Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Ukuran Pemusatan Yeni Puspita, SE., ME.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Ukuran Pemusatan Yeni Puspita, SE., ME."— Transcript presentasi:

1 Ukuran Pemusatan Yeni Puspita, SE., ME

2 Tujuan Belajar Memahami arti dan manfaat dari ukuran pemusatan
Menggunakan rumus-rumus ukuran pemusatan Menghitung beberapa ukuran pemusatan Mengetahui jenis-jenis ukuran pemusatan

3 Definisi Rata-rata (average) adalah nilai yang mewakili himpunan atau sekelompok data (a set of data), umumnya cenderung terletak di tengah suatu kelompok data yang disusun menurut besar/kecilnya nilai, nilai rata-rata kecenderungan memusat (measures of central tendency) Beberapa jenis rata-rata yang sering dipergunakan adalah rata-rata hitung (arithmetic mean atau disebut mean), rata-rata ukur (geometric mean), dan rata-rata harmonis (harmonic mean), setiap rata-rata memiliki keunggulan dan kekurangan, ketepatan penggunaan nya sangat tergantung pada sifat dari data dan tujuannya (misal, untuk melakukan analisa) Yang akan kita bahas adalah rata-rata hitung, contohnya rata-rata gaji/upah karyawan perusahaan swasta per bulan. Rata-rata nilai hasil ujian seorang mahasiswa, rata-rata jarak yang ditempuh oleh pembalap mobil, dan lain sebagainya

4 Rata-rata hitung yang untuk selanjutnya disingkat rata-rata, sering digunakan ssebagai dasar perbandingan antara dua kelompok nilai atau lebih. Misalnya ada dua mahasiswa yaitu Toni dan Joni di FISIP, Universitas Jember, yang menempuh lima mata kuliah, untuk menentukan mana yang lebih unggul, dapat digunakan nilai rata-rata Mata pelajaran Hasil Ujian Toni (X) Hasil Ujian Joni (Y) Statisik Matematika Teori ekonomi Pengantar ilmu administrasi Metode Riset 8 7 6 5 Jumlah 36 30 Rata-rata 36/5 = 7,2 30/5 = 6 Dari nilai rata-rata tersebut, dapat disimpulkan bahwa Toni lebih unggul daripada Joni

5 Rata-rata hitung Apabila kita mempunyai nilai variabel X, sebagai hasil pengamatan atau observasi sebanyak N kali yaitu X1, X2,...,Xi,...XN, maka Rata-rata sebenarnya = Rata-rata ini dihitung berdasarkan populasi, olah karena itu, rata-rata sebenarnya sering juga disebut rata-rata populasi Rata-rata perkiraan (sampel) apabila rata-rata tersebut dihitung berdasarkan sampel sebanyak n dimana n < N observasi, maka rata-rata yang dipeoleh disebut rata-rata perkiraan atau rata-rata sampel Ẋ yng rumusnya: (x1 + X Xi XN) Ẋ =

6 Rata-Rata Hitung Data Berkelompok
Apabila data sudah disajikan dalam bentuk tabel frekuensi, dimana X1 terjadi f1 kali, X2 terjadi f2 kali, dan seterusnya sampai Xk terjadi fk kali, maka rumus rata-rata dari data yang sudah dibuat tabel frekuensinya adalah sebegai berikut: Atau Dimana Mi = nilai tengah di kelas interval ke- i (untuk data berkelompok)

7 Rata-rata Hitung Tertimbang
Seringkali dalam suatu persoalan, masing-masing nilai mempunyai nilai bobot/timbangan tertentu, misalnya X1 dengan timbangan W1, X2 dengan timbangan W2, dan seterusnya sampai Xn dengan timbangan Wn. Oleh karena itu, rata-rata yang menggunakan timbangan tersebut disebut rata-rata tertimbang dengan rumus sbb:

8 Jika suatu kelompok data sangat heterogen, maka rata-rata hitung tidak dapat mewakili masing-masing nilai dari kelompok tersebut dengan baik, semakin heterogen datanya semakin tidak tepat. Suatu kelompok data dikatakan homogen atau tidak bervariasi jika semua nilai dari kelompok tersebut sama dan dikatakan sangat heterogen jika nilai-nilai tersebut sangat berbeda satu sama lain atau sangat bervariasi. Antara homogen dan heterogen disebut relatif homogen, yaitu perbedaan antara nilai yang satu dengan lainnya tidak begitu besar. Untuk mengukur tingkat homogenitas atau tingkat variasi tersebut sering digunakan kriteria yang disebut simpangan baku.

9 Kelompok II (Relatif Homogen) Kelompok III (Heterogen)
Upah per Bulan tiga kelompok karyawan X Kelompok I (homogen) Kelompok II (Relatif Homogen) Kelompok III (Heterogen) X1 X2 X3 X4 X5 50 60 30 40 70 100 10 80 20 Jumlah 250 Rata-rata Dalam usaha mencari nilai untuk mewakili suatu kelompok nilai, selain dipergunakan rata-rata hitung (mean), yang baru saja selesai dibahas, juga dipergunakan ukuran-ukuran lain seperti median dan modus

10 Median (Data Berkelompok)
Apabila ada sekelompok nilai sebanyak n diurutkan nilai dari yang terkecil X1 sampai dengan terbesar Xn, maka nilai yang ada ditengah disebut median (Med) Untuk n ganjil kalau k adalah suatu bilangan konstan dan n ganjil, maka dapat ditulis: n = 2k + 1  Untuk n Genap Kalau k adalah suatu bilangan konstan dan n genap, maka selalu dapat ditulis n = 2k, atau k = n/2 Median = ½ (Xk, Xk+1)

11 Median (Data Berkelompok)
Untuk data yang berkelompok, nilai median dapat dicari dengan interpolasi, yang rumusnya sbb: Med = Lo + c Dimana: Lo = nilai batas bawah dari kelas yang mengandung atau memuat nilai median n = banyaknya observasi = jumlah semua frekuensi (Σfi)0 = jumlah frekuensi dari semua kelas dibawah kelas yang mengandung median (kelas yang mengandung median tidak termasuk) fm = frekuensi dari kelas yang mengandung median c = besarnya kelas interval, jarak antara kelas yang satu dengan lainnya atau besarnya kelas interval yang mengandung median

12 Modus (Data Tidak berkelompok)
Modus dari suatu kelompok nilai adalah nilai kelompok tersebut yang mempunyai frekuensi tertinggi atau nilai yang paling banyak terjadi di dalam suatu kelompok nilai, selanjutnya kita singkat Mod X f X1 X2 - Xi Xn f1 f2 fi fn Xi = Modus = mod kalau fi mempunya nilai terbesar dibandingkan dengan frekuensi lainnya fi > fi Untuk semua i fi > fi-1

13 Suatu distribusi mungkin tidak mempunyai mod atau mungkin mempunyai dua mod atau lebih. Distribusi disebut Unimodal (jika mempunyai satu mod), Bimodal (jika mempunyai dua mod) dan Multimodal (jika mempunyai lebih dari dua mod) Di dalam bidang pemasaran, ukuran mod ini juga sering dipergunakan untuk mengetahui barang apa yang paling disenangi para konsumen, atau dengan perkataan lain apa yang menjadi mode. Misal: mode pakaian, mode sepatu, potongan rambut yang paling disenangi, jenis film yang paling banyak pengunjungnya, fakultas yang paling banyak mahasiswanya. dsb

14 Modus (Data Berkelompok)
Apabila data sudah dikelompokkan dan disajikan tabel frekuensi, maka dalam mencari modusnya harus dipergunakan rumus sbb: Mod = Lo + c Di mana: L0 =nilai batas bawah, kelas yang memuat modus fm0 = frekuensi kelas yang memuat modus (f1)0 = fm0 – f(m0-1)  selisih frekuensi kelas yang memuat modus dengan frekuensi kelas sebelumnya (f2)0 = fm0 – f(m0+1)  selisih frekuensi kelas yang memuat modus dengan frekuensi kelas sesudahnya c = besarnya jarak antara nilai batas ata dan nilai batas bawah dari kelas yang memuat modus

15 Perbandingan antara rata-rata, median dan modus
Apabila distribusi frekuensi mempunyai kurva yang simetris dengan satu puncak saja, maka letak rata-rata, median dan modus adalah sama. Median Modus Rata-rata

16 Apabila kurva menceng ke kanan, maka nilai rata-rata adalah paling besar, diikuti median, kemudian modus. Modus Rata-rata Median

17 Apabila kurva menceng ke kiri, maka nilai rata-rata paling kecil, diikuti median kemudian modus

18 Rata-rata Diluar Ukuran Pemusatan
Rata-rata ukur Dalam bisnis seringkali diperlukan data untuk mengetahui rata-rata persentase tingkat perubahan sepanjang waktu (average percentage rates of change over time), misalnya rata-rata persentaseg tingkat perubahan hasil penjualan , produksi, harga dan pendapatan nasional selama 10 tahun yang lalu. Berikut data berkala mengenai hasil penjualan suatu perusahaan (dalam jutaan rupiah) berikut: Berapa besarnya rata-rata persentase tingkat perubahan per tahun dari data tersebut. Nilai ini dapat diperoleh dengan menggunakan rumus rata-rata atau rumus bunga majemuk bersusun (compound interest) Tahun 2004 2005 2006 2007 Penjualan 10 8 12 15

19 G = Jadi rata-rata ukur suatu kelompok nilai X1, X2, ...., X3 merupakan akar pangkat n dari hasil kali masing-masing nilai kelompok tersebut. Untuk mencari rata-rata ukur, juga dapat dipergunakan rumus sebagai berikut: Log G = G = antilog

20 Hubungan antara rata-rata ukur dan bunga majemuk (Compound Interest)
Pn = P0 (1 + r)n Pn = P0 (1+r)(1+r2) ... (1+rn) P0 (1 + r)n = P0 (1 + r1) (1 + r2) ... (1 + rn) ( 1 + r)n = (1 + r1) (1 + r2) ... (1 + rn) jika diambil akar dengan pangkat n, = Maka kita peroleh rumus berikut: (1 + r) =

21 Untuk menghitung nilai r dapat digunakan rumus berikut:
Rata-rata Harmonis Adalah nilai yang diperoleh dengan jalan membagi n dengan jumlah kebalikan dari masing-masing X tersebut diatas. Rumusnya dalah sebagai berikut: RH =

22 Kuartil, Desil dan Persentil (Data Berkelompok)
Untuk data berkelompok, yaitu data yang sudah dibuat tabel frekuensinya , maka rumus kuartil, desil, dan persentil adalah sebagai berikut: Qi = Lo + c Dimana: Lo = nilai batas bawah dari kelas yang memuat kuartil ke i n = bnyaknya observasi = jumlah seua frekuesi (Σfi)0 = jumlah frekuensi dari semua kelas yang mengandung kuartil ke i (kelas yang mengandung kuartil ke i tidak masuk) fq = frekuensi dari kelas yang mengandung kuartil ke i C = besarnya kelas interval yang mengandung kuartil ke i atau jarak nilai batas bawah (atas) dari suatu kelas terhadap nilai batas bawah (atas kelas berikutnya) i = 1, 2, 3 in = i kali n

23 Rumus Desil Rumus Persentil Di = L0 + c Pi = L0 + c
Dimana: Lo = nilai batas dari kelas yang mengandung desil ke i (persentil ke i) n = banyaknya observasi = jumlah semua frekuensi (Σfi)0 = jumlah frekuensi dari semua kelas sebelum kelas yang memuat desil ke i (persentil ke i) fd = frekuensi dari kelas yang memuat desil ke i fp = frekuensi dari kelas yang memuat persentil ke i c = besarnya kelas interval yang memuat desil ke i

24 Terima Kasih


Download ppt "Ukuran Pemusatan Yeni Puspita, SE., ME."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google