Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Menuju Kota Yang Berkelanjutan

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Menuju Kota Yang Berkelanjutan"— Transcript presentasi:

1 Menuju Kota Yang Berkelanjutan
Manajemen Perkotaan Menuju Kota Yang Berkelanjutan

2 Beda antara negara maju dan negara sedang/akan maju
The difference is the attitude of the people, framed along the years by education & the culture. 1. Ethics, as a basic principle. 2. Integrity. 3. Responsibility. 4. Respect to the laws & rules. 5. Respect to the rights of other citizens. 6. Work loving. 7. Strive for saving & investment. 8. Will of super action. 9. Punctuality.

3 Pengantar Pembangunan Berkelanjutan

4 Pengantar Pembangunan Berkelanjutan
Pembangunan berkelanjutan: pembangunan yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat masa kini tanpa mengabaikan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka (Bruntland, 1987) Doxiadis: kota-kota akan tumbuh dan bengkak semakin besar, semakin luas dan sulit dikendalikan Polis (kota)→metropolis (kota raya) →megapolis (kota mega) →ecumenopolis (kota dunia) → necropolis (kota mati)

5 Tetenger

6 Pengantar Pembangunan Berkelanjutan
Pengelola kota (urban manager) harus berhati-hati dalam mengelola kota dan lingkungan binaan manusia, jangan sampai terjadi ecological suicide (bunuh diri ekologis) Junk cities (Kota sampah): kota-kota yang berwajah serupa, monoton, membosankan, tidak memiliki jatidiri atau identitas (Budihardjo, 1999)

7 Cities of tomorrow (peter hall, 1991):
Technopolis: Kota didominasi oleh rekayasawan dan teknolog → sarat dengan bangunan tinggi dan futuristik, kota terapung, kota di dalam laut, dsb Profitopolis: didominasi kalangan pengusaha dan sektor swasta → dilandasi perhitungan2 ekonomi Marxopolis: penentu kebijakan perkotaan (gubernur, bupati, walikota, dsb) berperan sangat dominan →serba teratur namun monoton Ecopolis: didominasi ahli lingkungan → konsen pada konservasi energi dan pelestarian keseimbangan ekologis Humanopolis: kota yang manusiawi (masih dianggap sebatas utopis)

8 Citizen Power: Rakyatlah yang lebih menentukan wajah kota masa depan
Stok kapiatl produktif dari suatu kota: Lingkungan atau sumberdaya alam Rakyat atau sumberdaya manusia Keuangan atau sumberdaya finansial Infrastruktur, fasilitas produktif atau sumberdaya buatan Institusi (sumberdaya kelembagaan)

9 Ketidakmampuan utama kota
Ketimpangan (Disparity): jurang ketimpangan yang besar antara si kaya dan si miskin, antara pusat kota dan pinggiran kota Pemekaran (Sprawl): pemakaian sumber-sumber untuk pembangunan kota yang terus mekar secara horisontal Pemerintahan (governance): ketidakmampuan pemerintah untuk menangani era metropolitan

10 Prinsip Dasar Kota Berkelanjutan
Panca E: Environment (ecology) → lingkungan Economy (employment) → kesejahteraan Equity → pemerataan Engagement → peranserta Energy

11 Kecenderungan Perubahan
Ada 4 transformasi global yang sekarang sedang berlangsung → perubahan yang akan mengubah wajah kota dan lingkungannya Transformasi dari perdesaan ke perkotaan → akan terdapat lebih banyak orang yang hidup di area kota dan desa Kota-kota besar, kota raya dan kota mega akan lebih banyak terdapat di negara2 selatan daripada utara →25 kota (dgn penduduk > 10 juta), dan 18 diantaranya ada di negara berkembang (Asia, Afrika, Amerika latin)

12 Kecenderungan Perubahan
3. Sektor formal ke sektor informal (misal perusahaan mikro, UKM, dll) 4. Perubahan dari kota kecil ke kota besar dan kota raya.

13 Tantangan untuk Urban Managers
“ Cities are undermining the worlds ecosystem..they are becoming socially diversive and environmentally hazardous..” (Richards Rogers, arsitek-perencana kota dari Inggris)

14 Tantangan untuk Urban Managers
Semakin lama tampaknya kota-kota akan semakin gawat, rumit, dan semrawut Para perencana kota sebagai kaum profesional turut bertanggung jawab dalam proses terjadinya dan berkembangnya kota

15 Tantangan untuk Urban Managers
Adu kuat antara sektor formal vs informal, sektor modern vs tradisional→ informal dan tradisional kalah, tersungkur dan tersingkir dari kawasan strategis di perkotaan Lapangan kerja di kota semakin menuntut kualitas kepandaian dan ketrampilan yang tinggi, kian menambah angka pengangguran di perkotaan Kecenderungan eksklusivisme yang menimbulkan kesan isolasi dan segregasi sosial → kecemburuan sosial akibat kesenjangan yang terlalu tinggi

16 Tantangan untuk Urban Managers
Tipisnya kohesi sosial, masyarakat kota cenderung apatis, tidak memiliki rasa memiliki yang kental dengan lingkungannya, sense of community semakin menipis Kemacetan yang semakin parah di perkotaan Urban sprawl (perkembangan kota yang melebar seolah tanpa batas) kian parah Pencemaran udara dan pencemaran air Saat yang dibutuhkan adalah jaringan transportasi, dan kendaraan umum yang murah dan menjangkau pusat2 kegiatan, justru yang dibangun jalan tol, layang, arteri (yang lebih mewadahi kepentingan mobil pribadi)

17 Tantangan untuk Urban Managers
Saat yang dibutuhkan adl RS (rumah sederhana) dan RSS, yang banyak dibangun justru apartemen mewah, kondominium, ruko mewah, dll Saat yang dibutuhkan adalah taman lingkungan, lapangan olahraga utk voli dan badminton, arena bermain anak, yang dibangun justru lapangan golf mewah


Download ppt "Menuju Kota Yang Berkelanjutan"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google