Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Seminar Nasional DRAFT MASUKAN RUU KOTA Jakarta, 24 September 2014

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Seminar Nasional DRAFT MASUKAN RUU KOTA Jakarta, 24 September 2014"— Transcript presentasi:

1 Seminar Nasional DRAFT MASUKAN RUU KOTA Jakarta, 24 September 2014 Presentasi KOTA PONTIANAK

2 Tim kami... Ade Ermanto, ketua Forum Rukun Tetangga (RT) se-kota Pontianak; Mobile: Deman Huri Gustira, aktivis LSM dari Lembaga Pengkajian dan Studi Arus Informasi Regional (LPS-AIR); BorneoClimate.org; Website: Mira S. Lubis, akademisi (Arsitektur dan Rancang Kota), Universitas Tanjungpura (UNTAN) Pontianak Mobile: ;

3 Workshop Kalimantan Barat Maju dan Lestari Pontianak 20-21 Nov 2014
G. ANSHARI: Pembangunan Kalbar Berwawasan Ekologi JAN HOYBYE: Dis-Integrated River Basin Management  “Co-work is the only thing that is worse than work...” MARCO KUSUMAWIJAYA: Kota dan Kelestarian; Bahan diskusi RUU Kota (Visi “Menjadi Ekologis”, Proses Menyusun RUU = Proses Membangun Solusi, Pengetahuan Tempatan) ZULKIFLI MULKI: Peluang dan Tantangan KAL-BAR

4 Workshop aspirasi untuk RUU Kota, Mei 2014

5

6 Selintas tentang Pontianak
Ibukota Provinsi Kalimantan Barat Kota Khatulistiwa karena letaknya yang dilewati oleh garis lintang 0 derajat. Kota yang memiliki luas kurang lebih 17,82 km2 ini dibelah menjadi tiga bagian oleh 2 sungai yaitu sungai Kapuas yang merupakan sungai terpanjang di Indonesia dan Sungai Landak. Batas Wilayah : Utara Kec. Sungai Ambawang Timur Kec. Sungai Raya dan Kec.Sungai Ambawang Selatan Kec. Sungai Raya dan Kec. Sungai Kakap Barat Kec. Sungai Kakap HETEROGEN

7 Selintas tentang Pontianak
Berawal mula dari sebuah kerajaan bernama Kesultanan Pontianak, didirikan oleh Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie pada tanggal 23 Oktober 1771. Nama 'Pontianak' dipilih oleh Sultan atas dasar penetapan hari jadi Pontianak yang bertepatan dengan hari Rabu 'Pon' serta cerita unik tentang pengalaman beliau yang diganggu oleh hantu perempuan Kuntilanak sehingga jika digabung menjadi 'Pontianak'. Sultan Abdurrahman melepaskan tembakan meriam demi mengusir para hantu dan untuk menetapkan pusat kerajaan yang akan dibangun. Tembakan meriam pun jatuh di suatu tempat yang kini dikenal sebagai Kampong Beting. Di sanalah Sultan mendirikan Keraton Kadariah. Pontianak berkembang diawali kegiatan perkawinan, perang diplomasi, pelayaran dan perniagaan. Dari kegiatan-kegiatan tersebut timbulah proses integrasi antar budaya, ideologi, sistem kepercayaan dan masalah sosial lainnya.

8

9

10 Pontianak Masa Kini

11 Peran dan fungsi kota dalam konstelasi makro

12

13 Kota Pontianak: Batas administrasi < Batas fungsi

14 PONTIANAK  POKUSIKARANG (RTRWP Kalimantan Barat 2004)
(Pontianak, Kuala Mandor, Siantan, Sungai Kakap, Rasau Jaya, Sungai Raya, dan Sungai Ambawang)  Berikutnya? “Meniru”: JAKARTA  JABOTABEK  JABODETABEK  JABODETABEKJUR  JABODETABEKPUNJUR  Berikutnya?

15

16 Banjir dan Genangan Minimnya daerah resapan
Banyaknya terjadi penyempitan saluran primer dan keberadaan jembatan di beberapa saluran primer. Perilaku masayarakat yang masih membuang sampah ke Sungai. Banyaknya bangunan di sepanjang bantaran sungai dan di atas parit. Kondisi permukaan wilayah kota berada pada permukaan yang rendah. Perencanaan drainase relatif sulit dan lahan yang tergenang air akibat pasang bisa mencapai 47%.

17 Kabut Asap

18 Ketimpangan wilayah kota

19 Ruang Terbuka Hijau Meskipun saat ini Kota Pontianak masih terlihat cukup hijau, namun pada dasarnya pemenuhan ketersediaan ruang terbuka hijau (RTH) hingga 30% untuk 20 tahun ke depan bukanlah hal yang mudah. Selain masalah ketersediaan lahan, kualitas RTH yang ada belum terlalu memadai untuk memenuhi berbagai fungsi RTH secara baik, seperti fungsi ekologi, estetika, sosial dan ekonomi. Selain itu, potensi ‘menghijaukan’ kota melalui RTH privat kurang menjadi perhatian pemerintah. Sejauh ini kegiatan-kegiatan sosialisasi dan himbauan kepada masyarakat untuk menghijaukan pekarangan rumah dan lingkungan sekitar tempat tinggal, cenderung sangat kurang. Kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengadaan RTH pekarangan rumah juga masih sangat rendah.

20 Transportasi Publik Kota Pontianak sangat miskin pelayanan transportasi publik. Jumlah angkutan kota (angkot) sangat tidak memadai, dan kondisinya tak terurus. Tidak semua jalan-jalan utama dilalui oleh trayek angkutan umum, ditambah lagi pengemudi angkot yang tidak disiplin dan mengetem terlalu lama untuk menunggu penumpang, sehingga bepergian dengan mengandalkan angkot menjadi sangat tidak efisien, bila dibandingkan antara jarak dan waktu tempuhnya. Harga kendaraan bermotor roda dua yang sangat murah serta kemudahan dalam proses kepemilikan, membuat masyarakat Pontianak sangat mengandalkan kendaraan bermotor pribadi untuk melakukan pergerakan. Akibatnya, kemacetan terus mewarnai wajah kota ini, terlebih pada jam-jam tertentu.

21 Pelestarian Cagar Budaya
Cagar budaya yang ada di kota Pontianak cukup banyak jumlah dan macamnya, baik dalam bentuk masa peninggalan dari masa prasejarah hingga masa kemerdekaan. Melihat banyaknya potensi cagar budaya yang ada, maka sesungguhnya Kota Pontianak mempunyai sumbangan yang besar dalam memperkaya khasanah budaya. Namun, Pemerintah Kota Pontianak belum secara maksimal memberdayakan dan melestarikan keberadaannya.

22 Daya dukung lahan: Tanah gambut
Selain berada di dataran rendah dan rawa yang terpapar banjir musiman, Kota Pontianak juga berada pada hamparan lahan gambut yang cukup luas, yaitu hektar, hal ini berdampak pada keterbatasan areal pengembangan kota, limitasi bagi pengembangan infrastruktur dan ketersediaan air bersih, serta ancaman kebakaran lahan, karena gambut sangat mudah terbakar baik secara alami (di musim kemarau) maupun disengaja. Pada wilayah tanah yang bergambut ketebalan gambut dapat mencapai 1 – 6 meter, sehingga menyebabkan daya dukung tanah yang kurang baik apabila diperuntukkan untuk mendirikan bangunan, terlebih untuk bangunan bertingkat tinggi, karena biaya konstruksi bangunan khususnya untuk pondasi di lahan gambut, relatif mahal.

23 Krisis Air Bersih Selain PDAM, untuk mencukupi kekurangan air bersih, kebiasaan hidup masyarakat Kota Pontianak adalah memanfaatkan air hujan, terutama untuk memasak dan minum. Sungai Kapuas adalah sumber kehidupan masyarakat kota Pontianak. Air sungai Kapuas dimanfaatkan masyarakat, pemerintah dan swasta untuk keperluan sehari-hari seperti air baku PDAM, cuci dan mandi masyarakat tepian sungai, air baku pabrik es, tempat pengembangbiakan ikan air tawar, dan lain-lain. Saat ini kualitas air sungai Kapuas terancam akibat buangan limbah cair dan padat ke sungai. Musim kemarau merupakan masalah bagi masyarakat Kota Pontianak untuk mendapatkan air bersih karena suplai air bersih dari PDAM akan dihentikan disebabkan intrusi air laut, sedangkan persediaan air bersih yang bersumber dari air hujan akan habis. Pemanfaatan air tanah juga kurang ekonomis karena air tanah di wilayah Kota Pontianak mengandung kadar besi/Fe yang tinggi.

24 Krisis Energi Listrik Pada dasarnya, masalah krisis listrik Pontianak sebenarnya merupakan bagian dari masalah besar krisis energi di Kalimantan Barat bahkan di Pulau Kalimantan, akibat minimnya program-program dan realisasi pembangunan infrastruktur wilayah di pulau ini. Banyak investor yang mau berinvestasi di Kalimantan, seperti di sektor industri pengolahan, perhotelan, rumah sakit, dan perumahan, kemudian menarik diri karena mereka tidak sanggup menyediakan dana besar untuk biaya operasional akibat kesulitan mendapatkan pasokan listrik dari PLN.

25 4 Orientasi/Cara pikir “Bagaimana Kota masa depan (20 tahun)”
Orientasi masa lalu (romantisme masa lalu, identitas dan harapan yang berjiwa) Orientasi problema (menggali masalah dan menyelesaikan seeking-solving) Orientasi sederhana (metafora, Simbolisme Kota, aman-nyaman, multikultur, integrasi) Orientasi referensi (melihat contoh, masa depan, hi tech, cita-cita tinggi)

26 Isu-isu yang terjaring
Public Service Ada & Tiada (Manusia pada ruang / Ruang pada manusia) City & the Other City Ruang Integrasi Konsepsi Ekonomi Selera Kebijakan Politik – kepentingan ekonomi Mindset dan Prioritas Identitas Kota Manusia Perkotaan Layak Huni Ruang Terbuka Hijau & Biru City Zone & Linkage Basic Needs Urban Crime Ke-Tuhan-an Kesatuan Up to date

27 33 Poin Penting “How To” Bank lahan Trademark kota
Ruang Publik (Rekreasi, pendidikan, kesehatan, olahraga, dll) UU pemulihan RTH Informasi kota berbasis website Kota tidak berdiri sendiri Rencana Umum & rencana rinci Pola & Struktur Ruang Pendanaan=anggaran pemerintah, anggaran swasta & bantuan luar negeri Peraturan di level komunitas Jam Belajar Fleksibilitas program dan peraturan mengikat/tidak mengikat Prioritas kota & Otonomi Kota Manajemen waktu perkotaan Manajemen transportasi Ekonomi berbasis lokal UU drainase/parit Gerakan Cinta kota Hukum Adat Multi-stakeholder Peraturan yang implementatif Kekuatan kelas menengah Transformasi Sosial Pembebasan Lahan Media Kebebasan Berpendapat Supply & alternatif kebutuhan dasar Insentif & Disinsentif Pajak perparkiran Ide inovasi dalam transportasi publik Pemberdayaan manusia Keterbukaan informasi Focus Group Discussion Kota punya ruang untuk bernegosiasi

28 ISU-ISU STRATEGIS: Peran dan fungsi kota dalam konstelasi makro: Posisi geografis Pontianak dalam peran dan fungsinya dalam konstelasi regional, peran dan fungsi sebagai ibukota provinsi, dan keterkaitan dengan kawasan hinterland. Peran dan fungsi kota sebagai wadah berkehidupan dan berbudaya bagi warganya: Kota Pontianak sebagai cerminan sejarah dan budaya yang beragam (multietnis) Kemampuan kota dan warga dalam adaptasi dan mitigasi bencana: Bagaimana kesiapan kota dan warganya dalam menghadapi permasalahan banjir, kekeringan, dan yang cukup spesifik adalah kabut asap. Kesesuaian kota dengan daya dukung lingkungan: Bagaimana pembangunan kota Pontianak agar mempertimbangkan kondisi-kondisi alam yang spesifik dan rentan, seperti kondisi DAS Kapuas dan tanah gambut yang memerlukan penanganan khusus. Kemampuan kota dan warga untuk menjadi lebih ekologis: Masalah pemenuhan kebutuhan ruang terbuka hijau (RTH) dan pelayanan transportasi publik. Dukungan infrastruktur dasar perkotaan: Bagaimana Kota Pontianak dapat mengatasi masalah air bersih, sanitasi dan krisis energi berkepanjangan.


Download ppt "Seminar Nasional DRAFT MASUKAN RUU KOTA Jakarta, 24 September 2014"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google