Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

VALIDITAS DALAM PENELITIAN EKSPERIMEN

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "VALIDITAS DALAM PENELITIAN EKSPERIMEN"— Transcript presentasi:

1 VALIDITAS DALAM PENELITIAN EKSPERIMEN
Dewi Mahastuti, M.Si

2 Validitas Internal merupakan seberapa jauh keakurasian pengamatan peneliti terhadap variabel bebas (independent Variable) yang berpengaruh terhadap variabel terikat (dependent Variable) Variabel non eksperimental adalah variabel- variabel yang berpengaruh dan tidak masuk dalam variabel penelitian. Bentuknya ada 2 yaitu Controlled Variabel dan Extraneous Variabel Controlled Variabel adalah variabel non eksperimental yang telah berhasil dikontrol oleh peneliti Ekstraneous variabel adalah variabel non ekspermental yang tidak berhasil dikontrol keberadaannya oleh peneliti.

3 Kontrol Terhadap variabel non eksperimen
Dalam eksperimen, peneliti pemula biasanya berpikir kalau semua variabel non eksperimental harus dihilangkan, akan tetapi ada variabel non eksperimental yang tidak dapat dihilangkan tetapi bisa diminimalisir dan dikontrol tingkatannya seperti intelligensi dan pengalaman masa lalu. Bagaimana kita tahu keakuratan hub X --- Y maka kita harus melihat pada Validitas Internal

4 VALIDITAS DALAM EKSPERIMEN
Yang dimaksud dengan validitas dalam eksperimen adalah sejauh mana pemberian perlakuan variabel independen memiliki efek terhadap variabel dependen, tanpa keterlibatan variabel lain di luar variabel independen. Hal ini berarti, semakin tinggi efek pemberian perlakuan (variabel independen) terhadap perubahan variabel dependen, maka validitas eksperimen tersebut dikatakan tinggi. Di samping efektivitas pengaruh pemberian perlakuan kepada variabel dependen, validitas juga ditentukan oleh seberapa jauh eksperimen tersebut bisa digeneralisasikan pada populasi lain yang berbeda subyek, tempat dan ekologinya. Validitas dalam eksp antara lain : Validitas internal dan eksternal

5 Validiatas Internal Validitas internal terjadi manakala variabel dependen mengalami perubahan yang hanya disebabkan oleh manipulasi perlakuan pada variabel independen, dan tidak terpengaruh oleh variabel-variabel di luar perlakuan yang diberikan. Validitas internal menjadi tinggi manakala perilaku variabel dependen secara signifikan hanya disebabkan oleh variabel independen yang diberikan. Sedangkan invaliditas internal terjadi manakala perubahan perilaku yang terjadi lebih disebabkan oleh variabel-variabel lain yang tidak menjadi fokus penelitian (disebut dengan counfounding variables).

6 Faktor-faktor validitas internal
Faktor maturasi Faktor maturasi ini tidak saja berhubungan dengan kematangan subyek eksperimen, namun meliputi segala perubahan yang terjadi subyek (fisik, psikologis, minat, need, pendidikan, dan sebagainya). Faktor-faktor perubahan ini tidak menjadi fokus perhatian peneliti, namun bisa mempengaruhi menimbulkan efek yang signifikan pada variabel yang diamati (dependen variabel). Akibatnya, bila ada perubahan dalam perilaku pada variabel yang diamati (variabel dependen), maka hal itu tidak semata-mata hanya dipengaruhi oleh perlakuan, tetapi juga disebabkan oleh faktor-faktor tersebut Contoh : Eksperimen mengenai efek metode praktikum terhadap prestasi belajar biologi. Bila ada perbedaan dalam prestasi belajar, hal itu tidak semata-mata disebabkan oleh metode praktikum yang diberikan, tetapi juga disebabkan oleh faktor lain, seperti minat terhadap pelajaran, kesan terhadap guru, rasa jenuh, dan sebagainya.

7 Faktor Proactive History
Faktor perbedaan individual yang dibawa ke dalam penelitian, yang merupakan bawaan yang telah dipelajari sebelumnya. Meliputi : Usia, Jenis kelamin, kepribadian, sikap, inteligensi Contoh: Metode mengingat terhadap ingatan proactive history nya usia dan inteligensi, cara kontrolnya di samakan usia dan inteligensi dalam kelompok tersebut.

8 Retroactive History Apa saja yang bisa terjadi selama selang waktu pretest dan posttest. Contoh : Pengaruh Kampanye HIV/AIDS thd perilaku seks mahasiswa. Setelah pretest ternyata ada yang meninggal maka mempengaruhi teman yang lain dalaam perilaku seks, sehingga pada saat post test perilaku seksnya menurun bukan karena efek kampanye melainkan ketakutan mereka pada kematian teman tsb.

9 Faktor Instrumentasi Faktor instrumentasi ini berkaitan dengan instrumen yang digunakan, cara memberikan instrumen, petugas yang memberikan instrumen, dan sebagainya. Adanya perbedaan faktor-faktor ini antara pretes dan posttes akan memberikan pengaruh pada eksperimen. Bisa jadi, terdapat perubahan perilaku (perbedaan pada variabel yang diamati) antara pretes dan posttes, yang tidak semata-mata disebabkan oleh adanya perbedaan perlakuan, tetapi justru disebabkan oleh faktor-faktor tersebut. Contoh Eksperimen mengenai efektivitas pemberian metode praktikum pada pelajaran tertentu. Soal yang diberikan pada pretes maupun posttes memiliki tingkat kesulitan yang berbeda.

10 Faktor Pengujian Faktor pengujian ini dapat menurunkan validitas internal. Penelitian eksperimen umumnya dilakukan dengan menggunakan metode pretest dan posttest. Bila dalam eksperimen tersebut menggunakan alat ukur yang sama, maka peluang subyek untuk memperoleh hasil yang tinggi pada posttest menjadi besar. Akibatnya, hasil yang diperoleh menjadi bias, apalagi bila waktu pemberian pretest dan posttest tidak berbeda jauh (berdekatan waktunya). Contoh : Eksperimen untuk mengetahui efek praktikum terhadap prestasi belajar mata pelajaran tertentu. Bila alat ukur yang digunakan pada pretest dan posttest sama, maka sangat dimungkinkan subyek akan memperoleh prestasi tinggi pada saat posttest. Untuk mengatasi hal ini, diperlukan 2 buah alat ukur yang memiliki fungsi yang sama (paralel), sehingga alat ukur yang diberikan pada prestest berbeda dengan alat ukur yang diberikan pada saat posttest. Sebelum melakukan penelitian eksperimen, seorang peneliti harus benar- benar yakin bahwa penelitian eksperimennya itu tidak terpengaruh oleh ancaman-ancaman validitas internal tersebut. Paling tidak, ancaman- ancaman yang dikhawatirkan harus dapat diantisipasi atau dikendalikan. Bila ancaman-ancaman terhadap validitas tersebut dapat dinetralisir, maka peneliti dapat membuat kesimpulan mengenai hubungan kausal antar variabel-variabel dalam penelitian eksperimennya. Kesimpulan ini sekaligus menegaskan bahwa bila ada perbedaan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, hal itu semata-mata disebabkan oleh adanya perbedaan perlakuan yang diberikan pada kedua kelompok, dan bukannya disebabkan oleh sebab-sebab lain.

11 Statistical Regression
Yang melibatkan pretest dan post test serta dua kelompok yang ekstrem Mengikuti hukum statistik pada kurve normal, yang rendah akan naik dan yang tinggi akan turun mendekati rata2 Contoh : hubungan musik klasik terhadap IQ anak berbakat dan RM Hasil prestest tidak berbeda jauh dengan posttest karena alat ukur tidak reliabel. Untuk menghindarinya pakailah satu kelompok ekstrim saja.

12 Eksperimental Mortality
Terjadi pada penelitian yang menggunakan within subject Berkurangnya subjek karena kematian atau subyek gugur Berpengaruh pada analisa data

13 Interaction Effect Validitas yang terjadi pada pemberian perlakuan yang cukup banyak Dipengaruhi oleh efek dari perlakuan sebelum akan berpengaruh pada perlakuan setelahnya. Contoh Pengaruh jenis musik terhadap kondisi emosi Musik dangdut, rock, klasik Cara kontrolnya, counterbalancing.

14 Efek Partisipan Contoh : Pengaruh jenis musik terhadap agresivitas yang dilakukan dengan one way miror, karena subyek tahu akan diteliti maka dia akan berperilaku sebaik mungkin Participan Sophitiscation Familiaritas subyek pada perlakuan dan manipulasi eksperimen

15 Upaya-upaya untuk meningkatkan validitas internal
Agar ancaman-ancaman terhadap validitas internal dapat dinetralisir, atau paling tidak dikendalikan, ada upaya-upaya yang dapat dilakukan, sebagai berikut : Melakukan randomisasi dalam membuat kelompok- kelompok eksperimen. Bila tidak dimungkinkan, dapat dilakukan penyeragaman (matching) atau melakukan pembatasan variabel, sehingga diperoleh karakteristik sampel yang relatif homogen. Menggunakan alat ukur yang memiliki reliabilitas dan validitas yang tidak diragukan, serta memberikannya sesuai dengan prosedur yang telah dibakukan. Melakukan kontrol yang ketat terhadap pemberian perlakuan kepada kelompok eksperimen, sehingga tidak terjadi efek pembelajaran oleh kelompok kontrol akibat interaksinya dengan kelompok eksperimen.

16 Validitas Eksternal (External Validity)
Validitas eksternal ini berkaitan dengan pertanyaan “apakah kesimpulan hasil penelitian eksperimen (hubungan kausal antara dependen variabel dan independen variabel) dapat digeneralisasikan pada orang, setting dan waktu yang lain ? “

17 Untuk mengetahui validitas eksternal ini
perlu diketahui terlebih dahulu : Populasi secara teoritis : subyek, tempat dan waktu Sampel yang representatif benar-benar mewakili ciri-ciri populasi Populasi yang diketahui Sampel yang diperoleh di lapangan Dengan demikian, dapat diuji apakah hasil penelitian eksperimen yang dilakukan dapat digeneralisasi pada subyek/sampel atau populasi lain dengan waktu dan tempat yang berbeda.

18 Seperti halnya pada validitas internal, validitas
eksternal ini memiliki ancaman-ancaman tertentu, yaitu : Terjadi interaksi antara perlakuan dengan pemilihan subyek (subyek) Terjadi interaksi antara perlakuan dengan setting (situasi dan tempat) Terjadi interaksi antara perlakuan dengan waktu


Download ppt "VALIDITAS DALAM PENELITIAN EKSPERIMEN"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google