Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

DEPARTEMEN KIMIA FMIPA IPB

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "DEPARTEMEN KIMIA FMIPA IPB"— Transcript presentasi:

1 DEPARTEMEN KIMIA FMIPA IPB
BAB 11 SENYAWA KOMPLEKS DAN POLIMER DEPARTEMEN KIMIA FMIPA IPB Created by: BAR – TWS

2 BAB 11. SENYAWA KOMPLEKS DAN POLIMER
KIMIA LOGAM TRANSISI PEMBENTUKAN KOMPLEKS KOORDINASI ISOMERISASI DALAM KOMPLEKS KOORDINASI PENERAPAN KIMIA KOORDINASI A. DEFINISI & KLASIFIKASI POLIMER B. PROSES POLIMERISASI C. SERAT, PLASTIK, DAN ELASTOMER D. PROTEIN E. KARBOHIDRAT F. ASAM NUKLEAT

3 KIMIA LOGAM TRANSISI

4 Titik Leleh W = 3410 oC Hg = -39 oC BILANGAN OKSIDASI sangat beragam Dalam satu gol biloks  Gol : Sc max +3 Mn max +7

5 11. 2 PEMBENTUKAN KOMPLEKS KOORDINASI
Logam transisi mampu membentuk kompleks koordinasi Ion Logam : Asam Lewis Ligan : Basa Lewis Misal [Cu(H2O)4] ion kompleks [Cu(H2O)4]SO4.H2O

6 Jenis Ligan Unidentat Rumus Nama Netral Anion OH2 Akuo NO2- Nitro F-
Floro NH3 Amina OCO22- Karbonato Cl- Kloro CO Karbonil ONO- Nitrito Br- Bromo NO Nitrosil CN- Siano I- Iodo NH2CH3 Metilamina SCN- Tiosianato O2- Okso NC6H5 Piridina NCS- Isotiosianato OH- Hidrokso

7 JENIS LIGAN MULTIDENTAT
etilenadiamina en oksalato oks o-fenantrolina o-fen dietilenatriamina dien trietilenatetramina trien etilenadiaminatetraasetat EDTA

8 CONTOH 11.1 Tentukan bilangan oksidasi atom logam pusat yang ter-koordinasi dalam senyawa berikut: K[Co(CN)4(NH3)2] [Os(CO)5] Na[Co(OH)3(H2O)3] Penyelesaian Biloks K = +1 maka muatan ion kompleks = -1. muatan ligan NH3 = 0 dan CN = -1, maka biloks atom logam pusat = (2 x 0) + (4 x -1) + (X) = -1; X = +3 Muatan ligan CO = 0 maka muatan senyawa kompleks = 0 berarti biloks Os = 0 Biloks Na = +1 maka muatan ion kompleks = -1 muatan ligan H2O = 0 dan OH = -1, maka biloks atom logam pusat = (3 x 0) + (3 x -1) + (X) = -1; X = +2

9 CONTOH 11.2 Tafsirkan rumus senyawa kompleks dari nama-nama senyawa di bawah ini: natrium trikarbonatokobaltat(3-) diaminadiakuodikloroplatinum(2+)bromida natrium tetranitratoborat(1-) Penyelesaian Muatan ion kompleks = -3 diperlukan 3 kation Na rumus senyawanya = Na3[Co(CO3)3] Muatan ion kompleks = +2 diperlukan 2 anion Br rumus senyawanya = [PtCl2(NH3)2(H2O)2]Br2 Muatan ion kompleks = -1 diperlukan 1 kation Na rumus senyawanya = Na[B(NO3)4]

10 PENULISAN RUMUS SENYAWA KOORDINASI
Penulisan: bermuatan positif terlebih dahulu baru yang bermuatan negatif. Dalam tiap ion kompleks atau kompleks netral: atom pusat (logam) dituliskan dahulu, disusul ligan bermuatan negatif lalu ligan netral dan terakhir ligan bermuatan positif. Penulisan ligan yang bermuatan sejenis diurutkan berdasarkan abjad dalam bahasa inggris dari tiap simbol pertama ligan Baik ion kompleks maupun kompleks netral dituliskan dalam kurung siku

11 TATA NAMA SENYAWA KOORDINASI
Penamaan: ion bermuatan positif lalu bermuatan negatif. Nama ion kompleks: ligan dahulu lalu ion logam pusatnya. Urutan penamaan ligan: abaikan muatan ligan & urutkan berdasarkan urutan abjad nama ligan dalam bahasa inggrisnya tetapi nama ligan tetap dituliskan dalam bahasa Indonesia Aturan umum nama ligan: ligan bermuatan negatif: diberi akhiran -o dari nama dasarnya (Cl-: klorida menjadi kloro) ligan bermuatan positif: diberi akhiran ium dari nama dasarnya ( NH4+: amonium)

12 ligan bermuatan netral, diberi nama sesuai
molekulnya, kecuali beberapa ligan Jumlah tiap jenis ligan dalam awalan Yunani. Muatan ion kompleks dituliskan setelah nama atom logam pusat tanpa jarak. Jumlah muatan ion kompleks ditulis dalam nomor Arab dan diikuti dengan tanda jenis muatannya di dalam tanda kurung nama logam pada ion kompleks bermuatan negatif di beri akhiran at

13 11.3 ISOMERISASI DALAM KOMPLEKS KOORDINASI
ISOMER STRUKTUR 1. Isomer ionisasi, [PtCl2(NH3)4]Br2 [PtBr2(NH3)4]Cl2 2. Isomer akua, [Cr(H2O)6]Cl3 ungu [CrCl(H2O)5]Cl2.H2O biru hijau [CrCl2(H2O)4]Cl.2H2O hijau 3. Isomer koordinasi, [Co(NH3)6][Cr(CN)6] dan [Cr(NH3)6][Co(CN)6] 4. Isomer ikatan, ligan nitro –NO2 nitrito –ONO, siano (CN-) isosiano (NC-), tiosianato (SCN-) isotiosianato (NCS-)

14 ISOMER RUANG 1. Isomer Geometri, cis- dan trans- 2. Isomer Optik, bayangan cermin

15 11.4 PENERAPAN KIMIA KOORDINASI
Proses fotografi AgBr (p) + S2O32-  [Ag(S2O3)2] Br- 2. Proses penyepuhan Anoda : Cu + 3CN-  [Cu(CN)3]2- + e- katoda : [Cu(CN)3]2- + e-  Cu + 3CN- 3. Metalurgi emas ekstraksi Au di alam dengan proses pengkompleksan oleh CN- 4Au(p) + 8CN- + O2 + 2H2O  4[Au(CN)2]- + 4OH- 2[Au(CN)2]-(aq) + Zn(p)  2Au(p) + [Zn(CN)4]2-(aq)

16 Pengolahan air menghilangkan logam tertentu dalam air dengan cara pengkelatan pengkelatan besi dengan EDTA Fe EDTA  [Fe(EDTA)]2- [Fe2+] dalam air <<< tak menimbulkan endapan walaupun ditambahkan basa 5. Membersihkan darah pengikatan ion Ca2+ dalam darah dengan EDTA 6. Menghilangkan logam berat dalam tubuh logam berat beracun seperti Hg dan Pb dapat dikompleks dengan EDTA

17 DEPARTEMEN KIMIA FMIPA IPB
Diktat Kuliah Kimia TPB Bab13 POLIMER DEPARTEMEN KIMIA FMIPA IPB Created by: BAR – TWS Edited by: TTK

18 A. Definisi & Klasifikasi
Bahasa Latin: poli = banyak & meros = bagian Polimer: molekul raksasa yang terdiri atas unit berulang yang bergabung melalui ikatan kovalen. Klasifikasi: 1. Berdasarkan sumber/asalnya: alami dan sintetik 2. Gugus fungsi monomernya: poliamida, poliester, polisulfida, dll. 3. Struktur molekulnya: linear, bercabang, bertaut-silang amorf, kristalin homopolimer, heteropolimer/kopolimer 4. Sifatnya terhadap kalor: termoplastik dan termoset 5. Mekanisme sintesisnya: adisi dan kondensasi

19 A. Definisi & Klasifikasi
Struktur polimer: Rantai-rantai karet alam normal (amorf) tidak berjajar secara teratur seperti setelah ditarik/diregangkan (kristalin).

20 A. Definisi & Klasifikasi
Homopolimer: polimer yang dibuat dari 1 jenis monomer. linear bercabang taut-silang Kopolimer/heteropolimer: campuran > 1 jenis monomer. berseling acak blok cangkok (graft)

21 A. Definisi & Klasifikasi
Sifat polimer terhadap kalor: (1) Termoplastik: meleleh atau melunak jika dipanaskan dan mengeras kembali jika didinginkan. Contoh: Polistirena, Polietilena, Polipropilena (2) Termoset: jika dipanaskan, dihasilkan material tak terleburkan yang keras dan tidak dapat dilelehkan lagi. Contoh: Bakelit (resin fenol formaldehida)

22 B. Proses Polimerisasi (1) Polimerisasi adisi:
Tidak ada atom yang hilang: polimer mengandung semua atom yang ada pada monomer. Monomer memiliki ikatan rangkap Produknya merupakan polimer yang biasanya tergolong sebagai plastik. Contoh: Polimerisasi polietilena dari etilena Etena/etilena polietilena (PE)

23 B. Proses Polimerisasi Polimer vinil:
L = –CH3  polipropilena (PP): karpet, koper, tali L = –Cl  poli(vinil klorida) (PVC): pipa air, atap, kartu kredit, piringan hitam L = –C6H5  polistirena (PS): mebel, mainan, pelapis refrigerator, isolasi L = –CN  poliakrilonitril (PAN, Orlon, Acrilan): karpet, baju hangat, pakaian bayi, kaus kaki

24 B. Proses Polimerisasi (2) Polimerisasi kondensasi:
Biasanya terjadi antara 2 monomer yang masing-masing memiliki sekurang-kurangnya 2 gugus fungsi. Lepasnya molekul kecil (umumnya H2O) Contoh: Nilon 6,6, Bakelit, Dakron

25 B. Proses Polimerisasi (3) Modifikasi polimer:
Biasanya dilakukan pada polimer yang sudah terbentuk, untuk mendapatkan sifat polimer yang sesuai dengan kebutuhan: menambah atau mengubah gugus fungsi. Contoh: PVC  polivinil diklorida (PVDC) (tahan suhu tinggi) (b) pertautan-silang (crosslinking) untuk membentuk jejaring. Syarat: monomer memiliki > 3 tapak reaktif. Contoh: Bakelit, vulkanisasi karet alam.

26 C. Serat, Plastik, dan Elastomer
Ketahanan terhadap uluran SERAT (memanjang <10% tanpa putus) PLASTIK (20–100%) ELASTOMER (100–1000%) (1) Serat: (a) Bersimetri molekular tinggi dan berenergi kohesif kuat antar-rantai akibat adanya gugus polar. (b) Derajat kristalinitas tinggi yang dicirikan oleh adanya ikatan hidrogen antarmolekul dan tidak adanya percabangan. Contoh: kapas, wol, sutera (alami); Nilon 6,6, Dakron, Orlon, rayon viskosa (selulosa termodifikasi) (sintetik).

27 C. Serat, Plastik, dan Elastomer
Tidak dapat dipintal seperti serat, tetapi dapat dicetak atau diekstrusi menjadi bentuk yang diinginkan atau dibentang menjadi film pengemas. Sintetik: Bakelit (resin fenol-formaldehida), PE, PP, PVC, PS, PMMA, poli(asam laktat) (PLA), poli(-kaprolakton) (PCL); Alami: Poli(hidroksialkanoat) (PHA) seperti poli(3-hidroksibutirat) (PHB) dan poli(3-hidroksivalerat (PHV) (dihasilkan bakteri tertentu).

28 C. Serat, Plastik, dan Elastomer
Bersifat amorf pada kondisi normal (strukturnya tidak teratur dengan gaya tarik antarmolekul yang lemah), tetapi secara reversibel menjadi teratur bila ditarik/diregangkan. Elastomer alami yang paling penting ialah karet alam, yaitu polimer semua cis dari isoprena (metilbutadiena). isoprena (metilbutadiena) poli-cis-isoprena (karet alam) poli-trans-isoprena (getah perca)

29 C. Serat, Plastik, dan Elastomer
Karet alam lembek dan tidak sepenuhnya kembali ke bentuk semula jika diulur  diperkeras dengan vulkanisasi (Charles Goodyear, 1839). Karet direaksikan dengan zink oksida sehingga terbentuk taut-silang sulfur (jembatan disulfida) antarrantai hidrokarbon. sebelum vulkanisasi setelah vulkanisasi setelah diregangkan

30 C. Serat, Plastik, dan Elastomer
Contoh Karet Sintetik: Karet SBR (tahun 1950 volume produksinya telah melampaui karet alam). Kopolimer butadiena-akrilonitril (karet NBR). Poli-cis-isoprena (diproduksi dengan katalis Ziegler-Natta; sifat-sifatnya nyaris sama dengan karet alam). Poli-cis-butadiena (produksinya sekarang ini menempati urutan kedua setelah karet SBR).

31 D. Protein Biopolimer polipeptida, tersusun dari sejumlah asam amino yang dihubungkan dengan ikatan peptida. Protein struktural pada sel, jaringan, atau organ Enzim (biokatalis) Pembawa zat melalui membran sel: protein transpor Zat pengatur: hormon, antibodi –COOH = asam –NH2 = basa asam amino (R = rantai samping) Rumus Umum Asam Amino AMFOTER

32 D. Protein Penggolongan protein: Struktur : 1o, 2o, 3o, 4o
Sumber : hewani, nabati, mikrob Lokasi dalam sel : inti, sitoplasma, membran Bentuk : serat, globular BM/ukuran : kecil, menengah, besar Polaritas (kelarutan) : netral, bermuatan +/– Asosiasi dgn senyawa lain : nukleo-, lipo-, glikoprotein Fungsi hayati : Hormon, enzim, antibodi, struktur

33 Struktur Gugus Samping
Di alam sudah ditemukan 150 asam amino. Akan tetapi, hanya 20 asam amino yang membentuk protein, selebihnya berada dalam bentuk bebas di alam. Lambang Struktur Gugus Samping “Gugus Samping” Hidrogen Glisina Gly –H Gugus Samping Alkil Alanina Ala –CH3 Valina Val –CH(CH3)2 Leusina* Leu –CH2CH(CH3)2 Isoleusina* Ile –CH(CH3)CH2CH3 Prolina Pro (struktur seluruh asam amino)

34 Struktur Gugus Samping
Lambang Struktur Gugus Samping Gugus Samping Aromatik Fenilalanina* Phe Tirosina Tyr Triptofan* Trp Gugus Samping Mengandung Alkohol Serina Ser –CH2OH Treonina* Thr –CH(OH)CH3 Gugus Samping Basa Lisina* Lys –(CH2)4NH2 Arginina* Arg –(CH2)3NHC(NH2)=NH Histidina* Hys

35 Struktur Gugus Samping
Lambang Struktur Gugus Samping Gugus Samping Asam Asam aspartat Asp –CH2COOH Asam glutamat Glu –(CH2)2COOH Gugus Samping Mengandung Amida Asparagina Asn Glutamina Gln Gugus Samping Mengandung Sulfur Sisteina Cys –CH2SH Metionina* Met –CH2CH2SCH3 * asam amino esensial (tidak dapat disintesis oleh manusia dewasa) Mahasiswa TPB wajib hafal rumus umum asam amino, tetapi tidak wajib hafal kedua puluh rantai samping di atas!

36 D. Protein Struktur primer protein:
Struktur 2 dimensi yang menggambarkan urutan residu asam amino penyusun protein dan ikatan tulang-punggung peptida. (dehidrasi antarmolekul) ikatan peptida

37 D. Protein Contoh: Tripeptida glisilalanilserina (Gly-Ala-Ser)
n residu asam amino  (n–1) ikatan peptida LATIHAN: Gambarkan struktur tetrapeptida sisteiltreonilleusilmetionina jika rantai samping Cys = -CH2SH, Thr = -CH(OH)CH3, Leu = -CH2CH(CH3)2, dan Met = -CH2CH2SCH3. Lingkari semua ikatan peptida dalam struktur tersebut.

38 D. Protein Struktur sekunder protein:
Struktur 3 dimensi hasil pelipatan polipeptida akibat ikatan hidrogen antara O-karboksil dan N-amino dari ikatan peptida: Intrarantai  heliks- (wol, rambut) (a) terjadi jika R berukuran besar (b) gugus R menonjol keluar heliks (c) merupakan kumparan berputar-kanan: ikatan hidrogen terjadi setiap selang asam amino.

39 D. Protein Antarrantai  lembaran terlipat- (sutera)
(a) terjadi jika monomer utamanya Gly dan Ala (R kecil) (b) gugus nonhidrogen terletak pada 1 sisi lembaran (c) gaya lemah antarlembaran membuatnya terasa halus.

40 D. Protein Struktur tersier protein:
Struktur 3 dimensi hasil pelipatan polipeptida akibat interaksi antargugus R dari residu asam amino penyusun protein: (1) Jembatan garam: Terjadi antara residu asam amino-asam (Asp & Glu) dan -basa (Lys, Arg, Hys), yaitu antara gugus CO2- dan NH3+. (2) Ikatan hidrogen: Terjadi di antara residu-residu yang memiliki gugus fenolik (Tyr), hidroksil (Ser, Thr), karboksil (asam amino asam), amino dan gugus bernitrogen lainnya (asam amino basa), atau amida (Asn, Gln).

41 D. Protein (3) Jembatan disulfida:
Terjadi di antara 2 residu Cys yang teroksidasi. ikatan disulfida 2 residu sisteina residu sistina Contoh: Pengeritingan dan pelurusan rambut

42 D. Protein (4) Interaksi hidrofobik:
Terjadi karena residu-residu nonpolar (Ala, Val, Leu, Ile, Phe, Cys) secara termodinamika lebih suka mengelompok untuk menghindari interaksi dengan air.

43 D. Protein Struktur kuaterner protein:
MIOGLOBIN (contoh struktur tersier) Struktur kuaterner protein: Struktur yang dihasilkan dari interaksi struktur tersier dengan senyawa lain, baik protein maupun nonprotein. Contoh: Hemoglobin (gabungan 4 struktur tersier: 2 & 2).

44 E. Karbohidrat Polihidroksialdehida atau polihidroksiketon, atau zat yang memberikan senyawa tersebut ketika dihidrolisis. Definisi sebagai hidrat dari karbon Cx(H2O)y, tidak dipakai lagi. Sumber energi kimia utama bagi makhluk hidup Contoh: pati pada tumbuhan, glikogen pada hewan & manusia. Komponen pembentuk struktur Contoh: selulosa pada dinding sel tumbuhan, peptidoglikan pada dinding sel bakteri.

45 E. Karbohidrat Penggolongan karbohidrat berdasarkan jumlah monomer:
Polisakarida : > 10 unit monosakarida Oligosakarida : gabungan 2–10 monosakarida  disakarida, trisakarida, dst. Monosakarida : gula sederhana

46 E. Karbohidrat Penggolongan monosakarida: Berdasarkan jumlah atom C:
3 atom C  triosa 5 atom C  pentosa 4 atom C  tetrosa 6 atom C  heksosa dst. Berdasarkan jenis gugus karbonil: 1 1 2 n = jumlah C kiral aldosa ketosa

47 E. Karbohidrat Lima monosakarida yang penting: D-ribosa D-glukosa
D-manosa D-galaktosa D-fruktosa Tips menghafal: * D-manosa dan D-glukosa hanya berbeda di posisi –OH no. 2. * D-galaktosa dan D-glukosa hanya berbeda di posisi –OH no. 4. * D-fruktosa dan D-glukosa hanya berbeda gugus fungsi karbonil, posisi semua –OH-nya sama.

48 E. Karbohidrat Glukosa (dektrosa)  paling banyak di alam
Disebut juga gula darah; kandungan normalnya dalam darah ialah 100–120 mg/100 ml. Ribosa  penyusun nukleotida dalam RNA Fruktosa (levulosa)  banyak ditemukan di madu, sirup jagung, dan buah-buahan manis. Galaktosa  penyusun laktosa (gula susu) Modifikasi galaktosa menghasilkan N-asetilgalaktosamina yang merupakan komponen antigen pada golongan darah.

49 E. Karbohidrat (1) Maltosa: Glukosa + glukosa
Empat disakarida yang penting: (1) Maltosa: Glukosa + glukosa (2) Selobiosa: Glukosa + glukosa (3) Laktosa: Galaktosa + glukosa (4) Sukrosa: Fruktosa + glukosa Laktosa  gula utama dalam susu (kadarnya bervariasi: 4,5–4,8% pada susu sapi & kambing, 7% pada ASI). Laktosa berfungsi memacu penyerapan Ca pada usus.

50 E. Karbohidrat Beberapa orang dewasa sangat rendah kandungan enzim laktasenya  laktosa menumpuk di usus dan difermentasi menjadi asam laktat  mengiritasi usus, menyebabkan diare. (a) Yoghurt (laktosa diubah menjadi asam laktat). (b) Susu rendah-laktosa (c) Susu yang telah ditambahkan enzim laktase. Galaktosemia: tingginya kadar galaktosa pada urin dan darah bayi karena rendahnya kadar enzim yang mengisomerkan galaktosa menjadi glukosa.

51 E. Karbohidrat (1) Amilosa: Polimer dari maltosa
Empat polisakarida yang penting: (1) Amilosa: Polimer dari maltosa (a) Rantai linear dari 50–300 unit D-glukosa dengan tautan glikosidik -(14), memiliki BM ~ 106. (b) Berbentuk heliks (spiral) dalam larutan karena adanya tautan  pada setiap unit glukosa. (c) Larutan I2 dapat masuk ke dalam kumparan tersebut membentuk kompleks biru tua.

52 E. Karbohidrat (2) Amilopektin: Rantai amilosa dengan percabangan
(a) Rantai sangat bercabang dengan 300–5000 unit D-glukosa, memiliki BM 107–5108. (b) Pada setiap unit D-glukosa yang bertautan -(14) seperti pada amilosa, terdapat percabangan dengan tautan -(16) pada titik cabang. Amilosa + amilopektin  PATI (karbohidrat penyimpan energi pada tanaman). Komposisinya beragam, misalnya beras ketan memiliki amilopektin lebih banyak daripada beras biasa.

53 E. Karbohidrat (3) Glikogen: (4) Selulosa: Polimer dari selobiosa
(a) BM dan percabangan > amilopektin  Kira-kira unit D-glukosa, dengan 1 cabang per 8–12 unit. (b) Merupakan cadangan karbohidrat pada hati dan otot hewan. (4) Selulosa: Polimer dari selobiosa (a) Rantai linear dari rerata 5000 unit D-glukosa dengan tautan glikosidik -(14), memiliki BM ~ 106. (b) Ikatan hidrogen antarrantai  agregasi menjadi fibril (kekuatan fisis tinggi)  pembentuk dinding sel tumbuhan.

54 E. Karbohidrat (c) Tidak dapat dicerna oleh manusia dan sebagian besar hewan, yang hanya memiliki enzim -glukosidase. (d) Dapat dicerna oleh bakteri pada rayap dan ruminansia (sapi, kambing, dsb.), yang menghasilkan enzim -glukosidase. Pati, glikogen, dan selulosa tergolong homoglikan, karena hanya terdiri dari 1 jenis monosakarida, yaitu D-glukosa. Jika polisakarida terdiri dari >1 jenis monosakarida, disebut heteroglikan, misalnya pektin dan karaginan.

55 F. Asam Nukleat Biopolimer polinukleotida, tersusun dari sejumlah monomer nukleotida yang dihubungkan oleh ikatan fosfodiester. Nukleotida = nukleosida + gugus fosfat Nukleosida = basa nitrogen + gula purina pirimidina basa nitrogen D-ribosa  RNA D-2-deoksiribosa  DNA gula Basa nitrogen tergabung dengan C1 gula pada N1 untuk pirimidina dan N9 untuk purina. (2) Gugus fosfat tergabung dengan C5 gula.

56 (tiga ikatan hidrogen)
F. Asam Nukleat Struktur DNA Watson-Crick: (1) Heliks rangkap (2) Antiparalel (3) Komplementer adenina timina (dua ikatan hidrogen) guanina sitosina ujung 3’ ujung 5’ (tiga ikatan hidrogen)

57 LATIHAN 1. Gambarkan monomer dari Teflon:
2. Tuliskan persamaan reaksi polimerisasi yang menghasilkan poli(metil metakrilat) (PMMA). Metil metakrilat merupakan ester dengan nama IUPAC metil 2-metilpropenoat. 3. Kodel ialah poliester dengan struktur sebagai berikut: Dari dua monomer apa material itu dibuat?

58 LATIHAN 4. Nilon-6,6 dihasilkan dari reaksi 1,6-heksanadiamina dengan asam adipat. Polimer nilon lainnya diperoleh jika sebasil klorida Cl(O)C(CH2)8C(O)Cl digunakan sebagai pengganti asam adipat. Bagaimana struktur nilon tersebut? 5. Kevlar (bahan rompi antipeluru) ialah poliamida aromatik (aramid) dengan struktur sebagai berikut: Dari dua monomer apa material itu dibuat?

59 LATIHAN 6. Dapatkah polimer terbentuk dari reaksi asam tereftalat dengan etil alkohol (bukan etilena glikol)? Jelaskan. 7. 1,1-Dikloroetena dan vinil klorida membentuk kopolimer berseling yang disebut Saran, yang digunakan dalam pengemasan makanan. Tuliskan reaksi kopolimerisasinya.

60 Selamat menjalani UAS Semoga Anda lulus


Download ppt "DEPARTEMEN KIMIA FMIPA IPB"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google