Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN."— Transcript presentasi:

1 PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN

2 TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL Tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.” (Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3)

3 4 KOMPETENSI GURU 1.Kompetensi pedagogik 2.Kompetensi profesional 3.Kompetensi keperibadian 4.Kompetensi sosial 1.Kompetensi pedagogik 2.Kompetensi profesional 3.Kompetensi keperibadian 4.Kompetensi sosial

4 Kerucut Pengalaman Belajar

5 THE CONE OF LEARNING

6 The summary of Cone of Experience Berdasarkan gambar tersebut di atas, dapat kita lihat rentangan tingkat pengalaman dari yang bersifat langsung hingga ke pengalaman melalui simbol-simbol komunikasi, yang merentang dari yang bersifat kongkrit ke abstrak, dan tentunya memberikan implikasi tertentu terhadap pemilihan metode dan bahan pembelajaran, khususnya dalam pengembangan Teknologi Pembelajaran.

7

8

9

10

11

12

13

14 Definisi TIK Menurut Eric Deeson, Harper Collins Publishers, Dictionary of Information Technology, Glasgow,UK,1991 menyatakan bahwa teknologi informasi dan komunikasi adalah kebutuhan manusia didalam mengambil dan memindahkan, mengolah dan memproses informasi dalam konteks social yang menguntungkan diri sendiri dan masyarakat secara keseluruhan.

15 Definisi TIK Menurut Anatta Sannai, (2004) Teknologi Informasi dan komunikasi adalah sebuah media atau alat bantu dalam memperoleh pengetahuan antara seseorang kepada orang lain. Menurut Wikipedia.id, Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Information and Communication Technologies (ICT), adalah payung besar terminologi yang mencakup seluruh peralatan teknis untuk memproses dan menyampaikan informasi.

16 Definisi TIK Menurut Puskur Diknas Indonesia – Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mencakup dua aspek, yaitu Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi. (1) Teknologi Informasi adalah meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. (2) Teknologi Komunikasi adalah segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. – Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi adalah suatu padanan yang tidak terpisahkan yang mengandung pengertian luas tentang segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan transfer/pemindahan informasi antar media

17 Teknologi Informasi dan Komunikasi TEKNOLOGI INFORMASI Teknologi informasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi TEKNOLOGI KOMUNIKASI teknologi komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya.

18

19 Fungsi TIK dalam Pembelajaran Fungsinya berkaitan dengan pengambilan, pengumpulan (akuisisi), pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi (materi pelajaran).

20 Jenis-jenis TIK TIK Radio PC LDC Projector LDC Projector televisi intranet internet Telepon printer

21 Mengapa menggunakan TIK? Membuat konkrit konsep yang abstrak, misalnya untuk menjelaskan sistem peredaran darah; Membawa obyek yang berbahaya atau sukar didapat ke dalam lingkungan belajar, seperti: binatang- binatang buas, atau penguin dari kutub selatan; Menampilkan obyek yang terlalu besar, seperti pasar, candi borobudur; Menampilkan obyek yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, seperti: mikro organisme; Mengamati gerakan yang terlalu cepat, misalnya dengan slow motion atau time-lapse photograhy;

22 Mengapa menggunakan TIK? (2) Memungkinkan siswa berinteraksi langsung dengan lingkungannya; Memungkinkan keseragaman pengamatan dan persepsi bagi pengalaman belajar siswa; Membangkitkan motivasi belajar siswa; Menyajikan informasi belajar secara konsisten, akurat, berkualitas dan dapat diulang penggunaannya atau disimpan sesuai dengan kebutuhan; atau Menyajikan pesan atau informasi belajar secara serempak untuk lingkup sasaran yang sedikit/kecil atau banyak/luas, mengatasi batasan waktu (kapan saja) maupun ruang di mana saja). Memungkinkan siswa berinteraksi langsung dengan lingkungannya; Memungkinkan keseragaman pengamatan dan persepsi bagi pengalaman belajar siswa; Membangkitkan motivasi belajar siswa; Menyajikan informasi belajar secara konsisten, akurat, berkualitas dan dapat diulang penggunaannya atau disimpan sesuai dengan kebutuhan; atau Menyajikan pesan atau informasi belajar secara serempak untuk lingkup sasaran yang sedikit/kecil atau banyak/luas, mengatasi batasan waktu (kapan saja) maupun ruang di mana saja).

23 Potensi TIK dalam Pembelajaran (1) Memperluas kesempatan belajar Meningkatkan efisiensi Meningkatkan kualitas belajar Memfasilitasi pembentukan keterampilan Mendorong belajar sepanjang hayat/berkelanjutan Meningkatkan perencanaan kebijakan dan manajemen Mengurangi kesenjangan digital

24 Potensi TIK dalam Pembelajaran (2) Multi-sensory delivery visual, audio, kinestetik Belajar secara aktif: interaktif, menarik minat (stimulating) Eksplorasi aktif Belajar kooperatif (cooperative learning) Individualisasi Belajar mandiri (independent learning) Pengembangan keterampilan komunikasi (communication skills) Pengembangan keterampilan yang diperlukan dalam era informasi

25 Perubahan Paradigma dalam Pembelajaran Dengan berkembangnya penggunaan TIK ada lima pergeseran dalam proses pembelajaran yaitu: (1)dari pelatihan ke penampilan, (2)dari ruang kelas ke di mana dan kapan saja, (3)dari kertas ke “on line” atau saluran, (4)fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja, (5)dari waktu siklus ke waktu nyata. Dengan berkembangnya penggunaan TIK ada lima pergeseran dalam proses pembelajaran yaitu: (1)dari pelatihan ke penampilan, (2)dari ruang kelas ke di mana dan kapan saja, (3)dari kertas ke “on line” atau saluran, (4)fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja, (5)dari waktu siklus ke waktu nyata.

26 Memperluas kesempatan belajar Meningkatkan efisiensi Meningkatkan kualitas belajar Memfasilitasi pembentukan keterampilan Mendorong belajar sepanjang hayat/berkelanjutan Meningkatkan perencanaan kebijakan dan manajemen Mengurangi kesenjangan digital Multi-sensory delivery: visual, audio, kinestetik Memperluas kesempatan belajar Meningkatkan efisiensi Meningkatkan kualitas belajar Memfasilitasi pembentukan keterampilan Mendorong belajar sepanjang hayat/berkelanjutan Meningkatkan perencanaan kebijakan dan manajemen Mengurangi kesenjangan digital Multi-sensory delivery: visual, audio, kinestetik Potensi TIK dalam Pendidikan/Pembelajaran

27 Belajar secara aktif: interaktif, menarik minat ( stimulating ) Eksplorasi aktif Belajar kooperatif ( cooperative learning ) Individualisasi Belajar mandiri ( independent learning ) Pengembangan keterampilan komunikasi ( communication skills ) Pengembangan keterampilan yang diperlukan dalam era informasi Belajar secara aktif: interaktif, menarik minat ( stimulating ) Eksplorasi aktif Belajar kooperatif ( cooperative learning ) Individualisasi Belajar mandiri ( independent learning ) Pengembangan keterampilan komunikasi ( communication skills ) Pengembangan keterampilan yang diperlukan dalam era informasi Potensi TIK dalam Pendidikan/Pembelajaran

28 Potensi TIK TIK memiliki potensi yang sangat besar dalam membantu peningkatan efektivitas pembelajaran. Berdasarkan kerucut pengalaman Dale, potensi TIK yang dimaksudkan dikemukakan sebagai berikut: 10% informasi diperoleh dengan cara membaca (teks). 20% informasi diperoleh dengan cara mendengar (suara). 30% informasi diperoleh dengan cara melihat (grafis/foto). 50% informasi diperoleh dengan cara melihat dan mendengar (video/animasi). 80% informasi diperoleh dengan cara berbicara. 90% informasi diperoleh dengan cara berbicara dan melakukan (interaktif).

29

30 Blue Print TIK di Sekolah Pertama, dapat kita lihat bahwa TIK berfungsi sebagai gudang ilmu pengetahuan, dapat berupa referensi berbagai ilmu pengetahuan yang tersedia dan dapat diakses melalui fasilitas TIK, pengelolaan pengetahuan, jaringan pakar, jaringan antara institusi pendidikan, dll.

31 Blue Print TIK di Sekolah Kedua, fungsi TIK sebagai alat bantu pembelajaran dapat berupa alat bantumengajar bagi guru, alat bantu belajar bagi siswa, serta alat bantu interaksi antara guru dengan siswa

32 Blue Print TIK di Sekolah Ketiga, TIK sebagai fasilitas pendidikan di sekolah yang dapat berupa pojok internet, perpustakaan digital,kelas virtual, laboratorium multimedia, dan- lain-lain.

33 Perubahan Paradigma pada Guru Telah terjadi pergeseran paradigma mengenai guru, yaitu yang semula merupakan satu-satunya sumber belajar bagi siswanya, menjadi salah satu sumber belajar bagi para siswanya. Dahulu guru dianggap sebagai satu-satunya sumber belajar, Sekarang ……………………………………………………………… Dahulu guru dianggap paling dan serba tahu, Sekarang ………………………………………………………………… Dahulu guru dianggap sebagai yang harus digugu dan ditiru, Sekarang ………………………………………………………………… Dahulu kegiatan belajar mengajar berpusat kepada guru, Sekarang ………………………………………………………………… Dahulu metode mengajar guru cendrung monoton, Sekarang ……………………………………………………………… Dahulu guru cenderung tidak mengembangkan materi ajar, Sekarang ………………………………………………………………

34 Perubahan Paradigma pada Kurikulum Kurikulum pada masa lalu sepenuhnya ditentukan oleh pemerintah dan guru hanya tinggal mengimplementasikannya. Perubahan yang terjadi dewasa ini adalah bahwa penentuan kurikulum telah bergeser, tidak lagi sepenuhnya di tangan pemerintah. Justru, masing-masing satuan pendidikan diberi otonomi untuk mengembangkan kurikulum sendiri.

35 Perubahan Paradigma pada Proses Pembelajaran Proes pembelajaran turut mengalami perubahan. Sebagaimana kita pahami bersama bahwa “proses pembelajaran yang sebelumnya adalah didominasi oleh aktivitas guru dan siswa cenderung pasif” telah bergeser menjadi “proses pembelajaran yang mendorong siswa aktif belajar”. Kemudian, apabila sebelumnya, proses pembelajaran adalah berbasis sumber belajar tunggal (single-based learning resources), maka telah berubah menjadi proses pembelajaran yang bebasis aneka sumber belajar (varied-based learning resources). Proes pembelajaran turut mengalami perubahan. Sebagaimana kita pahami bersama bahwa “proses pembelajaran yang sebelumnya adalah didominasi oleh aktivitas guru dan siswa cenderung pasif” telah bergeser menjadi “proses pembelajaran yang mendorong siswa aktif belajar”. Kemudian, apabila sebelumnya, proses pembelajaran adalah berbasis sumber belajar tunggal (single-based learning resources), maka telah berubah menjadi proses pembelajaran yang bebasis aneka sumber belajar (varied-based learning resources).

36 Pergeseran paradigma pembelajaran

37 Perubahan Paradigma Pendidikan FROMTO Teachered-centeredStudent centered Single senseMultisensory stimulation Single mediaMultimedia Isolated workCollaborative work Informative delieveryInformation exchange Passive learningActive/inquiry based Factual thinkingCritical thinking Knowlwdgw based informationInformed decision Reactive responseProactive and planned response IsolatedAuthentic Artificial contextReal-world context

38 Perubahan Paradigma pada Lembaga Pendidikan Lembaga pendidikan tidak terkecuali mengalami perubahan paradigma pada berbagai komponennya. Seiring dengan perkembangan atau kemajuan TIK, maka lembaga pendidikan yang sebelumnya hanya menerapkan moda tunggal (single mode) dalam menyelenggarakan pendidikan telah mengalami perubahan menjadi moda ganda (dual mode).

39 Perubahan paradigma pembelajaran pada lembaga pendidikan FROMTO studying once a lifelife-long learning ivory towerscompetitive markets single modemultiple-mode brooad scope institutionsprofiled mode institutions isolated institutionscooperating institutions broad basic studiesjust-in--time basic studies curricula-oriiented degreesknowledge certificates term-oriented learninglearning on demand linearrcurriculalearning spaces

40 E-LEARNING, SISTEM MANAJEMEN PEMBELAJARAN

41 Pengantar Internet yang merupakan singkatan dari interconnection and networking adalah sebuah jaringan informasi global yang memungkinkan manusia untuk terhubung satu sama lainnya di seluruh dunia mealui komputer. Perkembangan internet bermula dari institusi pendidikan dan penelitian di Amerika Serikat atas prakarsa Departemen Pertahanan AS. Tercatat empat universitas AS yang merintis pengenalan cikal bakal internet ini, yakni University of Utah, University of California di Los Angeles, University of California di Santa Barbara, dan Stanford Research Institut. Keempat universitas tersebut merupakan yang pertama kali membentuk jaringan komputer yang menghubungkan universitas tersebut

42 Pengantar Lahir dan berkembangnya E-Learning dalam dunia pendidikan diharapkan mampu meningkatkan efektivitas dan efisiensi sekaligus mengatasi tiga masalah besar pendidikan khususnya di Indonesia sebagaimana ditulis dalam Rencana Strategi (Renstra) Pendidikan Nasional 2005-2009, yaitu (1) pemerataan dan akses pendidikan, (2) mutu, relevansi dan daya saing lulusan, dan (3) tata kelola atau governance, akuntabilitas dan citra publik terhadap pendidikan. Pemanfaatan E-Learning sangat diperlukan dalam membangun sektor pendidikan di Indonesia, khususnya berkaitan dengan masalah pemerataan dan akses pendidikan.

43 Distance Learning Learning Through Mail, radio, TV, etc E-Learning Learning Through CD/DVD ROM Online Learning Web based Learning CAI, CAL,CBT WBI, WBT, WBL Adaptive Hypermedia Other AHS Aplplicational AEH ( Aduaptive Educational Hypermedia)) Bagian-bagian Distance Learning

44 Definisi E-Learning E-Learning berasal dari huruf ‘e’ (electronic) dan ‘leaning’ (pembelajaran). Dengan demikian E-Learning adalah pembelajaran yang menggunakan jasa elektronika. Secaran umum definisi E-Learning adalah pengiriman materi pembelajaran melalui satu media elektronik seperti internet, intranet/extranet, satellite broadcast, audio/video tape, interactive TV, CD-ROOM, dan Computer Based Training (CBT)secara lebih fleksibel demi mendukung dan meningkatkan pengajaran, pembelajaran, dan penilaian. secara lebih khusus E-Learning didefinisikan sebagai pemanfaatan teknologi internet untuk mendistribusikan materi pembelajaran, sehingga siswa dapat mengakses dari mana saja.

45 Definisi E-Learning Pada dasarnya E-Learning adalah pembelajaran yang mempresentasikan keseluruhan kategori pembelajaran yang berbasis teknologi. Sementara pembelajaran online atau juga pembelajaran berbasis web adalah bagian dari E-Learning. Namun seiring perkembangan teknologi dan terjadinya pergeseran konten dan adaptivity, saat ini definisi klasik E-Learning tersebut mengalami perubahan menjadi definisi yang lebih kontemporer, yakni suatu pengelolaan pembelajaran melalui media internet atau web yang meliputi aspek-aspek materi, evaluasi, interaksi, komunikasi dan kerjasama.

46 Conclusion Dari berbagai definisi, dapat simpulkan bahwa e- learning adalah : Metode belajar mengajar baru yang menggunakan media jaringan komputer dan Internet Tersampaikannya bahan ajar (konten) melalui media elektronik. Otomatis bentuk bahan ajar juga dalam bentuk elektronik (digital). Adanya sistem dan aplikasi elektronik yang mendukung proses belajar mengajar

47 Gambaran E-Learning

48 Bagian-bagian WBL

49 Terdapat 3 (tiga) fungsi pembelajaran elektronik (e- learning dengan media elektronik) terhadap kegiatan pembelajaran, yaitu : 1. Suplemen (Tambahan) Dikatakan berfungsi sebagai suplemen (tambahan), apabila peserta didik mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam hal ini, tidak ada kewajiban/keharusan bagi peserta didik untuk mengakses materi pembelajaran elektronik. Sekalipun sifatnya opsional, peserta didik yang memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan.

50 Lanjutan… 2. Komplemen (Pelengkap) Dikatakan berfungsi sebagai komplemen (pelengkap) apabila materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima peserta didik (Lewis, 2002). Sebagai komplemen berarti materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk menjadi materi reinforcement (pengembangan) atau remedial (pengayaan) bagi peserta didik di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran konvensional.

51 Lanjutan ( 2). Komplemen Materi pembelajaran elektronik dikatakan sebagai enrichment, apabila kepada peserta didik yang dapat dengan cepat menguasai/memahami materi pelajaran yang disampaikan instruktur secara tatap muka (fast learners) diberikan kesempatan untuk mengakses materi pembelajaran elektronik yang memang secara khusus dikembangkan untuk mereka. Tujuannya agar semakin memantapkan tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran yang disajikan oleh guru/instruktur.

52 Lanjutan (2). Komplemen Dikatakan sebagai program remedial, apabila kepada peserta didik yang mengalami kesulitan memahami materi pelajaran yang disajikan instruktur secara tatap muka di kelas (slow learners) diberikan kesempatan untuk memanfaatkan materi pembelajaran elektronik yang memang secara khusus dirancang untuk mereka. Tujuannya agar peserta didik semakin lebih mudah memahami materi pelajaran yang disajikan instruktur.

53 Fungsi ke-3 3. Substitusi (Pengganti) Beberapa institusi di negara-negara maju memberikan beberapa alternatif model kegiatan pembelajaran kepada para peserta didiknya. Tujuannya agar para peserta didik dapat secara fleksibel mengelola kegiatan perkuliahannya sesuai dengan waktu dan aktivitas lain seharihari peserta didik. Ada 3 alternatif model kegiatan pembelajaran yang dapat dipilih peserta didik, yaitu: Sepenuhnya secara tatap muka (konvensional), Sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi melalui internet, atau bahkan Sepenuhnya melalui internet.

54 Kelebihan E-Learning Beberapa kelebihan e-learning dengan menggunakan jaringan internet adalah : Informasi yang disajikan real time Interaksi guru/dosen-siswa/mahasiswa terjadi secara langsung walau tanpa tatap muka Terdapat forum diskusi online antar siswa/mahasiswa Dapat diakses kapan saja dan dimana saja Penyampaian dan pengumpulan tugas dapat dilakukan secara online Penyampaian pengumuman administrasi perkuliahan dan jadwal secara online Beberapa kelebihan e-learning dengan menggunakan jaringan internet adalah : Informasi yang disajikan real time Interaksi guru/dosen-siswa/mahasiswa terjadi secara langsung walau tanpa tatap muka Terdapat forum diskusi online antar siswa/mahasiswa Dapat diakses kapan saja dan dimana saja Penyampaian dan pengumpulan tugas dapat dilakukan secara online Penyampaian pengumuman administrasi perkuliahan dan jadwal secara online

55 Computer Based Training (CBT) Basis utama proses belajar mengajar ini adalah Program Komputer (Software), yang biasa dipakai untuk belajar secara interaktif dan fleksibel. Biasanya software-software pelajaran ini berisikan bagian-bagian multimedia, seperti animasi dan juga bagian-bagian tools sebagai alat untuk menyelesaikan soal-soal latihan. Bagian multimedia biasanya digunakan untuk menjelaskan bahan-bahan pelajaran dan menjadikannya mudah dimengerti oleh pengguna.

56 Web Based Training (WBT) Sistem ini merupakan perkembangan lanjutan dari CBT dan berbasis teknologi internet. Dengan menggunakan konsep ini, dapat terjadi komunikasi multi arah antar pengguna. Efektifnya proses belajar dengan menggunakan sistem ini sangat bergantung kepada infrastruktur jaringan internet.

57 Alternatif model kegiatan pembelajaran Sepenuhnya secara tatap muka (konvensional) Sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi melalui internet, atau bahkan Sepenuhnya melalui internet.

58 Manfaat E-Learning/Pembelajaran Online via Internet atau Intranet Services 1. Fleksibilitas Jika pembelajaran konvensional di kelas mengharuskan siswa untuk hadir di kelas pada jam-jam tertentu, maka e-learning memberikan fleksibilitas dalam memilih waktu dan tempat untuk mengakses pelajaran.

59 Manfaat E-Learning/Pembelajaran Online via Internet atau Intranet Services 2. Independent Learning E-learning memberikan kesempatan bagi pembelajar untuk memegang kendali atas kesuksesan belajar masing-masing, artinya pebelajar diberi kebebasan untuk menentukan kapan akan mulai, kapan akan menyelesaikan, dan bagian mana dalam satu modul yang ingin dipelajarinya terlebih dulu

60 Manfaat E-Learning/Pembelajaran Online via Internet atau Intranet Services 3. Biaya Banyak biaya yang bisa dihemat dari cara pembelajaran dengan e-learning. Biaya di sini tidak hanya dari segi finansial tetapi juga dari segi non-finansial.

61 Manfaat E-Learning/Pembelajaran Online via Internet atau Intranet Services 4. Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru atau instruktur (enhance interactivity). 5. Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and place flexibility). 6. Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (potential to reach a global audience). 7. Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of content as well as archivable capabilities

62 Dampak implementasi e-learning untuk pembelajaran antara lain adalah: Perubahan budaya belajar dan peningkatan mutu pembelajaran siswa/siswa/mahasiswa dan guru/guru/dosen. Perubahan pertemuan pembelajaran yang tidak fokus pada pertemuan (tatap muka) dikelas. Tersedianya materi pembelajaran di media elektronik melalui website elearning yang mudah di akses dan dikembangkan oleh siswa/mahasiswa. Memperbanyak materi pembelajaran sesuai dengan kemajuan teknologi dan perkembangan ilmu pengetahuan. Menciptakan competitive positioning dan meningkatkan brand image. Mengurangi biaya operasi.

63 Kekurangan e-learning Kurangnya interaksi antara guru/guru/dosen dan siswa/siswa/mahasiswa atau bahkan antar siswa/siswa/mahasiswa itu sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam proses belajar dan mengajar. Proses belajar dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan bukan pendidikan.

64 Kekurangan e-learning Berubahnya peran guru dari yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini juga dituntut menguasai teknik pembelajaran yang menggunakan internet. Siswa/ yang tidak mempunyai motivasi belajar tinggi cenderung gagal. Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet (mungkin hal ini berkaitan dengan masalah tersedianya listrik, telepon ataupun komputer). Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki keterampilan bidang internet

65 Blended Learning Blended learning dipandang sebagai salah satu kontinum antara tatap muka konvensional sampai dengan online penuh. Dengan demikian ada beberapa bentuk kontinuum blended learning, diantaranya adalah : Online penuh, dimana tidak ada face to face sama sekali. Online penuh, tapi ada pilihan untuk melakukan face to face. Kebanyakan online penuh, tapi ada hari tertentu dilakukan face to face baik di kelas maupun di lab. Kebanyakan online penuh, tapi siswa/mahasiswa tetap belajar konvensional dalam kelas tiap harinya. Pembelajaran konvensional penuh, walaupun ada aktivitas online tetapi itu tidak dipersyaratkan bagi siswa/mahasiswa untuk mengikutinya. Full pembelajaran konvensional.

66 Lima kunci untuk melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan blended learning 1. Live event Pembelajaran langsung atau tatap muka (instructor-led instruction) secara sinkronous dalam waktu dan tempat yang sama (classroom) ataupun waktu sama tapi tempat berbeda (seperti virtual classroom).

67 Lima kunci untuk melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan blended learning 2. Self-Paced Learning Mengkombinasikan dengan pembelajaran mandiri (self-paced learning) yang memungkinkan peserta belajar belajar kapan saja, dimana saja dengan menggunakan berbagai konten (bahan belajar) yang dirancang khusus untuk belajar mandiri baik yang bersifat text-based maupun multimedia- based (video, animasi, simulasi, gambar, audio, atau kombinasi dari kesemuanya).

68 Lima kunci untuk melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan blended learning 3. Collaboration Mengkombinasikan kolaborasi, baik kolaborasi pengajar, maupun kolaborasi antar peserta didik yang kedua-duanya bisa lintas sekolah/kampus.

69 Lima kunci untuk melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan blended learning 4. Assessment Dalam blended learning, perancang harus mampu meramu kombinasi jenis assessmen baik yang bersifat tes maupun non-tes, atau tes yang lebih bersifat otentik (authentic assessment/portfolio) dalam bentuk project, produk dan lain-lain. Disamping itu, juga perlu mempertimbangkan ramuan antara bentuk-bentuk assessmen online dan assessmen offline sehingga memberikan kemudahan dan fleksibilitas peserta belajar mengikuti atau melakukan assessmen tersebut

70 Lima kunci untuk melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan blended learning 5. Performance Support Materials Jika kita ingin mengkombinasikan antara pembelajaran tatap muka dalam kelas dan tatap muka virtual, harus dipastikan sumber daya untuk mendukung hal tersebut siap atau tidak, ada atau tidak

71 Metode e-learning 1. Synchrounous e-Learning: Guru dan siswa dalam kelas dan waktu yang sama meskipun secara tempat berbeda

72 Metode e-learning 2. Asynchronous e-Learning: Guru dan siswa dalam kelas yang sama (kelas virtual), meskipun dalam waktu dan tempat yang berbeda.

73 Model pengembangan E-Learning 1. Web course 2. Web centric course 3. Web enhanced course

74 Web Course Web course adalah penggunaan intenet untuk keperluan pendidikan yang mana peserta didik dan pengajar sepenuhnya terpisah dan tidak diperlukan adanya tatap muka. Seluruh bahan ajar, diskusi, konsultasi, penugasan, latihan, ujian, dan kegiatan pembelajaran lainnya sepenuhnya disampaikan melalui internet. Dengan kata lain model ini menggunakan sistem jarak jauh.

75 Webcentric course Webcentric course adalah penggunaan internet yang memadukan antara belajar jarak jauh dan tatap muka (konvensional). Sebagian materi disampaikan melalui internet, dan sebagian lagi melalui tatap muka. Fungsinya saling melengkapi. Dalam model ini pengajar bisa memberikan petunjuk pada siswa untuk mempelajari materi pelajaran melalui web yang telah di buatnya. Siswa juga diberikan arahan untuk mencari sumber lain dari situs-situs yang relevan.

76 Web enhanced course Web enhanced course adalah pemanfaatan internet untuk menunjang peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan di kelas. Fungsi internet untuk memberikan pengayaan dan komunikasi antara peserta didik dengan pengajar, sesame peserta, anggota kelompok, atau peserta didik dengan nara sumber lain. Oleh karena itu peran pengajar dalam hal lain dituntut untuk menguasai tehknik mencari informasi internet, membimbing siswa/mahasiswa mencari dan menemukan situs-situs relevan dengan bahan pembelajaran, menyajikan materi melalui web yang menarik dan diminati, melayani bimbingan dan komunikasi melalui internet, dan kecakapan lain yang diperlukan.

77 Interaktifitas e-learning Interaktifitas e-learning dibagi dua tipe: 1.Sistem yang bersifat statis 2.Sistemyang bersifat dinamis.

78

79 Mengembangkan E-Learning

80 Learning Management System (LMS) Yakni sebuah perangkat untuk membuat materi pembelajaran berbasis web yang mengelola kegiatan pembelajaran beserta hasilnya dan menfasilitasi interaksi antar guru dan siswa, antar guru dan guru, dan antar siswa dengan siswa.

81 Learning Management System LMS mendukung berbagai aktivitas, antara lain : Administrasi Penyampaian materi pembelajaran Penilaian(tugas, kuis) Pelacakan/ tracking dan monitoring Kolaborasi Komunikasi/interaksi

82 Keunggulan LMS Sederhana, efisien, ringan, dan kompatibel dengan banyak browser dan operating system. Mudah cara instalasinya sertya mendukung banyak bahasa, lebih dari 70 bahasa bahasa dari 195 negara, termasuk bahasa Indonesia. Tersedianya manajemen situs untuk pengaturan situs keseluruhan, mengubah tema atau tampilan situs, menambah modul dan sebagainya. Tersedianya manajemen user/pengguna. Sederhana, efisien, ringan, dan kompatibel dengan banyak browser dan operating system. Mudah cara instalasinya sertya mendukung banyak bahasa, lebih dari 70 bahasa bahasa dari 195 negara, termasuk bahasa Indonesia. Tersedianya manajemen situs untuk pengaturan situs keseluruhan, mengubah tema atau tampilan situs, menambah modul dan sebagainya. Tersedianya manajemen user/pengguna.

83 Keunggulan LMS Tersedianya manajemen mata kuliah/ bahan ajar, penambahan jenis mata kulia/ bahan ajar, pengurangan atau pengubahan mata kuliah/bahan ajar. Tersedianya modul chat, modul poling, modul forum, modul untuk jurnal, modul untuk kuis, modul untuk survey dan workshop, serta masih banyak lagi modul- modul lainnya yang dapat ditambahkan kemudian. Gratis dan merupakan open source software. Tersedianya manajemen mata kuliah/ bahan ajar, penambahan jenis mata kulia/ bahan ajar, pengurangan atau pengubahan mata kuliah/bahan ajar. Tersedianya modul chat, modul poling, modul forum, modul untuk jurnal, modul untuk kuis, modul untuk survey dan workshop, serta masih banyak lagi modul- modul lainnya yang dapat ditambahkan kemudian. Gratis dan merupakan open source software.

84 Open source LMS Moodle ATutor Claroline Dokeos eFront ILIAS KEWL Lectureshare LMS Joomla, OLAT Sakai Project WebCT, Learn.com, LMS Krawler, Blackboard LON-CAPA

85 Proprietary E-Learning Lectora by Trivantis Content Point collaborative e-learning platform D2L eLearning Enterprise eCollege Elluminate ANGEL Learning Authorware Blackboard Captivate Lectora by Trivantis Content Point collaborative e-learning platform D2L eLearning Enterprise eCollege Elluminate ANGEL Learning Authorware Blackboard Captivate Acrobat Connect (formerly Macromedia Breeze) Brihaspati Tooling University FirstClass Knowledge Forum WebCT WebEx Xmind TutorVista Acrobat Connect (formerly Macromedia Breeze) Brihaspati Tooling University FirstClass Knowledge Forum WebCT WebEx Xmind TutorVista

86 Syarat LMS – Kompatibilitas dan kemampuan untuk bekerja dengan LMS lain. – Memiliki kemampuan manajemen seperti pengarsipan elektronik dan manajemen file – Bagaimana konten pembelajaran dibuat dan dikelola sebagai "objek belajar” – IMS= IP Multimedia Subsystem) – Pembuatan konten yang cepat, distribusi, integrasi dan alat otorisasi, – Dukungan untuk alat menggunakan dalam penciptaan konten seperti (Dreamweaver, Flash, Word, PowerPoint), – Kinerja dan extensibility, dan – Didukung oleh Multi-Bahasa

87 – Classroom management atau manajemen kelas, memiliki kemampuan untuk memfasilitasi pengiriman catatan atau alat bantu belajar lainnya misalnya, dosen/guru menciptakan sebuah website untuk mendistribusikan bahan ajar. – Course management, memiliki fasilitas pendukung seperti alat-alat untuk evaluasi, umpan balik, dan diskusi. – Manajemen kurikulum, menyediakan tools unruk menyampaikan tujuan pembelajaran, apa yang mesti dicapai setelah mengikuti pelajaran, dan hubungan antara tujuan pembelajaran sebelumnya dengan yang akan dipelajari. Syarat LMS

88 – Learning management, belajar diatur untuk kebutuhan peserta didik. Hal ini memudahkan self-directed learning, siswa dapat memilih tingkat pelajaran, dan siswa dapat mengembangkan pelajaran sesuai tingkat kemampuan siswa. Siswa dapat memiliki area pribadi dalam sistem, misalnya biodata siswa, hasil evaluasi siswa, dan sebagainya (Memfasilitasi penggunaan e-portfolio) – Community management, memungkinkan adanya interaksi dan membangun komunitas belajar, kelas, kurikulum, dan bahkan untuk kolaborasi dengan kelas tradisional, memungkinkan untuk berinteraksi dengan kelas belajar dari berbagai organisasi belajar. Pemilihan LMS harus memiliki lima kemampuan kinerja program (2) Syarat LMS

89 PENGEMBANGAN BAHAN BELAJAR BERBASIS WEB

90 Teknologi selalu mencakup hardware dan software. Hardware akan berguna apabila tersedia software di dalamnya, demikian pula sebaliknya software baru akan dapat bermanfaat apabila ada hardware yang menjalankannya

91 Software 1. Operating System (OS) 2. Software Aplikasi 3. Software Data/Konten

92 Dalam pengertian yang paling sederhana, suatu proses belajar akan terjadi apabila tersedia sekurang-kurangnya dua unsur, yakni orang yang belajar dan sumber belajar. Sumber belajar mencakup orang (nara sumber), alat (hardware), bahan (software), lingkungan (latar, setting), dll. Bahan ajar adalah salah satu jenis dari sumber belajar. Bahan belajar merupakan elemen penting dalam elearning. Tidak ada elearning tanpa ketersediaan bahan belajar. Untuk itu, maka kemampuan seorang guru dalam mengembangkan bahan belajar berbasis web menjadi sangat penting.

93 Jenis Bahan Ajar Bahan ajar adalah segala bentuk konten baik teks, audio, foto, video, animasi, dll yang dapat digunakan untuk belajar

94 Ditinjau dari subjeknya, bahan ajar dapat dikatogorikan menjadi dua jenis, yakni: 1.Bahan ajar yang sengaja dirancang untuk belajar Bahan belajar yang dirancang adalah bahan yang dengan sengaja disiapkan untuk keperluan belajar 2. Bahan yang tidak dirancang namun dapat dimanfaatkan untuk belajar. Banyak bahan yang tidak dirancang untuk belajar, namun dapat digunakan untuk belajar, misalnya kliping koran, film, sinetron, iklan, berita, dll. Karena sifatnya yang tidak dirancang, maka pemanfaatan bahan ajar seperti ini perlu diseleksi sesuai dengan tujuan pembelajaran.

95 Ditinjau dari sisi fungsinya, bahan ajar yang dirancang dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu: 1.Bahan presentasi, 2.Bahan referensi, dan 3.Bahan belajar mandiri. Sedangkan ditinjau dari media, bahan ajar dapat kelompokkan menjadi bahan ajar cetak, audio, video, televisi, multimedia, dan web.

96 Sedangkan ditinjau dari media, bahan ajar dapat kelompokkan menjadi: 1. Bahan ajar cetak 2. Audio 3. Video 4. Televisi 5. Multimedia 6. Web

97 Ciri bahan ajar yang sengaja dirancang adanya tujuan yang jelas, ada sajian materi, ada petunjuk belajar, dan ada evaluasi keberhasilan belajar

98 Bahan Ajar Berbasis Web Bahan ajar berbasis web adalah bahan ajar yang disiapkan, dijalankan, dan dimanfaatkan dengan media web. Bahan ajar sering juga disebut bahan ajar berbasis internet atau bahan ajar online

99 Tiga karakteristik utama yang merupakan potensi besar bahan ajar berbasis web 1.Menyajikan multimedia 2.Menyimpan, mengola, dan menyajikan infromasi 3.Hyperlink

100 Unsur-unsur bahan ajar 1.Tujuan 2.Sasaran 3.Uraian materi 4.Sistematika sajian 5.Petunjuk belajar 6.Evaluasi.

101 Tujuan dan Sasaran Pembelajaran Sebuah bahan ajar harus mempunyai tujuan. Tujuan harus dirumuskan secara jelas dan terukur mencakup kriteria ABCD (audience, behavior, criterion, dan degree). Sasaran perlu dirumuskan secara spesifik, untuk siapa bahan relajar itu ditujukan. Sasaran bukan sekedar mengandung pernyataan subjek orang, Namun juga harus mencakup kemampuan apa yang menjadi prasyarat yang harus sudah mereka kuasai agar dapat memahami bahan ajar ini.

102 Dua langkah pengembangan 1.Secara Makro (garis besar/umum) Adalah langkah-langkah pengembangan pembelajaran yang secara umum diterapkan, berisi garis besar langkah- langkah pengembangan 2. Secara Mikro (detail/uraian) Adalah detai langkah-langkah pengembangan pembelajaran, berisi langkah-langkah spesifik pengembangan bahan ajar berbasis web 1.Secara Makro (garis besar/umum) Adalah langkah-langkah pengembangan pembelajaran yang secara umum diterapkan, berisi garis besar langkah- langkah pengembangan 2. Secara Mikro (detail/uraian) Adalah detai langkah-langkah pengembangan pembelajaran, berisi langkah-langkah spesifik pengembangan bahan ajar berbasis web

103 Langkah-langkah pengembangan secara MAKRO 1. Analisis kebutuhan 2. Perancangan 3. Pengembangan 4. Implementasi 5. Evaluasi

104 Langkah-langkah pengembangan secara MIKRO 1. Penentuan sasaran 2. Pemilihan topik 3.Pembuatan peta materi 4.Perumusan tujuan 5.Penyusunan alat evaluasi 6.Pengumpulan referensi 7.Penyusunan bahan 8.Editing 9.Upload 10.Testing.

105 Penentuan sasaran Langkah pertama yang harus dilakukan dalam menyusun sebuah bahan ajar adalah menentukan secara jelas siapa sasaran bahan ajar tersebut. Di dalam kelas konvensional, sasaran telah sangat terstruktur, misalnya siswa kelas dua SMA semester pertama. Pernyataan tersebut telah mengandung indikasi yang jelas tentang siapa mereka, kemampuan apa yang harus mereka kuasai, serta di mana kedudukan bahan belajar yang akan disajikan dalam keseluruhan kurikulum sekolah. Demikian pula pada penyusunan bahan belajar berbasis web sasaran harus dicantumkan secara spesifik.

106

107 Pemilihan topik Setelah sasaran ditentukan, langkah selanjutnya adalah memilih topik yang sesuai dengan kebutuhan sasaran tersebut. Pemilihan topik dapat dilakukan dengan pertimbangan, antara lain; materi sulit, penting diketahui, bermanfaat, merupakan sesuatu yang baru, sesuatu yang belum banyak diketahui, atau bahasan dari sudut pandang lain, dll.

108 Pembuatan peta materi Peta materi sangat membantu dalam merumuskan keluasan dan kedalaman materi yang akan dibahas. Membuat peta materi dapat diibaratkan menggambar sebuah batang pohon yang bercabang dan beranting, semakin banyak cabang maka semakin luas bahasan materi. Sedangkan apabila kita menghendaki bahasan yang fokus dan spesifik, maka kembangkanlah bagian ranting-ranting.

109

110 Perumusan tujuan Gambar peta materi akan sangat bermanfaat untuk menentukan tujuan. Setiap ranting dapat dirumuskan menjadi sebuah indikator tujuan yang spesifik. Sedangkan cabang menjadi besaran tujuan tersebut. Tujuan besar (cabang) dapat dicapai dengan memenuhi semua tujuan yang spesifik (ranting).

111 Penyusunan alat evaluasi Setelah merumuskan tujuan, langsung diikuti dengan perumusan alat evaluasi. Alat evaluasi dimaksudkan untuk mejawab dengan cara bagaimana kita dapat mengetahui sesuatu tujuan itu telah tercapai. Setiap indikator tujuan harus dapat diukur keberhasilannya. Sebuah rumusan tujuan dapat diukur dengan satu butir alat evaluasi. Dapat satu set alat evaluasi mengukur serangkai tujuan. Misalnya kita merumuskan tujuan ?mampu mengendari sepeda motor?, maka alat evaluasi yang mungkin adalah lembar observasi tentang kemampuan mengendarai sepeda motor.

112 Pengumpulan referensi Tidak ada bahan ajar yang berdiri sendiri tanpa sumber referensi. Referensi digunakan untuk memberi dukungan teoretis, data, fakta, ataupun pendapat. Referensi juga dapat memperkaya khasanah bahan belajar, sehingga pembaca yang menginginkan pendalaman materi yang dibahas dapat mencari dari sumber yang disebutkan. Dalam web, pembaca dapat dengan mudah diberikan link ke sumber referensi tersebut.

113 Penyusunan bahan Penulisan bahan hendaklah konsisten dengan peta materi dan tujuan yang telah disusun. Secara umum struktur penulisan sekurang-kurangnya terdiri dari tiga bagian, yaitu pendahuluan, isi, dan penutupan. Pada pendahuluan kita harus sudah menyampaikan secara ringkas apa yang akan dibahas pada bahan belajar ini. Sedangkan bagian isi menguraikan secara gamblang seluruh materi. Agar lebih jelas, uraian bisa dilengkapi dengan contoh-contoh. Untuk mengecek pemahaman, pada bagian ini dapat pula diberikan latihan-latihan. Pada bagaian penutup sampaikan kembali secara ringkas apa yang telah dibahas. Proses selanjutnya adalah editing, upload, dan testing.

114 Rangkuman Dengan memanfaatkan internet, kita akan dengan sangat mudah memperoleh berbgai informasi dan bahan belajar yang kita perlukan. Sumber belajar pada dunia maya sangat kaya, selama kita memahami bahasanya, sumber belajar dari berbagai belahan dunia dapat kita peroleh. Dari mana bahan itu datang? Sesungguhnya, kita tidak akan mendapatkan apa-apa kalau tidak ada orang yang menyediakan bahan belajar tersebut di web. Oleh karena itu, pada dunia web, tidak baik kita hanya memposisikan diri sebagai konsumen.


Download ppt "PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google