Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

TRIGONOMETRI DI SUSUN OLEH : BEKTI OKTAVIANA

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "TRIGONOMETRI DI SUSUN OLEH : BEKTI OKTAVIANA"— Transcript presentasi:

1 TRIGONOMETRI DI SUSUN OLEH : BEKTI OKTAVIANA 201013500055
ARIS UTOYO MAHARANI CITRA JATI DITA MASTITI KOKOM KOMALASARI ELISA WIWIT PUJIYANTI KELAS R5A

2 SAP Eliminasi Dalil sinus Persamaan trigonometri sederhana
Dalil cosinus Macam-macam grafik fungsi Persamaan trigonometri lanjutan Dalil-dalil siklometri Rumus –rumus fungsi siklometri Segitiga menurut bentuk dalil-dalil segitiga Macam-macam segitiga Garis-garis istimewa pada segitiga

3 Eliminasi Sekiranya diketahui dua buah persamaan yang masing-masingnya mempunyai satu bilangan yang tidak dikenal yaitu x. Maka x dapat dihilangkan. Jadi dengan sendirinya tidak akan ada persamaan yang sama dalam kedua persamaan itu, sekiranya koefisien dari kedua persamaan itu tidak mempunyai persyaratan yang mesti dipenuhi keduanya. Syarat yang harus dipenuhi itu ialah menghilangkan x dari kedua persamaan itu. Menghilangkan x dari kedua persamaan itu disebut mengeliminasikans Kembali ke SAP

4 Latihan soal eliminasi
Eliminasilah x dan y dari persamaan-persamaan ini: Kembali ke SAP

5 Jawaban soal eliminasi
Umpamakan tg x = t dan tg y = u, maka sehingga dengan permisalan ini di peroleh : Kembali ke SAP

6 Dari dua persamaan yang pertama diperoleh jika, a≠c dan p≠r:
sehingga mempergunakan keikatannya dengan persamaan yang ketika diperoleh : atau umpama a = b, maka persamaan yang pertama menjadi palsu, sedangkan kalau a = c, maka persamaan dalam setiap kejadian akan identik. Seterusnya kalau p ≠q, maka y dapat diselesaikan dengan jalan dua penyelesaian dan seterusnya x dapat diselesaikan dari persamaan yang ketiga. Akhirnya diperoleh hasil persamaan dengan eliminasi ini : (a≠b, p≠q) Atau a =b = c (dengan catatan p = q ≠r) Atau p = q = r (dengan catatan a = b ≠c) Kembali ke SAP

7 Persamaan trigonometri sederhana
Persamaan trigonometri adalah suatu persamaan yang memuat fungsi trigonometri dari suatu sudut yang belum diketahui. Contoh persamaan trigonometri adalah 2 sin x = 1, tan x = 0, dan cos x = Menyelesaikan persamaan trigonometri adalah mencari sudut × yang membuat persamaan menjadi benar. Dalam menyelesaikan persamaan trigonometri kita gunakan operasi aljabar dan juga identitas trigonometri jika diperlukan. Beberapa persamaan trigonometri dapat diselesaikan dengan cara pemfaktoran dan menyatakan persamaan tersebut dalam satu macam fungsi trigonometri saja. Kembali ke SAP

8 Berikut ini akan diberikan penyelesaian umum dari persamaan trigonometri:
1. Pada bagian sebelumnya kita dapatkan bahwa fungsi sinus bernilai positif di kuadran I dan II serta periode dasarnya adalah 360°. Dengan demikian, penyelesaian dari persamaan sin x = sin α adalah x = α + k . 360° atau x = (180 – α) + k °. dengan k = 0, ± 1, ± 2, … 2. Fungsi kosinus bernilai positif di kuadran I dan IV serta mempunyai periode dasar 360°, sehingga penyelesaian dari cos x = cos α adalah x = (- α) + k . 360°. 3. Fungsi tangen bernilai positif di kuadran I dan III serta periode dasarnya adalah 180°, sehingga penyelesaian dari tan x = tan α adalah x = α + k . 180° Kembali ke SAP

9 Latihan soal persamaan trigonometri sederhana
Tentukan solusi dari sin x + sin x cos x = 0 untuk 0° ≤ x < 360° Tentukan solusi dari cos² x + sin x – 1 = 0 untuk 0° ≤ x < 360° Kembali ke SAP

10 Jawaban soal persamaan trigonometri sederhana
Soal pertama menggunakan penyelesaian pemfaktoran: Sin x + sin x cos x = 0 sin x (1 + cos x) = 0 a. sin x = 0 b. 1 + cos x = 0 x = 0° cos x = -1 x = 180° Jadi, solusinya adalah 0° dan 180° Soal kedua menggunakan penyelesaian menyatakan persamaan tersebut dalam satu macam fungsi trigonometri cos² x + sin x – 1 = 0 (subtitusi cos² x = 1 – sin² x) 1 - sin² x + sin x – 1 = 0 sin x - sin² x = 0 sin x (1 – sin x) = 0 a. sin x = 0 b. 1 – sin x = 0 x = 0°, 180° sin x = 1 x = 90° Jadi, solusinya adalah 0°, 90°, dan 180° Kembali ke SAP

11 Persamaan trigonometri lanjutan
Dibawah ini akan di bicarakan persamaan-persamaan yang penyelesaiannya dapat di kembalikan kepada a cos x+b sin x= c tipe-tipenya adalah A tg x+ b cot x + c= 0 (a dan b ≠ c) Persamaan ini dapat di jadikan menjadi kuadrat dalam tg x, namun pendapat tidak secara logaritms dan kurang mantap dalam cara perhitungan. Supaya berbentuk logaritmis dan kedua bagian kiri dan kanan sama-sama di kalikan dengan 2 sinx cos x, sehingga persamaan berbentuk (a-b) cos 2x-c sin 2x= a+b. Bentuk dirubah begitu rupa sehingga menjadi bentuk : Cos (2x+ϕ)-   Sin x sin (x-a) = p cos 2x. Sesudah kedua ruas di kalikan denga 2, maka di peroleh persamaan seperti berkut : Cos a – cos (2x-a) = p (1+ cos 2x), bentuk ini serupa dengan bentuk a cos + b sin x = c Kembali ke SAP

12 Latihan soal persamaan trigonometri lanjutan
Carilah x dari sin x + cos x + tg x + cotg x ≠sec x + cosec x = a! Kembali ke SAP

13 Persamaan trigonometri lanjutan
A sin2x + b sin x cos x + c cos2x = d. Karena sin x cos x= ½ sin 2x dan kuadrat dari sin x cos x dapat dikembalikan kepada cos 2x maka di perbanya kedua ruas dengan 2, dan persamaan di rubah menjadi: A (1-cos 2x)+b sin 2x + c (1-cos 2x) = 2d, (c-a) cos 2x +b sin 2x= 2d-a-c dan seterusnya. Persamaan juga dapat dirubah menjadi persamaan kuadrat dalam tg x. Tg (x+a) + tg (x-a) = b. Dengan merubah tg x dengan sin x dan cos x, dalam mengalikan sekalian suku dengan penyebut, maka di peroleh : sin 2x= b cos (x+a)cos (x-a )= ½ b (cos 2x+ cos 2a) : maka di peroleh : -b cos 2x + 2 sin 2x = b cos 2a. Kembali ke SAP

14 Jawaban soal persamaan trigonometri lanjutan
Bentuk soal di atas di tulis dengan sin x dan cos x seluruhnya makan di perolehlah : dengan memisalkan sin x + cos x = p ; makan persamaan terakhir menjadi Kembali ke SAP

15 Segitiga menurut bentuk dalil-dalil segitiga
1. Jika dua buah sisi sebuah segitiga tidak sama panjang,maka sudut terbesar terletak di hadapan sisi terpanjang.Pada ΔABC, BC > AB ⇒ ∠BAC > ∠ACB Bukti: ΔABD samakaki ∠DAB = ∠ADB ∠ADB = ∠DAC + ∠ACD ∠DAB = ∠DAC + ∠ACD sehingga: ∠DAB + ∠DAC > ∠DAC + ∠ACD ∠BAC > ∠ACD atau ∠BAC > ∠ACB B A D C 1 2 Kembali ke SAP

16 Segitiga menurut bentuk dalil-dalil segitiga
2. Jika dua buah sudut pada sebuah segitiga tidak sama, maka sisi terpanjang terletak di hadapan sudut terbesar Pada ΔABC, ∠A > ∠C ⇒ BC > AB Bukti: Digunakan bukti tidak langsung. Ada 3 kemungkinan hubungan antara BC dan AB yaitu: 1) BC < AB 2) BC = AB 3) BC > AB 1) Jika BC < AB, maka ∠A < ∠C (menurut Teorema I) 2) Jika BC = AB, maka ∠A = ∠C. Hal ini bertentangan dengan yang diketahui. Jadi BC =AB salah 3) Jadi kemungkinan yang benar BC > AB B A C Kembali ke SAP

17 Segitiga menurut bentuk dalil-dalil segitiga
3. Dalam sebuah segitiga, jumlah panjang dua buah sisi, lebih panjang dari panjang sisi yang ketiga Jika pada ΔABC, AC yang panjangnya b adalah sisi terpanjang pun, b < a + c Kembali ke SAP

18 Macam-macam segitiga Jenis-jenis segitiga dapat ditinjau dari berdasarkan : Panjang sisi-sisinya ; Segitiga sembarang Segitiga sama kaki Segitiga sama sisi Besar sudut-sudutnya (i) Segitiga lancip (0°<x<90°) (ii)Segitiga tumpul (90°<x<180°) (iii)Segitiga siku-siku (90°) Panjang sisi dan besar sudut Segitiga siku-siku sama sisi Segitiga tumpul sama kaki Kembali ke SAP

19 Latihan soal macam-macam segitiga
Tentukan jenis segitiga-segitiga berikut ini a. ∆ ABC dengan < A=60°, < B=60°, dan < C=60° b. ∆ PQR dengan PQ=7cm, PR=5cm, RQ=7cm 2. Dari segitiga yang ada di bawah ini kelompokkan yang mana merupakan Segitiga sama kaki, segitiga sama sisi, segitiga lancip, segitiga siku-siku,segitiga tumpul. b a Kembali ke SAP

20 Jawaban soal macam-macam segitiga
a. segitiga sama sisi : karena < A=< B=< C, masing-masing sudut sama besar. b. segitiga sama kaki : karena besar dari PQ=RQ. - gambar A menunjukkan segitiga sama sisi - gambar b menunjukkan segitiga siku-siku Kembali ke SAP

21 Garis-garis istimewa pada segitiga
Garis Tinggi Garis Bagi Garis Berat Garis sumbu c c c d d d Gambar A , garis cd pada gambar B, garis cd gambar C, garis cd Merupakan Garis bagi Merupakan garis tinggi Merupakan garis berat A C D B Kembali ke SAP

22 Dalil Sinus Kembali ke SAP Perhatikan gambar di bawah berikut:
Pada gambar diatas, ΔABC yang ada adalah segitiga lancip dan tumpul. Pada masing-masing segitiga dibuat garis tinggi CD yang panjangnya h. Pada gambar (b), <CAD = 180° - A dan sin <CAD = sin (180° - A) = sin A. Untuk kedua segitiga kita dapatkan: Sin A = atau h = b sin A dan, Sin B = atau h = a sin B Sehingga a sin B = b sin A. Kembali ke SAP

23 Dengan membagi kedua ruas dengan sin A sin B diperoleh =
Dengan menarik garis tinggi melalui titik A dan dengan cara yang sama diperoleh: Gabungan dari kedua persamaan diatas kita peroleh aturan sinus berikut ini. Pada ΔABC dengan sudut-sudutnya A, B, dan C serta isi-isi dihadapan sudut tersebut berturut-turut adalah a, b, dan c berlaku = = Perlu diperhatikan bahwa aturan sinus tersebut dapat digunakan dalam perhitungan pada segitiga, jika diketahui: 1. Dua sudut dan sembarang sisi 2. Dua sisi dan satu sudut di depan salah satu sisi Kembali ke SAP

24 Latihan soal dalil sinus
Tentukan unsur-unsur lainnya pada segitiga ABC jika A = 30°, B = 70°, dan a = 4 Tentukan unsur-unsur segitiga ABC jika a = 2, b = 6, dan A = 20° Kembali ke SAP

25 Jawaban soal dalil sinus
Kembali ke SAP Jawaban soal dalil sinus Sketsa segitiga ABC sudut C dengan mudah ditentukan, yaitu C = 180° - A – B = 180° - 30° – 70° = 80° Untuk mencari b, gunakan pasangan pertama dan kedua dari aturan sinus, yaitu = atau b = = = 7, 52 Gunakan aturan sinus sekali lagi untuk mencari c, = atau c = = = 7, 88 Jadi, C = 80°, b = 7,52 dan c = 7,88 Dengan aturan sinus = Sin B = = = 1,026 Karena nilai sinus tidak mungkin lebih besar dari 1, maka tidak ada segitiga yang memenuhi soal.

26 Dalil Kosinus Kembali ke SAP Perhatikan gambar disamping
Dari titik C tarik garis tinggi CD sehingga diperoleh segitiga siku-siku ADC dan segitiga siku-siku BDC. Berdasarkan perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku ADC, maka diperoleh Cos A = atau AD = AC x cos A = b cos A Selain itu, berdasarkan teorema Pythagoras, berlaku DC² = AC² - AD² = b² - (b cos A)² = b² - b² cos² A Pada segitiga siku-siku BDC berlaku BC² = DC² + BD² = b² – b² cos² A + (BA – AD)² = b² – b² cos² A + (c – b cos A)² = b² – b² cos² A + c² – 2 bc cos A + b² cos² A a² = b² + c² – 2 bc cos A Kembali ke SAP

27 Kembali ke SAP Dengan cara yang sama akan kita peroleh rumus:
b² = a² + c² - 2ac cos B c² = a² + b² - 2ab cos C Sehingga kita peroleh aturan kosinus berikut ini:  Pada ΔABC dengan sudut-sudutnya A, B, dan C serta sisi-sisi dihadapan sudut tersebut berturut-turut adalah a, b, dan c berlaku a² = b² + c² - 2bc cos A c² = a² + b² -2ab cos C aturan kosinus tersebut dapat diucapkan “kuadrat dari sebarang sisi suatu segitiga sama dengan jumlah kuadrat sisi yang lain dikurangi dua kali perkalian sisi itu dikalikan kosinus sudut apit kedua sisi tersebut”. Aturan kosinus tersebut dapat digunakan untuk menentukan unsur-unsur lainnya pada segitiga, jika diketahui hal-hal berikut ini: 1. Dua sisi dan sudut apit kedua sisi tersebut 2. Tiga sisi diketahui Kembali ke SAP

28 Latihan soal dalil kosinus
Tentukan unsur-unsur lainnya pada segitiga ABC, jika c = 10, b = 40, dan A = 120° Tentukan unsur-unsur lainnya pada segitiga ABC, jika diketahui a = 7, b = 6, dan c = 8 Kembali ke SAP

29 Jawaban soal kosinus 1. Dengan aturan kosinus,
a² = b² + c² - 2bc cos A = 40² + 10² - 2(40) (10) cos 120° = – 800 (-0,5) = 2100 a = 45, 825 Meskipun B dan C dapat dicari dengan aturan kosinus, tetapi lebih mudah jika kita gunakan aturan sinus. Untuk C kita cari dengan rumus = sehingga sin C = = = 0,189 Jadi, C = 10,89° (sudut C harus lancip karena A sudut tumpul) Selanjutnya B = 180° - A –C = 180° – 120° – 10,89° = 49,11° Kembali ke SAP

30 Karena cos C positif, maka C = 75,52²
2. Kita hitung dahulu sudut yang terbesar (sudut dihadapan sisi terpanjang) yaitu sudut C c² = a² + b² - 2ab cos C 8² = 7² + 6² - 2(7) (6) cos C 64 = 85 – 84 cos C 84 cos C = 21 Cos C = 0,25 Karena cos C positif, maka C = 75,52² Untuk mencari A dan B kita gunakan aturan sinus = ↔ sin B = = = 0,726 Sehingga B = 46,55° Dengan demikian A = 180° – B – C = 180° – 46,55° – 75,52° = 57,93° Jadi A = 57,93°, B = 46,55°, dan C = 75,52° Kembali ke SAP

31 Macam – macam grafik fungsi
Grafik sinus Kembali ke SAP

32 Macam-macam grafik fungsi
Grafik kosinus Kembali ke SAP

33 Macam-macam grafik fungsi
Grafik tangen Kembali ke SAP

34 pengertian siklometri
Dalam penyelesaian dari persamaan trigonometri, biasanya yang ditemui adalah bentuk-bentuk seperti berikut : sin X= a, cos Y= b, tg Z= c. Selain diketahui bahwa |a|≤1, maka dapat dicari besar X dari sin x= a, dan tidak mungkin dicari X sembarang yang tidak memenuhi harga mutlak dari a tersebut. Pengertian tersebut dapat dituliskan dengan kalimat seperti berikut : - X = adalah sebuah sudut, yang sinusnya sama dengan a - X = sudut dengan sinusnya = a - X = sudut sin a Untuk menuliskan pengertian di atas dengan singkat, maka dibuatlah sebuah sepakatan dan ditulis sebagai notasi, yaitu: arc sin a, atau dalam bahasa indonesia x = busur sin a (arc adalah kependekan dari arcus). Arc sin x adalah inversi dari sin x dan seturusnya. Arc sin x, arc cos x, dan arc tg x dinamakan fungsi siklometri, sedangkan x dalam fungsi siklometri itu disebut argumen. Kembali ke SAP

35 Fungsi siklometri Kembali ke SAP
Fungsi siklometri yang paling sederhana adalah y = sin x, y = cos x, y = tan x, y = sec x, y = coses x, dan y = cot x. Relasi f dari x dan y merupakan fungsi siklometri. Masalahnya: relasi apakah g dari y ke x ? Mari ikuti uraian berikut: X dalam radian, x = arcus (busur) AB (arcus di baca arkus). Misal: Sin , pernyataan tersebut dapat dibaca: adalah suatu sudut yang sinusnya sama dengan atau ⅙ Atau: adalah arcus yang sinusnya sama dengan Maka berarti: sin <----> = arc sin x y f g x Kembali ke SAP

36 Umumnya: y sin x <----> x Definisi:
Jika f: X  Y relasi goniometri maka g: Y  X merupakan relasi siklometri. Bila f: y sin x dan g: x + arc sin y, dinyatakan dengan notasi himpunan: jika maka atau g yang merupakan relasi siklometri tersebut disebut invers dari f, yang biasanya ditulis f-1 (g = f-1 dan g-1 = f). lebih lanjut kita bicarakan relasi siklometri <----> Kembali ke SAP

37 , , Ternyata suatu relasi yang bukan fungsi, karena terdapat banyak nilai x yang memenuhi. Agar relasi merupakan fungsi maka x harus tunggal, syaratnya: jika atau untuk membedakan relasi X: arc sin y, fungsi fungsi siklometri. Dengan demikian atau Misal atau dinamakan harga utama harga utamanya Kembali ke SAP

38 rumus –rumus fungsi siklometri
Fungi goniometri (f) Fungsi siklometri (f-1) Domain Range { (x,y) y = sin x} {(x,y) y = arc sin x} {y|-1 ≤ y ≤1 } {x| ½ ∏ ≤ x ½∏} {(x,y) y = cos x} {(x,y) y= arc cos x} {y| -1 ≤y ≤ 1} {x| 0≤ x ≤ x∏ } {(x,y) y = tan x} {(x,y) y = arc tan x} {y| -~ ≤ y <~} {(x,y) y = cot x} {(x,y) y = arc cot x} {x|0 ≤ x ≤ ∏} {(x,y) y = sec x} {(x,y) y = arc sec x} {y| y ≤ -1 } {y | y ≥ 1} {x|0 ≤ x ≤ ½∏} {x| ½ ∏ ≤ x ≤∏} {(x,y) y = csc x } {(x,y) y = arc csc x} {y | - y ≥ 1} {x|½ ∏≤ x ≤ 0} Kembali ke SAP

39 Latihan soal rumus –rumus fungsi siklometri
X =? Π , x = ? x utama = ? Kembali ke SAP

40 Jawaban soal rumus –rumus fungsi siklometri
a. b. c. Kembali ke SAP


Download ppt "TRIGONOMETRI DI SUSUN OLEH : BEKTI OKTAVIANA"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google