Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

PRINSIP DAN ALAT EVALUASI

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "PRINSIP DAN ALAT EVALUASI"— Transcript presentasi:

1 PRINSIP DAN ALAT EVALUASI
Prinsip umum dan penting dalam kegiatan evaluasi,yaitu adanya trianggulasi atau hubungan erat tiga komponen yaitu antara: Tujuan pembelajaran Kegiatan pembelajaran atau KBM Evaluasi tujuan KBM evaluasi

2 a. Hubungan antara tujuan dengan KBM
Kegiatan belajar-mengajar yang dirancang dalam bentuk RPP disusun oleh guru dengan mengacu pada tujuan yang hendak dicapai. Anak panah yang menunjukkan hubungan antara keduanya, mengarah pada tujuan dengan makna bahwa KBM mengacu pada tujuan, tetapi mengarah dari tujuan ke KBM menunjukkan langkah dari tujuan dilanjutkan pemikiran ke KBM Hubungan antara tujuan dengan evaluasi Evaluasi adalah kegiatan pengumpulan data untuk mengukur sejauh mana tujuan sudah tercapai. Anak panah berasal dari evaluasi menuju ke tujuan. Dalam menyusun alat evaluasi mengacu pada tujuan yang dirumuskan.

3 c. Hubungan antara KBM dengan evaluasi
KBM dirancang dan disusun dengan mengacu pada tujuan yang telah dirumuskan Alat evaluasi juga disusun dengan mengacu pada tujuan,disamping harus mengacu atau disesuaikan dengan KBM yang dilaksanakan. Kecenderungan dalam praktek sekarang adalah bahwa hasil belajar hanya dilakukan dengan tes tertulis,menekankan aspek pengetahuan saja.hal-hal yang berkaitan dengan aspek-aspek lain kurang mendapat perhatian dalam evaluasi.

4 ALAT EVALUASI Alat Evaluasi adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk mempermudah seseorang untuk melaksanakan tugas atau mencapai tujuan secara lebih efektif dan efisien. Kata “alat” biasa disebut dengan istilah “instrumen”. Dengan demikian alat evaluasi juga dikenal dengan instrumen evaluasi Alat evaluasi dikatakan baik apabila mampu mengevaluasi sesuatu yang dievaluasi dengan hasil seperti keadaan yang dievaluasi. Dalam menggunakan alat tsb evaluator menggunakan cara atau teknik, oelh karena itu dikenal teknik evaluasi. Ada dua teknik evaluasi yaitu teknik non tes dan teknik tes.

5 Teknik nontes Yang tergolong teknik non tes : Skala bertingkat (rating scale) Kuesioner (questionair) Daftar cocok (check list) Wawancara (interview) Pengamatan (observation) Riwayat hidup Skala menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap sesuatu hasil pertimbangan. Seperti Oppenheim mengatakan: Rating gives anumerical value to some kind of judgement, maka suatu skala selalu disajikan dalam bentuk angka.

6 Contoh : skor atau biji yang diberikan oleh guru di sekolah untuk menggambarkan tingkat prestasi belajar siswa. Siswa yang mendapat skor 8 digambarkan di tempat yang lebih kanan dalam skala, dibandingkan penggambaan skor 5 Biasanya angka-angka yang digunakan diterakan pada skala dengan jarak yang sama, meletakkan secara bertingkat dari yang rendah ke yang tinggi, maka skala ini dinamakan skala bertingkat.

7 Contoh : kecenderungan seseorang terhadap jenis kesenian tertentu :
Kita dapat menilai hampir segala sesuatu dengan skala. Dengan maksud agar pencatatannya dapat objektif maka penilaian terhadap penampilan atau penggambaran kepribadian seseorang disajikan dalam bentuk skala. Contoh : kecenderungan seseorang terhadap jenis kesenian tertentu : Sangat Tidak Biasa Suka Sangat suka tidak suka suka

8 Kuesioner (questionair)
Kuesioner sering juga dikenal sebagai angket. Kueseioner adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden). Dengan kuesioner ini orang dapat diketahui tentang keadaan/data diri,pengalaman,pengetahuan sikap atau pendapatnya dll. Macam kuesioner ditinjau dari beberapa segi sbb : Ditinjau dari segi siapa yang menjawab,maka ada: Kuesioner langsung dikatakan langsung jika kuesioner tsb dikirimkan langsung dan diisi langsung oleh orang yang akan dimintai jawaban tentang dirinya.

9 Kuesioner tidak langsung
adalah kuesioner yang dikirimkan dan diisi oleh bukan orang yang dimintai keterangannya. Kuesioner tidak langsung biasanya digunakan untuk mencari informasi tentang bawahan,anak,saudara, tetangga dsb. b). Ditinjau dari segi menjawab, dibedakan atas (1) Kuesioner tertutup : kuesioner yang disusun dengan menyediakan pilihan jawaban lengkap sehingga pengisinya tinggal memberi tanda pada jawaban yang dipilih. Contoh : Tingkat pendidikan yang sekarang Anda ikuti adalah: SD SLTP SLTA PT Tanda cek (V) dibubuhkan pada kotak PT jika pengisi berstatus mahasiswa. V

10 Kuesioner terbuka : kuesioner yang disusun sedemikian rupa sehingga para pengisi bebas mengemukakan pendapatnya. Disusun apabila macam jawaban pengisi belum terperinci dengan jelas sehingga jawabannya beranekaragam. Kuesioner terbuka juga digunakan untuk meminta pendapat seseorang. Contoh : Untuk membimbing mahasiswake arah kebiasaan membaca buku-buku asing,maka sebaiknya setiap dosen menunjuk buku asing sebagai salah satu buku wajib. Bagaimana pendapat saudara ? Jawab :

11 Daftar cocok (check list) : deretan pernyatan(yang biasanya singkat-singkat), dimana responden yang dievaluasi tinggal membubuhkan tanda cocok (v) di tempat yang sudah disediakan. Contoh : Berilah tanda (v) pada kolom yang sesuai dengan pendapat saudara Pendapat Pernyataan Penting Biasa Tidak 1. Melihat pemandangan indah 2. Olahraga tiap pagi 3. Melihat film 4. Belajar menari 5. Tulisan bagus 6. Berkunjung ke kawan

12 Ada pendapat mengatakan bahwa sebenarnya skala bertingkat dapat digolongkan ke dalam daftar cocok karena dalam skalabertingkat, responden juga diminta untuk memberikan tanda cocok pada pilihan yang tepat. (4). Wawancara (interview): suatu metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya-jawab sepihak. Dikatakan sepihak karena dalam wawancara ini responden tidak diberi kesempatan sama sekali untuk mengajukan pertanyaan. Pertanyaan hanya dilakukan oleh subjek evaluasi. Wawancara dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu : a) Intervieu bebas, dimana responden mempunyai kebebasan untuk mengutarakan pendapatnya, tanpa dibatasi oleh patokan-patokan yang telah dibuat oleh subjek evaluasi.

13 Interviu terpimpin, yaitu interviu yang dilakukan oleh subjek evaluasi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sudah disusun terlebih dahulu. Responden pada waktu menjawab pertanyaan tinggal memilih jawaban yang sudah dipersiapkan oleh penanya Pertanyaan kadang-kadang bersifat sebagai yang memimpin,mengarahkan,dan menjawab sudah dipimpin oleh sebuah daftar cocok,sehingga dalam menuliskan jawaban,ia tinggal membubuhkan tanda cocok di tempat yang sesuai dengan keadaan responden. Pengamatan (observation): suatu teknik yangdilakukan denan cara mengadakan pengataman secara teliti serta pencatatan secara sistematis.

14 Ada tiga macam obervasi :
Obervasi partisipan : obervasi yang dilakukan oleh pengamat, tetapi dalam hal ini pengamat memasuki dan mengikui kegiatan kelompok yang sedang diamati. Observasi partisipan dilaksanakan sepenuhnya jika pengamat betul-betulmengikuti kegiatan kelompok,bukan hanya pura-pura, sehingga ia dapat menghayati dan merasakan seperti yang dirasakan oleh orang-orang dalam kelompok yang diamati. Contoh :untuk mengamati kehidupan mahasiswa penyewa kamar, pengamat menjadi mahasiswa dan menyewa kamar. (b) Obervasi sistematik : dimana faktor-faktor yang diamati sudah didaftar secara sistematis dan sudah diatur menurut kategorinya.

15 Berbeda dengan obervasi partisipan, maka dalam obervasi sistematik pengamat berda di luarkelompok,dengan demikian pengamat tidak dibingungkan oleh situasi yang melingkungi dirinya. Obervasi eksperimental : terjadi jika pengamat tidak berpartisipasi dalam kelompok. Pengamat dapat mengendalikan unsur-unsur penting dalam situasi sedemikian rupa sehingga situasi dapat diatur sesuai dengan tujuan evaluasi. (6) Riwayat hidup : gambaran tentang keadaan seseorang selama dalam masa kehidupannya. Dengan mempelajari riwayat hidup,maka subjek evaluasi akan dapat menarik suatu kesimpulan tentang kepribadian,kebiasaan,dan sikap dari objek yang dinilai.

16 Teknik tes Apa sebenarnya tes ? Ada bermacam-macam rumusan tentang tes. Menurut Muchtar Bukhori dalam bukunya “Teknik-Teknik Evaluasi” : Tes ialah suatu “percobaan yang diadakan untukmengetahui ada atau tidaknya hasil-hasil pelajaran tertentu pada seorang murid atau kelompok murid” Webster’s Collegiate : “ Test = any series of questions or exercises or other means of measuring the skill, knowledge, intelligence, capacities of aptitudes or an individual or group.”

17 Artinya : tes adalah sederetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan,inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok Dalam buku “ Encyclopedia of Eduvational Evaluation” :Tes is comprehensive assessment of an individual or to an entire program evaluation effort. Artinya tes adalah penilaian komprehensihf terhadap seorang individu atau keseluruhan usaha evaluasi program. Berdasarkan pengertian-pengertian tsb disimpulkan bahwa “tes merupakan suatu alat pengumpul informasi tetapi jika dibandingkan dengan alat-alat yang lain,tes ini bersifat lebih resmi karena penuh dengan batasan-batasan”.

18 Dikaitkan dengan evaluasi yang dilakukan di sekolah, khususnya di suatu kelas,maka tes mempunyai fungsi ganda yaitu : untuk mengukur siswa dan untuk mengukur keberhasilan program pengajaran. Ditinjau dari segi kegunaan untuk mengukur siswa, maka dibedakan atas adanya 3 macam tes yaitu : Tes diagnostik Seorang guru yang baik,tentu akan merasa bahagia apabila dapat membantu siswanya sehingga dapat mencapai kemajuan secara maksimal sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Sebelum memberikan bantuan dengan tepat, guru harus mengadakan tes yang maksudnya mengadakan diagnosis. Tes ini disebut tes diagnostik. Jika disejajarkan antara pekerjaan dokter dan guru,maka terlihat sbb :

19 Dokter Guru 1 Diagnosis Tes Diagnostik 2 Terapi Bantuan Tes Diagnostik : tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa sehingga berdasarkan kelemahan-kelemahan tsb dapat dilakukan pemberian perlakuan yang tepat.

20 Mengingat bahwa sekolah sebagai sebuah transfomasi,maka letak tes diagnostik dapat dilihat pada diagram sbb : Input Output Tes Diagnostik ke-1 dilakukan terhadap calon siswa sebagai input untuk mengetahui apakah calon tsb sudah menguasai pengetahuan yang merupakan dasar untuk menerima pengetahuan disekolah yang dimaksudkan. Dalam pembahasan secara umum tes inidisebut tes penjajagan masuk (entering behaviour test). Karena tes ini mengukur tingkat penguasaan pengetahuan dasar untuk dapat menerima pengetahuan lanjutannya maka disebut dengan pengetahuan bahan prasyarat (pre –requisite) sehingga disebut tes prasayarat atau pre-requisite test.

21 Tes dianostik ke-2 dilakukan terhadap calon siswa yang sudah akan dimulai mengikuti program.
Apabila cukup banyak calon siswa yang akan diterima sehingga diperlukan lebih dari satu kelas, maka untuk pembagian kelas diperlukan suatu pertimbangan khusus (apakah disatukan atau diisi dengan campuran anak baik, sedang atau kurang) untuk itu diperlukan informasi yang diperoleh dengan tes diagnostik, sehingga berfungsi sebagai tes penempatan (placement tes) Tes dianostik ke-3 : dilakukan terhadap siswa yang sedang belajar. Tidak semua siswa dapat menerima pelajaran yang diberikan oleh guru dengan lancar.Sebagai guru yang bijaksana, maka harus sekali-kali memberikan tes diagnostik untuk mengetahui bagian mana bahan yang diberikan belum dikuasai oleh siswa.

22 Tes dianostik ke-4 diadakan pada waktu siswa akan mengakhiri pelajaran
Tes dianostik ke-4 diadakan pada waktu siswa akan mengakhiri pelajaran. Dengan tes ini guru akan dapat mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap bahan yang ia berikan. Tes formatif Dari kata form yang merupakan dasar dari istilah formatif, maka evaluasi formatif dimaksudkan untuk mengetahui sejauh siswa telah terbentuk setelah mengikuti sesuatu program tertentu. Dalam kedudukannya seperti ini tes formatif dapat juga dipandang sebagai tes dianostik pada akhir pelajaran. Evaluasi formatif atau tes formatif diberikan padanakhir setiap program. Tes ini merupakan post-test atau tes akhir proses.

23 pre-test post-test (tes awal) program (tes akhir) Evaluasi formatif mempunyai manfaat,baik bagi siswa,guru maupun program itu sendiri Manfaat bagi siswa : Digunakan untuk mengetahui apakah siswa sudah menguasai bahan program secara menyeluruh Merupakan penguatan (reinforcemet) bagi siswa. Usaha perbaikan. Dengan umpan balik yang diperoleh setelah melakukan tes, siswa mengetahui kelemahan-kelemahannya.

24 Sebagai diagnosis. Bahan pelajaran yang sedang dipelajari oleh siswa merupakan serangkaian pengetahuan, ketrampilan, atau konsep. Dengan mengetahui hasil tes formatif,siswa dengan jelas dapat mengetahui bagian mana dari bahan pelajaran yang masih dirasakan sulit. Manfaaf bagi guru : Mengetahui sampai sejauh mana bahan yang diajarkan sudah dapat diterima oleh siswa. Hal ini akan menentukan pula apakah guru itu harus mengganti cara menerangkan (strategi mengajar) atau tetap dapat menggunakan cara (strategi) yang lama. Mengetahui bagian-bagian manadari bahan pelajaran yang belum menjadimilik siswa. Apabila bagian yang belum dikuasai kebetulan merupakan bahan prasyarat bagi bagian pelajaran yang lain,maka bagian itu harus diterangkan lagi, dan barangkali memerlukan cara atau media lain untuk memperjelas

25 Contoh : bahan I bahan II bahan III Dari gambar ini dapat dilihat bahwa dari bahan III ada bagian yang belum dikuasai. Celah yang belum dikuasai pada bahan III lebih besar dari bahan II dan bahan I karena bahan yang belum dikuasai dibahan I akan terbawa terus dan merupakan hambatan yang membesar. c) Dapat meramalkan sukses dan tidaknya seluruh program yang akan diberikan.

26 Manfaat bagi program : setelah diadakan tes formatif maka diperoleh hasil. Dari hasil tsb dapat diketahui : Apakah program yang telah diberikan merupakan program yang tepat dalam arti sesuai dengan kecakapan anak. Apakah program tsb membutuhkan pengetahuan-pengetahuan prasyarat yang belum diperhatikan. Apakah diperlukan alat,sarana,dan prasarana untuk mempertinggi hasil yang akan dicapai Apakah metode,pendekatan,dan alat evaluasi yang digunakan sudah tepat Tes sumatif Evaluasi sumatif atau tes sumatif dilaksanakan setelah berakhirnya pemberian sekelompok program atau sebuah program yang lebih besar Dalam pengalaman di sekolah,tes formatif dapat disamakan.sengan ulangan harian, sedangkan tes sumatif dapat disamakan dengan ulangan umum yang biasanya dilaksnakan pada tiap akhir caturwulan atau semester.

27 Secara diagramis maka hubungan antara tes sumatif sbb :
Program Program Program Program Program F F F F F S Keterangan : F = tes formatif S = tes sumatif Manfaat Tes Sumatif ada beberapa manfaat tes sumatif, diantaranya yang terpenting adalah : Untuk menentukan nilai. Nilai dari tes sumatif digunakan untuk menentukan kedudukan anak.

28 Dalam penentuan nilai setiap anak dibandingkan dengan anak-anak lain
Dalam penentuan nilai setiap anak dibandingkan dengan anak-anak lain. Asumsi yang mendasari pandangan ini adalah bahwa prestasi belajar siswa-siswa dalam sebuah kelas, akantergambar dalam sebuah kurva normal Sebagian besar anak-anak dikelas itu akan terletak di tengah-tengah daerah kurva, yaitu di daerah “sedang”, sebagian kecil terletak di daerah “atas” dan sebagain lain lagi akan terletak di daerah “bawah” -3 SD -2 SD SD SD SD SD

29 Kurva prestasi belajar kelompok dalam satu kelas :
Dari - 3 SD sampai – 1 SD adalah daerah “bawah” atau siswa dengan prestasi rendah Dari – 1 SD sampai + 1 SD adalah daerah “ sedang” atau siswa dengan prestasi cukup Dari +1 SD samapai +3 SD adalah daerah “atas”atau siswa dengan prestasi tinggi. Untuk menentukan seseorang anak dapat atau tidaknya mengikuti kelompok dalam menerima program berikutnya. Dalam kepentingan seperti ini maka tes sumatif berfungsi sebagai prediksi Untuk mengisi catatan kemajuan belajar siswa yang akan berguna : (1) Orang tua siswa (2) Pihak bimbingan dan penyuluhan di sekolah (3) Pihak-pihak lain apabila siswa tsb akan pindah ke sekolah lain,akan melanjutkan belajar atau memasuki lapangan kerja.

30 Sub- Tes formatif dan tes sumatif dalam praktek
Dalam pelaksanaan di sekolah tes formatif merupakan ulangan harian (mengakiri sub pokok bahasan), sedangkan tes sumatif biasa kita kenal sbg ulangan umum yang diadakan pada akhir caturwulan atau akhir semester (dilaksanakan setiap mengakhiri satu pokok bahasan (jadi dalam program yang lebih besar) Keseluruhan rangkaian tes akan terlihat dalam diagram sbb : PB I PB II PB III Sub- sub Sub- po po- S S S kok kok P P P = = = = = = ba ba B B B ha ha- san san F F F F F F F F F F F SS SS SS unit

31 Keterangan : SPB = subpokok bahasan PB = pokok bahasan F = tes formatif Dalam pelaksanaannya tes sumatif di sekolah-sekolah ada yang disanakan antara satu daerah atau wilayah administratif, dan dikenal sebagai THB (Tes Hasil Belajar),TPB (Tes Prestasi Belajar) Ada efek positif dan negatif atas dihapuskannya ujian negara menjadi ujian sekolah, maka tes sumatif bersama (THB atau TPB) mempunyai kebaikan dan kelebihan. Kebaikan THB bersama : a) Pihak atasan atau pengelola sekolah-sekolah (Diknas) dapat membandingkan kemajuan sekolah-sekolah yang ada wilayahnya b) Karena dibandingkan antara sekolah yang satu dengan sekolah yang lain, maka akan timbul persaingan sehat antar sesamanya

32 Standar pelajaran akan terpelihara dengan sebaik-baiknya karena soal-soal tes yang diberikan disusun oleh Diknas Keburukan THB bersama Ada kemungkinan akan terjadi pemberian pelajaran yang hanya berorientasi pada “ujian” dengancara memberikan latihan mengerjakan soal sebanyak-banyaknya Tidak menghiraukan jika terjadi beberapa bentuk kecurangan karena ada sekolah (sekolah-sekolah) yang ingin mendapat nama baik. Perbandingan antara tes diagnostik, tes formatif dan tes sumatif Ditinjau dari fungsinya (1) Tes diagnostik Menentukan apakah bahan prasyarat telah dikuasai atau belum Menentukan tingkat penguasaan siswa terhadap bahan yang dipelajari

33 Memisah-misahkan (mengelompokkan) siswa berdasarkan kemampuan dalam menerima pelajaran yang dipelajari Menentukan kesulitan-kesulitan belajar yang dialami untuk menentukan cara yang khusus untuk mengatasi atau memberikan bimbingan (2) Tes Formatif Sebagai umpan balik bagi siswa, guru, maupun program untuk menilai pelaksanaan satu unit program Tes Sumatif Untuk membebrikan tanda kepada siswa bahwa telah mengikuti suatu program, serta menentukan posisi kemampuan siswa dibandingkan dengan kawannya dalam kelompok.

34 Ditinjau dari waktu (1) Tes Diagnostik Pada waktu penyaringan calon siswa Pada waktu membagi kelasa tau permulaan memberikan pelajaran Selama pelajaran berlangsung bila guru akan memberikan bantuan kepada siswa. (2) Tes formatif Selama pelajaran berlangsung untuk mengetahui kekurangan agar pelajaran dapat berlangsung sebaik-baiknya. (3) Tes sumatif pada akhir unit caturwulan,semester akhir tahun, atau akhir pendidikan

35 Ditinjau dari titik berat penilaian
(1) Tes diagnostik Tingkah lakukognitif,afektif,dan psikomotor Faktor-faktor pisik,psikologis, dan lingkungan (2) Tes formatif Menekankan pada tingkah laku kognitif (3) Tes Sumatif Pada umumnya menekankan pada tingkah laku kognitif,tetapi ada kalanya pada tingkah laku psikomotor dan kadang-kadang pada afektif. Meskipun menekankan pada tingkah laku kognitif, yang diukur adalah tingkatan yang lebih tinggi (bukan sekadar ingatan atau hapalan saja) Ditinjau dari alat evaluasi (1) Tes Diagnostik Tes prestasi belajar yang sudah distandardisasikan

36 Tes diagnostik yang sudah distandardisasikan
Tes buatan guru Pengamatan dan daftar cocok (checklist) Tes formatif Tes prestasi belajar yang tersusun secara baik Tes sumatif : tes ujian akhir Ditinjau dari cara memilih tujuan yang dievaluasi (1) tes diagnostik Memilih tiap-tiap ketrampilan prasyarat Memilih tujuan setiap program pelajaran secara berimbang Memilih yang berhubungan dengan tingkah laku fisik, mental dan perasaan. (2) tes formatif mengukur semua tujuan instruksional khusus

37 Tes sumatif Mengukur tujuan instruksional umum Ditinjau dari tingkat kesulitan tes Tes diagnostik Untuk tes dignostik mengukur ketrampilan dasar,diambil soal tes yang mudah, yang tingkat kesulitannya (indeks kesukaran) 0,65 atau lebih. Tes foematif Belum dapat ditentukan Rata-rata mempunyai tingkat kesulitan (indeks kesukaran) antara 0.35 sampai o.70. Ditambah beberapa soal yang sangat mudah dan beberapa kali lagi yang sangat sukar

38 Ditinjau dari skoring (cara menyekor)
(1) Tes diagnostik Menggunakan standar mutlak dan standar relatif (criterion referenced and normreferenced) (2) Tes formatif Menggunakan standar mutlak (criterion referenced) (3) Tes sumatif Kebanyakan menggunakan standar relatif (norm referenced), tetapi dapat pula dipakai standar mutlak (criterion referenced) Ditinjau dari tingkat pencapaian Tingkat pencapaian adalah skor yang harus dicapai siswa dalam setiap tes. Tingkat pencapaian ini tidaklah sama. Tinggi rendahnya tuntutan terhadap tingkat pencapaian tergantung dari fungsi dan tujuan masing-masing tes

39 Tes diagnostik Berhubung ada bermacam-macam tes diagnostik maka tingkat pencapaian yang dituntut juga tidak sama. Untuk tes diagnostik yang sifatnya memonitorkemajuan, tingkatpencapaian yang diperoleh siswa merupakan informasi tentang keberhasilannya. Tindakan guru selanjutnya adalah menyesuaikandenganhasildiagnostik Tes prasyarat adalah tes diagnostik yang sifatnya khusus,fungsinya adalah untuk mengetahui penguasaan bahan prasyarat yang sangat penting untuk kelanjutan studi bagi pengetahuan berikutnya. Untuk ini maka tingkat penguasaannya dituntut100% Tes formatif Ditinjau dari tujuan,tes formatif digunakan untuk mengetahui apakah siswa sudah mencapai tujuan instruksional umum yang diuraikan menjadi tujuan instruksional khusus

40 Dalam sistem pendidikan yang lama tingkat pencapaian untuk tes formatif adalah 75%. Siswa yang belum mencapi skor 75% dari skor yang diharapkan diwajibkan menempuh kegiatan perbaikan (remedial program) sampai siswa ybs lulus dalam tes yang berarti bahwa siswa tsb telah mencapai skor 75% dari skor maksimal yang diharapkan. Tes sumatif Tidak diperlukan tuntutan harus berapa tingkat penguasaan yang akan dicapai. Nilainya digunakan untuk menentukan kenaikan kelas atau kelulusan. Secara terpisah tidak ditentukan tingkat pencapaiannya, tetapi secara keseluruhan akan dikenakan suatu norma teertentu yaitu norma kenaikan kelas atau norma kelulusan. Ditinjau dari pencatatan hasil (1) Tes diagnostik : dicatat dan dilaporkan dalam bentuk profil

41 (2) Tes formatif Prestasi tiap siswa dilaporkan dalam bentuk catatan berhasil atau gagal menguasai sesuatu tugas. (3) Tes sumatif Kesluruhan skor atau sebagian skor dari tujuan-tujuan yang dicapai Scawia B. Anderson membedakan tes menurut dimensilimensi : Tes ditinjau dari unsur suatu kegiatan dapat dibedakan atas : tes pengukur proses dan tes pengukur hasil Tes ditinjau dari tujuan penggunaan hasil, dibedakan atas: tes formatif, tes subsumatif, dan tes sumatif

42 3) Tes ditinjau dari konstruksi yang diukur, dibedakan atas: tes kepribadian, tes bakat, tes kemampuan, tes minat, perhatian, dan sikap Tes ditinjau dari isi atau bidang studi dibedakan atas tes matematika, sejarah, IPA,olahraga,ketrampilan, dsb Tes ditinjau dari lingkup dari materi yang diungkap, dibedakan atas tes pencapaian dan tes penelusuran. 6) Tes ditinjau dari keragaman butir atau tugas dibedakan atas tes homogen dan tes heterogen. Tes yang digunakan untukmengukur sesuatu aspek misalnya faktor minat, maka tesnya terdiri dari butir-butir yang seragam (homogen tester standar) biasanya terdiri dari butir-butir yang heterogen.

43 Tes ditinjau dari cara tester memberikan respons, dibedakan atas tes tertulis.tes lisan, tes penampilan, tes pengenalan (benar-salah, pilihan ganda,menjodohkan dsb) Tes ditinjau dari cara skoring dibedakan atas tes objektif (dikenal dengan check-point) dan tes subjektif (tes yang memerlukan pertimbangan subjektivitas penilai) Tes ditinjau dari standar dalam menentukan jawaban,yakni tes yang menuntut adanya kebenaran mutlak (mengenal benar-salah) dan tes yang dimaksudkan untuk sekadar mengetahui keadaan seseorang misalnya tes untuk sikap atau pendapat seseorang. Tes ditinjau dari cara pengadministrasian dibedakan atas pre-tes (tes awal) yang dilakukan sebelum diberikannya perlakuan, dan post test (tes akhir) yang dilakukan sesudh adanya perlakuan.

44 11) Tes ditinjau dari tekanan aspek yang diukur, dibedakan atas speed test, yakni tes yang digunakan untuk mengukur kecepatan testee bekerja dan power test yakni tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan testee. Pembedaan atas tes berdasarkan aspek ini dijumpai pada tes psikologis seperti halnya mengukur tes kemampuan umum (TKU) Tes ditinjau dari banyaknya testee yang dites, dibedakan atas individual dan tes kelompok. Tes pengukuran inteligensi yang sifatnya klinis merupakan contoh tes individual sedangkan tes-tes yang berhubungan dengan pencapaian dilapangan pendidikan industri atau militer, pada umumnya merupakan tes kelompok Tes ditinjau dari penyusunnya,dibedakan atas tes buatan guru dan tes yang diperdagangkan,yang dikenal dengan tes standar.

45


Download ppt "PRINSIP DAN ALAT EVALUASI"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google