Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

“Kerajaan Allah itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di tanah”

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "“Kerajaan Allah itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di tanah”"— Transcript presentasi:

1 “Kerajaan Allah itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di tanah”
KATEKESE: Pada hari Raya Tubuh dan Darah Kristus minggu lalu, 10 Juni 2012, kita bersama-sama diajak untuk lebih memahami misteri Ekaristi sebagai Sakramen Maha Kudus dalam wujud Tubuh dan Darah Kristus. Apakah Sakramen Maha Kudus itu ?, dan bagaimana sepantasnya kita menerima Komuni Kudus ? SAKRAMEN MAHA KUDUS (Yoh 6:25-71, Mat 26:26-28, 1Kor 11:23-26, Luk 24:30-31) Disebut juga sebagai Sakramen Ekaristi atau Komuni Kudus. Ekaristi bukanlah sekedar lambang belaka, tetapi adalah sungguh Tubuh, Darah, Jiwa dan Keallahan Yesus Kristus. Dalam mukjizat Perayaan Ekaristi, Imam mengkonsekrasikan roti dan anggur menjadi Tubuh dan Darah Kristus dengan kata-kata penetapan yang diambil dari Kitab Suci : “Inilah tubuhKu, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!” Demikian juga Ia mengambil cawan berisi anggur, sesudah minum, lalu berkata : “Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh DarahKu; perbuatlah ini setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku”. (1Kor 11:23-25) Misa Kudus disebut juga sebagai Kurban Misa, karena Misa Kudus menghadirkan secara tidak berdarah Kurban Kristus yang wafat di Kayu Salib satu kali untuk selamanya. Kristus mengatakan : “Akulah roti hidup yang telah turun dari surga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah dagingKu, yang akan Kuberkan untuk hidup yang baru.” (Yoh 6:48-52). Bagaimana sepantasnya kita menerima Komuni Kudus? Jika kita melakukan dosa berat, kita harus melakukan pengakuan dosa terlebih dahulu sebelum menerima Komuni Kudus. Jika tidak, Komuni Kudus bukannya mendatangkan rahmat bagi jiwa, melainkan akan mengakibatkan dosa sakrilegi (1Kor 11:27-29). Untuk menerima Komuni Kudus, kita harus bangkit berdiri menuju altar suci dengan kedua belah tangan terkatup di depan dada sambil berdoa. Ketika tiba di hadapan Imam, ia akan mengatakan : “Tubuh Kristus”. Kita menunjukkan iman kita dengan menjawab : “Amin”, kemudian kita mengulurkan tangan, dengan telapak tangan kiri di atas telapak tangan kanan. Ketika menerima Hosti Kudus di tangan, segeralah memasukkan Hosti Kudus itu kedalam mulut. Cara lain dapat dilakukan dengan membuka mulut secara langsung, dan menerima Komuni Kudus dengan lidah. SAKRAMEN PENGAKUAN DOSA (SAKRAMEN TOBAT) Sakramen Tobat disebut juga Pengakuan atau Rekonsiliasi (Yoh 20:21-23, Amsal 28:13). Kristus memberikan kuasa kepada para Rasul untuk mengampuni dosa atas nama-Nya, dan para Rasul meneruskan kuasa tersebut kepada penerus-penerus mereka, yaitu para Uskup dan Imam. Sakramen tobat mengampuni dosa-dosa yang dilakukan setelah Baptis. Ketika mengaku dosa, umat beriman harus mengakui semua dosa-dosa berat yang disadarinya, menurut jenisnya (misalnya: perzinahan atau pencurian) serta jumlahnya (misalnya: satu kali, beberapa kali atau sering kali). Setelah mengakui segala dosa-dosa kita, kemudian mendengarkan nasehat-nasehat yang diberikan Imam, mengucapkan doa tobat, menerima absolusi (Pengampunan Kristus) dari Imam, serta melakukan penitensi (doa yang dilakukan atas dosa-dosa kita). Imam diwajibkan dengan ancaman siksa yang sangat berat, supaya berdiam diri secara absolut, untuk tidak mengungkapkan apapun yang telah ia dengar dalam pengakuan. Rahasia pengakuan ini dinamakan ‘METERAI SAKRAMENTAL’. Seorang Imam lebih suka dipenjarakan atau bahkan mati daripada mengungkapkan dosa-dosa yang dilakukan umat kepadanya. Sumber: Disesuaikan dengan Katekismus Gereja Katolik Indonesia Edisi X/17 Juni 2012 HARI MINGGU BIASA XI “Kerajaan Allah itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di tanah” Bacaan I : Yeh :22-24 II : 2 Kor 5:6-10 Mzm 91:2-3,13-16 Bacaan injil : Mrk 4:26-34 Pada waktu itu Yesus bersabda kepada orang banyak, “Beginilah hal Kerajaan Allah itu: seumpama orang yang menaburkan benih di tanah, lalu pada malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas dan tunas itu makin tinggi, bagaimana terjadinya tidak diketahui orang itu. Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula tangkainya, lalu bulirnya, kemudian butir-butir yang penuh isinya dalam bulir itu. Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera menyabit, sebab musim menuai sudah tiba. kataNya lagi: “Dengan apa hendaknya kita membandingkan Kerajaan Allah itu, atau dengan perumpamaan manakah hendaknya kita menggambarkannya? Hal Kerajaan Allah itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di tanah. Memang biji itu yang paling kecil dari pada segala jenis benih yang ada di bumi. Tetapi apabila ia di taburkan, ia tumbuh dan menjadi lebih basar dari pada segala sayuran yang lain dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar, sehingga burung-burung di udara dapat bersarang dalam naungannya.” Dalam banyak perumpamaan yang semacam itu, Ia memberitakan firman kepada mereka sesuai dengan pengertian mereka, dan tanpa perumpamaan Ia tidak berkata-kata kepada mereka, tetapi kepada murid-muridNya Ia menguraikan segala sesuatu secara tersendiri. “Bukan seberapa banyak materi yang bisa kita berikan, melainkan seberapa besar cinta yang kita sampaikan saat memberi”

2 BACAAN HARI MINGGU BIASA XI, 17 juni 2012
PENGUMUMAN GEREJA 1. Petugas Liturgi Minggu Biasa XII, 24 Juni 2012, pukul WIB. - Lektor : Sdri. Rista - Mazmur : Ibu Agnes - Dirigen : Ibu Mery - Kolektan : Ibu Sukardi dan Ibu Sunardi - Dekorasi : Kel. Bpk. Purnomo : Kel. Bpk. Jaohari 2. Dimohon kepada seluruh umat Stasi Natar untuk dapat hadir di rumah keluarga Bpk. Antonius Sujarwoko (Lingkungan St. Stefanus Branti) Sukarame 1, pada hari Sabtu, 23 Juni 2012, pukul 19.00 WIB, untuk bersama-sama mendoakan putranya: Yohanes Nico Setyawan yang akan melaksanakan Khitanan. 3. Bagi para orang tua yang memiliki putra-putri BALITA yang ingin dibaptis, harap segera mendaftarkan diri pada Ketua Stasi (Bpk. Singgih) untuk segera dilakukan pendataan pembaptisan bayi . 4. Pelajaran “BINA IMAN” bagi adik-adik kelas 5 SD sampai dengan kelas 3 SMP, tetap dilaksanakan di gereja setelah perayaan liturgi. Mohon dukungan dari para orangtua untuk memberi semangat bagi putra-putrinya. 5. Untuk Sekolah Minggu bagi adik-adik kecil tetap dilaksanakan sebelum perayaan liturgi dimulai, yaitu pukul 8.30 WIB. 6. Kolekte Minggu, 10 Juni 2012 : Kolekte : I = Rp ,- Kolekte : II = Rp ,- Sekolah Minggu = Rp ,- Parkir = Rp ,- 7. Pegumuman Perkawinan Akan saling menerimakan Sakramen Perkawinan antara Yosephina Hotmaida Situngkir, putri dari pasangan Bpk. J. Rupianus Situngkir dan Ibu Shopia Mintaria Situmorang (alm) dari Stasi Santo Petrus Natar, Paroki Santo Yohanes Kedaton, dengan Imanuel Kriswanto, putra dari pasangan Bpk. Agustinus Partowiyono dan Ibu Anna Pariyem dari Stasi Rawaselapan, Paroki Keluarga Kudus Sidomulyo-Kalianda. Sakramen Pernikahan akan dilaksanakan pada hari Sabtu, 14 Juli 2012 di gereja Santo Yosep Rawaselapan, Sidomulyo. Bagi umat yang mengetahui halangan ini, harap memberitahukan kepada Pastur Paroki. (Pengumuman I) Renungan Setiap orang pasti tidak percaya, bahwa bencana dan kekacauan yang terjadi adalah bukti bahwa Tuhan tidak ada. Seorang manusia yang ingin bertahan hidup, harus siap terhadap perubahan. Siapapun pasti percaya bahwa ada kecerdasan, energi dan kesadaran di balik semua peristiwa yang terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Tuhan adalah perencana yang hebat. Dia menciptakan dinamika hidup yang kompleks dan mempersiapkan kita untuk terus berubah dengan cara menghadapi segala bencana dan kekacauan yang terjadi. Semua yang terjadi dalam hidup kita sudah diperhitungkan dengan matang sesuai dengan kemampuan manusia. Kita hendaknya mengakui dan menerima perubahan sebagai bagian dari rencana Tuhan. Tuhanlah yang memberikan segalanya termasuk dinamika cinta di dalam kehidupan kita. Benih cintakasih tidak akan dapat terwujud dalam hidup harian kita, kalau tidak disertai dengan semangat pengorbanan. Yesus mengumpamakan Kerajaan Allah seperti biji sesawi yang di taburkan di tanah, lalu tumbuh menjadi besar. Biji sesawi harus masuk ke dalam kegelapan tanah, dan menjadi korban untuk bisa menghasilkan tumbuhan yang kuat dan memberi keteduhan bagi burung-burung yang datang bersarang padanya. Yesus sungguh mencintai manusia, sehingga Ia rela berkorban demi keselamatan umat manusia. Ia tidak menghendaki benih Kerajaan Cinta Allah itu hancur. Kita juga bisa mewujudkan semangat pengorbanan melalui kesediaan dan kerelaan menjalankan tugas hidup dengan penuh rasa tanggungjawab, peka terhadap kesulitan dan kebutuhan sesama kita, membantu orang lain untuk tumbuh dan berkembang seperti apa adanya. Kita bisa menjadi pohon yang rimbun dan teduh sehingga mampu memberikan kesejukan bagi sesama kita, supaya mereka dapat berkarya dan membuat hidup kita menjadi lebih bermakna. BACAAN HARI MINGGU BIASA XI, 17 juni 2012 Hari senin, Juni 2012 : Hari biasa 1 Raj 21:1-16, Mzm 5: Mat 5:38-42 Hari selasa, Juni 2012 : Hari biasa 1 Raj 21:17-29, Mzm 51:3-4,5-6a,11,16 Mat 5:43-48 Hari rabu, Juni 2012 : Hari biasa 2Raj 2:1,6-14 Mzm 31:20,21, Mat 6:1-6,16-18 Hari kamis, Juni 2012 : Pesta S. Aloisius Gonzaga, Biarawan Sir 48:1-14, Mzm 97:1-7 Mat 6:7-15 Hari jumat Juni 2012 : Hari biasa 2Raj 11:1-4,9-18,20, Mzm 132:11-14,17-18 Mat 6:19-23 Hari sabtu, Juni 2012 : Hari biasa 2Taw 24:17-25,Mzm 89:4-5,29-34 Mat 6:24-34 “Bukan seberapa banyak materi yang bisa kita berikan, melainkan seberapa besar cinta yang kita sampaikan saat memberi” “Bukan seberapa banyak materi yang bisa kita berikan, melainkan seberapa besar cinta yang kita sampaikan saat memberi”

3 INFORMASI DAN KOMUNIKASI
INFOKOM INFORMASI DAN KOMUNIKASI WARTA UMAT GEREJA NATAR GEREJA KATHOLIK SANTO PETRUS STASI NATAR, PAROKI SANTO YOHANES – KEDATON Jalan Raya Natar Nomor 201 Kecamatan Natar Lampung Selatan 35362

4

5


Download ppt "“Kerajaan Allah itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di tanah”"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google