Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

“BLIND SPOT”.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "“BLIND SPOT”."— Transcript presentasi:

1 “BLIND SPOT”

2 ANATOMY OF THE RETINA Image downloaded from:

3 Image downloaded from: http://webvision. med. utah

4 KARAKTERISTIK SEL BATANG “Rods”
Sensitif terhadap cahaya redup  melihat dalam kondisi gelap Menyerap semua cahaya yang tampak dgn berbagai panjang gelombang Sinaps yang terhubung dengan sel ganglion tunggal  > 1 Menghasilkan gambar kabur dan tidak jelas

5 KARAKTERISTIK SEL KERUCUT “Cones”
Sensitivitas rendah memerlukan pencahayaan kuat untuk aktivasi Berpigmen  pandangan thd wana jelas Setiap sinaps dari sel ini terhubung dengan satu sel ganglion Gambaran  ditunjukkan secara jelas & memiliki resolusi yang tinggi: Blue Green Red

6 Image downloaded from: http://hamwaves.com/antennas/diel-rod.html

7 OTOT PENGGERAK BOLA MATA
Muscle Primary Function Medial rectus moves eye towards nose Lateral rectus moves eye away from nose Superior rectus raises eye Inferior rectus lowers eye Superior oblique rotates eye Inferior oblique

8 Extrinsic Eye Muscles Marieb, E.N. (2004)

9 Marieb, E.N. (2004)

10 Cranial Nerves & Muscle Actions
Marieb, E.N. (2004)

11

12 STEREOSCOPIC VISION Image downloaded from:

13 VISUAL PATHWAYS TO THE BRAIN
Image downloaded from:

14 VISIBLE COLOR SPECTRUM

15 Anatomy & Physiology of The Ear

16 Anatomy of the Ear

17 FUNGSI TELINGA LUAR: BEKERJA UNTUK MEMBAWA SUARA DALAM MEKANISME KERJA PENDENGARAN Pinna Ear canal Ear drum TELINGA TENGAH: TRANSMISI SUARA YANG MASUK DARI M. TYMPHANI KE COCHLEA Maleus Incus Stapes TELINGA DALAM: MENERIMA TRANSMISI SUARA DARI TELINGA TENGAH & MERUBAH SUARA MENJADI SINYAL YANG DAPAT DITRANSMISIKAN MLL SARAF AUDITORIUS (O/ SEL2 RAMBUT) MENUJU KE OTAK Semicircular canal  ORGAN KESEIMBANGAN Cochlea – Sel2 rambut

18 PROCESS OF HEARING

19 TELINGA LUAR Marieb, E.N. (2004)

20 External auditory canal
TELINGA LUAR External auditory canal PIPA PENDEK TERDAPAT KELENJAR SERUMEN & KELENJAR KERINGAT Tympanic membrane (eardrum) MEMBRAN TIPIS MEMBATASI TELINGA LUAR DAN DALAM

21 The Ossicles Marieb, E.N. (2004)

22 TELINGA DALAM Marieb, E.N. (2004)

23 TELINGA DALAM Marieb, E.N. (2004)

24 The Cochlea Marieb, E.N. (2004)

25 Organ of Corti

26 f f Marieb, E.N. (2004)

27 Marieb, E.N. (2004)

28 The Cochlea The cochlear branch of nerve VIII runs from the organ of Corti to the brain Marieb, E.N. (2004)

29 RESONANSI PADA COCHLEA
The cochlear is shown as if it were uncoiled and laid out straight ^ Marieb, E.N. (2004)

30 Each stereocilia has a gated K+ channel at its tip
Each stereocilia has a gated K+ channel at its tip. Vibrations of the cochlea cause each hair to bend, this pulls open the K + channel of the adjacent hair. The inflow of K + depolarizes the hair cell. Hairs Marieb, E.N. (2004)

31 The Cochlea Tulang cochlea berjalan spiral & merupakan tempat keluarnya lamina spiralis Dari lamina spiralis menjulur ke dinding luar koklea  membran basilaris Pada tempat perlekatan membran basilaris ke dinding luar koklea terdapat penebalan periosteum yang dikenal sebagai ligamentum spiralis Di samping itu juga terdapat membran vestibularis (Reissner) yang membentang sepanjang koklea dari lamina spiralis ke dinding luar

32 The Cochlea Kedua membran membagi saluran koklea tulang menjadi tiga bagian yaitu Ruangan atas (skala vestibuli) Ruangan tengah (skala media/duktus koklearis) Ruang bawah (skala timpani) Antara skala vestibuli dengan duktus koklearis dipisahkan oleh membran vestibularis (Reissner) Antara duktus koklearis dengan skala timpani dipisahkan oleh membran basilaris

33 The Cochlea Pada pertemuan antara lamina spiralis tulang dengan modiolus terdapat ganglion spiralis yang sebagian diliputi tulang  berkas-berkas serat saraf yang menembus tulang lamina spiralis  mencapai organ Corti Periosteum di atas lamina spiralis menebal dan menonjol ke dalam duktus koklearis sebagai limbus spiralis Membran basilaris yang merupakan landasan organ Corti dibentuk oleh serat-serat kolagen Membran vestibularis merupakan suatu lembaran jaringan ikat tipis yang diliputi oleh epitel selapis gepeng pada bagian yang menghadap skala vestibuli.

34 Properties of Normal Hearing
Adequate stimulus (SOUND)  Conduction of stimulus to sensory organs of hearing Frequency – the number of waves that pass a given point in a given time Pitch – perception of different frequencies (20–20,000 Hz) Sensory transduction of stimulus at organs of hearing Neural transmission of the signal Central auditory processing of the signal at the brain

35 Auditory Pathways Marieb, E.N. (2004)

36 MEKANISME KESEIMBANGAN & ORIENTASI
VESTIBULAR APPARATUS: RESEPTOR KESEIMBANGAN DI SEMICIRCULAR CANALS & VESTIBULA MENJAGA KESEIMBANGAN & ORIENTASI Semicircular canal  dynamic & STATIC equilibrium - rotation

37 The Vestibule Marieb, E.N. (2004)

38 The Vestibule The central egg-shaped cavity of the bony labyrinth
Suspended in its perilymph are two sacs: the saccule and utricle The saccule extends into the cochlea The utricle extends into the semicircular canals These sacs: House equilibrium receptors called maculae Respond to gravity and changes in the position of the head – tilting the head

39 Anatomy of Maculae in the Vestibule
Maculae are the sensory receptors for static equilibrium Contain supporting cells and hair cells Each hair cell has stereocilia and kinocilium embedded in the otolithic membrane Otolithic membrane – jellylike mass studded with tiny CaCO3 stones called otoliths (ear stones) Utricular hairs respond to horizontal movement Saccular hairs respond to vertical movement

40 Anatomy of Maculae Marieb, E.N. (2004)

41 Effect of Gravity on Utricular Receptor Cells
Otolithic movement in the direction of the kinocilia: Depolarizes vestibular nerve fibers Increases the number of action potentials generated Movement in the opposite direction: Hyperpolarizes vestibular nerve fibers Reduces the rate of impulse propagation From this information, the brain is informed of the changing position of the head

42 (Otoconia) Vestibule - Sensitive to Tilting of Head Movements

43 Static Equilibrium Vestibule - Sensitive to Tilting of Head Movements 3 The saccule and utricle house equilibrium receptor regions called the maculae  containing hair cells. Marieb, E.N. (2004)

44 Vestibule - Sensitive to Tilting of
Head Movements Marieb, E.N. (2004)

45 The Semicircular Canals
Marieb, E.N. (2004)

46 Crista Ampullaris & Keseimbangan Dinamis
Reseptor keseimbangan dinamis Letak: di ampulla dari masing-masing semicircular canal Berespons thdp gerakan kepala Terdapat sel-sel rambut Setiap crista memiliki sel-sel rambut yang memanjang  menjadi massa seperti gel disebut cupula Dendrit serat saraf vestibular mengelilingi dasar sel-sel rambut

47 Semicircular Canals Respond to Rotational Movements
The ampulla houses equilibrium receptors in a region called the crista ampullaris Semicircular Canals Respond to Rotational Movements Dynamic Equilibrium Marieb, E.N. (2004)

48 Semicircular Canals Respond to Rotational Movements
Marieb, E.N. (2004)

49 Semicircular Canals Respond to Rotational Movements
Marieb, E.N. (2004)

50 Mekanisme Reseptor Crista Ampullaris
Crista Ampullaris berespons thd perubahan kecepatan gerakan berputar dari kepala Perubahan sel-sel rambut pada crista dapat menyebabkan: Depolarisasi  impuls cepat mencapai otak pada tingkat yang lebih cepat Hyperpolarizations  impuls mencapai otak lebih lambat Hasilnya adalah bahwa otak diinformasikan gerakan rotasi kepala

51 Anatomy & Physiology of The Tongue

52 SENSORI PERASA >10.000  di lidah, regenerasi setiap 5-7 hari
Terdapat pada papila  mukosa lidah Filiform (KECUALI) Fungiform Circumvallate

53 Taste Buds Marieb, E.N. (2004)

54

55 Marieb, E.N. (2004)

56

57 FISIOLOGI “RASA” BAHAN MAKANAN  DILARUTKAN DLM SALIVA
M’STIMULASI RAMBUT2 GUSTATORI DEPOLARISASI MEMBRAN SEL RASA MELEPASKAN NEUROTRANSMITTER POTENSIAL AKSI

58 SEL GUSTATORI

59 TRANSDUKSI “RASA” STIMULASI DARI POTENSIAL AKSI  DIKONVERSIKAN MENJADI IMPULS SARAF OLEH: ASIN: Na+ influx ASAM: H+  membuka cation channels MANIS & PAHIT: Gustducin (the G protein)

60 Gustatory Pathway EPIGLOTIS & LOWER PHARYNX TONGUE

61 FAKTOR2 YANG MEMPENGARUHI “RASA”
RASA: 80%  “PENCIUMAN” Thermoreceptors (suhu), mechanoreceptors (tekstur), nociceptors (pain receptors) dalam mulut

62 The function of the mouth & its associated structures:
to form a receptacle for food to begin mechanical digestion through chewing (mastication) to swallow food to form words in speech to assist the respiratory system in the passage of air

63 Image downloaded from: www.doctorspiller.com

64 Produksi saliva harian pada orang yang sehat: 1-1,5 liter
[Humphrey, S.P. & Williamson, R.T. (2001) dalam de Almeida, P.D.V, et al. (2008)] STIMULASI  PROD. >> FASE ISTIRAHAT  PROD. >>

65 SALIVA Fungsi saliva: sebagai pelumas melembabkan rongga mulut
melindungi rongga mulut dari berbagai agen penyebab iritasi Mucin (protein dengan kandungan karbohidrat tinggi) berkontribusi dalam: proses pelumasan perlindungan terhadap dehidrasi pemeliharaan viskoelastisitas saliva kontrol kolonisasi bakteri dan jamur

66 SALIVA Stimulasi produksi saliva: FASE ISTIRAHAT, produksi saliva:
kelenjar submandibular (65-70%) kelenjar parotid (20%) kelenjar sublingual (7-8%) kelenjar saliva minor (<10) STIMULASI: kelenjar parotid memproduksi saliva >50% dibandingkan kelenjar yang lain. Stimulasi produksi saliva: Mekanik Gustatory Penciuman Stimulus farmakologi

67 Anatomy & Physiology of The Nose

68 Marieb, E.N. (2004)

69 Sense of Smell ORGAN PENGHIDU: EPITELIUM OLFAKTORIUS YANG BERADA PADA SUPERIOR NASAL CONCHA SEL RESEPTOR OLFAKTORIUS: NEURON BIPOLAR SEL BASAL TERLETAK PADA EPITELLIUM GG. PENCIUMAN: Anosmias, etiologi: cedera kepala  merusak saraf olfaktorius, inflamasi rongga hidung & proses degenerasi Chemical olfactory sense loss  defisiensi Zinc

70 Sense of Smell Marieb, E.N. (2004)

71 Marieb, E.N. (2004)

72 FISIOLOGI “BAU” Olfactory receptors  berbagai rangsang bau  secara kimiawi akan berikatan dgn reseptor Proses inisiasi “G protein mechanism”  cyclic AMP (cAMP) sebagai second messenger Cyclic AMP bekerja pada membran plasma (Na+ and Ca2+ channels)  depolarisasi membran reseptor  potensial aksi

73 Olfactory Pathway DEPOLARISASI SEL RESEPTOR OLFAKTORIUS MITRAL CELLS
(GLOMERULAR MITRAL CELLS) MEMPROSES STIMULUS “BAU” & MENGIRIMKAN IMPULS KORTEKS OLFAKTORIUS, HIPOTHALAMUS, AMYGDALA & SISTEM LIMBIK

74 Odorant binding protein
Odorant chemical Na+ Inactive Active Na+ influx causes depolarization ATP Adenylate cyclase cAMP Depolarization of olfactory receptor cell membrane triggers action potentials in axon of receptor Cytoplasm

75 SINUS PARA NASAL

76

77 THANK YOU


Download ppt "“BLIND SPOT”."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google