yang ringkas, komprehensif, berisi dan mencakup aspek yang mengakomodasi semua kepentingan pemangku kepentingan.

18 PERKEMBANGAN TERKINI TERKAIT DENGAN FAO f.Semua negara berpandangan bahwa dokumen RAI ini sangat penting mengingat di satu sisi hal ini bersinggungan dengan kepentingan masyarakat kecil (petani kecil), namun disisi yang lain berhubungan dengan program pemabangunan negara di segala bidang yang juga memerlukan dukungan investasi baik yang bersumber dari sector swasta dari dalam negeri bahkan dari luar negeri. Oleh karenanya, RAI perlu diposisikan menjadi panduan yang akan memiliki arahan untuk membantu peningkatan produktivitas pertanian, sekaligus peningkatan pendapatan petani, membuka akses pasar dan pengembangan teknologi yang mendukung penguatan value chain untuk kepentingan petani kecil. g.Hingga akhir pembahasan tanggal 17 Mei 2013 yang lalu OEWG memberikan arahan terkait dengan penyiapan kembali dokumen RAI hingga Akhir Juli 2013 setelah melalui 2 periode pertemuan dengan Bio CFS (pertengahan Juni dan pertengahan Juli). Dengan langkah tersebut diharapkan dokumen RAI bisa dikirimkan ke semua negara anggota untuk melakukan Regional Consultation pada periode September 2013 – Pebruari 2014.

19 PERKEMBANGAN TERKINI TERKAIT DENGAN FAO h.Untuk Wilayah Asia dan Pasifik telah dijadwalkan untuk melakukan proses Regional Consultation di Bangkok pada Akhir Oktober 2013 yang akan datang. Pada Regional Consultation tersebut diharapkan melibatkan berbagai pemangku kepentingan yang terkait dengan proses investasi pertanian baik dari pemerintah maupun sector swasta. i.Sehubungan dengan hal ini Dirjen FAO menurut informasi yang didapatkan juga dijadwalkan untuk menghadiri pertemuan yang diselenggarakan oleh CSO La Via Campesina di Jakarta dalam rangka pembahasan RAI.

20 PERKEMBANGAN TERKINI TERKAIT DENGAN FAO 11.Perkembangan isu seputar pembekuan sementara dan pembubaran International Rice Commission (IRC) dan kepentingan negara-negara di Asia terkait dengan pengembangan padi a.IRC merupakan salah satu Subsidiary Body di dalam FAO yang saat ini sedang menglami dilemma karena sejak tahun 1994 IRC selalu gagal mencapai korum dalam setiap pertemuannya, dan tahun 2006 praktis IRC tidak pernah lagi mengadakan pertemuan. b.Pada bulan Juli 2012 telah dilakukan Global Roundtable untuk membahas keberlanjutan dari IRC di Montpellier Perancis. Namun lagi-lagi hanya 27 perwakilan negara yang hadir dari 63 negara anggota dan hanya 15% negara yang meresponse questioner yang dikirimkan oleh IRC. Oleh karenanya pertemeuan merekomendasikan agar IRC segera ditinjau kemungkinan pembekuannya atau bahkan pembubarannya.

21 PERKEMBANGAN TERKINI TERKAIT DENGAN FAO c.Pada bulan Nopember 2012, IRC mengadakan kembali sidang ke-22 IRC di Roma dengan harapan bahwa representasi negara yang hadir kan lebih besar dan bisa mencapai korum. Sebagian besar negara menyepakati bahwa IRC mungkin sebaiknya dibekukan atau dibubarkan dengan beberapa alasan: i.Dukungan negara-negara anggota terkait dengan program IRC semakin sedikit, ii.Sementara itu untuk pengaktivan IRC diperlukan dana sekurang- kurangnya 3.5 Juta USD yang tidak dicakup dalam PWB dari FAO untuk 2 tahun ke depan, sehingga jika hal itu akan deibebankan pada negara anggota saja akan memberatkan. iii.Belum ada lembaga donor yang mau mendanani pengaktivan kembali IRC, termasuk Amerika Serikat. iv.Apa yang menjadi mandate IRC sebenarnya telah diemban oleh komite atau badan lain di FAO seperti Committee on Agriculture (COAG), Committee on Commodity Problem (CCP), Committee on Genetic Resources on Food and Agriculture (CGRFA), juga International Treaty on Plant Genetic Resources on Food and Agriculture (ITPGRFA).

22 PERKEMBANGAN TERKINI TERKAIT DENGAN FAO d.Mengingat bahwa padi merupakan makanan pokok bagi lebih dari setengah penduduk dunia, maka peran padi sebagai komoditas yang penting dalam ketahanan pangan dunia perlu ditekankan baik oleh FAO maupun negara-negara anggota. Oleh karenanya penutupan IRC sebagaimana yang direkomendasikan oleh IEE tidak boleh mengurangi komitmen FAO pada negara-negara anggota IRC dalam upaya meningkatkan sustainabilitas produksi dan konsumsi padi. Sehubungan dengan hal-hal tersebut, maka dibentuk Working Group membuat draft rekomendasi yang isinya: 1)menghargai komisi dan anggotanya serta FAO atas usaha dan kerja keras yang telah dilakukan selama bertahun-tahun, 2)Memutuskan bahwa IRC akan dibekukan semua aktivitas dan operasinya, 3)Memberikan kesempatan kepada negara-negara anggota IRC untuk mengundurkan diri dari keanggotaan IRC berdasarkan artikel XII paragraph 1 dari Konstitusi IRC sehingga apabila keanggotaan IRC tinggal kurang dari 10, maka IRC akan membubarkan diri (berdasarkan artikel XIII dari konstitusi IRC). 4)Merekomendasikan kepada Dirjen FAO melalui otoritasnya untuk mengadakan pertemuan dengan semua pemangku kepentingan dalam suatu kesempatan dengan mengangkat isu global akan pentingnya perhatian terhadap padi baik dari aspek produksi, konservasi, distribusi atau konsumsi yang tidak bisa hanya ditangani oleh satu badan saja di dalam tubuh FAO.

23 PERKEMBANGAN TERKINI TERKAIT DENGAN FAO e.IRC dijadwalkan akan mengadakan sidang Special Session of IRC pada pertengahan Juni 2013 yang akan datang di Kantor Pusat FAO di Roma dengan membahas issue sebagaimana yang disebutkan terdahulu. 12.Perkembangan seputar rencana Konferensi Regional Asia Pasifik (APRC) a.Sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan dan disepakati di FAO, maka regional conference termasuk juga Asia and Pacific Regional Conference (APRC) akan diadakan setiap dua tahun saat tidak ada jadwal Conference di kantor pusat FAO. APRC yang akan datang dijadwalkan pada bulan Maret 2014 di Mongolia. b.Saat ini agenda APRC ke-32 tahun 2014 mulai akan dibahas. Mr. Konuma ADG FAO yang ada di Bangkok sudah menyampaikan permintaan kepada Asia Group di FAO agar masing-masing negara mulai mendiskusikan rencana agenda APRC mendatang. Terkait dengan hal ini pada APRC ke-32 mendatang diharapkan dapat dilakukan evaluasi implementasi program prioritas yang telah dicanangkan pada APRC ke-31 tahun 2012 yang lalu. Selain itu beberapa program prioritas yang masih dianggap penting seperti pengembangan teknologi untuk produk yang menjadi bahan pangan pokok Asia seperti padi adalah sangat relevan untuk dilanjutkan.

24 PERKEMBANGAN TERKINI TERKAIT DENGAN FAO 13. Tindak lanjut dari kunjungan Menteri PDT ke FAO Sebagai tindak lanjut dari kunjungan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) ke FAO pada tanggal 7 Mei 2013, yang diterima oleh Dirjen FAO telah dicatat beberapa hal berikut: a)Dirjen FAO menyambut baik serta mengapresiasi apa yang disampaikan Menteri PDT terkait dengan upaya membangun ketahanan pangan dan mengurangi kemiskinan. Dr. Da Silva juga menggarisbawahi bahwa perikanan merupakan masa depan bagi ketahanan pangan (food security). Disampaikan pula bahwa FAO juga memiliki program pengembangan perikanan dan akuakultur untuk negara-negara kepulauan seperti di Samoa dan Vanuatu. Bahkan dari 5 regional yang menerima program- program FAO, 3 regional diantaranya mengembangkan akuakultur, yaitu Asia, Afrika dan Amerika Latin dan Karibia. Sehingga ke depan Blue Economy menjadi sangat penting, dan Blue Economy juga harus menjadi Green Economy. Untuk Indonesia Dirjen FAO juga menyampaikan adanya beberapa program diantaranya recovery Aceh dan Nias pasca tsunami, program bantuan teknis untuk rabies dan penyakit-penyakit tertular hewan (trans-boundary diseases) seperti flue burung. b)Pada kesempatan tersebut Dirjen FAO juga menekankan kembali 3 program penting yang akan dilakukan yaitu (1) ketahanan pangan (food security), (2) produksi yang berkesinambungan (sustainable production) dan (3) pengentasan kemiskinan (alleviation of rural poverty). FAO siap memberikan dukungan kepada Pemerintah Indonesia baik dalam pengembangan akuakultur, pemanfaatan sumberdaya lahan dan air, reformasi lahan maupun pengentasan kemiskinan masyarakat pedesaan.

25 PERKEMBANGAN TERKINI TERKAIT DENGAN FAO 14.Penandatanganan Perjanjian Kerjasama dengan FAO a)Dalam rangkaian kunjugan Dirjen FAO ke Indonesia direncanakan juga akan dilakukan penandatangan kerjasama antara FAO dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang draftnya telah disiapkan oleh KKP. Penandatangan ini sejalan dengan MISI FAO yang akan mendorong Blue Economy, melalui pengembangan perikanan dan akuakultur untuk mendukung ketahanan pangan dunia. b)Selain dengan KKP, FAO sedianya juga akan mengadakan penandatangan kerjasama dengan Badan Tenaga Atom Nasional (Batan). Namun, dari informasi diperoleh bahwa fihak FAO belum melakukan kesepakatan dengan pihak International Atomic Energy Agency (IAEA) sehingga penandatanganan persetujuan kerjasama tersebut mungkin belum bisa dilakukan.

26 PERKEMBANGAN TERKINI TERKAIT DENGAN FAO 15.Dorongan masuknya Warga Negara Indonesia sebagai staf professional di FAO a)Dirjen FAO ketika bertemu dengan Dubes Roma saat mendampingi Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal kembali menyatakan bahwa Indonesia perlu mendorong para pakar dan profesionalnya untuk masuk sebagai staf professional FAO. Dr. Da Silva menyebutkan bahwa Indonesia yang memiliki “kuota” untuk bisa memasukkan tenaga profesional ke FAO sebanyak 8 orang, ternyata baru terisi 2 orang. b)Sejalan dengan misi KBRI Roma yang salah satunya adalah mendorong masuknya Warga Negara Indonesia untuk menjadi staf professional di organisasi pangan dunia di Roma diantaranya adalah di FAO, perlu mendapat dukungan dari berbagai pihak di Indonesia. Hal tersebut perlu diupayakan dengan menyediakan tenaga professional yang memiliki kapasitas sesuai dengan yang dibutuhkan di FAO. Memang meskipun persyaratan yang disukai oleh lembaga tersebut adalah yang menguasai sekurangnya 2 bahasa PBB (Inggris, Perancis, Arab, Spanyol, Tiongkok, Rusia), namun persyaratan kualifikasi sesuai dengan jenis pekerjaan tetap menjadi yang utama.

27 TERIMA KASIH www.litbang.deptan.go.id


Download ppt "Disampaikan Pada Rapat Khusu dan Kuliah Tamu Directore of Fisheries and Aquaculture Resource Use and Conservation, FAO Bogor, 25 Mei 2013 Masukan KBRI."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google