Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Dosen : Rudy Wawolumaja Disiapkan : Ferly David, M.Si.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Dosen : Rudy Wawolumaja Disiapkan : Ferly David, M.Si."— Transcript presentasi:

1 Dosen : Rudy Wawolumaja Disiapkan : Ferly David, M.Si.
Peran Hati Nurani Dosen : Rudy Wawolumaja Disiapkan : Ferly David, M.Si.

2 (1) Kasus Hakim yang tergiur uang suap

3 Seorang Hakim yang jujur, ketika mau pensiun ditawari sejumlah besar uang,
jika saja ia mau membebaskan tersangka korupsi yang ditanganinya.

4 Hakim itu memutuskan untuk menerima uang tersebut karena memang sangat membutuhkannya,
selain untuk membeli rumah bagi tempat tinggalnya nanti jika harus meninggalkan rumah dinasnya, ia juga masih harus membiayai dua anaknya yang sedang kuliah.

5 Memang tidak ada seorangpun yang tahu tentang “kecurangan” yang dilakukannya.
Tetapi sepanjang masa pensiunnya, ia menyesali perbuatan di akhir masa tugasnya itu sebagai yang telah menodai kesetiaan dan kejujurannya sepanjang 35 tahun pengabdiannya bagi dunia pengadilan.

6 Apa yang menyebabkan hidup sang hakim jadi tidak tenteram?

7 (2) Kasus Thomas Grissom

8 Thomas Grissom bekerja dalam kedudukan yang cukup penting,
di sebuah perusahaan yang memproduksi sumber energi nuklir di Amerika.

9 Grissom kemudian menyadari bahwa bahan yang diproduksi oleh perusahaan tempat dia bekerja itu adalah bahan yang bisa menimbulkan akibat amat buruk bagi kehidupan manusia,

10 apalagi jika dipakai untuk pembuatan senjata.

11 Grissom memutuskan untuk berhenti bekerja dari perusahaan itu.
Dan sebagai akibatnya, ia bukan hanya kehilangan mata pencahariannya, tetapi ia juga dikecam oleh keluarganya serta ditinggalkan oleh istrinya.

12 Apa yang mendorong Grissom untuk mengambil keputusan seperti itu?

13 apakah Hati Nurani itu?

14 Kesadaran akan kewajiban saya pada situasi konkrit

15 Kesadaran adalah kemampuan budi untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk ada instansi otonom dalam diri yang memberi penilaian terhadap semua tindakan yang kita lakukan: Ups …

16 Kesadaran membuat kita menyesali tindakan yang kita sendiri nilai salah,

17 Kesadaran memberi kita rasa puas dan bahagia bagi tindakan yang kita sendiri nilai benar

18 kewajiban adalah perintah moral yang menunjukkan
hal apa yang harus kita lakukan, dan hal apa yang tidak boleh kita lakukan

19 kewajiban Ada dorongan untuk melakukan sesuatu,

20 kewajiban dan ada hambatan untuk tidak melakukan sesuatu.

21 situasi konkrit adalah ruang kebebasan yang harus diisi dengan tindakan

22 situasi konkrit ada pilihan-pilihan dari tindakan yang bisa kita lakukan: mengikuti kewajiban atau mengabaikannya

23 situasi konkrit pilihan ini tidak terhindari, dan datang ada pada sembarang waktu dan tempat.

24 situasi konkrit Kewajiban Kesadaran (Ruang kebebasan) (Penilaian diri)
(Ajaran Moral) situasi konkrit (Ruang kebebasan)

25 Mereka sadar akan kewajibannya pada situasi seperti ini

26 Mereka tidak sadar akan kewajibannya pada situasi ini

27 Kapan Hati Nurani Menilai?

28 Prospektif Retrospektif Penilaian terhadap perbuatan Yang akan datang:
Kasus Thomas Grissom Penilaian terhadap Perbuatan Yang telah berlangsung: Kasus hakim yang menerima suap

29 Bagaimana sifat hati nurani?

30 Adi – Personal Personal

31 (1) Personal berarti: Berbicara atas nama dan penilaian diri kita sendiri “Yang penting apa yang harus saya sendiri lakukan, bukan apa yang orang lain harus lakukan.”

32 (2) Personal berarti: Diwarnai dan berkembang bersama seluruh kepribadian kita Mis: Soal kesadaran tentang barang bajakan

33 (1) Adi-Personal berarti: Tidak dapat ditawar dengan pertimbangan untung rugi. Mis: Wartawan yang mengungkap kasus korupsi

34 (2) Adi-Personal berarti: Melebihi pribadi kita/ menerangi pribadi kita “melampaui akal dan pikiran kita”

35 Hati Nurani dan Struktur Kepribadian

36 Kepribadian menurut Sigmund Freud
Super Ego Ego Id

37 Hati Nurani ≠ Superego Superego hanya menekan atau mengerem, tanpa mempedulikan tepat-tidaknya hal itu dari segi tanggung-jawab. Misalnya: “soal demo buruh”

38 Hati Nurani ≠ Superego Hati nurani menyangkut unsur pengertian secara obyektif & tanggung-jawab. Misalnya: “soal penertiban pengemis”

39 Dimensi-dimensi Subyektif Hati Nurani
Rasa Rasio Ungkapan: “Saya rasa …..” Ungkapan: “Saya pikir …..”

40 Rasa! Siapa yang bilang harum dan lezat, dan
siapa yang bilang bau dan tidak enak?

41 Rasa Siapa yang disebut Pahlawan, dan siapa yang disebut Pengkhianat?
Hati Nurani Hasan Tiro Soekarno Xanana Gusmao Siapa yang disebut Pahlawan, dan siapa yang disebut Pengkhianat?

42 Siapa orang baik (penolong), dan siapa orang jahat (pencuri)?
Hati Nurani Rasa Siapa orang baik (penolong), dan siapa orang jahat (pencuri)?

43 Rasio Keputusan etis lahir dari penanalaran yang rasional.

44 Rasio Hati Nurani Ada kesadaran yang universal,
Mis: Kesadaran bahwa menolong itu tindakan yang dinilai mulia oleh siapapun.

45 Rasio Hati Nurani Nurani bersifat rasional (kebenaran argumentatif)
Tindakan yang lahir dari hati nurani, bukan hanya didasarkan rasa, tetapi ada alasan rasional yang bisa dipertahankan Perhatikan kasus berikut

46 Kasus (1): menempatkan orang tua di Panti-jompo
Rasio Rasa

47 Kasus (2): Memberi uang kepada anak pengamen jalanan
Rasio Rasa

48 Perkembangan Moral menurut Lawrence Kholberg
Dewasa U S I A Remaja Anak-anak M O R A L Dewasa Remaja Anak-anak

49 Perkembangan Moral: Anak-anak
Pra-Konvensional Hukuman dan kepatuhan

50 Perkembangan Moral: Anak-anak
Pra-Konvensional Relativis - Instrumental

51 Perkembangan Moral: Remaja
Konvensional Kesepakatan (anak manis)

52 Perkembangan Moral: Remaja
Konvensional Hukum dan Ketertiban

53 Perkembangan Moral: Dewasa
Pasca-Konvensional Kontrak Sosial Legalistis

54 Perkembangan Moral: Dewasa
Pasca-Konvensional Prinsip Etika Universal

55 Perkembangan Moral ≠ Pertambahan usia
Perkembangan Moral tidak selalu berjalan seiring Pertambahan usia

56 Pembinaan Hati Nurani

57 Hati Nurani menerjemahkan pendapat moral dalam situasi konkrit
Hati Nurani menerjemahkan pendapat moral dalam situasi konkrit. Tetapi suatu pendapat moral harus terbuka bagi setiap argumen, bantahan, pertanyaan, keraguan pihak lain.

58 Perlu diperhatikan, bahwa mengikuti suara hati belum tentu keputusan kita benar (hati nurani bagaimanapun tetap dapat keliru).

59 Karena itu hati nurani tidak menggantikan usaha kita untuk mempelajari dengan teliti dan mendalam prinsip dan norma moral.

60 Perlu keterbukaan dan kemauan belajar, karena hati nurani dapat “tumpul”, jika tidak diasah.
Misalnya soal nyontek, apa yang terjadi saat pertama kali?

61 Shame Culture Vs Guilt Culture
Shame Culture adalah kebudayaan dimana pengertian-pengertian seperti “kehormatan”, “reputasi”, “nama baik”, “status”, “gengsi” sangat ditekankan. Guilt culture adalah kebudayaan dimana pengertian-pengertian seperti “kebersalahan”, “dosa”, “tanggung-jawab” sangat dipentingkan.

62 Kasus Hamil diluar nikah
Dalam shame culture, maka penggururan merupakan jalan keluar Dalam guilt culture, pengguguran adalah tindakan kejahatan yang tidak boleh dilakukan.

63 Shame Culture Vs Guilt Culture
Di sini, bukan perbuatan obyektif (jahat atau baik) yang penting, tetapi diketahui atau tidak oleh orang lain. Di sini yang penting dan dinilai adalah perbuatan obyektif yang dilakukan. Penilaian dilakukan oleh diri sendiri.

64 Kasus Korupsi Dalam shame culture, korupsi tidak bukan soal, asal tidak ketahuan. Dalam guilt culture, sekalipun tidak ada yang tahu, korupsi itu tindakan yang hina

65 Shame Culture Vs Guilt Culture
Sangsinya berasal dari luar, yaitu apa yang dikatakan dan difikirkan oleh lingkungannya. Sangsinya berasal dari dalam, yaitu rasa bersalah, atau ketenangan batin.


Download ppt "Dosen : Rudy Wawolumaja Disiapkan : Ferly David, M.Si."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google