Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

SEKILAS INFO KEHUTANAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "SEKILAS INFO KEHUTANAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR"— Transcript presentasi:

1 SEKILAS INFO KEHUTANAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
PROVINSI NTT DINAS KEHUTANAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

2 I. KONDISI KEHUTANAN PROVINSI NTT Luas wilayah Provinsi NTT :
Daratan : ,9 km² Perairan : ,0 km² Luas Kawasan Hutan Provinsi NTT: Ha (38,21 % dr wil daratan)

3 Luas wilayah Provinsi NTT :
PENGGUNAAN LAHAN Luas wilayah Provinsi NTT : Daratan : Ha Sawah : ha Tegalan : ha Ladang : ha Tambak : ha Kolam : ha Pemukiman : ha Lahan penggembalaan : ha Perkebunan : ha Hutan milik : ha Kawasan hutan : ha Lain-lain : ha

4 Alor Lembata Flores Timur Sikka Belu Manggarai Barat Manggarai Ende TTU Ngada TTS Sumba Timur Kupang Kota Kupang Sumba Barat Rote Ndao

5 LUAS TIAP FUNSI KAWASAN HUTAN NTT
NO FUNGSI KH LUAS (Ha) 1 Hutan Produksi Tetap 2 Hutan Produksi Terbatas 3 Hutan Produksi Konversi 4 Hutan Lindung 5 Hutan Bakau 40.695 6 Taman Wisata Alam 7 Taman Nasional 59.060 8 Taman Buru 5.850 9 Swaka Margasatwa 18.920 10 Cagar Alam 66.650

6

7

8 LAHAN KRITIS Citra Landsat ETM 7 / 2000 Jumlah lahan kritis ,76 hektar (44,55%) luas daratan NTT: Dalam Kawasan Hutan ,74 hektar Luar Kawasan Hutan ,02 hektar Laju lahan kritis selama 20 tahun terakhir : 15.163,65 ha / tahun

9 3. LUAS INDIKATIF LAHAN KRITIS

10 3. LUAS INDIKATIF LAHAN KRITIS

11 3.615 ha per tahun LUAS TANAMAN RHL
Citra Landsat ETM 7 / 2000 Perkembangan pelaksanaan RHL sampai kondisi tahun 2004 melalui beberapa kegiatan; Reboisasi seluas hektar Hutan Rakyat seluas hektar Lain-lain seluas ± hektar Luas tanaman RHL selama 20 tahun : 3.615 ha per tahun

12 PERBANDINGAN LAJU LAHAN KRITIS DG REALISASI REHABILITASI
Luas tanaman RHL : 15.163,65 ha / tahun 3.615 ha / tahun 4 : 1

13 DEGRADASI KONTRA RHL Ratio antara degradasi dengan upaya RHL adalah 4 : 1, artinya tingkat kerusakan hutan dan lahan lebih cepat daripada upaya RHL Kondisi ini sangat memprihatinkan dan dikhawatirkan akan terjadi peristiwa alam berupa penggurunan (desertification), karena sebagian besar wilayah Nusa Tenggara Timur memungkinkan terjadinya peristiwa tersebut Upaya RHL melalui GN-RHL/GERHAN tahun 2004 mengalokasi luasan ha dengan dana Rp ,- dengan realisasi dana 95,17 %. Rencana tahun 2005 seluas ha dengan dana Rp ,- RHL sebagai program prioritas terus-menerus digaungkan dan diupayakan untuk mendapat perhatian para pihak secara proporsional dalam implementasinya

14 POTENSI HASIL HUTAN KAYU dan NON KAYU
Jati Kayu Merah Ampupu Mahoni Rimba Campuran HASIL HUTAN NON KAYU : Seedlak Cendana Gaharu Madu Asam Kemiri Bambu Jasa Lingkungan Ekoturism

15 II. KONTRIBUSI SEKTOR KEHUTANAN
Peningkatan Pendapatan Masyarakat : =Berasal dari Budidaya Kutu lak (hasil Hutan Non Kayu) Tahun 2000 : sebesar Rp ,- Tahun 2001 : sebesar Rp ,- Tahun 2002 : sebesar Rp ,- Tahun 2003 : sebesar Rp ,- Tahun 2004 : sebesar Rp ,- Tahun 2005 : sebesar Rp ,- PENINGKATAN RATA-RATA 4 KALI LIPAT PER TAHUN selama 6 tahun terakhir Tenaga kerja Penyerapan tenaga Kerja melalui kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan HOK / Tahun.

16 LANJUTAN... Ketahanan Pangan: Melalui kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan dengan pola tumpang sari, memberikan penyiapan pangan masyarakat setara jagung sebanyak Kg perkapita/Th. Jasa Lingkungan: Beberapa usaha jasa lingkungan sangat tergantung oleh keberadaan fungsi hutan, a.l. : iklim mikro, tata air, wisata alam.

17 III. PERMASALAHAN PEMANTAPAN KAWASAN :
Belum selesainya penataan batas kawasan hutan dalam rangka pengukuhan hutan Belum tersedianya data potensi tegakan dan sebarannya Belum tersedianya data penggunaan kawasan secara illegal Kabupaten/kota belum mampu menjalankan kewenangan penataan batas kawasan hutan REHABILITASI : Perencanaan RHL belum mantap (pendanaan tidak sesuai dengan rencana tata waktu) Peta lokasi blm dilengkapi dgn koordinat geografis Benih/bibit yang berkualitas belum cukup tersedia Tanaman gagal/rusak tidak dilakukan penghapusan Hasil pelaksanaan kegiatan tidak dilakukan penyerahan kepada Pengelola Kawasan.

18 LANJUTAN ... KELEMBAGAAN :
Kuantitas dan kualitas sumberdaya aparat relatif rendah dibandingkan kebutuhan Sebagian besar kabupaten/kota belum memiliki peta dasar dan peta kawasan skala operasional yang baik Masih lemahnya koordinasi antara instansi kehutanan (kab/kota, Provinsi, Unit Pelaksana Teknis serta Pusat) Laporan Pelaksanaan kegiatan RHL tidak lancar Pengendalian Kegiatan RHL belum optimal

19 IV. KEBIJAKAN Penyelesaiaan Penataan Batas Kawasan hutan dalam rangka pengukuhan kawasan hutan. Menyediakan data potensi tegakan dan sebarannya Menyediakan data penggunaan kawasan secara illegal Mendorong Kabupaten/kota yang belum mampu menjalankan kewenangan penataan batas kawasan hutan agar berusaha mencari solusi sesuai prosedur PP 25 tahun 2000.

20 LANJUTAN... Menyelenggarakan RHL berorientasi pada upaya peningkatan ekonomi rakyat dengan pendekatan DAS dan/atau pulau Mengatur pengelolaan DAS didasarkan pada pendekatan perencanaan partisipatif Menertibkan ijin pemanfaatan hasil hutan, flora & fauna yang tidak dilindungi berdasarkan potensinya

21 LANJUTAN... Mengatur pengelolaan DAS didasarkan pada pendekatan perencanaan partisipatif Menertibkan ijin pemanfaatan hasil hutan, flora & fauna yang tidak dilindungi berdasarkan potensinya

22 LANJUTAN... Menyelenggarakan perlindungan dan pengamanan di bidang kehutanan dengan penerapan hukum positif secara konsekuen dan mengembangkan peran serta masyarakat adat setempat Mengatur Personil, peralatan, penganggaran dan dokumen secara profesional untuk mempercepat pelayanan

23 V. PROGRAM Pemantapan prakondisi Pengelolaan Hutan
Rehabilitasi Hutan dan Lahan Optimalisasi fungsi dan Pemanfaatan Hutan Perlindungan Hutan Pengembangan Kelembagaan, SDM dan IPTEK

24 VI. PELAKSANAAN Pemantapan prakondisi Pengelolaan Hutan
Rehabilitasi Hutan dan Lahan Optimalisasi fungsi dan Pemanfaatan Hutan Perlindungan Hutan Pengembangan Kelembagaan, SDM dan IPTEK

25 Hasil yang dicapai Bidang Inventarisasi dan Penatagunaan Hutan
Pemeliharaan batas kawasan hutan sepanjang 140 Km di Manggarai, Alor, Sumba Timur, Sumba Barat. Pembentukan KPHP pengelolaan hutan produksi di Rote. Penataan kawasan hutan Fatukoa di Kupang. Penyusunan data base hasil pembangunan kehutanan lima tahun terakhir Propinsi.

26 Bidang Rehabilitasi Hutan
Rehabilitasi mangrove seluas 140 Ha di Kupang, TTS, TTU,Belu, Alor, Flotim, Lembata, Manggarai, Sumba Barat. Pengembangan kayu merah seluas 50 Ha di TTS. Ujicoba pengembangan jati hasil stek pucuk seluas 20 Ha di Kupang, TTS, TTU, Belu, Rote, Ngada, Sikka, Lembata, Manggarai Barat, Sumba Barat. Pembuatan kebun pangkas seluas 0,5 Ha di Kupang. Pemeliharaan tanaman model agroforestry seluas 40 Ha di Belu, Flotim, Ngada, Manggarai Barat.

27 Pelaksanaan Kegiatan GN-RHL
Tahun 2005 Tahun 2004 Penyediaan bibit batang Penanaman seluas Ha Konservasi tanah 259 Unit Diarahkan pada 18 DAS prioritas Sementara persiapan lapangan Target penanaman seluas Ha Diarahkan pada 15 DAS Prioritas Mengatasi Rawan Pangan dan Gizi Buruk

28 Hasil Tanaman Reboisasi Sebelum Pelita s/d Tahun 2004

29 Bidang Perlindungan dan Pengamanan Hutan
Operasi pengamanan hutan terpadu di TTS, TTU. Penanggulangan kebakaran hutan di Lembata Pengamanan hutan dan proses hukum di Kupang, Ende, Sumba Timur, Sumba Barat, Rote, Alor, Sikka.

30 Bidang Pengelolaan DAS
Penyusunan Rencana Teknik Lapangan daerah pantai Das Benenain di Belu. Pembuatan terasering dgn tanaman penguat teras seluas 50Ha di TTS, TTU, Belu.

31 Bidang Pengusahaan Hutan
Pengembangan hutan tanaman baru pola agroforestry oleh kelompok wanita hutan seluas 260 Ha di Rote, Sikka, Alor, Lembata, Ende, Sumba Timur dan Sumba Barat. Pengembangan kutu lak seluas 50 Ha di Kupang, Rote, Ende, Lembata. Pengembangan hutan tanaman unggulan lokal seluas 650 Ha di Alor, TTS, Belu, Ngada, Manggarai.

32 Produksi Hasil Hutan Non Kayu yang Dominan
TAHUN ASAM (Kg) KEMIRI ( Kg) SEEDLAK ( Kg) 1 2000 1,103,615 1,176,530 170,384 2 2001 7,843,978 8,097,089 369,440 3 2002 4,567,751 2,334,511 323,960 4 2003 11,489,397 4,184,604 800,046 5 2004 9,195,060 7,068,629 707,178 6 2005 11,822,061 7,677,705 2,128,351 JUMLAH 46,021,862 30,539,068 4,499,359

33 PRODUKSI KAYU NTT SUMBA TIMUR KUPANG ROTE NDAO TTS TTU BELU ALOR
BAYAM - JATI - RC 59,890 M3 MERANTI 31,000 M3 KUPANG BAYAM 146,588 M3 JATI 270,645 M3 RC 107,688 M3 MERANTI 489,195 M3 ROTE NDAO BAYAM - JATI - RC - MERANTI - TTS JATI 12,460 M3 RC 347,185 M3 MERANTI 5,950 M3 TTU JATI 461,142 M3 RC 32,959 M3 BELU JATI ,885 M3 RC 18,783 M3 ALOR JATI 26,908 M3 RC 86,110 M3 FLOTIM RC 13,546 M3 LEMBATA RC 70,600 M3 SIKKA BAYAM 9,000 M3 JATI 0,960 M3 RC 51,000 M3 ENDE JATI M3 RC 15,500 M3 NGADA RC 151,060 M3 MANGGARAI JATI 237,509 M3 RC M3 SUMBA BARAT JATI M3 RC 0,700 M3 PRODUKSI KAYU NTT

34 Pemanfaatan Lahan Sela
Pada lahan pengembangan kehutanan seluas 420 Ha dengan hasil sebanyak Ton ( setara jagung dan kacang-kacang ).

35

36


Download ppt "SEKILAS INFO KEHUTANAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google