Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

MK Filsafat dan Etika Kesejahteraan Sosial

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "MK Filsafat dan Etika Kesejahteraan Sosial"— Transcript presentasi:

1 MK Filsafat dan Etika Kesejahteraan Sosial
Filsafat Ilmu MK Filsafat dan Etika Kesejahteraan Sosial

2 ARTI EPISTEMOLOGI Epistemologi adalah teori pengetahuan
Salah satu cabang filsafat yang mempermasalahkan hakikat pengetahuan, sumber-sumbernya, syarat-syarat memperoleh pengetahuan, kebenaran dan kepastian pengetahuan serta hakikat kehendak dan kebebasan manusia dalam pengetahuan. Cabang filsafat yang khusus menggeluti pertanyaan-pertanyaan yang bersifat menyeluruh dan mendasar tentang pengetahuan. Suatu upaya rasional untuk menimbang dan menentukan nilai kognitif pengalaman manusia dalam interaksinya dengan diri, dan lingkungan sekitarnya. Suatu disiplin ilmu yang bersifat evaluatif (menilai), normatif (tentukan tolak ukur) dan kritis (mempertanyakan dan menguji)

3 PEMBAHASAN DALAM EPISTEMOLOGI
Membahas tentang sumber-sumber pengetahaun Membahas tentang apa yang kelihatan versus hakikatnya Membahas tentang ke-valid-an pengetahuan.

4 SIFAT-SIFAT PENDAPAT AWAM (COMMON SENSE)
Cenderung untuk bersifat kebiasaan dan meniru (warisan masa lalu) Tidak jelas dan samar-samar. Kepercayaan yang belum diuji. Tidak ada penjelasan mengapa sesuatu hal terjadi.

5 KESALAHAN-KESALAHAN BERFIKIR (FRANCIS BACON)
Idols of the Tribe, kecenderungan menerima bukti atau kejadian yang menguntungkan suku atau bangsa sendiri. Idols of the Cave, kecenderungan memandang diri pribadi sebagai pusat dunia dan menekankan pendapat pribadi yang terbatas. Idols of the Market, kecenderungan untuk terpengaruh oleh kata-kata atau nama-nama yang dikenal dalam percakapan sehari-hari. Idols of the Theatre, kecenderungan untuk berpegang teguh pada kepercayaan, keyakinan dan aliran-aliran pemikiran.

6 PENGHAMBAT BERFIKIR JERNIH
Purbasangka, suatu pertimbangan yang terburu-buru, dasar pemikiran yang salah yang meremehkan bukti atau menilai bukti tersebut secara berlebihan. Propaganda, informasi yang disampaikan dengan membangkitkan emosi atau keinginan lalu menyajikan beberapa jalan keluar melalui sugesti (melalui media massa) Otoriterianisme, mengikuti kekuasaan secara buta tanpa tindakan kritis, ada keyakinan bahwa pengetahuan dijamin atau disahkan oleh otoritas

7 BEBERAPA KESALAHAN BERFIKIR
Kesalahan Semantik, disebabkan oleh pemakaian kata-kata secara tidak teliti atau tidak tepat. Kesalahan Formal, pengambilan kesimpulan yang salah dari dasar pikiran (deduksi) Kesalahan Empiris, melakukan generalisasi secara terburu-burur (Induksi)

8 SUMBER-SUMBER PENGETAHUAN
Sikap Skeptis, yaitu sikap yang meragukan bahwa manusia tidak mungkin menemukan kebenaran yang obyektif. Gorgias mengatakan bahwa tidak ada sesuatu yang benar-benar ada, kalaupun sesuatu itu ada manusia tidak mungkin bisa mengetahuinya, kalaupun manusia bisa mengetahuinya, manusia tidak mungkin bisa menjelaskannya. Pancaindera (Empiris), menekankan pada kemampuan manusia untuk menangkap pengalaman kongkrit yang diterima oleh pancainderanya. (Kebenaran Koresponden) Akal Budi (Rasio), manusia mengetahui dengan membandingkan ide-ide atau pertimbangan-pertimbangan, akal manusia mempunyai kemampuan untuk mengungkap kebenaran dengan sendirinya (Kebenaran Koheren) Intuisi, pengetahuan yang didapat tanpa melalui proses penalaran tertentu, sifatnya personal dan tidak bisa diramalkan. Wahyu, merupakan pengetahuan yang didapat dari Tuhan.

9 MACAM PENGETAHUAN Pengetahuan Apriori, pengetahuan yang didapat tidak tergantung pada pengalaman inderawi (benar secara Universal) Pengetahuan Aposteriori, pengetahuan yang hanya didapat dengan melakukan observasi dan eksperimen. Knowledge by Description, pengetahuan tentang fakta dan didapatkan dari benda atau kejadian disekitar kita. Knowledge by acquaintance, pengetahuan yang diperoleh dengan pengalaman atau dengan perkenalan

10 POLA PENGETAHUAN Tahu Bahwa, pengetahuan mengenai informasi tertentu. Disebut juga pengetahuan teoritis/ ilmiah. Tahu Bagaimana, mengenai bagaimana melakukan sesuatu (know-how) berkaitan dengan keahlian dan kemahiran teknis. Tahu Akan/ Mengenai, sesuatu yang sangat spesifik menyangkut pengalaman atau pengenalan pribadi. Kadar obyektifitas tinggi dan subyek mampu membuat penilaian langsung. Tahu Mengapa, mengenai pemberian penjelasan tentang suatu kejadian.

11 TAHU AKAN TAHU BAHWA TAHU BAGAIMANA
(pengetahuan langsung melalui pengenalan pribadi) TAHU BAHWA (masih bersifat umum) TAHU MENGAPA (Refleksi, Abstraksi, Penjelasan) TAHU BAGAIMANA (pemecahan, penerapan, tindakan)

12 DASAR-DASAR PENGETAHUAN
Pengalaman, adalah keseluruhan peristiwa perjumpaan dan apa yang terjadi pada manusia dalam interaksinya dengan alam dan lingkungan sosialnya Pengalaman Primer, pengalaman langsung akan persentuhan indrawi Pengalaman Sekunder, pengalaman reflektif mengenai pengalaman primer (tidak langsung) Ciri pengalaman adalah, amat beraneka ragam, berkaitan dengan obyek yang berada diluar diri manusia dan terus bertmabah dan berkembang sesuai dengan perkembangan manusia itu sendiri.

13 DASAR-DASAR PENGETAHUAN
Ingatan, tanpa ingatan pengalaman inderawi tidak akan dapat berkembang menjadi pengetahuan. Supaya ingatan dapat menjadi dasar yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya bagi pengetahuan, (a) memiliki kesaksian bahwa peristiwa yang diingat itu memang pernah dialami dimasa lalu, (b) ingatan bersifat konsisten dan dapat menjadi dasar pemecahan persoalan.

14 DASAR-DASAR PENGETAHUAN
Kesaksian, suatu penegasan yang diberikan oleh orang terhadap peristiwa yang dialami orang lain untuk menyatakan kebenaran atas peristiwa itu. Bukti Intrinsik, bukti tentang autoritas atau kewenangan si pemberi kesaksian. Bukti Ekstrinsik, bukti yang secara langsung berhubungan dengan materi kesaksian Minat dan Rasa Ingin Tahu, diperlukan untuk dapat mengembangkan pengetahuan. Minat mengarahkan perhatian pada hal-hal yang dialami dan dianggap penting untuk diperhatikan. Rasa ingin tahu mendorong orang untuk bertanya dan melakukan penyelidikan atas apa yang dialami dan menarik minatnya.

15 DASAR-DASAR PENGETAHUAN
Pikiran dan Penalaran, kegiatan pokok dari pikiran adalah penalaran yang keduanya merupakan hal yang mendasari pengetahuan. Penalaran merupakan proses bagaimana pikiran menarik kesimpulan dari hal-hal yang sebelumnya telah diketahui. Induksi adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan umum dari berbagai kejadian atau kasus khusus. Deduksi adalah bentuk penalaran yang berangkat dari suatu pernyataan umum ke kejadian khusus yang secara niscaya dapat diturunkan dari pernyataan umum tersebut. Abduksi adalah penalaran untuk merumuskan sebuah hipotesa berupa pernyataan umum yang kemungkinan kebenarannya masih perlu diuji.

16 DASAR-DASAR PENGETAHUAN
Logika, cara berfikir yang lurus, runut dan benar Silogisme Kategoris, silogisme yang terdiri dari proposisi yang bersifat kategoris (afirmatif universal, negatif universal, afirmatif partikular, negatif partikular) Silogisme Hipotesa, silogisme dalam proposisi bersyarat (kalau…maka…) Silogisme Disjungtif, silogisme yang sahih hanya dalam salah satu kemungkinan yang menyingkirkan kemungkinan lain.

17 DASAR-DASAR PENGETAHUAN
Bahasa, merupakan salah satu hal yang mendasari dan memungkinkan pengetahuan pada manusia. Bahasa Tertulis dan Tidak Tertulis. Kebutuhan hidup manusia, memperoleh pengetahuan yang dibutuhkan untuk dapat hidup merupakan suatu bagian dari cara berada manusia. Pengetahuan merupakan suatu alat, strategi dan kebijakan dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

18 PERBANDINGAN FILSAFAT PENGETAHUAN DAN FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN
Filsafat Pengetahuan, adalah keseluruhan pemikiran, gagasan, ide, konsep dan pemahaman yang dimiliki manusia tentang dunia dan segala isinya. (Spontan) Sedangkan Filsafat Ilmu Pengetahuan adalah keseluruhan sistem pengetahuan manusia yang telah dibakukan secara sistematis. (Sistematis dan Reflektif)

19 Sekian


Download ppt "MK Filsafat dan Etika Kesejahteraan Sosial"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google