Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Pencegahan dan Pengendalian

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Pencegahan dan Pengendalian"— Transcript presentasi:

1 Pencegahan dan Pengendalian
Bahaya Kebakaran Di Tempat Kerja Pendahuluan Pokok bahasan kita adalah membahas masalah penanggulangan kebakaran ditinjau dari perspektif K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan mengacu pada Peraturan perundangan yang berlaku dan standar teknik sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Keselamatan dan kesehatan kerja adalah merupakan ilmu pengetahuan yang berkembang dinamis sesuai kemajuan peradaban manusia, dalam rangka mengelola resijko pekerjaan yang dapat mengancam keselamatan dan kesehatan tenaga kerja termasuk dampak lingkungan. Tujuan K3 secara umum adalah untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja dalam arti luas, yaitu menjamin seluruh rangkaian proses kegiatan agar terselenggara dengan lancar -aman tanpa terjadi gangguan yang mengacaukan proses yang direncanakan sebelumnya. Pengertian kecelakaan kerja tidak hanya dibatasi adanya korban manusia yang cidera atau mati. Suatu kejadian peledakan, kebakaran atau kejadian lain yang merugikan atau mengganggu kelancaran kegiatan kerja walaupun pada kejadian itu tidak ada korban adalah termasuk kecelakaan kerja. Manfaat K3 secara ekonomi adalah menekan resiko kerugian akibat dari kecelakaan kerja dan akan meningkatkan produktfitas yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kejadian kebakaran adalah salah satu bertuk kecelakaan yang dapat mengakibatkan konsekuensi kerugian yang sangat besar (total loss) dan untuk membangun kembali butuh waktu yang lama dan harus mengeluarkan dana sebesar 50 kali kerugian langsung PERUM DAMRI (31 OTOBER 2013)

2 Nama : Suharyanto TTL : Sragen, 30 Juni 1980 Work : Sudin Damkar & PB Jak-Tim Pendidikan: S1 Teknik Kimia, UNDIP, 2003 S2 Man. Keuangan, LAN, 2012 Mobile :

3 PENDAHULUAN Kebakaran merupakan bencana yang harus senantiasa diantisipasi timbulnya terutama di bangunan gedung/industri BangunanGedung /Perkantoran merupakan sentral aktifitas memerlukan kemampuan pencegahan dan penanggulangan kebakaran secara mandiri (self preven-tion & protection) Fenomena yang terjadi saat ini menunjukkan perlunya kewaspadaan terhadap arson fire disamping kebakaran yang sifatnya natural Oleh karena itu diperlukan sistem baik untuk pencegahan maupun penanggulangan, melalui suatu komitmen bersama

4 BERDASARKAN PENYEBAB JAK-TIM
Penyebab Kebakaran PROSENTASE KEBAKARAN BERDASARKAN PENYEBAB JAK-TIM TAHUN 2012 Kompor 10 Lampu 11 Listrik 113 Rokok 4 Lainnya 72 Jumlah Kasus 210 LISTRIK

5 Fully development fires
Phenomena kebakaran Flashover menit Growth STEDY Fully development fires ( o C) INTENSITAS Initiation DECAY Perhatikan kurva kejadian diatas TIME Source Energi

6 FENOMENA FLASHOVER Seluruh benda dalam ruangan serentak terbakar
Temperatur di dalam ruangan bisa mencapai 500 – 600 der.C Pancaran panas ke lantai 20 Kw/m2 Juluran api / pa-nas dan gas ke luar jendela nampak.

7

8 Gas Beracun Hasil Pembakaran
Carbon Monoksida (CO) Carbon Dioksida (CO2) Hidrogen Cianida (HCn) Phosgene (COCl2) Hidrogen Clorida (HCl) Dalam konsentrasi tertentu senyawa kimia hasil pembakaran dapat mengancam keselamatan jiwa manusia.

9 Bisa bunuh diri kalo begini caranya…
Pengaruh Prosentase Kandungan Gas-Gas Terhadap Kondisi Tubuh Manusia (ASHRAE) CO CO2 Bisa bunuh diri kalo begini caranya… CO

10

11 PANAS YANG MELEBIHI TITIK NYALA MATERIAL YG BISA TERBAKAR
TETRAHEDRON OF FIRE UDARA OKSIGEN > 16 % UDARA OKSIGEN RANTAI REAKSI KIMIA PANAS YANG MELEBIHI TITIK NYALA MATERIAL YG BISA TERBAKAR PANAS BAHAN

12 Bahan padat kecuali logam
Fire Class B Cair Gas = Listrik bertegangan C D = Logam

13 A C B D C B A Multi Purpose Klasifikasi KEBAKARAN
Ref : Permenaker -04/80 A Combustible Material C Flammable Liquid/gas B Electrical Equipment D Metals A C ABC B Multi Purpose

14 API Prinsip PEMADAMAN Dilution Udara Smothering Starving Cooling
Bahan bakar Heat

15 Akibat Kebakaran Kerusakan Korban Jiwa Komitmen Bersama Dampak
Lingkungan

16 Identifikasi Potensi Kebakaran
? DI TEMPAT KERJA ANDA Apakah ada peluang utk terjadi kebakaran Apa konsekuensinya bila terjadi kebakaran Upaya apa yang telah dilakukan Untuk menerapkan konsep penanggulangan kebakaran haruslah dimulai dari identifikasi potensi bahaya yang berpeluang menjadi pemicu kebakaran. Selanjutnya dilakukan upaya pengendalian secara teknis untuk memotong mekanisme terjadinya kebakaran. Prioritas pengendalian potensi bahaya kebakaran, perlu mempelajari tingkat paparan dan tingkat keparahan

17 Referensi / Acuan Undang-Undang Repuplik Indonesia No.28 Tahun 2002 tentang, Bangunan Gedung. Permen PU No. 26 tahun 2008 tentang “ PERSYARATAN TEKNIS SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN PADA BANGUNAN GEDUNG DAN LINGKUNGAN.” Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.186 tahun 1999 tentang Penanggulangan Kebakaran di tempat kerja; Perda DKI Jakarta No.08 tahun 2008 tentang pencegahan dan Penanggulangan bahaya kebakaran di DKI Jakarta.

18 POTENSI BAHAYA KEBAKARAN PADA BANGUNAN /GEDUNG/INDUSTRI
Bangunan Gedung/Perkantoran memerlukan perhatian ekstra kaitan dengan bahaya kebakaran : Kegiatan dan aktifitas pada bangunan tersebut Karakteristik pengguna dan penghuni Penggunaan bahan dan komponen struktur Kelengakapan mekanikal dan elektrikal Problema evakuasi penghuni Tuntutan pemadaman dari dalam gedung secara mandiri; Aksesibilitas untuk external fire fighting

19 LOKASI PERLU DIWASPADAI
Ruang dapur di restoran tmsk pemakaian LPG Ruang mesin, genset, ruang alat pemindah daya listrik (electric switchgear) Ruang atau tempat pembuangan sampah Ruang shaft vertikal untuk saluran & pemipaan Gudang penyimpanan dan penimbunan bahan Sudut & sisi ruang tempat buangan sampah Lingkungan sekitar bangunan / pagar gedung yang ditempeli tempat berjualan masakan / makanan

20 TINDAKAN PENCEGAHAN Mengurangi penggunaan bahan mudah terbakar (combustibles) Mencegah terjadinya penyulutan (ignition) Menggunakan bahan penghambat api (fire retardant) Melakukan pemeriksaan dan pemeliharaan berkala terhadap peralatan Mewaspadai pekerjaan hot-works Menjaga kebersihan di tempat kerja Pengecekan terhadap instalasi listrik secara berkala Menerapkan FSM dan menyusun FEP

21 PENCEGAHAN KEBAKARAN Bagian Kesatu : Bangunan Gedung
Kewajiban Pemilik/pengelola gedung ( Pasal 7 ) PERDA 08 TAHUN 2008 Proteksi Kebakaran Akses Pemadam Kebakaran Sarana Penyelamatan Jiwa Manajemen Keselamatan Kebakaran Gedung

22 PENCEGAHAN KEBAKARAN Sarana Penyelamatan Jiwa
Pencahayaan darurat tanda jalan Ke luar Sarana Jalan Keluar Petunjuk arah Jalan Keluar Tempat Berhimpun Sementara Pengendali Asap Komunikasi Darurat Tempat Evakuasi

23 Akses mencapai bangunan
PENCEGAHAN KEBAKARAN Akses Pemadam Kebakaran Akses mencapai bangunan Gedung ; Akses masuk ke dalam bangunan gedung Area operasional

24 PENCEGAHAN KEBAKARAN Proteksi Kebakaran Proteksi pasif Proteksi aktif
Bahan bangunan gedung Konstruksi bagunan gedung Kompartemenisasi dan pemisahan Penutup pada bukaan Proteksi pasif Proteksi aktif Sistem Pipa tegak dan selang kebakaran Serta hidran halaman Sistem pengendali asap Alat Pemadam Api Ringan Sistem deteksi dan Alarm kebakaran Sistem springkler otomatis ; Lift kebakaran Pencahayaan darurat Pusat penendali kebakaran Instalasi pemdam khusus Penunjuk arah darurat Sistem pasokan daya listrik darurat

25 PENCEGAHAN KEBAKARAN Manajemen Keselamatan Kebakaran
Gedung / MKKG (pasal 28 ) Lingkungan (MKKL) Sistem Keselamatan Kebakaran Lingkungan (SKKL)

26 Penyimpanan dan Produsen B3 Pemilik,pengelola kendaraan
PENCEGAHAN KEBAKARAN Bahan Berbahaya Penyimpanan dan Produsen B3 Pemilik,pengelola kendaraan khusus Sedia alat isolasi tumpahan Sedia sarana penyelamatan jiwa, proteksi pasif, proteksi aktif, MKKG Menginformasikan daftar bahan berbahaya Memasang plakat dan/atau label Menyediakan APAR Menyediakan alat perlindungan awak Memasang Plakat Menginformasikan Jalan yang akan dilalui.

27 PENANGGULANGAN KEBAKARAN
Pada Saat Terjadi Kebakaran Masyarakat wajib melakukan tindakan awal pemadaman Menginformasikan kepada Dinas dan instansi terkait Mentaati petunjuk petugas Memberikan izin kepada petugas untuk : Memasuki bangunan gedung/pekarangan Membantu memindahkan barang/bahan yang mudah terbakar Memanfaatkan air dari kolam renang dan hidran halaman Merusak/merobohkan sebagian atau seluruh bangunan gedung Melakukan tindakan lain yang diperlukan

28 INSTALASI ALARM KEBAKARAN OTOMATIK
TUJUAN AGAR KEBAKARAN DAPAT TERDETEKSI SEDINI MUNGKIN, SEHINGGA TINDAKAN YANG DIPERLUKAN DAPAT SEGERA DILAKUKAN.

29 Signal alarm Signal alarm Detektor Detektor Panel Indikator FIRE FIRE FAULT FOULT NORMAL NORMAL

30 JENIS DAN TIPE DETEKTOR
ULTRA VIOLET INFRA RED Panas Asap Nyala FIXED TEMPERATURE RATE OF RISE IONIZATION OPTIC Manual Push bottom Full down break glass

31 FIRE ALARM SYSTEM DETEKTOR KEBAKARAN AC Off SPRINKLER (FS) LIFT Off
INTERCONECTION FIRE ALARM SYSTEM DETEKTOR KEBAKARAN AC Off SPRINKLER (FS) LIFT Off MCFA PRESS FAN On POMPA HYDRANT supply daya

32 MEDIA PEMADAM API BERSIH
Double Warning Light Control Panel Manual Abort Station Manual Release Discharge Warning Signal Cylinders Heat Detector Smoke Nozzle Sirene Pipe Work FIXED FIRE SUPPRESSION SYSTEM

33 CARA MEN-SELEKSI SISTEM
EFEKTIVITAS PEMADAMAN DAMPAK THD PERALATAN Kecepatan pemadaman Sesuai bahaya yg dihadapi Post-fire hold time Kemampuan menembus api Risiko penyalaan kembali Clean-up pasca pemadaman Kerusakan akibat air Kerusakan bahan & karat Terjadi kondensasi Terjadi regangan termal MASALAH INSTALASI GANGGUAN THD PENGHUNI Ukuran & berat alat pemadam Masalah pemipaan Kemudahan dlm pemeliharaan Waktu pemasangan Biaya instalasi Biaya pengisian ulang Ketersediaan bahan pemadam Daya racun Level kebisingan Penambahan tekanan udara Jarak pandang / penglihatan Bahaya terhirup Alat listrik bertegangan aman Dekomposisi termal bahan KECOCOKAN RUANG PENERIMAAN THD LINGKUNGAN Ruang bisa menyimpan gas Tuntutan uji integritas ruangan Kebutuhan menyumbat bocor Potensi penipisan lap. ozon Potensi pemanasan global Lama hidup di atmosfir

34 Lapisan Ozone CO2

35 ALAT PEMADAM API RINGAN Portable Fire Extinguisher

36 ALAT PEMADAM API RINGAN
DAPAT DIOPERASIKAN SATU ORANG UNTUK PEMADAMAN MULA KEBAKARAN SEBATAS VOLUME API KECIL

37 Safety Cepat Tepat Penempatan tepat Perencanaan Petugas kompeten
Pengadaan Sertifikat Kebijakan Fire risk Assessment Safety Cepat Tepat Jenis dan ukuran tepat Pemeliharaan teratur

38 Tipe konstruksi STORED PRESSURE ( N2 ) CO2 CARTRIDGE

39 ALAT PEMADAM API RINGAN
Ref : Pert. Menaker No Per-04/Men/1980 HARUS SIAP PAKAI PADA WAKTUNYA JENIS DAN UKURANNYA SESUAI MUDAH DILIHAT DAN MUDAH DIAMBIL KONDISI BAIK SETIAP ORANG DAPAT MENGOPERASIKAN DENGAN BENAR, TIDAK MEMBAHAYAKAN DIRINYA.

40 JENIS MEDIA PEMADAM JENIS KERING JENIS BASAH - DRY POWDER - AIR - CO2
- CLEANT AGENT JENIS BASAH - AIR - BUSA WATER FOAM POWDER HALON

41 KEGAGALAN APAR 2 WATER HALON POWDER FOAM Jenis tidak sesuai
Ukuran tidak sesuai Tidak bertekanan - bocor Macet/tidak berfungsi Menggumpal - tunda refill Salah penempatan belum ditunjuk tidak trampil Petugas

42 Jenis kebakaran Jenis media pemadam Klasifikasi
JENIS MEDIA PEMADAM KEBAKARAN DAN APLIKASINYA Jenis media pemadam Klasifikasi Jenis kebakaran Tipe basah Tipe kering Clean Agent Air Busa Powder Bahan spt (kayu, kertas, kain dsb. VVV V VV V*) Klas A Bahan berharga XX XX VV**) VVV Bahan cair XXX VVV VV V*) Klas B Bahan gas X X VV V *) Klas C Panel listrik, XXX XXX VV VVV Klas D Kalium, litium, magnesium XXX XXX Khusus XXX Keterangan : VVV : Sangat efektif X Tidak tepat VV Dapat digunakan XX Merusak V Kurang tepat / tidak dianjurkan XXX Berbahaya *) efisien **) Kotor / korosif

43 TANDA PEMASANGAN APAR APAR

44 Sistem Hydrant dan Sprinkler

45 RESERVOAR Seamiest Connection Out door
FIRE HYDRANT RESERVOAR Seamiest Connection 2 1/2 Inc 1 1/2 Inc Out door Jaringan instalasi pipa air untuk pemadam kebakaran yang dipasang secara permanen Komponen sistem Hidrant - Sistem persediaan air (45 menit) - Sistem Pompa (Jockey, Utama & Cadangan) - Jaringan pipa - Kopling outlet / Pilar / Landing valve - Slang dan nozle - Sistem kontrol tekanan & aliran

46 PERENCANAAN HYDRANT KLASIFIKASI HUNIAN Tingkat resiko bahaya kebakaran
Resiko Ringan Luas M2 2 titik hydran, tambahan 1 titik Tiap 1000M2 Resiko Sedang Luas M2 2 titik hydran, tambahan 1 titik Tiap 800M2 Resiko Berat Luas M2 2 titik hydran, tambahan 1 titik Tiap 600M2

47 KARAKTERISTIK TEKANAN HYDRANT
Standar tekanan pada nozle teringgi & terjauh : mak. (H1) = 7.0 kg/cm 2 min. (H3) = 4.5 kg/cm 2 Diuji dengan membuka 3 titik nozle : 1. Nozle terjauh 2. Nozle pertengahan 3. Nozleterdekat Q = US GPM 1 2 3 H = m

48 High zone Medium Zone Low zone RESERVOAR

49 53o C 141o C 68o C 182o C 79o C 201o C 260o C 93o C

50 ARTI MKKG / FSM Manajemen Keselamatan Kebakaran Gedung (MKKG) atau Fire Safety Management (FSM) adalah segala upaya memobilisasi personil, pemanfaatan biaya, penggunaan bahan, peralatan dan metoda termasuk informasi untuk pencegahan dan penanggulangan terhadap kebakaran dan bahaya terkait lainnya yang sewaktu-waktu terjadi di bangunan / unit industri

51 Kesiapan personil yang kompeten
Yang mampu mengidentifikasi bahaya kebakaran di tempat kerja; yang mampu dan kompeten untuk menghadapi bahaya kebakaran; Yang mampu memelihara peralatan / sistem proteksi kebakaran, sehingga peralatan/sistem siap pakai; Yang mampu memimpin dan berkoordinasi dalam keadaan darurat;

52 Manajemen Keselamatan Kebakaran Gedung
Pemeriksaan Berkala dan Uji Coba; Pemeliharaan / Perawatan; Pelatihan Personil; Penyuluhan Karyawan / Penghuni AKTIFITAS RUTIN MKKG (SIADIBIBA) Siapa Apa Di mana Bilamana Bagaimana AKTIFITAS PADA KEADAAN DARURAT S.O.P.

53 KESELAMATAN KEBAKARAN GEDUNG (K2G)
STRUKTUR ORGANISASI KESELAMATAN KEBAKARAN GEDUNG (K2G) STANDARD MINIMAL : KEPALA / WAKIL K2G POSKO Operator Teknisi SATPAM AREA PMK SETEMPAT PP KA. PERAN LANTAI R.PEMADAM R. P3K R. EVAKUASI P. APAR R. HDRAN R. RESCUE R. SALVAGE

54

55 FIRE EMERGENCY PLAN Lapis II Fire Men Lapis IV Dinas Pemadam
Lapis III Bantuan dari lingkungan Lapis I Pet. Peran Kebakaran POSKO

56 Fire Protection Triangle
TRIANGLES OF FIRE HEAT FUEL OXYGEN HUMAN LIVES PROPERTY ENVIRONMENT F.S.M PASSIVE system ACTIVE system Triangle of fire Fire Protection Triangle Firesafety Triangle

57 TERIMA KASIH

58 MEROKOK SAMBIL TIDUR-TIDURAN

59

60 Kebakaran karena LISTRIK Pembebanan lebih Sambungan tidak sempurna
Perlengkapan tidak standar Pembatas arus tidak sesuai Kebocoran isolasi Listrik statik Sambaran petir Pembebanan dalam penggunaan listrik hanya pada titik tertentu saja. Terjadi hubungan – dan +. Tidak memenuhi standar PUIL. Menganti pembatas tidak standar Amperya. Terjadinya fong. Listrik statis , gesekan terus-menerus memicu panas. Sistem Gruoding yang tidak sempurna. TEORI 60

61 CABLE FIRE

62 Electricity Short Circuit Overload Malfunction - Careless
- Unbalance Load

63 Unbalance Load

64 Heat Release

65 PYROLISIS

66 PYROLISIS

67

68 Cable Smoldering

69 Arus listrik memiliki energi (panas)berbanding lurus dengan kuat arus;
Semakin tinggi panas (energi) yang dihasilkan,maka isolator yang digunakan harus sesuai dengan beban arus yang digunakan; Untuk menghindari kasus kebakaran ini, gunakan kabel sesuai dengan KHA ( Kuat Hantar Arus).

70 Arus listrik akan berjalan normal apabila hambatan yang ada pada instalasi merata;
Besar kecilnya hambatan tergantung bahan kabel dan penampang kabel; Menyambung kabel harus besar dan kuat, pemisah arus (isolator)kuat dan rapat; Kalau tidak sama akan timbul fong.

71 Banyaknya peredaran peralatan yang tidak standar dipasaran hal ini perlu adanya kehati-hatian dalam memilih produk listrik; Lakukan konsultasi dengan ahli instalatir untuk pemasangan instalasi listrik; Satu kesalahan akan berakibat fatal.

72 Dalam kelistrikan ada 2 pembatas:
Isolator yaitu pemisah antara arus positif dan negatif, apabila kedua arus bertemu akan terjadi korsluiting; 2. Pemutus arus secara automatis (MCB) Miniatur Circuit Brake / Sekring apabila terjadi korsluiting dan MCB/ sekring tidak turun ,maka terjadi panas secara terus menerus dapat menimbulkan kebakaran.

73 Binatang( tikus); Karena pemasangan rangkaian (instalasi) yang kurang baik (stop kontak / terminal yang longgar) akan menimbulkan spark (percikan). Karena gesekan (biasanya kabel yang menempel keplafon terkena angin secara terus menerus dan kabel menipis,sehingga menimbulkan hubungan pendek; Karena faktor instalasi yang sudah tua. ( atuaran PLN 15 tahun kabel instalasi harus diganti; Kualitas kabel tidak bagus,bahkan isolatornya tidak mampu menahan secara terus menerus.

74 Aliran listrik yang dihasilkan akibat dari pergesekan benda-benda yang mengandung magnet;
Elektro statis akan menimbulkan kebakaran apabila di medan listrik terdapat bahan-bahan yang sangat mudah terbakar (tnt,touluene,uranium,nuklir dll)

75 Petir adalah hasil pertemuan antara ion positip dan negatip di awan yang jumlahnya sangat besar, karena itu menimbulkan suara yang dasyat dan kilatan cahaya;(petir mengandung listrik akan mengalir pada benda-benda yang konduktor; Listrik yang berasal dari petir akan ditangkap oleh bahan yang mengandug koduktor dan akan dinetralkan melalui arde (grounding) yang disambung ke permukaan air di bumi.

76 GAS ELPIJI ADALAH PADA DASARNYA TIDAK BERBAU,UNTUK MENDETEKSI DIBUAT BERBAU; GAS ELPIJI LEBH BERAT DARIPADA UDARA; BERSIFAT SANGAT MUDAH TERBAKAR

77 Cara pencegahan kebakaran kompor gas
HINDARI KEBOCORAN; PASANG KLEM DENGAN ERAT DAN KUAT; PERIKSALAH SECARA RUTIN DAN TELITI SLANG,KLEM REGULATOR,VALVE DAN TABUNG; KARENA BD GAS ELPIJI LEBIH BERAT DARI UDARA, DIANJURKAN RUANG DAPUR DIBUAT VENTILASI PADA PERMUKAAN LANTAI; BERSIHKAN KOMPOR GAS SECARA RUTIN DARI TUMPAHAN MINYAK DAN MAKANAN YANG MELEKAT; KOTORAN YANG MELEKAT DAPAT MENYUMBAT DAN MEMBAHAYAKAN ; JANGAN BIARKAN SELANG TERDTINDIH / TERTEKUK KARENA DPT MENGAKIBATKAN KEBOCORAN

78 LANJUTAN PADA SAAT BANGUN PAGI, SEBELUM MENYALAKAN KOMPOR ,PERHATIKAN APAKAH TERCIUM BAU /AROMA KEBOCORAN; JIKA TERCIUM JANGAN MENYALAKAN KOREK API ATAU SAKLAR LISTRIK; JAUHKAN BENDA MUDAH TERBAKAR DENGAN KOMPOR GAS ELPIJI; JAUHKAN TABUNG GAS ELPIJI DARI SUMBER API; MATIKAN SECARA SEMPURNA.


Download ppt "Pencegahan dan Pengendalian"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google