Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Penyakit paska panen Wiwiek sri wahyuni.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Penyakit paska panen Wiwiek sri wahyuni."— Transcript presentasi:

1 Penyakit paska panen Wiwiek sri wahyuni

2 TUJUAN PERKULIAHAN Mengetahui periode budidaya tanaman kaitannya dengan penanganan pascapanen Mengetahui arti penting Penyakit pasca panen

3 PENGERTIAN PANEN Periode prapanen (preharvest period ), periode lapangan (field period), Fase 1 adalah rentang waktu antara benih disebar sampai hasil tanaman di panen. Periode panen (harvest period ), Fase 1b Adalah saat hasil tanaman dipungut atau diambil dari lapang sampai dikumpulkan di suatu tempat . Periode pascapanen (Fase 2, postharvest period): adalah rentang waktu antara saat dipanennya hasil tanaman sampai hasil tanaman tersebut dikonsumsi.

4 PENTINGNYA PENANGANAN PASCA PANEN
Meningkatkan hasil dan kualitas hasil Waktu panen yang tepat Mengurangi kerugian hasil Terhindar dr kerusakan fisik atapun hama dan penyakit gudang Meningkatkan nilai tambah: Harga produk meningkat Hasil ikutan maupun limbah dapat dimanfaatkan Memperpanjang proses Produk lebih aman dan nyaman dimakan

5 Pentingnya Penyakit Pascapanen
Penyakit Pascapanen dapat menurunkan hasil baik kualitas dan kuantitas yang berdampak pada turunnya pendapatan akibat berkurangnya atau hilangnya nilai ekonomi produk pertanian Penyakit Pascapanen dapat berdampak pada kesehatan konsumen karena beberapa patogen pascapanen dapat menghasilkan toksin atau racun dan dpt menuunkan selera konsumsi akibat cacat atau rusaknya produk pertanian

6 Periode pascapanen meliputi:
Panen (harvesting) Pengangkutan (transporting) Pemilihan (sorting, selecting) Pemilahan (grading) Pemasakan (ripening) Penyimpanan (storing) Pengolahan (processing) Pengepakan (packaging) Penyebaran (distributing) Pemasaran (marketing)

7 MANFAAT DAN TUJUAN PENYIMPANAN
Memberi waktu agar hasil tanaman cukup siap dikonsumsi Mempertahankan kualitas hasil pertanian Pendinginan Pengawetan Sterilisasi dengan suhu tinggi Penggunaan antiseptik Pengeringan Pengasapan Melakukan radiasi Pengaturan kondisi udara (controlled atmosphere) Penurunan tekanan udara (Hypobaric) 3. Menaikkan nilai ekonomi tanaman hasil panen

8 Menghambat kerusakan produk
Mencegah patogen berbahaya Mencegah terbawanya pengganggu produk pasca panen

9 PRODUK PASCAPANEN Berdasarkan jenis hasil panen, ada berapa klasifikasi produk panen berkaitan dengan daya simpannya Hasil Panen diklasifikasikan: Tahan lama (Durable) Tidak Bertahan Lama (Perishable)

10 Kenapa ??? FAKTA: “Kerusakan atau kehilangan hasil panen terbesar terjadi di NEGARA-NEGARA BERKEMBANG” The postharvest diseases that cause spoilage of both durable and perishable commodities are widespread. “Greater losses occur in developing countries……..” (Waller, 2002 and Narayanasamy, 2005)

11 KARENA……………. Tidak tersedianya tempat penyimpanan yang sesuai
Tidak tersedianya sistem pengangkutan yang memadai Kurang perhatian terhadap penanganan produk panen

12 Munculnya Kejadian Penyakit Pascapanen
AKIBATNYA ………….. Tingkat kerusakan dan cacatnya produk panen lebih besar selama masa panen dan pemindahan produk panen Munculnya Kejadian Penyakit Pascapanen

13 PENYAKIT PASCAPANEN Bisa terjadi sejak :
Adalah penyakit yang muncul dan berkembang selama periode pasca panen, tanpa mempedulikan kapan terjadinya inokulasi, penetrasi dan infeksinya. Bisa terjadi sejak : benih dipanen dari induknya, pada saat tanaman masih kecil, penyerbukan atau pembuahan periode prapanen saat panen maupun pasca panen

14 TUJUAN MEMPELAJARI PENYAKIT PASCA PANEN
Mencegah atau mengurangi kerugian ekonomis hasil pertanian. Dapat dilakukan dengan pengendalian sesuai dengan macam penyakitnya. Meningkatkan atau mempertahankan kualitas hasil tanaman. Dapat dilakukan beberapa usaha, di antaranya pemeraman, pengolahan, penyimpanan, pengawetan.

15 Penanganan pasca panen yang baik akan menekan KEHILANGAN (losses), dalam kualitas atau kuantitas, yaitu mulai dari penurunan kualitas sampai komoditas tersebut tidak layak pasar (not marketable) atau tidak layak dikonsumsi. Untuk menekan kehilangan tersebut perlu diketahui : - Sifat biologi hasil tanaman yang ditangani : struktur dan komposisi hasil tanaman - Dasar-dasar fisiologi pasca panen : respirasi, transpirasi, produksi etilen - Teknologi penangan pasca panen yang sesuai

16 Penyakit paska panen dibagi dua fase:
gangguan fase I, sebelum panen (pre-harvest diseases): sejak tanam – panen Gangguan fase II (post harvest diseases: panen- dikonsumsi Sebenarnya peny paska panen lebih merugikan d.p. penyakit lapang krn bagian yg terserang adl bagian yg langsung kita manfaatkan. Penyakit fase II mungkin berasal dari fase I.

17 Post harvest diseases meliputi
peny gudang, peny simpanan, angkutan serta pemasaran (market Pathology) Di US Market Pathology dipelajari tersendiri krn memp tujuan: mencegah kerugian ekonomis Mencegah perkembangan patogen-penyakit Tujuan penyimpanan produk hortikultura; Memberi waktu produk panen supaya siap dikonsumsi Utk mempertahankan agar produk panen tetap berkualitas baik dan tdk mudah rusak

18 MASALAH YG TIMBUL DLM PENYIMPANAN
Kriteria Utk mengethui buah sdh masak pohon, dilihat dr: Warna, kekerasan, aroma, kilatan . Warna: buah yang masak pohon sering ditandai dg perubahan warna: kuning-oranye. Utk membuat warna buah yg setengah masak pohon, digunakan ethapon: menghasilkan etilen yg merusak klorofil dan menghasilkan antosianin shg buah jd oranye. Avokado: buah masak pohon tampak mengkilat MASALAH YG TIMBUL DLM PENYIMPANAN Kerugian fase I umumnya < fase II,tp kerugian fase II kurang diperhatikan dr fase I. Kerugian ini meliputi Kerugian mekanik 3. Gangguan biotik Kerugian fisiologis 4. Gangguan abiotik

19 Kerugian Mekanis Kerusakan krn buah/sayur/biji sedang dipanen, di-pak dan diangkut. Misal, luka bekas potongan tandan pisang, tumpukan buah/sayur yg kurang baik pengepakannya. Meski luka sangat kecil dan tidak terlihat mata, tp sdh cukup utk penetrasi patogen. Luka mekanis perlu dihindarkan, krn masa slama proses menunggu sampai ditangan konsumen merupkn masa yg baik bg perkembangan patogen. Kerusakan dan kerugian secara mekanis sulit ditaksir krn segera diikuti oleh kerusakan biotik.

20 II. Penyakit fisiologis
Gangguan fisiologis dibagi mjd Gangguan krn adanya penguapan/transpirasi Gangguan krn adanya respirasi Gangguan krn adanya perubahan fisiologi GANGGUAN KRN ADANYA PENGUAPAN/TRANSPIRASI Penguapan dpt menimbulkan kerugian langsung yi menurunnya berat produk. Robinson (1975) batas kritis kehilangan air 19% dr berat asal. Thorne (1972) batas kritis 8% sebab kehilangan air 7% sdh menyebabkan ruang-ruang antar sel mjd lebar shg sel satu dg sel lainnya mulai terpisah. Kobis dan bawang kehilangan air 10% sdh mjd layu shg harganya sangat menurun.

21 Kehilangan air jg dipengaruhi suhu lingkungan penyimpanannya
Kehilangan air jg dipengaruhi suhu lingkungan penyimpanannya. Suhu meningkat, mempercepat kehilangan air Secara tdk langsung, penguapan produk panen mjdkan lebih rentan thd serangan patogen Umbi kentang yg kehilangan air >7% mengalami kerusakan mekanis krn luas permukaannya jd besar Umbi wortel yg layu mjd > rentan thd Botrytis cinerea dan Rhizopus stolonifer. 2. GANGGUAN RESPIRASI kerugian akibat proses pernafasan tdk mungkin dihindari Utk mengthui kerugian akibat pernafasan ,dilakukan: mengukur jumlah O2 yg hilang dan hasilnya adl CO2 Umbi kentang yg disimpan pd suhu 25° pd bln 1 vol CO2 yg dihasilkan 15 ml/kg bahan/jam. Bulan 2 hilang 5ml/kg bhn/jam

22 Mengukur kurangnya berat produk yg jd kering.
Pd saat umbi berkecambah hilang 3.4 ml/kg bhn/jam Mengukur kurangnya berat produk yg jd kering. Umbi kentang yg disimpan pd suhu 10° C pd bln ! Kehilangan berat 1.2%, pd bln berikutnya ±0.8%. Pd saat umbi berkecambah hilang 1.5%, tgt evaporasi umbi 3. PERUBAHAN FISIOLOGI Perubahan tepung jd gula. Umbi kentang yg disimpan 10 bln, kand gula 1.98%, dismpan 2 th kand gulanya 7.8%, shg kentang yg kand gulanya tinggi dianggap kualitasnya rendah. Gula yg tjd pd saat umbi dismpan berupa gluk0sa, fruktosa dan sukrosa. Gula2 ini dibentuk lebih cepat ketika sdg membent tunas. Bila tunas2 yg tumbuh dihilangkan secara teratur, kand gula yang naik hanya sukrosa saja.

23 Penurunan kadar antifungal (zat yg dpt mencegah perkemb jamur yg tdpt pd bahan). Kadar antifungal yg tinggi jg tdpt pd buah2an yg masih mentah dan akan menurun bila tjd proses pemasakan. Patogen yg semula tdk aktif mjd aktif pd saat pemasakan buah. Pengurangan kadar vitamin C dan A pd buah dan sayur. Pd ubi kayu tjd dicolorization/vascular streaking. Jaringan pembuluh berubah warna, mula2 kuning, kmd cokelat , akhirnya jd hitam. Di jawa perubhan warna ini malah diinginkan jd makanan tradisional (gatot, gaplek) Perubahan fisiologis yg tjd pd isi sel dan dinding sel. Protopektin yg susah larut diubah mjd pektin lalu jd asam pektat yg mudah larut dlm air. Akibatnya, daya tahan dinding sel thd serangan patogen jd menurun.

24 Perubahan Biologis Perubahan pati menjadi gula pada umbi kentang.
Umbi kentang yang kandungan gulanya terlalu tinggi kurang disenangi untuk pembuatan kentang goreng (french fries). Berkurangnya zat penghambat patogen, sehingga lebih rentan terhadap patogen tersebut Zat penghambat Komoditas Patogen benzoat apel Nectria galligena tanin avokad, Colletotrichum gloeosporioides asam sitrat jeruk Diplodia natalensis, Phomopsis citri, Alternaria citri pisang C. musae

25 penyebab yg berupa organisme atau mikroorganisme
3. PENYEBAB BIOTIK: penyebab yg berupa organisme atau mikroorganisme Penyakit pascapanen buah & sayur Komoditi Penyakit Penyebab Pisang Busuk pangkal buah Fusarium spp. Anthracnose Colletroricum musae Fusarium roseum Mangga/ pepaya Anthracnose Colletrotricum gloe osporoides Nanas Busuk hitam Ceratocystis paradoxa Bawang bombay Jamur totol hitam Alternaria spp

26 Penyakit busuk mahkota (crown rot) pada buah pisang oleh Gloeosporium musarum. Ibnokulasi dan penetrasinya terjadi pd saat pisang akan dipanen Penyakit busuk hitam (blackrot) pada ananas oleh Thielaviopsis/Ceratocystis paradoxa, penetrasinya tjd ketika dipanen. Penyakit antraknosa pada pisang mangga, avokado dll buah oleh Colletotrichum gloeosporoides. Penetrasinya tjd pada sebelum menjelang masak pohon Penyakit Grey mold pd terong oleh Botrytis cinerea, tjd pd saat penyerbukan atau pembuahan Penyakit bususk umbi dan tunas pd bawang merah oleh Botrytis alii, tjd pada saat dipanen dg melalui luka pemotongan daun

27 Sejak benih dipanen dari induknya
Busuk umbi (bulb rot) pada bawang (Botrytis allii), Bercak coklat (brown spot) pada padi (Drechslera oryzae) Pada saat tanaman masih kecil Busuk coklat (brown rot) pada kubis (Pseudomonas marginalis) Busuk lunak (soft rot) pada umbi kentang (Ralstonia solanacearum) Pada saat penyerbukan atau pembuahan Busuk kelabu (grey rot) pada terung (Botrytis cinerea) Merah jambu (pink disease) pada nanas (Glucanobacter oxydans dan Enterobacter aceti) Pada periode prapanen Antraknos pada apel,avokad,cabai, jeruk, mangga, pepaya (Colletotrichum gloeosporioides) Busuk coklat pada jeruk (Phytophthota citrophthora) Kudis pada umbi kentang (Streptomyces scabies) Pada saat panen Busuk hitam (black rot) pada nenas (Thielaviopsis paradoxa) Busuk telapak (crown rot) pada pisang (Botryodiplodia theobromae, Cephalosporium sp. Colletotrichum musae, Deightoniella torulosa, Fusarium moniliforme, Thielaviopsis paradoxa, dan Verticillium theobromae) Pada periode pascapanen Busuk asam (source rot) pada buah jeruk (Geotrichum candidum) Busuk hitam (black rot) pada bawang (Aspergillus niger) Busuk kering (dry rot) pada umbi kentang (Fusarium coeruleum) Busuk lunak (soft rot) pada ubi jalar (Rhizopus stolonifer) Busuk permukaan (surface rot) pada ubi jalar (Fusarium oxysporum)

28 Proses infeksi • Sebelum panen sering ada latent infection: mikroba masuk ke sel sehat ketika inang masih muda dan dormansi sampai komoditi dipanen dan pertumbuh-an sel mikroba berlangsung saat komoditi mengalami perubahan struktur jaringan sel. E.g. penyakit antracnose pada mangga, pepaya & crown rot pada pisang • Setelah panen mikroba yang tidak begitu ganas mulai menyerang sel sehat setelah masuk lewat luka

29

30 Exported to Japan- Sea fright/Air fright
Modified atmosphere LDPE, gauge 150 -sealed Partial vacuum-give better results

31 Control of Crown-rot Causal organisms Colletotrichum musae Botryodiploidia theobromae Fusarium spp. Control measures 1. Controlled atmosphere storage 2. Field sanitation 3. Regular removal of wash water

32 Inoculated studies with C. musae
CA 5% O2 successfully controlled the crown rot No apparent cultivar resistant

33

34 ANTHRACNOSE pada jeruk
CAUSE Infection by the fungus,Colletotrichium gloeosporioides. SYMPTOMS •Superficial leathery appearance •Silver/grey to dark lesions. •Tear-staining pattern common. •Pink tinge (spores) under humid conditions. OCCURRENCE •Infection occurs by rain-splash during autumn. •ethylene degreening increases sensitivity to anthracnose. CONTROL •Dead wood should be pruned as the fungus harbours in dead branches. • Field sprays of copper-based fungicides should be applied prior to autumn rains. •Postharvest treatment with Benzimidazole fungicide

35 BLUE & GREEN MOULD CAUSE Fungal infections of Penicillium digitatum (green mould) and P. italicum (blue mould). SYMPTOMS •Softening of damaged tissue. •White fungal growth, which progressively turns blue or green as spores develop. •Postharvest fungicides (Imazalil) can arrest spore development resulting in white only fungal growth. OCCURRENCE • Infections develop from damaged areas. •The growth of mould increases with storage temperatures (up to an optimum of 27oC). •Late season fruit more susceptible. •Damaged rind is more susceptible.

36 CONTROL •Careful handling reduces damage to rind. •Good hygiene and sorting reduces spore load and infection rates. •Sanitation destroys spores in recirculating water and packingline equipment. •Postharvest fungicides should be applied within 24h of harvest. •Lower storage temperatures slow down fungaldevelopment

37 SEPTORIA SPOT CAUSE The fungus, Septoria depressa. SYMPTOMS • Dark brown collapsed lesions, with a purple tinge. •Black specks develop in decayed area. OCCURRENCE •Mainly inland citrus regions. •Infection occurs in autumn but remains dormant until cool conditions. •Fruit more susceptible after frosts. CONTROL •Field application of copper-based fungicides.

38 Penyebab abiotik a. suhu c. udara b. kelembaban d. kemikalia SUHU
4. PENYAKIT ABIOTIK Penyebab abiotik a. suhu c. udara b. kelembaban d. kemikalia SUHU Tiap hasil panen punya titik kardinal ( suhu min, opt, max), shg suhu dibawah min atau diatas max menye-babkan gangguan/kerusakan bahan SUHU DIATAS MAX suhu tinggi menyebabkan penguapan Buah dan sayur mjd > cepat layu, terlebih bila dihadapkan pd sinar matahari shg bahan mjd berkeriput (scald). Umbi2an bila disimpan di gudang yg suhunya meningkat sampai 40-45°C akan mengalami black heart. Ubijalar bila dismpan pd suhu yg meningkat krn evapotranspirasi akan berbecak-becak coklat dan jaringan dpt rusak pd hari.

39 • Kecepatan respirasi & metabolisme turun
2. SUHU di bawah MINIMUM Kerusakan sbg akibat suhu rendah ada dua macam: Freezing injury: bila suhu dibawah titik beku Chiling injury: bila suhu sedikit diatas titik beku ttp kerusakan tjd pd waktu yg cukup lama Produk yg berasal dr daerah tropis banyak mengalami kerusakan akibat suhu rendah ini, biasanya suhu 12 C adl suhu kritis. Suhu rendah • Kecepatan respirasi & metabolisme turun • Beberapa reaksi kimiawi yang peka pd suhu rendah dapat berhenti • Tapi suhu rendah tidak selalu menurunkan aktivitas metabolisme • Pada sistem enzim yang labil di suhu rendah , metabolisme terganggu , menyebabkan jaringan kecoklatan/browning areas

40 Lama penyimpanan (ketahanan simpan) dapat diper-panjang dengan
- Mengontrol penyakit yang timbul setelah panen - Mengatur kondisi atmosfer (C.A. storage) - Perlakuan kimia (chemical treatment) - Perlakuan penyinaran (irradiation) - Penyimpanan dingin (refrigeration) Hindari chilling injury (Kerusakan hasil tanaman karena temperature penyimpanan rendah) Penyebab chilling injury bisa karena kepekaan komoditas terhadap temperatur rendah, kondisi tempat penyim-panan, cara penyimpanan dan lama penyimpanan. - “Don’t break the cold-chains” Penyimpanan dingin dari suatu hasil tanaman harus berkelanjutan (dalam tataniaga) sampai di tangan konsumen.

41 Macam kerusakan akibat suhu rendah ada 3 (Heald, 1943):
Kerusakan struktur plasma sel. dinding sel mengkerut, tekanan turgor plasma/isi sel jd tinggi hg mengalami plasmolisa. Akibatnya dinding sel bocor dan cairan sel keluar b. Keracunan suatu senyawa banyaknya cairan sel yg keluar menyebabkan kandungan racun dlm sel makin pekat shg jd toksix pd sel-jaringan c. Kerusakan mekanik cairan se yg keluar sel kmd akan masuk ruang-ruang antarsel. Ruang ini makin lama makin penuh air akhirnya pecah.

42

43

44

45 b. Kelembaban relatif (RH)
Kelembaban (RH) rendah menyebabkan penguapan lebih cepat, shg bahan cepat layu RH tinggi, sec langsung membantu perkembangan patogen Contoh.Buah tomat yg disimpan pd RH 76% mengalami kerusakan 36%, kalau disimpan pd RH 9% akan rusak 72%, krn banyak yg terserang soft rot. Biji2an hrs disimpan pd RH rendah agar tidak mudah rusak. c. Udara , meliputi: 1. Perbandingan CO2 dan O2.

46 Perbandingan CO2 dan O2. Bila perband CO2 dan O2 tinggi mk laju pernafasan mjd lambat. Bila perband CO2 dan O2 sangat rendah, mengakibatkan proses pernafasan mjd anaerob kerusakan bahan: memucatnya sayur dan buah hijau: Krn tjd oksidasi fenol oleh enzim fenolase Hilangnya klorofil daun Perubahan morfologi bahan dan aroma Pd sayur: terbentuk iso-coumarine shg bau spt busuk Bahan mjd cokelat akibat aktivitas enzim oksidase terhambat, shg asam suksinat tdk teroksidasi dan terakumulasi disitu

47 2. Pembentukan gas etilen
Etilen adl hormon yg bperan dalam pemasakan buah Menjelang proses pemasakan buah konsentrasi etilen meningkat Pembentukan etilen dipengaruhi SUHU Pembentukan etilen jg dipengaruhi banyaknya O2 di udara. Pd kand O2 7%, buah pisang tdk mengal pemasakan, tp bilakand O2 > 15% pisang cepat masak. Diduga O2 mempengaruhi pembentukan etilen an etilen berpengaruh pd permeabilitas dinding sel dan penbengkakan mitokondria shg pernafasan makin cepat Suhu penyimpanan apel Etilen yg dihasilkan 12° C 50-60 ul/kg/jam 15° C 100 ul/kg/jam 20° C 160 ul/kg/jam

48 3. Pembentukan gas ester aromatik
gas ini dibentuk oleh semua bahan yg sdh dipanen, bila kandungannya jd tinggi dpt menyebabkan keracunan yg dsbt SCALD. Mula2 kulit berubah warna, diikuti rusaknya jaringan bagian dalam. d. Kemikalia kemikalia yg dpt merusak bahan terut berasal dr lapangan sbg akibat pengendalian HPT. Bila dosisnya terlalu tinggi, residunya sebag akan terikat pd bahan dan ikut metabolismenya shg menghasilkan gas2 sbb: Amoniak Amoniak menyebabkan bawang merah jd hitam kehijauan krn memmpengaruhi antosianin. Kulit semangka sebg makanan ternak, bila kena NH3 jd berkerut-kerut shg tdk dpt dipakai utk makanan ternak. Ozon

49 2) Ozon Ozon di atmosfer berasal dr stratosfer yg turun bersama aliran udara vertikal akan terbentuk kilat/aliran listrik.’ Ozon dpt berasal dr pembakaran hidrokarbon yg tdk sempurna dr kendaraan bermotor/pabrik yg mdpt sinar uv dr matahari Ozon masuk ke jaringan tanaman mll stomata dan merusak jar palisade shg kegiatan mitokhondria, kegiatan auxin dan sintesis protein terhambat, permeabilitas ddg sel terhambat. PENYAKIT BIOTIK (Utk penyakit gudang) Dlm gudang biji2an sering ada aktivitas serangga disitu: Sbg pemangsa jamur Sitophilus granarius makan Penicillium fermiculosum, dan hidupnya tdk terpengaruh oleh jamur

50 Serangga makan jamur dan jamur dpt mengurangi aktivitas reproduksi serangga .
Tribolium castaneum makan Aspergillus candidus, jamur mempengaruhi reproduksi serangga Serangga tdk makan jamur krn jamur mengeluarkan racun, atau tidak suka jamur tsb. Serangga sbg penyebar jamur Metabolisme Serangga menimbukan kondisi yg cocok utk pertumbuhan jamur Menyebabkan kand air lingk bertambah biji Aktivitas tungau dan jamur (percob di lab) Tungau makan jamu. Bila tungau dibiarkan dalam biakan jamur dlm Petri Tungau menyebarkan jamur yg terikut pd tubuhnya

51 Faktor2 yg mempengaruhi tumbuhnya jamur simpanan
Kandungan air biji2an 4) adanya bahan2 asing Suhu penyimpanan 5) adanya aktivitas jasad Tingkat kerusakan awal lain Kand air biji2an dan lengas udara tempat penyimpanan Patogen tidak dpt tumbuh bila: Kand air biji rendah, tekanan osmosis tinggi Kandungan minyak tinggi, kand air hrs rendah Perubahan Kandungan air biji dipengaruhi oleh: Jenis2 jamur/mikrobia yg tumbuh (suksesi pertumbuhan jasad). Adanya serangga dan mikrobia yg tumbuh akan meningkatkan kand air lingk sbg hasil metabolismenya

52 Moisture migration: HISTERISIS
Tempat penyimpanan hrs kering. Bahan dan serangga /mikrobia akan melepaskan molekul air ke tempat yang kandungan airnya rendah shg tjd keseimbangan Seringkali petani menyimpan biji dg mencampur biji dg kand air yg berbeda shg memberi keuntungan sbb: Biaya > murah, hemat energi, waktu pengeringan > pendek Kelemahan: dlm kenyataannya tdk dpt dibuat kand air biji tengahan dan rata2nya. Jd msh ada kelompok biji dengan kand air rendah dan ada yg tinggi. Menjemur tdk sll ditempat yg panas (matahari), ttp dpt ditempat yg tekanan udaranya rendah.

53 _ + _ Percobaan: Biji disimpan dalam wadah kaca tertutup
Salah satu sisi dikenakan pd sinar matahari. Daerah A kena panas dan melepaskan molekul2 air yg disirkulasikan ke tempat yg dingin Molekul air mengembun (kondensasi) di daerah B yg lebih dingin shg mudah ditumbuhi jamur (HOT SPOT) A B Kondensasi _ + _ Musim dingin Musim panas

54 Suhu * berpengaruh langsung pd biji
* berpegaruh tdk lansung pd perkemb jasad yg akan merusak biji Biji bukan pengantar panas yg baik (=Insulator) Suhu biji dipengaruhi oleh: lama penyimpanan kandungan air biji arah penyinaran mthr suhu lingkungan Musim panas Musim dingin 10 5 15 20 25

55 Di daerah 4 musim, perbedaan suhu amat menyolok, tp di tropis amplitudo suhu tidak besar.
Suhu penyimpanan diusahakan dibawah suhu utk perkembangan mikrobia/serangga dlm penyimpanan. Suhu ruang penyimpanan suhu ruang tidak merata, hrs dilihat arah cahaya mthr datang. Bagian yg mendapat sinar banyak akan mele- paskan mol air ke bagian yg kand airnya rendah. Mengatur ventilasi gudang. Menaikkan atau menurunkan suhu gudang Berdasarkan hal tsb, ada istilah Bin burned seed, kerusakan biji2an dlm gudang akibat serangan jamur Fire burned seed, kerusakan pd biji2an (spt terbakar) akibat metabolisme dr biji sendiri atau dr jamur gudang

56 Mengapa tjd kenaikan suhu?
Krn ada kegiatan respirasi/tjd oksidasi bahan. Biji yg disimpan tetap hidup tp proses respirasi tertekan. Bila kand air biji meningkat, respirasi meningkat, suhu meningkat. Suhu rendah dpt mengurangi RH krn lengas akan terkondensasi (mis kulkas). Ada suksesi pertumbuhan jasad akibat nutrisi yg tersedia, perubahan lengas dan suhu HUB LENGAS UDARA (RH), KAND AIR BIJI DAN SUHU Perubahan suhu, lengas, kand air biji secara periodik diamati. Sampel diambil sec random. Mikrobia & serangga yg terambil dpt diamati Alat pemonitor suhu: MICROPROBE, berupa termometer logam (termocouple) yg diselipkan dlm kumpulan biji.

57 JAMUR (FUNGI) Umumnya tdpt pd biji yg disimpan dan perkembangannya lambat Dapat terjadi pada suhu/ lengas nisbi udara yang lebih luas batas batasnya. Beberapa jamur telah diketahui menyerang biji bijian seperti: Padi, Jagung, Sorghum, Barley, Kacang kacangan Genus yang penting: Fusarium, Helminthosporium, Alternaria, Cladosporium, Aspergillus, Phoma, Cephalothecum, Ophiobolus, Stenphyllium, Rhizopus dan Penicilium.

58 Penicillium spp. - mematikan embrio - menimbulkan perubahan warna pada biji - perubahan biokimia - menghasilkan racun bagi manusia & hewan Aspergillus spp. - dapat meluas di permukaan biji - dapat mematikan embrio - menyebabkan perubahan kimia - menghasilkan racun terhadap manusia dan hewan.

59 Jamur simpanan yang umum yaitu Penicillium, Aspergillus, Chaetomium & Rhizopus
Beras di Jepang: Penicillium rugolocum, P. citrinum, P. implicatum, P. chrysogenum, P. funiculosum, P. cyclopium, P. diversum USA: Aspergillus & Penicillium Cina: Beras & Gabah : A.flavus, Chaetomium globusum, P. purpurogenum & P.rubrum Indonesia: Beras & gabah: Penicillium, Aspergillus, Rhizopus

60 KERUSAKAN AKIBAT JAMUR SIMPANAN
Penurunan daya kecambah Perubahan warna Perubahan biokimia Perubahan berat Terbentuknya toksin - Mikotoksin: proses metabolisme dari cendawan yg. bersifat meracun pada manusia (mikotoksis); menimbulkan efek ganda (tumor & kanker) = mikokarsinogenesis).

61 MIKOTOKSIN: racun atau toksin yang dihasilkan oleh jamur, yang dapat menimbulkan gangguan pada inangnya maupun konsumen. MIKOTOKSIKOSIS : gangguan mikotoksin terhadap konsumen (manusia dan hewan). Contoh: Rye yang terserang Claviceps purpurea menghasilkan toksin dan menyebabkan Ergotisme atau Sint Holy Fire (pembusukan pada anggota badan dan diikuti oleh terlepasnya bagian-bagian yang busuk tersebut). Kacang tanah yang terserang Aspergillus flavus menghasilkan afaltoksin yang bersifat karsinogenik)

62 Macam-macam Mikotoksin beserta Organisme dan Substratnya
Patogen Substrat Aflatoksin Aspergillus flavus, A. purasiticus Kacang, padi, kopra Citrinin Aspergillus candidus, penicillium citinum Padi, rye, gandum,barley, jagung, ikan kering Luteoskirin P. islandicum Padi Citreoviridin P. citreoviride, P. pulvilorum Ochratoksin A. alliaceus, A. ocraceus Jagung, barley, gandum, kopi,kacang Zearalenon Fusarium moniliformme Jagung, padi, barley Sterigmatocistin A. nidulans, A. luteum, Bipolaris sp. Kopi, gandum,jagung,barley Trichothecenes (T-toksin) Cephalosporium sp., F. solani Jagung, padi, kapri Nivalenol (Fusarenon X) F. nivale Padi,jagung,gandum,barley Penicilic acid Aspergillus spp. Penicillium spp. Gandum,jagung Alternaria toksin Alternaria spp., Pullubaria sp. Cantel Vomitoksin Fusarium spp. Gandum,barley,jagung

63 Gejala chilling injury
tampak saat buah/sayur disimpan pada suhu rendah atau saat dipindah ke suhu penyimpanan yang lebih tinggi •Kulit buah menyusut •Membentuk lubang (pitting) •Rusaknya jaringan sel di bawahnya •Lubang tersebut berubah warna dari warna aslinya •Kehilangan air meluasnya area pitting Pencoklatan jaringan sel/kulit di sekitar jaringan pengangkut -an dalam buah •Buah muda gagal masak/ tidak merata/lambat karena chilling •Degreening berjalan lambat •Sayur berdaun lebar dan pepayatampak berair pada jaringan yang rusak

64 •Khususnya komoditi tropis & subtropis
Chilling Injury •Khususnya komoditi tropis & subtropis •Suhu kritis tiap komoditi bervariasi •Akibat kontak jaringan sel yang peka terhadap suhu < 150C •Kepekaan tiap komoditi terhadap chilling injury bervariasi •Gejala berbeda dengan freezing injury Efek chilling injury •Terlepasnya hasil metabolismeas.amino,gula, garam, mineral •Struktur sel mengalami kerusakan •Media untuk mikroba patogen e.g. jamur sering dalam bentuk latent infections(selama panen, transport, pemasaran) •Peningkatan pembusukan •Off flavour or odour

65 Chilling Injury •Khususnya komoditi tropis & subtropis •Suhu kritis tiap komoditi bervariasi •Akibat kontak jaringan sel yang peka terhadap suhu < 150C •Kepekaan tiap komoditi terhadap chilling injury bervariasi •Gejala berbeda dengan freezing injury Mekanisme chilling injury •Perubahan atau pemisahan jaringan lemakmempengaruhi sifat jaringan (aktvitas yang berhubungan dengan enzim yang terlibat dalam pembentukan ATP dan sintesa protein pd break temperature: komoditi tropis pada C, komoditi temperate 0-50C •Akumulasi senyawa toksin: etanol, asetaldehida

66 Hindari chilling injury (Kerusakan hasil tanaman karena temperature penyimpanan rendah)
Penyebab chilling injury bisa karena kepekaan komoditas terhadap temperatur rendah, kondisi tempat penyim-panan, cara penyimpanan dan lama penyimpanan. - “Don’t break the cold-chains” Penyimpanan dingin dari suatu hasil tanaman harus berkelanjutan (dalam tataniaga) sampai di tangan konsumen. Kontrol Chilling injury • Menetukan suhu kritis • Mencegah kontak pada suhu sedikit di bawah suhu kritis tersebut • Menyimpan relatif singkat pada suhu dingin, dilanjutkan penyimpanan pada suhu lebih tinggi (nanas, peach, plum) • Penyimpanan dalam plastik (MAS)


Download ppt "Penyakit paska panen Wiwiek sri wahyuni."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google