Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

MARTIN E. P SELIGMAN An Introduction to Positive Psychology:

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "MARTIN E. P SELIGMAN An Introduction to Positive Psychology:"— Transcript presentasi:

1 MARTIN E. P SELIGMAN An Introduction to Positive Psychology:
Learned Helplesness, Learned Optimism, Strengths and Virtues &, Happiness

2 A. Learned Helplessness
Seligman berpandangan bahwa dalam satu waktu, organisme akan mencapai situasi ketidakberdayaan (learned helplessness) Penelitian mengenai fenomena learned helplessness dan depresi  dilakukan pada binatang, anak, mahasiswa, pasien psikoterapi  dalam setting laboratorium, wawancara, sesi psikoterapi  berbagai sumber data

3 Learned Helplessness (1)
Eksperimen Awal pada seekor anjing : Seekor anjing ditempatkan dalam kotak, kemudian dibunyikan sesuatu yang menimbulkan rasa sakit, si anjing menemukan cara mengatasinya (seperti Dollard & Miller) Eksperimen berikutnya : Anjing ditempatkan dalam tempat yang membuatnya tidak dapat bergerak, sehingga tidak dapat melakukan sesuatu ketika diberikan shock singkat. Selanjutnya anjing ditempatkan pada box seperti halnya anjing pertama dan mendapatkan shock yang sama, awalnya anjing berusaha meloncat penghalang, namun ia tidak belajar bahwa meloncati penghalang bisa menghentikan shock, akibatnya ia menjadi pasif, berbaring, & meringkih ketika shock datang sampai berhenti.

4 Learned Helplessness (2)
Eksperimen pada manusia Menghadapi suara keras yang dapat dipadamkan dengan menggerakkan tangan ke bagian lain dari box Kelompok I : mendapat info cara mengatasi suara keras--proses belajar diskriminatif yang dapat mereka selesaikan dengan baik Kelompok II : tidak diberi info cara mengatasi suara keras -- yang tidak dapat diselesaikan dengan baik  motivational deficit Kelompok III : kontrol

5 Learned Helplessness (3)
Eksperimen pada manusia Kelompok I : diajari untuk bertanggung jawab atas kegagalan dan melihatnya karena kurang usaha dari mereka sendiri (mendapatkan feedback terhadap tugas yang diberikan) Kelompok II : hanya mengalami keberhasilan (tidak mendapatkan feedback terhadap tugas yang diberikan) Ketika diberikan soal-soal yang sulit : Kelompok I  Prestasi cenderung meningkat Kelompok II  Prestasi cenderung turun

6 Learned Helplessness Learned Helplessness = a condition when an organism/ individual learns that reinforcement and behavior are NOT contingent on each other Karakteristik : Gangguan emosi Penurunan motivasi Penurunan proses kognitif

7 Depresi Bentuk dari learned helplessness
Depresi bukanlah pesimisme terhadap semua hal, namun pesimisme terhadap akibat dari respon/tingkah laku/kemampuan tertentu Mengalami peristiwa traumatis bahwa tindakan terbaik seseorang tidak bisa menangkal dan perasaan tidak berdaya

8 Explanatory Style (1978) Explanatory Style = ciri-ciri yang khas seseorang dalam menjelaskan kejadian-kejadian hidupnya : Internal – External (bersumber dari dalam diri atau luar) Stable – Transient (bersifat menetap atau sementara) Global – Limited (berlaku umum atau pada situasi tertentu)

9 Depresi (2) Dasar : pesimisme yang berkaitan secara khusus dengan pengaruh / akibat tindakan- tindakan kita yang kita nilai terlatih (skilled) Ciri : Perasaan ‘blue’ / ‘down’ yang berkepanjangan Bicara + gerakan melambat Menyerah / paralisis kehendak Depresi + Helplessness Internal (faktornya selalu diri sendiri) Stable (bersifat menetap) Global (berlaku pada berbagai situasi)

10 Penelitian Seligman Kelompok/Tugas Chance Skilled Non Depressed
Prediksi tingkat keberhasilannya tidak berubah sebelum dan sesudah tugas Prediksi tingkat keberhasilan berubah sesuai hasil pengalaman tugas sebelumnya Mildly Depressed tidak berubah sebelum dan sesudah tugas Prediksi tingkat keberhasilan tidak berubah sebelum dan sesudah tugas

11 B. Learned Optimism Pada saat kita lahir sebagai bayi dan juga pada saat tua renta, kita mengalami ketakberdayaan. Akan tetapi, periode diantara kelahiran dan kematian adalah KESEMPATAN untuk MENGUBAH keadaan Unclaimed Territory of Action: menurut Seligman (2002) meski banyak hal yang tidak dapat dikontrol, masih ada hal-hal yang dapat kita kontrol, yaitu dengan mengubah CARA PANDANG terhadap kehidupan

12 Optimistic vs Pessimistic
Karakteristik utama: - “O” : kekalahan ataupun masalah yg datang hanyalah sementara dan tidak berkaitan dengan hal lain kecuali situasi atau masalah itu sendiri. Hal ini merupakan tantangan - “P” : membayangkan yang terburuk dan menganggap hal tersebut berlangsung selamanya; mempengaruhi dan dipengaruhi oleh hal-hal lain yang telah ataupun akan terjadi.

13 Jadi, Learned Optimism adalah:
suatu cara untuk menghindarkan diri dari depresi dengan mempelajari bagaimana berpikir ataupun memandang hidup secara lebih optimis saat kita menghadapi masalah. Bersikap optimis belum tentu menemukan makna / kebahagiaan. Optimisme hanyalah salah satu sarana untuk membantu seseorang mencapai hal tersebut!

14 C. Aliran Psikologi Positif
50 Tahun terakhir psikologi berkonsentrasi pada pendefinisian dan penggolongan gangguan mental manusia, dan melupakan kemungkinan untuk dapat mengembangkan kekuatan atau potensi yang dimiliki manusia. 14 Gangguan mental utama dapat diatasi dengan efektif (2 diantaranya dapat disembuhkan) dengan pengobatan dan psikoterapi.

15 Akibat pemusatan perhatian pada ‘kesakitan’ dan ‘kelemahan’ manusia, psikologi melupakan kemungkinan untuk dapat mengembangkan kekuatan dan bahkan potensi genius yang dimiliki manusia. Seligman mengundang pakar2 ternama psikologi dalam minggu pertama bulan Januari 1998 untuk rapat di Akumal, Yucatan dan merumuskan arah baru dan aliran baru dalam psikologi yang dinamakannya Positive Psychology.

16 Psychology is not just the study of weakness and damage; it is also the study of strenght and virtue. Treatment is not just fixing what is broken; it is nurturing what is best within us (Martin EP Seligman) Positive Psychology is thus an attempt to urge psychologists to adopt a more open and appreciative regarding human potentials, motives, and capacities (Sheldon & King, 2001)

17 Jadi, psikologi positif adalah:
aliran dalam psikologi yang tidak lagi meneliti mengenai penyakit, kelainan, kelemahan, atau kerusakan yang terjadi pada manusia, tetapi justru mengedepankan penelitian mengenai kekuatan dan keutamaan (strengths and virtues) yang dimiliki manusia

18 AUTHENTIC HAPPINESS Happiness = “well-being” = desired outcomes / goals of Positive Psychology Menurut aliran Psi Positif, arah perkembangan kepribadian manusia yang sehat adalah yang mencapai keadaan bahagia Identifikasi dan pengaplikasian strengths and virtues dalam kehidupan sehari-hari akan membantu tercapainya kebahagiaan yg sesungguhnya atau yang disebut authentic happiness (Seligman, 2002) Selain itu, berdasarkan cara pencapaiannya, menurut Seligman (2002) kebahagiaan meliputi tiga bagian kehidupan, yakni masa lalu, masa kini, dan masa depan.

19 Tiga tonggak utama aliran Positive Psychology adalah:
Emosi positif (subjective level) diketuai Ed Diener. Karakter positif (individual level) diketuai Mike Csikszentmihalyi bersama Chris Peterson dan George Vaillant. Institusi positif (group or societal level) diketuai Kathleen Hall Jamieson. Keseluruhan usaha ini diketuai MEP Seligman, dan dibantu Peter Schulman

20

21 A. Positive Emotions (Positive Subjective States)
Directed towards the Past Satisfaction, contentment, fulfillment, pride, serenity Directed towards the Future Optimism, hope, confidence, trust, faith Directed towards the Present Joy, ecstasy, calm, zest, ebullient (enthusiasm), pleasure, flow. Positive activities

22 A. Positive Emotions Positive activities in the Present
Pleasures Bodily Pleasures  senses Delicious tastes & smells, sexual feelings, moving your body well, delightful, sights sounds Higher Pleasures  more complicated & learned Ecstasy, rapture, thrill, bliss, gladness, mirth, glee, fun, ebullience, comfort, amusement, relaxation, etc b. Gratificationsactivities Reading, rock-climbing, dancing, good conversation, volley-ball, futsal Penghayatan dan pemikiran yang lebih dalam mengenai hal menyenangkan yang sedang dilakukan.

23 Gratifications Pleasures are delights that have clear sensory and strong emotional components that require little if any thinking Gratifications are flow experiences. They are activities we very much like doing but that are not necessarily accompanied by any raw feelings at all The gratifications last longer than the pleasures and they are under guided by our strength and virtues

24 Gratifications “rasa kebersyukuran” Mengembangkan strength and virtues
Tidak hanya ungkapan sementara, namun suatu perasaan menyeluruh tentang kehidupan yang bersifat otentik The good life : menggunakan signature strength untuk mendapatkan kebersyukuran yang berlimpah dalam kehidupan nyata The Meaningful life : keselarasan signature strength untuk sesuatu yang lebih besar (bahwa kita bagian dari dunia, bahwa setiap individu memiliki hak untuk berbahagia) Kunci kebahagiaan di masa lalu dan masa yang akan datang adalah pada menyuburkan rasa bersyukur

25 B. Positive Trait (Strengths and Virtues)
Ada 24 kekuatan (signature strenghts) yang bersumber pada 6 (enam) keutamaan (virtues) yang bersifat universal atau cross-cultural . Signature strength: kekuatan yang disadari seseorang menjadi kekuatan yang dimiliki dan diaplikasikannya dalam hidup guna menghadapi berbagai tantangan dan meraih kebahagiaan (Peterson & Seligman, 2004)

26

27 Wisdom and Knowledge Curiosity
kekuatan ini berkenaan dengan rasa ingin tahu seseorang yang mengarah pada munculnya keterbukaan pada pengalaman atau hal-hal baru di dunia ini. Love of learning Kekuatan ini merupakan pendorong bagi seseorang untuk senantiasa mempelajari hal-hal baru agar dapat menjalani hidup atau berinteraksi dengan dunia secara kompeten.

28 Open-mindedness Orang-orang dengan kekuatan ini akan berpikir secara menyeluruh dan memandang suatu hal dari berbagai sisi Creativity Kekuatan ini akan berusaha membantu setiap orang untuk mencapai tujuan tersebut dengan caranya masing-masing yang baru dan unik.

29 Perspective (wisdom) Kekuatan ini mengacu pada kemampuan seseorang untuk memahami hidupnya dengan menggunakan pandangan yang masuk akal/ rasional bagi diri sendiri& orang lain dan mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan tersulit dan terpenting mengenai perilaku dan makna hidup

30 COURAGE Bravery kekuatan ini membuat seseorang tidak mundur meski menerima ancaman, tantangan, kesulitan ataupun rasa sakit dalam mencapai tujuannya. Persistence Dengan kekuatan ini, seseorang akan senantiasa menyelesaikan apa saja yang telah dimulainya, meski menghadapi berbagai tantangan.

31 Integrity Senantiasa mengatakan kebenaran dan menampilkan diri apa adanya (genuine) dan tanpa kepura-puraan adalah perwujudan kekuatan ini. Vitality Kekuatan ini mengacu pada kegairahan dan adanya antusiasme dalam menjalani segala aktivitas.

32 HUMANITY & LOVE Kindness
Kekuatan ini dideskripsikan sebagai suatu kecenderungan yang kuat untuk bersikap baik dan memberikan bantuan kepada orang lain secara sukarela. Love Kekuatan ini muncul dalam suatu hubungan timbal balik dengan orang lain. Hubungan yang dekat dan intim dengan orang lain dianggap sebagai suatu hal yang penting oleh orang dengan kekuatan ini.

33 Social intelligence berkaitan dengan kesadaran baik akan perasaan dan pikirannya sendiri maupun orang lain. Hal ini menuntun munculnya respon dan perilaku yang sesuai dalam setiap situasi

34 JUSTICE Citizenship Orang dengan kekuatan ini dapat bekerja dengan baik dalam suatu kelompok tertentu. Mereka setia dan berdedikasi pada kelompoknya, senantiasa melakukan tugasnya, dan mau bekerja keras demi kesuksesan bersama. Fairness Dengan kekuatan ini, seseorang akan memperlakukan orang lain secara sama atau tidak membeda-bedakan perlakuan yang diberikan pada setiap orang.

35 Leadership Kekuatan ini memungkinkan seseorang untuk dapat menjadi pemimpin yang baik. Ia akan menjadi organisator dan inspirator yang baik dalam kelompoknya.

36 TEMPERANCE Self regulation
Ciri-ciri seseorang dengan kekuatan ini adalah adanya kemampuan untuk dapat menahan diri, emosi, nafsu, serta dorongan-dorongan lain dalam dirinya agar sesuai dengan norma masy. Prudence Kekuatan ini berorientasi pada masa depan seseorang; merupakan suatu bentuk manajemen diri yang membantu seseorang meraih tujuan jangka panjangnya.

37 Humility and modesty Kerendahan hati adalah wujud dari kekuatan ini; tidak menonjolkan keberhasilan dan mampu melihat kekurangan dalam dirinya. Forgiveness and mercy Kekuatan ini membuat seseorang mampu memaafkan orang lain yang melakukan kesalahan atau bersikap buruk pada dirinya.

38 TRANSENDENCE Appreciation of Beauty
Kekuatan ini memberikan kemampuan untuk menyadari dan memberikan apresiasi atas keindahan, kesempurnaan dan/atau keahlian dalam segala aspek kehidupan. Gratitude menyadari dan bersyukur atas segala hal yang telah terjadi dalam hidup adalah ciri orang dengan kekuatan ini.

39 Hope Kekuatan ini mengarahkan seseorang pada masa depannya. Perwujudan dari kekuatan ini adalah munculnya rasa optimis dan senantiasa mengharapkan yang terbaik dalam hidup. Spirituality Dengan kekuatan ini, seseorang akan memiliki kepercayaan tentang adanya sesuatu yang lebih besar dari alam semesta ini. Mengerti makna hidup dan berpegang teguh pada nilai moral.

40 Humor Orang dengan kekuatan ini senang sekali tertawa, bersenda gurau, membuat lelucon ataupun menggoda orang lain. Ia akan senantiasa membawa keceriaan dan membangkitkan senyuman pada orang-orang di sekitarnya.

41 C. Positive Institution
Institusi positif : sarana dimana manusia bisa menjalankan/menyalurkan strength and virtuesnya Berfokus pada perkembangan, kreasi, dan mempertahankan institusi positif  pembentukan keluarga sehat, studi mengenai lingkungan kerja yang sehat, dan komunitas yang positif Psikologi positif terlibat dalam penyelidikan yang melihat bagaimana institusi dapat bekerja untuk mendukung dan memelihara semua individu terkait

42


Download ppt "MARTIN E. P SELIGMAN An Introduction to Positive Psychology:"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google