Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "PEMERINTAH KOTA PONTIANAK"— Transcript presentasi:

1 PEMERINTAH KOTA PONTIANAK
DINAS PENDIDIKAN

2 Memahami Unsur-unsur Intrinsik Cerpen
Bahasa dan Sastra Indonesia kelas X Semester 1 JUDUL MATERI Memahami Unsur-unsur Intrinsik Cerpen

3 Standar kompetensi: Kompetensi dasar: STANDAR KOMPETENSI
Berbicara 6. Membahas cerita pendek melalui kegiatan diskusi. KOMPETENSI DASAR Kompetensi dasar: 6.1 Mengemukakan hal-hal yang menarik atau mengesankan dari cerita pendek melalui kegiatan diskusi

4 TUJUAN PEMBELAJARAN Tujuan Pembelajaran: Menjelaskan hakikat cerpen
Menceritakan kembali isicerita pendek yang dibacadengan kata-kata sendiri Mengidentifikasi unsur intrinsik dan ekstrinsik cerpen Menemukan nilai-nilai dalam cerpen Mengemukakan hal-hal menarik dari cerpen melalui diskusi Mengemukakan keterkaitan antara unsur intrinsik dengan kehidupan sehari-hari.

5 MATERI AWAL Hakikat Cerpen Isi materi: Pengertian Cerpen
cerita pendek (cerpen) adalah satu diantara jenis karya sastra berbentuk prosa yang mengisahkan sepengal kehidupan tokoh yang menarik dan mengesankan. Sebagai karya sastra, cerpen bersifat fiktif-imajinatif., sehingga disebut pula karangan fiksi. Meskipun bersifat fiktif-imajinatif, tak jarang persoalan yang diangkat dalam cerpen bersumber dari kenyataan (fakta) sehari-hari. Namun demikian, kenyataan (fakta) tersebut diolah secara imajinatif oleh pengarang sehingga menjadi sebuah karya fiksi. 

6 Secara fisik, cerpen pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
Panjang ceritanya kurang lebih 3 sampai 10 halaman atau kurang dari 10 ribu kata. Terdapat tokoh dan peristiwa yang dialami tokoh Selesai dibaca dalam sekali duduk. Hanya terdapat satu insiden yang menguasai jalan cerita Terdapat konflik, tetapi tidak sampai menimbulkan perubahan nasib pelakunya. Hanya terdapat satu alur cerita Perwatakan dan penokohan dilukiskan secara singkat Bersifat naratif (menceritakan) Unsur Pembangun Cerpen Seperti halnya bentuk prosa lainnya, cerpen dibangun dari unsur intrinsik (unsur dari dalam cerpen) dan unsur ekstrinsik (unsur dari luar cerpen). Unsur intrinsik meliputi:

7 MATERI LANJUTAN Isi materi:
Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya sastra, unsur-unsur yang secara faktual dapat dijumpai jika orang membaca karya sastra. Unsur intrinsik dalam karya sastra, khususnya cerpen dan novel, tema, meliputi tokoh/ penokohan, alur (plot), gaya bahasa, sudut pandang, latar (setting), dan amanat.

8 1.TEMA Tema adalah persoalan pokok sebuah cerita. Tema disebut juga ide cerita. Tema dapat berwujud pengamatan pengarang terhadap berbagai peristiwa dalam kehidupan ini. Kita dapat memahami tema sebuah cerita jika sudah membaca cerita tersebut secara keseluruhan. 2. Tokoh dan penokohan Istilah tokoh menunjuk pada orangnya, pelaku cerita, sedangkan penokohan yaitu cara pengarang menyampaikan watak, perwatakan, atau karakter menunjuk pada sifat dan sikap para tokoh yang menggambarkan kualitas pribadi seorang tokoh.

9 Tokoh di Bagi menjadi Tiga jenis yaitu:
1. Tokoh protagonis adalah tokoh yang kita kagumi, tokoh yang merupakan pengejawantahan norma-norma, nilai-nilai yang ideal bagi kita. Tokoh protagonis menampilkan sesuatu yang sesuai dengan pandangan dan harapan pembaca. 2. tokoh antagonis adalah tokoh yang menyebabkan terjadinya konflik. Tokoh antagonis merupakan penentang tokoh protagonis. 3. tokoh tritagonis yaitu tokoh yang berada ditengah-tengah antara tokoh protagonis dan antagonis, tidak ada memihak antara keduanya. Dan berusaha menyelesaikan konflik yang terjadi antara tokoh protagonis dan antagonis.

10 Ada beberapa cara penggambaran karakter tokoh sebagai berikut:
Secara langsung ( analitik) karakter tokoh diceritakan secara langsung oleh pengarang. Secara tidak langsung ( daramatik), dialog antartokoh, reaksi tokoh lain, pikiran tokoh, lingkungan, bentuk fisik, sikap/tingkah laku 3. Latar (setting) Latar dalam sebuah cerita menunjuk pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwaperistiwa yang diceritakan

11 Latar Tempat Latar tempat merujuk pada lokasi terjadinya peristiwa
Latar Tempat Latar tempat merujuk pada lokasi terjadinya peristiwa. Unsur tempat yang dipergunakan mungkin berupa tempat-tempat dengan nama tertentu. Latar Waktu Latar waktu berhubungan dengan “kapan” terjadinya peristiwaperistiwa yang diceritakan. C. Latar suasana. Latar suasana berkaitan dengan suasana dalam cerita tersebut. Suasana apa yang digambarkan dalam cerita tersebut

12 Ada dua jenis alur dalam rangkaian peritiwa yaitu:
4. Alur (plot) Alur adalah rangkaian peristiwa yang disusun secara logis. urutan peristiwa yang berdasarkan hukum sebab akibat. Alur tidak hanya mengemukakan apa yang terjadi, akan tetapi menjelaskan mengapa hal ini terjadi. Kehadiran alur dapat membuat cerita berkesinambungan. Oleh karena itu, alur biasa disebut juga susunan cerita atau jalan cerita. Ada dua jenis alur dalam rangkaian peritiwa yaitu: a. Pengarang menyusun peristiwa-peristiwa secara berurutan mulai dari perkenalan sampai penyelesaian. Susunan yang demikian disebut alur maju. Biasanya memiliki tahapan perkenanal, - Klimaks` munculnya konflik, - Pemecahan Masalah mulai memuncak, - Penyelesaian

13 b. Pengarang dapat memulainya dari peristiwa terakhir atau peristiwa yang ada di tengah, kemudian menengok kembali pada peristiwa-peristiwa yang mendahuluinya. Susunan yang demikian disebut alur sorot balik (flashback) atau alur mundur c. Alur campuran yaitu pengarang menceritakan banyak tokoh utama dan masalah yang diceritakan sehingga cerita yang satu belum selesai kembali ke awal untuk mencerikan tokoh yang lain.

14 5. Sudut Pandang (Point Of View)
Adalah posisi pengarang dalam membawakan cerita. Sudut pandang yang biasa digunakan dalam cerita adalah sudut pandang orang pertama, pengarang sebagai tokoh utama cerita.(ditandai dengan kata ganti ‘Aku atau saya’ b. sudut pandang orang ketiga, pengarang sebagai pencerita. Pengarang hanya menceritakan suatu kejadian yang dialami seorang tokoh yang bukan dirinya. Pengarang berada di luar cerita. (ditandai dengan kata ganti ‘ia’, ‘dia’, atau ‘nama orang’)

15 sudut pandang campuran, sudut pandang yang memosisikan pengarang sebagai O1 sekaligus O3. suatu saat pengarang menceritakan dirinya kemudian di saat lain dia menceritakan tokoh lain. Suatu saat pengarang sebagai tokoh utama kemudian di saat lain pengarang mengungkapkan kejadian yang dialami tokoh lain selain dirinya. Saat menceritakan tokoh lain pengarang bisa dalam satu latar cerita maupun di luar cerita. Kata ganti yang digunakan “aku” dan “dia” d. Sudut pandang serba tahu. Sudut pandang ini menempatkan pengarang bisa saja sebagai O1, O3, maupun sudut pandang campuran. Hal terpenting dalam sudut pandang ini adalah pengarang bertindak sebagai pencipta segalanya. Ia tahu segalanya. Ia bisa menciptakan efek yang diinginkan.

16 6. Gaya Bahasa Gaya habasa adalah cara yang khas dalam menyatakan sesuatu dengan bahasa sebagai medianya. Penggunaan bahasa berfungsi untuk menciptakan suatu nada atau suasana persuasif serta merumuskan dialog yang mampu memperlihatkan interaksi antar tokoh. Penggunaan bahasa yang tidak tepat dapat menimbulkan suatu suasana. Bahasa dapat pula gigunakan oleh pengarang untuk menandai karakter tokoh. Gaya bahasa sering kali dianggap sama dengan majas, padahal tidak demikian. pemakaian majas adalah cara melukiskan sesuatu dengan jalan menyamakan dengan sesuatu yang lain. Dengan demikian majas merupakan bagian dari gaya bahasa. Kemampuan penulis mempergunakan gaya bahasa yang cermat dapat menghidupkan cerita.

17 7. Amanat Yaitu pesan atau ajaran moral yang ingin di sampaikan pengarang kepada pembaca baik secara eksplisit (tersurat) maupun implisit (tersirat). Amanat juga menyangkut bagaimana pembaca mamahami dan meresapi karya sastra yang dibaca.

18 MATERI AKHIR Isi materi : UNSUR EKSTRINSIK
Yaitu unsur yang melatar belakangi terbentuknya karya sastra itu sendiri. Adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangunan karya sastra. Walaupun demikian, unsur ekstrinsik cukup berpengaruh terhadap totalitas bangun cerita yang dihasilkannya.

19 latar belakang pengarang, seperti pendidikan, kondisi keluarga, jenis kelamin, usia, riwayat hidup pengarang. 2. Latar belakang politik, ekonomi, sosial, agama, budaya.

20 Selai itu ada juga nilai-nilai yang termasuk dalam karya sastra, yaitu:
Nilai Agama, yaitu nilai yang berhubungan dengan ajaran-ajaran agama seperti hubungan antara manusia dengan tuhannya. Nilai Moral, yaitu nilai yang berkaitan dengan etika prilaku, kesopanan dalam masyarakat. 3. Nilai Budaya, yaitu nilai yang berhubungan dengan adat kebiasaan suatu masyarakat atau adat istiadat masyarakat tertentu. 4. Nilai Sosial, yaitu nilai yang berkaitan dengan hubungan manusia dengan manusia lainyanya dalam kehidupan bermasyarakat.

21 KUIS

22 EVALUASI JAWAWLAH SOAL-SOAL BERIKUT INI BERDASARKAN MATERI PELAJARAN YANG BARU SAJA DISAMPAIKAN

23 Yang paling menonjol dalam penggalan cerpen diatas adalah ….
1. Angin berhembus membelai dedaunan kering dibawah pohon randu yang dipenuhi kapuk putih beterbangan. Capung-capung nampak begitu gembira terbang diatas alam bebas, yang penuh dengan keindahan. Tak seperti burung merpati yang enggan pergi dan hanya terpuruk di dalam sangkar. Yang paling menonjol dalam penggalan cerpen diatas adalah …. a. Tema d. latar b. Penokohan e. alur c. Amanat 2. Kami selalu bersama-sama dalam keadaan apapun. Kami selalu tertawa dalam situasi apapun. Kebersamaan menjadi ciri khas kami. Tak ada kesedihan yang kami rasakan, jika kami berkumpul bersama…. Tema penggalan cerpen diatas adalah …. a. Persahabatan d. pencurian b. Perselisihan e. Pelampiasan c. Perselingkuhan

24 3. Tatkala aku masuk sekolah Mulo, demikian fasih lidahku dalam bahasa Belanda. Sehingga orang yang hanya mendengarku berbicara dan tidak melihat aku, mengira aku anak Belanda…. “Kenang-Kenangan” oleh Abdul Gani A.K Watak tokoh “Aku” dalam penggalan cerita tersebut adalah a. Percaya diri D. Rajin Berusaha b. Mudah menyesuaikan diri e. Rendah Hati c. Sombong Setelah sampai waktunya diadakan pemeriksaan ternyata rencanaku mendapat pilihan utama dan mendapatkan hadiah pertama. Aku ingin melihat namaku tercantum dalam surat kabar. Surat kabar sebagai pemenang pertama. Setelah kubaca surat kabar, akhirnya nama pemenangnya aku, juga diumumkan. Tapi, hanya pada sebuah surat kabar dan hanya sekelumit saja. Tanpa komentar apa-apa, akhirnya panitia sayembara memutuskan hadiah pertama jatuh kepada (lalu disebut nama pemenang). Tapi, untuk menyebut namaku, Samsudin Jaya, wah salah cetak pula menjadi Alaudin Basah. Padahal keinginan yang paling utama dari seluruh kerja kerasku adalah “Aku ingin terkenal ke seluruh dunia, setidak-tidaknya ke seluruh Indonesia ! Tapi sayang, aku juga tidak dikenal orang-orang.

25 a. Egoistis b. Idealis c. Pesimistis d. Otoriter e. Ambisius
Sudut pandang yang digunakan pengarang dalam kutipan cerpen tersebut adalah …. a. Orang pertama pelaku sampingan b. Orang ketiga serbatahu c. Orang pertama dan orang ketiga d. Orang pertama pelaku utama e. Orang ketiga pelaku utama 5. Watak “Aku” kutipan cerpen tersebut adalah …. a. Egoistis b. Idealis c. Pesimistis d. Otoriter e. Ambisius

26 Kutipan cerpen tersebut menggunakan gaya bahasa/majas……..
6. Ada beberapa nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra, satu di antaranya yaitu nilai yang berkaitan dengan etika, prilaku, kesopanan dalam suatu masyarakat, di sebut nilai…… Agama D. Moral Sosial E. Ekonomi budaya 7. “Aku baru tahu bahwa orang-orang dewasa punya banyak cara untuk membunuh waktu”. Kutipan cerpen tersebut menggunakan gaya bahasa/majas…….. Metafora D. Metonimia Alegori E. Perbandingan personifikasi

27 Nilai-nilai yang dominan dalam penggalang cerpen tersebut adalah…
8. “lamunku menerawang ke masa lalu saat-saat natalan dikampung. Jalan kaki dari rumah ke rumah sekedar untuk minta ketulusan maaf dari saudara tetangga sekampung. Silaturahmi kerumah guru-guru sekolahku. Natalan terasa sangat syahdu dan bersahaja”. Nilai-nilai yang dominan dalam penggalang cerpen tersebut adalah… Pendidikan C. Sosial E. Budaya Politik D. Agama 9. “aku menehan tangan yang mengepel ingin melayang ke bibirnya, menjengkangkannya ke dinding, lalu menggelosor di lantai dengan bunga darah mekar di atas, di lorong dan bengkak”. petikan tokoh dalam kutipan cerpen tersebut digambarkan melalui……… Lingkungan kehidupan tokoh D. Jalan pikiran tokoh Tokoh lain E. Fisik dan prilaku tokoh Ketabahan tokoh

28 10. “pertama say melihatnya, saya merasa heran
10. “pertama say melihatnya, saya merasa heran. Sepasang sepatu, butut, tergeletak disuatu sudut, pada sebuat ruangan, di kantor Gubernur. Otak saya segela bertanya-tanya, sepatu siapakah? Saya melangkah mendekati sepatu itu ingin lebih tahu, tapi urung. Orang-orang tanpak tidak peduli dan saya takut kalau tindakan saya di pandang aneh. Saya punberdiri seperti tadi”. konflik yang terdapat dalam cerpen di atas adalah…… Pertentangan tokoh dengan sepatu Pertentangan dengan pegawai kantor gubernur Pertentangan tokoh dengan diri sendiri Pertentangan dengan lingkungan budaya Pertentangan tokoh dengan ulats

29 Selamat, Anda benar

30 Maaf, jawaban Anda salah…!

31 Selamat menjadi siswa/i yang baik dan berprestasi!
Terima kasih! Selamat menjadi siswa/i yang baik dan berprestasi! SUKSES!

32 REFERENSI Referensi : Buku Pedoman Guru, Menuju Pembelajar Tuntas(Fokus) Bahasa Indonesia untuk SMA/MA Kelas X Semester 1 Modul 1A Bahasa Indonesia untuk SMA/MA Kelas X Semester 1 (Yayat Nurhayat) Panduan Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA/MA Kelas X (Alex Suryanto dan Agus Haryanta)

33 SMA Santo Fransiskus Asisi Pontianak
PENYUSUN NAMA Adelbertus, S.Pd. NIP TEMPAT TUGAS SMA Santo Fransiskus Asisi Pontianak PHOTO


Download ppt "PEMERINTAH KOTA PONTIANAK"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google