Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

OVERVIEW KONDISI PENGEMBANGAN ROTAN INDONESIA

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "OVERVIEW KONDISI PENGEMBANGAN ROTAN INDONESIA"— Transcript presentasi:

1 OVERVIEW KONDISI PENGEMBANGAN ROTAN INDONESIA
Oleh : Dr. Ir. Haryadi Himawan, MBA Direktur Bina Perhutanan Sosial Disampaikan dalam Seminar Rotan Nasional “Kebangkitan Rotan Nasional” Jakarta, 21 – 22 Nopember 2013

2 Latar Belakang... Rotan sudah sejak lama dikenal sebagai komoditi hasil hutan non-kayu yang penting dan sangat potensial di Indonesia. 600 species rotan di dunia, 516 species ditemukan di Asia Tenggara Di Indonesia, +/- 312 jenis rotan, 51 jenis rotan komersial, 261 jenis non‐komersial. Penyebaran rotan di Indonesia terbanyak terdapat di P Kalimantan +/- 3,0 jt ha, Sulawesi +/- 2,9 jt ha, Sumatera +/- 2,4 jt ha, dan di daerah lainnya +/-1,6 jt ha. Indonesia memegang 80-90% supply rotan dunia. Potensi produktivitas tertinggi Indonesia berada di Sulawesi (1.749 kg basah/hektar) sedangkan di Kalimantan maupun Sumatera potensinya hanya berkisar antara 239 – 283 kg/ha. Produksi rotan lestari nasional diperkirakan berkisar antara ton (basah) – atau ton kering, ton (basah) atau ton kering , ton (kering) dan ton (kering). Kecenderungan masyarakat akan kebutuhan produk-produk yang ramah lingkungan/ produk-produk hijau.

3 Potensi Pengembangan Rotan:
Menguasai 80% pasokan dunia; Banyak menyerap tenaga kerja; Memberikan nilai tambah; Memerlukan tumbuhan rambatan yang memperbaiki tutupan lahan; Tidak memerlukan peralatan yang mahal dalam proses pemanenan/produksi; Usaha ramah lingkungan.

4 Sebaran rotan di Indonesia
Propinsi Lokasi areal hutan Aceh Aceh Utara, Aceh Tengah, Piddie, Aceh Timur, P.Simelue (Sinabang) Aceh Selatan, Aceh Tenggara. Sumatera Utara Asahan, Labuhan Ratu, Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, P. Nias. Sumatera Barat Pasaman, Sawah Lunto/Sijunjung, Solok selatan, P. Mentawai, Pantai Selatan. Riau Tembilahan (Inderagiri Hilir), Rengat (Inderagiri Hulu), Bangkinang (Kampar), Pasir Pangaraian. Jambi Batanghari, Muaro Bungo, Sarolangun, Bangko, Kuala Tungkal Bengkulu Bengkulu Utara (Muko-Muko), Bengkulu Selatan (Bintuhan), Rejang lebong (Kapahiang). Sumatera Selatan Ogan Komering, Lematang Ulu, Musi Banyuasin Lampung Lampung Barat (Krui), Lampung Tengah (Sukadana), Kabupaten Tanggamus (Kota Agung) Kalimantan Barat Sintang, Kapuas Hulu, Ketapang, Sanggau. Kalimantan Tengah Kotim (Sampit), Kobar (Pangkalan Bun), Kuala Kapuas, Buntok, Muara Teweh, Puruk Cahu.

5 Lanjutan... Propinsi Lokasi areal hutan Kalimantan Selatan
Marabahan, P. Laut (Kota Baru), Hulu Sungai Utara Kalimantan Timur Pasir, Mahakam Ulu, Mahakam Tengah, Berau, Damai, Bulungan Selatan, Bentian. Sulawesi Selatan Mamuju, Luwu (Palopo), Sidrap, Enrekang, Maros, Polmas Sulawesi Tengah Poso, Donggala, Luwuk Banggai, Buol, Toli-toli. Sulawesi Utara Minahasa 9Tosawang, Tompaso), Bolaang Mongondow (Dominanga, Lanuan Uki), Gorontalo, Sangihe Talaud. Sulawesi Tenggara Kendari Selatan, Kolaka, P. Muna, P. Buton. Nusatenggara Barat Sumbawa (Klongkang, Dado, Batalente), Bima (Taffoperado) Nusatenggara Timur P. Flores (Manggarai, Angada, Sika), Sumba Barat Maluku P. Halmahera, P. Obi, P. Bacan, P. Morotai, P. Mangole, P. Taliabu, P. Seram, P. Buru, P. Tanimbar, P.Kai Irian Jaya Sorong, Fak-fak, Manokwari, Paniai, Jayapura (Demta, Arso), Merauke, Serui, Yapen Waropen

6 KENDALA PENGEMBANGAN HHBK ROTAN
Larangan ekspor Rotan melalui Peraturan Menterai Perdagangan RI (No. 35/M-DAG/PER/11/2011) Petani rotan mengalami penurunan penghasilan (nilai jual lokal produk lebih rendah dibanding ekspor) Banyak petani rotan alih profesi, sehingga stok tanaman rotan menurun dan terjadi alih penggunaan lahan dari rotan menjadi tanaman lain KENDALA PENGEMBANGAN HHBK ROTAN Koordinasi antar pihak terkait dalam pengembangan rotan masih rendah Industri rotan dalam negeri belum bisa bersaing dengan produk luar negeri Banyak hasil panen petani rotan yang belum bisa diserap industri rotan dalam negeri Pasokan rotan umumnya dari hutan alam semakin meningkat kerusakan hutan semakin menurun produksi rotan.

7 DUA ISSUE... Dampak Pengaturan Tata Niaga Perdagangan Rotan
Industri Hijau Pengolahan Rotan Ramah Lingkungan

8 Peraturan Tata Niaga Rotan sejak tahun 1979
No Peraturan Isi Peraturan 1979 SK Mendagkop No 492/KP/VII/79 tertanggal 23 Juli 1979 melarang ekspor rotan bulat dalam bentuk asalan. 1986 SK Menperdag No 274/KP/X/1986 tertanggal 7 Oktober 1986, larangan ekspor segala bentuk rotan bulat dan setengah jadi. 1998 SK Memperindag No 440/MPP/KP/9/1998, membebaskan ekspor segala bentuk rotan bulat dan setengah jadi 2004 SK Memperindag 355/MPP/Kep/5/2004 tertanggal 27 Mei 2004 pelarangan ekspor rotan bulat dari hutan alam. Ekspor rotan yang berasal dari tanaman dimungkinkan. 2005 SK Menteri Perdagangan Nomor 12/M-DAG/PER/6/2005 membolehkan ekspor rotan asalan dan rotan setengah jadi 2009 SK Menteri Perdagangan Nomor 36/M-DAG/PER/8/2009 memperketat ekspor rotan asalan dan setengah jadi – dengan mewajiban pemenuhan industri dalam negeri 2011 SK Menteri Perdagangan Nomor 35/M-DAG/PER/11/2011 tertanggal 30 Nopember 2011 pelarangan ekspor rotan mentah dan setengah jadi

9 PARADOKS. Pelarangan ekspor bahan baku rotan (Permendag RI No
PARADOKS????? Pelarangan ekspor bahan baku rotan (Permendag RI No. 35/M-DAG/PER/11/2011 (berlaku terhitung mulai tanggal 1 Januari 2012 memiliki dua sisi : Tujuan baik : mendorong pemanfaatan bahan baku rotan secara berkesinambungan menjaga ketersediaan bahan baku bagi industri pengolahaan rotan mendukung peningkatan ekspor produk hilir rotan nasional. membangkitkan kembali sentra-sentra industri rotan di berbagai daerah di tanah air Dari sisi industri, membuka peluang untuk mendorong daya saing industri pengolahan rotan nasional, meningkatkan perolehan nilai tambah, meningkatkan penyerapan tenaga kerja di dalam negeri dan sekaligus juga menghindari dan menghentikan eksploitasi sumber daya alam rotan yang berlebihan seperti terjadi selama ini.

10 Dampak Positif... Kementerian Perindustrian:
Peningkatan total nilai ekspor produk rotan 2012 (US$202,67 juta) dibanding 2011 (US$143,22 juta) 2012 rotan furnitur senilai US$151, 64 juta rotan kerajinan/anyaman sebesar US$51,03 juta. 2011 rotan furnitur sebesar US$128, 11 juta rotan kerajinan/anyaman sebesar US$ 15,11 juta.

11 Dampak bagi petani rotan (bagian hulu):
Harga rotan di tingkat petani dan tingkat pengepul (pedagang) relatif menurun atau bahkan tidak terjual sama sekali Industri rotan nasional hanya menyerap rotan alam sebesar 20%-30% dari total produksi rotan alam dan budidaya Indonesia sehingga dimungkinkan stok rotan akan melimpah di wilayah-wilayah penghasil rotan Rotan dianggap tidak lagi bisa diandalkan sebagai sumber penghasilan keluarga, sehingga masyarakat mulai mencari alternatif lain yang lebih baik dalam memanfaatkan lahan milik mereka. Masyarakat mulai melakukan konversi kebun/hutan rotannya menjadi lahan budidaya yang lebih memberikan nilai (kebun karet, sawit dan tambang)

12 Tantangan Pengembangan Rotan Nasional
Pengambilan rotan di alam yang tidak menganut prinsip yang berkelanjutan, sehingga memicu kerusakan hutan Pengembangan Industri Rotan Ramah Lingkungan Industri Hijau Industri Ramah Lingkungan

13 Industri Hijau adalah industri yang dalam proses produksinya mengutamakan upaya efesiensi dan efektifitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan sehingga mampu menyelaraskan pembangunan industri dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup Rotan ramah lingkungan berarti ada upaya pelestarian terhadap hutan setelah proses pengambilan / pemungutan.

14 Manfaat Pengembangan Industri Rotan Ramah Lingkungan
Meningkatkan efisiensi pada proses produksi Pemanfaatan sumber daya air dan energi menjadi lebih efisien, sehingga dapat meningkatkan keuntungan Meningkatkan tingkat kesehatan dan keselamatan pekerja, iklim kerja dan meningkatkan efisiensi pekerja Polusi yang lebih rendah Biaya yang ditimbulkan dari limbah dapat diminimalisir Terbukanya peluang pasar yang baru Terbukanya akses terhadap sumber-sumber pendanaan

15 TERIMA KASIH


Download ppt "OVERVIEW KONDISI PENGEMBANGAN ROTAN INDONESIA"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google