Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

4/8/2017 4:36 PM Kesiapan indonesia menghadapi ASEAN Economic Community 2015 khususnya bidang pertanian Makassar, 22 Januari 2015.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "4/8/2017 4:36 PM Kesiapan indonesia menghadapi ASEAN Economic Community 2015 khususnya bidang pertanian Makassar, 22 Januari 2015."— Transcript presentasi:

1 4/8/2017 4:36 PM Kesiapan indonesia menghadapi ASEAN Economic Community 2015 khususnya bidang pertanian Makassar, 22 Januari 2015

2 1. TENTANG ASEAN Economic Community (AEC) 2015

3 4/8/2017 4:36 PM AEC “SEBUAH PROSES” Integrasi sektor barang dimulai dengan Preferential Trade Arrangement (PTA) tahun 1977, disusul dengan skim Common Effective Preferential Tariff for ASEAN Free Trade Area (CEPT-AFTA) tahun 1992 Integrasi sektor jasa dimulai tahun 1995 dengan disepakatinya ASEAN Framework Agreement on Services (AFAS). Pembukaan sektor jasa dilakukan bertahap melalui Paket-paket Integrasi dengan target pada tahun 2015 terintegrasi 128 sub-sektor dari 11 sektor jasa ditambah 16 sub-sector financial dan 13 sub-sector air transport: 1. Business Services 7. Financial Services 2. Communication Services 8. Health-Related & Social Services 3. Construction & Related Engineering Services 9. Tourism & Travel-Related Services 4. Distribution Services Recreational, Cultural & Sport Services 5. Educational Services Transport Services 6. Environmental Services Other Services not Included Elsewhere Integrasi sektor investasi dimulai dengan ASEAN Investment Agreement (AIA) tahun 1998 yang selanjutnya dikembangkan mencakup 4 pilar: liberalisasi, fasilitasi, perlindungan dan promosi investasi

4 CETAK BIRU AEC Cetak Biru AEC: rangkuman & pendalaman berbagai kesepakatan ekonomi ASEAN & perluasan ke bidang baru seperti persaingan & perlindungan konsumen Cetak Biru terdiri atas 4 pilar, memuat langkah yang harus ditempuh dalam 4 kerangka waktu ( / / / ) ASEAN Country Implementation Rate Brunei D 79.3 Cambodia 78.4 Indonesia 77.0 Laos 76.9 Malaysia 80.0 Myanmar 77.2 Philippines 79.2 Singapore 81.3 Thailand 81.1 Viet Nam 80.1 Kemajuan implementasi Cetak Biru dimonitor melalui mekanisme “scorecard” “Implementation rate” ASEAN periode 2008- 2013 adalah 72,2%

5 Percentage of Total Tariffs
AEC 2015, PERDAGANGAN BARANG? Di sektor barang tidak akan terjadi kejutan karena penurunan tarip berproses sejak 1992 & bagi ASEAN-6 kewajiban penghapusan tarip diselesaikan 1 Januari 2010 98,87% pos tarip AFTA Indonesia sudah 0% sejak Januari 2010 (rata-rata ASEAN-6 adalah 99,20%; ASEAN-4 akan melakukan hal sama pada periode ) Indonesia tempatkan 9 pos tarip beras dan 7 pos tarip gula dalam Highly Sensitive List; belum dibebaskan pada 2015. HSL negara ASEAN lain: PHL (beras, gula); CAM & VTM (pertro leum). Exclusion list (GEL): INA & MAL (minol); VTM (tobacco) Negosiasi tarip selesai tahun 2004 & pembahasan MRA produk karet, otomotif, makanan olahan, obat tradisional, masih berlangsung. MRA untuk elektrikal elektronik dan kosmetik telah dibentuk. − Kesepakatan tarip dibarengi kerjasama fasilitatif: Single Window, koordinasi pabean, simplifikasi Certificate of Origin dll; perluas regional supply chain seperti di sektor otomotif Rata2 tingkat tarip umum/MFN Indonesia sudah rendah: 6% (Jepang 3%; Peru 4%; AS 5%; Malaysia 5%; Philippines 7%; Mexico 10%; China 11%; Thailand 12%; Brazil 13%; India 15%) MEA 2015 tetap mewajiban barang impor memenuhi seluruh aturan/kebijakan terkait: prosedur impor; ketentuan lartas; pembebasan bea masuk; kesesuaian standard & persyaratan teknis (SNI); labelling; sertifikasi kelayakan produk; karantina; dsb. Country Percentage of Total Tariffs 0% >0% Other Brunei D. 99.27 - 0.73 INA 98.87 0.17 0.96 MAL 98.74 0.59 0.66 PHIL 98.62 1.11 0.27 SIN 100 THA 99.85 ASEAN6 99.20 0.35 0.45 CAM 59.64 40.36 LAO 78.73 20.36 0.91 MYN 79.66 19.69 0.65 VN 72.24 25.77 1.99 ASEAN4 72.57 26.55 0.89 ASEAN 88.96 10.42 0.62

6 AEC 2015, PERDAGANGAN JASA? Persiapan yang Diperlukan
4/8/2017 4:36 PM AEC 2015, PERDAGANGAN JASA? Di sektor jasa, telah disepakati pengaturan saling pengakuan (Mutual Recognition Arrangements /MRAs) bagi 8 jenis kualifikasi profesional: Engineering Services (jasa teknik rekayasa); Nursing Services (jasa keperawatan); Architectural Services (jasa arsitektur); Surveying services (jasa pemetaan); Tourism Professional (jasa profesi pariwisata); Accountancy Services (jasa akuntansi); Medical Practitioners (jasa medis) ;Dental Practitioners (jasa dokter gigi). Telah disepakati Persetujuan ASEAN tentang Pergerakan Orang Perseorangan (ASEAN Agreement on Movement of Natural Persons) dimana Indonesia dalam proses meratifikasi. Pergerakan tenaga kerja profesional perseorangan akan lebih terbuka, namun tetap tunduk pada syarat dan aturan nasional, seperti persyaratan dan prosedur kualifikasi yang berlaku di negara masing-masing. Hampir seluruh negara ASEAN memberikan komitmen perpindahan tenaga kerja profesional antar perusahaan (direktur, manajer dan tenaga ahli) dan kunjungan bisnis. Ketentuan Pengakuan: terdapat 6 kriteria yang disediakan dalam kerangka MRA yaitu pendidikan, ujian, registrasi dan pemberian lisensi, pengalaman pendidikan profesional lanjutan dan kode etik (professional conduct). Framework Arrangement for Mutual Recognition on Surveying Qualification merupakan jasa pemetaan/surveying services dimana Survei didefenisikan sebuah ilmu, seni dan teknologi untuk menentuan posisi relatif, titik di atas, atau di bawah permukaan bumi. Dalam arti yang lebih umum, survey (geomatik) dapat didefenisikan; sebuah disiplin ilmu yang meliputi semua metode untuk mengukur dan mengumpulkan informasi tentang fisik bumi dan lingkungan, pengolahan informasi, dan menyebarluaskan berbagai produk yang dihasilkan untuk berbagai kebutuhan. Hal yang masih dinegosiasikan dan diperkirakan akan selesai sebelum deadline? - Pemenuhan komitmen AFAS Paket 9 dan Paket 10. - ASEAN Trade in Services Agreement (Enhancement of AFAS). Persiapan yang Diperlukan Menguasai bahasa asing baik bahasa inggris maupun bahasa asing lainnya. Meningkatkan keterampilan melalui pelatihan dan sertifikasi bertaraf ASEAN dan internasional. Memperluas networking/jejaring, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di ASEAN. Memahami MRA dan ASEAN MNP Agreement beserta komitmennya dari semua negara anggota ASEAN. Memahami peraturan domestik di negara ASEAN Menyelaraskan peraturan domestik Indonesia agar sejalan dengan komitmen Indonesia di ASEAN Economic Community

7 Kekhawatiran dan Fakta Terkait Masyarakat Ekonomi ASEAN
Apakah tenaga kerja profesional ASEAN akan membanjiri pasar tenaga kerja Indonesia? Batasan dalam ASEAN Movement of Natural Persons (MNP) Agreement Sesuai pasal 2 ayat 3 perjanjian setiap negara anggota ASEAN tetap memiliki otoritas untuk menerapkan peraturan nasional masing-masing dalam melaksanakan implementasi perjanjian. Pelaksanaan komitmen liberalisasi dari setiap negara anggota ASEAN untuk ASEAN MNP Agreement diatur dalam Schedule of Commitment (SoC) masing-masing negara. Implementasi dari perjanjian hanya berlaku untuk sektor-sektor pekerjaan yang dikomitmenkan ke dalam SoC dimaksud dan tidak berlaku untuk sektor-sektor yang tidak dikomitmenkan (positive list). Perpindahan tenaga kerja profesional di ASEAN, hanya dapat dilakukan melalui kontrak kerja sama antar badan hukum (juridical persons) di ASEAN atau melalui investasi badan hukum satu negara ASEAN di negara ASEAN lainnya.

8 TANTANGAN MENUJU MEA 2015 INTERNAL Daya saing & produktivitas nasional
Iklim usaha (pembiayaan murah, birokrasi efisien, insentif menarik dsb) Sumber Daya Manusia (spesialisasi, kompetensi, etos, kultur, produktivitas) Infrastruktur & sistem logistik-distribusi nasional Dukungan Research & Development, inovasi ASEAN sebagai pasar ekspor, tujuan investasi & basis usaha pebisnis nasional Meningkatkan posisi Indonesia dalam rantai nilai/suplai di kawasan dan global EKSTERNAL Pemenuhan komitmen terhadap Roadmap menuju MEA 2015 secara individu dan kolektif di ASEAN Penyelarasan kebijakan nasional dengan integrasi kawasan Political will dari seluruh anggota ASEAN & Sistem hukum dan perundang-undangan yang berbeda di setiap negara ASEAN

9 2. PEREKONOMIAN DUNIA

10 Indikator Ekonomi Global Pertumbuhan Ekonomi Dunia
Pemulihan ekonomi global diperkirakan akan terjadi di 2014 secara moderat, dan berlanjut di 2015, namun beberapa risiko harus diwaspadai … Indikator Ekonomi Global Pertumbuhan Ekonomi Dunia Perbaikan kinerja pertumbuhan ekonomi global mendorong peningkatan permintaan dan aktivitas perdagangan dunia. harga komoditas dunia diperkirakan menurun: iklim yang kondusif, perbaikan pasokan, dan situasi geopolitik yang mulai stabil  inflasi dunia stabil atau sedikit melambat Amerika Serikat: Tingkat pengangguran mulai menurun, namun inflasi masih rendah belum sesuai target. Kebijakan tapering off berlanjut di 2014, dan 2015 potensi kenaikan Federal Fund Rate (FFR) Eropa: Tumbuh positif pada 2014, namun masih dibayangi risiko pelemahan, tingginya pengangguran dan potensi deflasi, kebijakan pelonggaran moneter berlanjut Jepang: Kenaikan pajak penjualan (April 2014) akan berdampak pada tingkat daya beli Tiongkok: Tiongkok mengalami perlambatan, arah kebijakan bergeser pada konsumsi domestik sebagai mesin pertumbuhan India: Masih terdapat tekanan Current Account Deficit Inflasi mereda di bawah 2 digit , ekspor menguat Sumber: WEO, IMF, Juli 2014

11 Tujuan Ekspor Non Migas RI Investasi Ekuitas EM Asia (US$ Miliar)
Dinamika perekonomian global memiliki dampak pada ekonomi domestik, dengan prospek pertumbuhan di 2015 membaik... Tujuan Ekspor Non Migas RI (rata rata ) Tiongkok merupakan negara tujuan ekspor RI yang penting. Perlambatan ekonomi Tiongkok menimbulkan risiko bagi ekspor RI Investasi Ekuitas EM Asia (US$ Miliar) Tren arus modal masuk ke emerging market cenderung menurun, mendorong persaingan likuiditas yang makin ketat. Risiko tapering off dan kenaikan FFR ke depan akan memperketat likuiditas dan arus modal masuk di EM, meskipun masih terdapat likuiditas yang berasal dari Eropa

12 Perkembangan Ekonomi Dunia
Harga beberapa komoditi masih melemah di bulan September 2014 (MoM) dan (YoY) Sumber: WEO Oktober 2014 IMF mempublikasikan pertumbuhan ekonomi dunia untuk tahun 2014 mencapai 3,3% sementara tahun 2015 diproyeksikan sebesar 3,8%. Negara-negara emerging market dan berkembang di tahun 2015, termasuk ASEAN-5 diperkirakan masih tumbuh moderat, meskipun lebih rendah dari tahun sebelumnya. Sumber: World Bank (diolah Puska Daglu)

13 3. POTENSI INDONESIA

14 Domestic Market Strength
250mn Population (> 40% of ASEAN population) 140mn Productive age (15-55 yrs) 40percent Middle-class (56 mn people of prod.age) 20Rp.mn USD 1,700 Shopping/month (middle-class family) -3.28percent Trade Growth 5,071.1Rp.bn Household consumption (55.8% of GDP) Source : Coordinating Central Bureau of Statistics, Rep. of Indonesia, 2013 14

15 Potensi Indonesia Source : Coordinating Ministry for Economic Affairs “Indonesia has an abundance of renewable (agricultural products) and un-renewable (mining and minerals) natural resources. It must be able to optimize the handling of its natural resources by increasing a processing industry that will provide high added value, while at the same time reducing exports of raw materials.”

16 Indonesia Key Indicator
Indonesian GDP (nominal prices) in period Jan-Sep 2014 reached Rp 7,507 trillion. Indonesia GDP growth in period Jan-Sep is 5.1% (YoY). Composition of GDP in Jan-Sep 2014 is dominated by household consumption amounted to 55.7% and 31 % of investment. Sumber: World Economic Forum, Statistics Indonesia (2014)

17 4. TANTANGAN

18 Indonesia Global Competitiveness Index 2014-2015
Sumber: World Economic Forum, 2014

19 Kondisi Infrastruktur Indonesia (GCI Score)
Sumber: World Economic Forum dalam Setijadi, 2014

20 5. TANTANGAN BIDANG PERTANIAN

21 Market Share Ekspor Indonesia ke intra ASEAN Market Share Indonesia
Profil Perdagangan Indonesia dalam Forum ASEAN Market Share Ekspor Indonesia ke intra ASEAN Komoditi Negara Pesaing Market Share Indonesia CPO dan olahan lain sawit Malaysia 89,94 % Biji Kakao 94,9 % Kopra (Kelapa) Malaysia dan Filipina 63,90 % Kopi Vietnam 37,18 % Lada 54,99 % Karet alam Thailand, Vietnam dan Singapura 12,26 % Gandum Thailand, Malaysia dan Singapura 3,48 % Nenas Filipina 57,89 % Mete Vietnam, Singapura 8,61 % Manioc/Cassava Thailand dan Vietnam 3 % Sumber : Sumber : Diolah Dit Pemasaran Internasional, Ditjen PPHP

22 Profil Perdagangan Indonesia dalam Forum ASEAN
Market Share Ekspor Indonesia ke Eksternal ASEAN (Dunia) Jenis Komoditi Negara Pesaing Market Share Indonesia CPO dan olahan lain sawit Malaysia 34,31 % Biji Kakao 94,55 % Kopra (Kelapa) Malaysia dan Filipina 35,59 % Kopi Vietnam 34,90 % Lada Vietnam, Singapura 27,33 % Karet alam Thailand 13,63 % Gandum Thailand,Malaysia&Singapura 3,48 % Nenas Filipina dan Thailand 15,35 % Mete 3,16 % Manioc/Cassava Thailand dan Vietnam 1,77 % Sumber : Sumber : Diolah Dit Pemasaran Internasional, Ditjen PPHP

23 Peluang Ekspor Komoditi Pertanian di negara ASEAN dan Mitra
Permintaan Produk Pertanian dari beberapa negara ASEAN dan Mitra Dialognya No Negara Produk Yang dibutuhkan dari Indonesia 1 Singapura Sayuran, umbi dan Buah, dengan target 20 % dari pangsa Singapura setiap tahun (saat ini masih sekitar 4,2 %) 2 China Salak, manggis, protocol untuk alpukat dan duku (sedang disusun 2012). Sejak Februari 2013 ekspor manggis ke China dihentikan sementara oleh China. Pemerintah sedang bernegosiasi kembali dengan China. 3 Korea Selatan Nenas, pisang, mangga, manggis dan paprika (kendala SPS ketat) 4 Jepang Pisang dan Nenas (IJ-EPA), saat ini masih belum bisa dipenuhi Indonesia 5 Australia Manggis, mangga (rencana) dan buah tropis lainnya 6 New Zealand Pemerintah sedang negosiasi dengan NZ terkait ekspor manggis dan pihak NZ telah datang ke Kemtan dan akan mengunjungi daerah produsen manggis di Jawa Barat (18-19 Pebruari 2013).

24 6. UPAYA MENGHADAPI AEC 2015

25 JALAN PERUBAHAN UNTUK INDONESIA
Menghadirkan Negara yang Bekerja Ekonomi Mandiri Peningkatan Daya Saing & Produktivitas Kedaulatan Pangan Kedaulatan Energi Kedaulatan Keuangan Penguatan Teknologi Pembangunan infrastruktur Pasar tradisional & sentra perikanan Iklim investasi yang mudah & menarik BUMN sebagai agen pembangunan Kemandirian yang Mensejahterakan Revolusi Mental NAWACITA Menghadirkan kembali Negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara; Membuat Pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintah yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya; Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan; Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya; Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia; Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di Pasar Internasional; Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakan sektor-sektor strategis Ekonomi Domestik; Melakukan revolusi karakter bangsa; Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia. 25

26 YANG PERLU DILAKUKAN PEMERINTAH PUSAT & DAERAH DUNIA USAHA NASIONAL
Kerangka kebijakan nasional yang mendorong daya saing global Kebijakan daerah yang harmonis-inovatif-pro iklim usaha DUNIA USAHA NASIONAL Penguatan strategi penguasan domestik & ekspansi wilayah bisnis di ASEAN UMKM tingkatkan kapasitas & kualitas produk-jasa serta manfaatkan TI-modal-SDM-bahan baku KALANGAN PEKERJA Ubah budaya kerja, pertajam kompetensi, spesialisasi keahlian & dorong produktivitas ASEAN sebagai pasar kerja potensial & basis pengembangan karir DUNIA AKADEMIK  Sistem menghasilkan manusia Indonesia optimis-kreatif-dinamis-berdaya saing  Kembangkan tenaga vokasi handal-berkemampuan internasional

27 UPAYA PEMERINTAH KEBIJAKAN
Pemerintah RI melakukan langkah dan upaya dari sisi “dukungan kebijakan, kelembagaan dan anggaran”. Dukungan kebijakan (sektoral ataupun lintas sektoral) vide Inpres No 5/2008 tentang Fokus Program Ekonomi Tahun dan Inpres No 11/2011 tentang Pelaksanaan Komitmen Cetak Biru Masyarakat Ekonomi ASEAN. Pemerintah mendorong pelaksanaan program pembangunan nasional seperti Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), Program Sistem Logistik Nasional (Sislognas) dan sebagainya. KEBIJAKAN KELEMBAGAAN ANGGARAN

28 Beberapa Upaya yang dapat dilakukan pengusaha agar dapat bersaing
Peningkatan efisiensi usaha dan kualitas produk (termasuk packaging). Riset pasar dan networking dengan mitra lokal. Promosi produk dan mengikuti pameran. Mengikuti misi dagang ke negara tujuan ekspor. Membangun komunikasi dan hubungan kerjasama yang erat dengan Kementerian Perdagangan untuk mengakses informasi peluang untuk menyusup ke pasar yang menguntungkan serta mengatasi rintangan masuk pasar. Mampu beradaptasi dan sensitif terhadap kebutuhan, gaya hidup, dan tren negara tujuan ekspor. Inovasi dalam mengembangkan jaringan kerja, mengembangkan produk serta pemasarannya.

29 STRATEGI PENDEKATAN PRODUK
Pasar Dunia : Manufaktur 67% Primer 33% Indonesia : Manufaktur  37% Primer 63% Manufaktur  65% Primer  35% ... sampai 2014 STRUKTUR PRODUK EKSPOR Saat ini, ekspor Indonesia : produk primer vs. produk manufaktur  63% vs. 37%. Pasar dunia : produk primer vs. produk manufaktur  33% vs. 67%. Untuk meningkatkan pangsa di pasar dunia, Indonesia harus mendorong ekspor ke arah produk manufaktur yang menjadi permintaan utama dunia. Penentuan produk berdasarkan demand dunia dan supply Indonesia, sebagai berikut : Demand dunia tinggi dan pangsa ekspor nasional tinggi (Prioritas I). Demand dunia tinggi, namun pangsa ekspor nasional rendah (Prioritas II). Pangsa ekspor nasional tinggi, namun demand dunia rendah (Prioritas III). Pangsa ekspor nasional rendah dan demand dunia rendah (Prioritas IV)

30 KONSEP dan STRATEGI PENGEMBANGAN EKSPOR
Mengurangi ketergantungan pasar tujuan ekspor ke negara-negara tertentu, dengan membuka pasar-pasar tujuan ekspor baru lainnya yang juga potensial Pengembangan Pasar Ekspor Mengembangkan ekspor ke target pasar-pasar baru (pasar alternatif), khususnya negara-negara yang berada di kawasan Amerika Latin, Afrika, Eropa Timur, Timur Tengah dan ASEAN 1. Peningkatan Ekspor Nasional Melakukan diversifikasi produk ekspor dengan meningkatkan kontribusi ekspor komoditi-komoditi diluar 10 produk utama terhadap total ekspor non-migas Diversifikasi Produk Ekspor Mengembangkan Diversifikasi Produk Ekspor, melalui Adaptasi Produk dan Pengembangan Disain 2. Meningkatkan pencitraan Indonesia dipasar Internasional melalui program Nation Branding Pengembangan Citra Indonesia Implementasi Nation Branding di media internasional 3. 30

31 BAGAIMANA MENCIPTAKAN PRODUK EKSPOR UNGGULAN
Mengembangkan desain sebagai Penciptaan Nilai Tambah Memilih produk unggulan berdasarkan persepsi pasar dan konsumen Membuat cerita mengenai asal-usul/sejarah/budaya yang menceritakan produk tersebut secara menarik sehingga konsumen tergerak untuk membeli/menggunakan produk yang dibuat Melakukan Diversifikasi produk melalui kreativitas dan Inovasi Melakukan perlindungan produk dengan mendaftkarkan di HKI Menciptakan merek yang tepat untuk selalu diingat konsumen

32 Undang – Undang No 7 2014 1 2 3 4 5 6 Point-point dalam UU Perdagangan
Mendorong produksi barang kebutuhan pokok dan/atau barang penting dalam negeri 1 2 Menopang ketahanan ekonomi nasional 3 Perlindungan konsumen dengan labelling dan SNI Dukukunga kepada Pelaku Usaha Indonesia lebih efisien dan berkembang lebih maju 4 Payung hukum E-Commerce 5 Peran DPR dalam ratifikasi Perjanjian Kerjasama Perdagangan Internasional 6

33 TERIMA KASIH


Download ppt "4/8/2017 4:36 PM Kesiapan indonesia menghadapi ASEAN Economic Community 2015 khususnya bidang pertanian Makassar, 22 Januari 2015."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google