Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Module 4 Technical Analysis

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Module 4 Technical Analysis"— Transcript presentasi:

1 Module 4 Technical Analysis www.trend-traders.com kalipatullah@trend-traders.com

2 Daftar Isi The Th

3 The Dow Theory Originated by Charles Dow –Founder of the Dow Jones Company and editor of Wall Street Journal Dow Theory presumes market moves in bull and bear trends Types of movements defined by Dow theorists –Primary trends (bull or bear market) –Secondary trends (corrections)

4 Sekilas mengenai harga Price discounts everything History repeats itself Prices move in trends Volume leads price action Price depends on supply and demand Timing the entry and exit is possible Keeps emotions and ego out of trading

5 4 fase di pasar

6 –accumulation stage (harga bergerak lambat), peserta mulai ikut ambil posisi beli –bull market model (beli), harga naik karena ada akumulasi beli –bear market model/distribution stage (jual), harga turun karena ada akumulasi beli

7 . “Harga bergerak dalam Trend” – The trend is your friend, go with your trend. Makin panjang jangka waktu trend, maka makin mudah untuk diidentifikasikan.

8 Trend is your friend Up Down

9 Peak and Trough Analysis (Analisa Puncak dan Lembah)

10 The Trend -Bullish -Bearish -Sideways

11 Bullish Trend -Dikatakan Bullish jika harga membentuk pola HH (higher high) dan LH (Lower High) dimana harga selalu membuat new high. Jika terjadi koreksi/penurunan tidak pernah melampaui harga low dari koreksi sebelumnya

12 Bullish Trend HH LH HL

13 Bullish Reversal Point HH HL LH LL Reversal Point Note: Reversal point ketika harga menembus trough sebelumnya

14 Begin and End of Bull trends BUY SELL Trend line acts as support Price Return line acts as resistance

15 Bearish Trend -Dikatakan Bearish jika harga membentuk pola HL (higher Low) dan LL (Lower low) dimana harga selalu membuat new Low. Jika terjadi koreksi/Kenaikan tidak pernah melampaui harga high dari koreksi sebelumnya

16 Bearish Trend HL LL

17 Bearish Reversal Point LL LH HL HH Reversal Point Note: Reversal point ketika harga menembus peak sebelumnya

18 Sideways HH HL LH Kondisi sideways biasanya ditandai dengan terbentunknya “Chart Pattern”

19

20 Buy and Hold + Peak and Trough Analysis

21

22 Money Management with Peak and Trough Analysis Penambahan posisi dilakukan ketika harga menembus High/Low sebelumnya (Breakout). Yaitu sebanyak 10% dari Cash Penambahan dapat juga dilakukan ketika sedang terjadi koreksi harga dan harga menyentuh level fibonacci 61.8%,50%,38.2%. Penambahan posisi pada saat terjadi koreksi dianjurkan sebanyak 3% dari cash Exit semua posisi dapat dilakukan bersamaan ketika terjadi reversal signal

23 Kelebihan “Peak and Trough Analysis” -Tidak memerlukan bantuan indikator apapun. -Tidak memerlukan optimalisasi indikator. -Dapat digunakan hampir di segala macam market dan time frame.

24 Kelemahan “Peak and Trough Analysis” -Untuk dapat menghasilkan profit yang maksimal dibutuhkan dana yang kuat/besar. -Perlu dikombinasikan dengan beberapa model money management agar dapat menghasilkan keuntungan yang lebih optimal. -Metode ini kurang berjalan baik disaat market sedang sideways.

25 Types of Chart Line Chart Bar Chart Candle Stick

26 LINE CHART

27 BAR CHART

28 CANDLESTICK CHART

29 OHLC Bar Bar is represented by 4 elements High Close Low Open range = high - low

30 CANDLESTICK CHART

31 Candle Stick

32 Long Vs Short bodies Semakin panjang body menunjukkan besarnya range pergerakan harga. Pasar yang aktif atau pasar dengan volume yang besar dapat dilihat dari panjangnya body.

33 Long Vs Short bodies

34 Long shadows

35 Long Shadow Candlestick dengan ekor atas lebih panjang dibandingkan ekor bawah memberi petunjuk bahwa tekanan beli meningkat. (Pembeli lebih dominan pada awal perdagangan) Candlestick dengan ekor bawah lebih panjang dibandingkan ekor atas memberi petunjuk bahwa tekanan jual meningkat. (Penjual lebih dominan pada awal perdagangan)

36 Long Shadow

37 Long shadow

38 Spinning Tops

39 Merupakan bentuk Candlestick dengan ekor yang sama panjang pada kedua sisinya. Menunjukkan adanya ketida-konsistensian antara kondisi bullish dan bearish (keadaan mengambang)

40 Marubozu Harga pembukaan dan harga penutupan sama dengan harga tertinggi dan terendah (menunjukkan strong trend)

41 Marubozu

42 Doji Doji terbentuk ketika harga pembukaan sama dengan harga penutupan. Menunjukkan terjadinya pertarungan yang seimbang antara penjual dan pembeli. Pada beberapa kasus dapat menjadi indikasi reversal

43 Doji Doji hints market is “tired” Silver (Weekly Chart) 1 2 4 3 5

44 Doji in box range Series of doji within box range merely sets tone USD/ZAR (Daily Chart)

45 Hammer GBP/USD (Daily Chart) Support

46 Preferred Sell Risk? Shooting Star Wheat (Weekly Chart) Sell? Selling on close implies risking the pattern high

47 Support & Resistance Support = Batas bawah Resistance = Batas atas Pivot = titik tengah

48 Support & Resistance

49 Support

50 Resistance

51 Support become Resistance

52 Support & Resistance

53 How to Calculate Pivot Points Pivot point (PP) = (High + Low + Close) / 3 First support (S1) = (2*PP) – High First resistance (R1) = (2*PP) – Low Second level of support and resistance: Second support (S2) = PP – (High – Low) Second resistance (R2) = PP + (High - Low)

54 Pivot Calculator http://www.pivotpointcalculator.com/ http://www.fxstreet.com/forex-tools/pivot- point-calculator/

55 Support & Resistance

56

57 Pivot Trading

58 Technical Indicator Trend Indicator Oscilator Indicator

59 Trend Indicator Moving Average Parabolic SAR (Stop and Reverse) MACD (Moving Average Convergence Divergence) Bollinger Bands

60 Moving Average

61 Secara garis besar MA dapat digunakan untuk hal-hal berikut: Menentukan trend yang akan terjadi. Menentukan titik support dan resistance. Memuluskan indikator lain yang terlalu bergerigi.

62 (SMA)Simple Moving Average

63 Simple Moving Average

64 WMA (WEIGHTED MOVING AVERAGE)

65

66

67 EMA (Exponential Moving Average)

68

69 SMA vs. EMA

70 Parabolic SAR

71 MACD

72 Triger line. Triger line adalah garis pemicu yang sebenarnya secara default adalah EMA9. Centerline. Garis biasa. Merupakan garis nol yaitu membatasi histogram negatif dengan histogram positif. Histogram. Formulasi untuk histogram adalah: MACD line – Triger line. Digunakan sebagai indikasi overbought/oversold.

73 MACD Crossover

74 MACD Triger line. Triger line adalah garis pemicu yang sebenarnya secara default adalah EMA9. Centerline. Garis biasa. Merupakan garis nol yaitu membatasi histogram negatif dengan histogram positif. Histogram. Formulasi untuk histogram adalah: MACD line – Triger line. Digunakan sebagai indikasi overbought/oversold.

75 BOLLINGER BANDS

76 Uper band= Simple Moving Average + (faktor pengali x standar deviasi) Middle band= Simple Moving Average Lower band= Simple Moving Average – (faktor pengali x standar deviasi) Faktor pengali = [0.6174 x ln (periode Bollinger Bands)] + 0.1046 Untuk faktor pengali, biasanya digunakan angka 2 dibandingkan penggunaan rumus diatas.

77 BOLLINGER BANDS Apabila terjadi ketidak seimbangan antara demand dan supply, maka Bollinger Bands akan lebih melebar dibandingkan kondisi seimbang.

78 BOLLINGER BANDS Middle band berada di bawah harga, maka ini mengindikasikan Bullish trend. Middle band berada di atas harag, indikasi Bearish trend. Perpotongan antara middle band dan harga, indikasi peralihan trend.

79 BOLLINGER BANDS

80

81 Oscilator Indicator RSI (Relative Strength Index) Stochastic

82 RSI(RELATIVE STRENGTH INDEX) RSI dapat kita gunakan untuk mengetahui hal-hal berikut ini:  Kondisi overbought / oversold  Divergence positif / negatif  Momentum pergerakan harga

83 RSI(RELATIVE STRENGTH INDEX)

84 Overbought / Oversold menurut RSI

85

86 The Centerline Crossover (Momentum)

87 False Signal pada RSI

88 RSI + Bollinger Bands Jika Bollinger Bands kita gabungkan dengan RSI, demikian hasilnya: Bila harga berada diluar upper band atau sama, sementara RSI masih berada dibawah zona overbought, maka ini berarti akan ada kelanjutan trend yang sedang terjadi. Sebaliknya bila RSI sudah berada diarea overbought dan sedang meninggalkan area overbought, maka ini berarti akan ada pembalikan trend dalam beberapa candle kedepan. Bila harga berada diluar lower band atau sama, sementara RSI masih berada dibawah zona oversold, maka ini berarti akan ada kelanjutan trend yang sedang terjadi. Sebaliknya bila RSI sudah berada diarea oversold dan sedang meninggalkan area oversold, maka ini berarti akan ada pembalikan trend dalam beberapa candle kedepan

89 RSI + Bollinger Bands

90

91 STOCHASTIC OSCILLATOR Merupakan alat analisis ciptaan George C Lane pada akhir 50-an. Seperti namanya, nilai kisaran pada indikator ini adalah 0-100 (oscillator). Stochastic Oscillator digunakan untuk menunjukkan posisi closing relatif terhadap range transaksi dalam suatu periode tertentu. Pada dasarnya indikator ini dipakai untuk mengukur kekuatan relatif harga terakhir terhadap selang harga tertinggi dan terrendahnya selama selang periode yang kita inginkan.

92 STOCHASTIC OSCILLATOR Stochastic Oscillator terdiri dari dua garis yang disebut %K dan %D. Inti dari indikator ini adalah %K itu sendiri sedangkan %D adalah SMA dari %K. Bisa dikatakan bahwa %D adalah sebagai garis pengidentifikasian arah %K. Jika kita lihat dari range Stochastic Oscillator yaitu 0-100, dapat dikatakan bahwa sebenarnya indikator ini tidaklah berbeda dengan RSI. Hanya saja dalam Stochastic perhitungan meliputi harga terendah, tertinggi dan closing price pada waktu yang ditentukan.

93 STOCHASTIC OSCILLATOR

94 Leading vs. Lagging Indicators Leading Indicator = Menginformasikan signal sebelum trend terbentuk Lagging Indicator = Menginformasikan signal setelah trend terbentuk

95 Oscillators and Trend Following Indicators Oscillators Trend following or momentum indicators Oscillators are leading indicators. Momentum indicators are lagging indicators.

96 Oscillators and Trend Following Indicators

97


Download ppt "Module 4 Technical Analysis"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google