Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Migrasi dan Rekayasa Sosial

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Migrasi dan Rekayasa Sosial"— Transcript presentasi:

1 Migrasi dan Rekayasa Sosial
S2 Kependudukan & Ketenagakerjaan Universitas Indonesia Mobilitas Penduduk, Sesi ke-11 Elda L. Pardede

2 Latar Belakang Negara bisa mempengaruhi migrasi
Intervensi terhadap migrasi memiliki unsur ‘pemaksaan’ pada tingkat yang berbeda Rekayasa kependudukan dan sosial melalui migrasi menguntungkan karena: 1. Peraturan bisa berubah dalam waktu singkat pada saat genting 2. Mobilitas penduduk lebih peka terhadap perubahan daripada fertilitas Elda L. Pardede

3 Siklus Analisis Kependudukan
Jumlah penduduk Komposisi penduduk Pertumbuhan penduduk Ekonomi Sosial Budaya Politik Hukum (Tata ruang) Fertilitas Mortalitas Migrasi Rekayasa Sosial? Sumber: Ananta (1991)

4 Alasan Rekayasa Mobilitas
Negara perlu mengendalikan perpindahan, karena tanpa pengendalian (Dowty, 1987): Orang bisa ‘lari’ menghindari dari hukum nasional Bisa mengancam kesehatan publik Merapuhkan pertahanan keamanan nasional Unsur yang ‘merusak’ dapat masuk Elda L. Pardede

5 Alasan Rekayasa Mobilitas
…tanpa pengendalian (Dowty, 1987), ~lanjutan: Bisa mengganggu warga ‘baik-baik’ dan ‘tak bersalah’ Dapat menghambat pembangunan ekonomi Merusak karakter nasional yang homogen Apakah Anda setuju? Elda L. Pardede

6 Bagaimana merekayasa migrasi?
Faktor lokasi yang eksternal untuk individu (Model Gardner) …direkayasa oleh pemerintah dalam hal regulasi, kebijakan ekonomi, tata ruang, dll …yang mempengaruhi perilaku migrasi (dan mobilitas) melalui komponen motivasi …untuk tujuan-tujuan tertentu (redistribusi penduduk, menjaga identitas rasial dari suatu negara, dll) Elda L. Pardede

7 Place related macro factors Intention, decision to:
Gardner (1981): Decision to move and actual move, influenced by macro factors Source of Values Place related macro factors Information Abilities Yes Do perceived macro factors match values? Stress, dissatisfaction-desire to: Move (if better match of values and macro factors is seen elsewhere) Perceived place related macro factors No Perceived constraints and facilitators Intention, decision to: Adjust to situation Change situation Stay Move I got ONE of the ANSWERS from GARDNER!!! HERE IS THE process: EXTERNAL factors entering the individual decision-making process The process in BROWN are within individuals The place factors are REAL, ACTUAL, but what is important is how it enters your perceptions!! PERCEPTIONS is the key!! This is an example of a behavioural model, I think Actual constraints and facilitators

8 Contoh: Rekayasa Sosial
Rwanda: Rekayasa etnis antara suku Hutu dan Tutsi; setelah genosida suku Hutu oleh Tutsi, dilakukan kebijakan rekayasa etnis (pencampuran) untuk integrasi Filipina: Faktor struktural, yaitu globalisasi dan ketimpangan antar negara, fasilitasi dari pemerintah untuk pekerja domestik dari negara Filipina ke luar negeri Elda L. Pardede

9 Contoh: Rekayasa Sosial
Uni Eropa: Pemberian beasiswa untuk mahasiswa/i Uni Eropa, integrasi dan unifikasi Afrika Selatan: Politik Apartheid; pemisahan kulit putih dengan lain-lainnya, dilakukan dengan perencanaan spasial… Australia: Mengirimkan migran anak dari Britania Raya yang umumnya yatim piatu dan miskin dan terlantar.. Elda L. Pardede

10 Sumber: Christopher, 1994, dikutip dari Bals, et al, 2005

11 Elda L. Pardede

12 Contoh: Rekayasa ekonomi?
Kebijakan Transmigrasi di Indonesia Pemerintah membantu transmigran umum dengan menyediakan“2.25 hektar tanah, biaya transportasi sampai ke tujuan, pelatihan di daerah asal, dan kebutuhan dasar hingga 5 tahun” (Tjiptoherijanto, 1995, hal. 103) 1. GARDNER’s MODEL? What kind of place factors? 2. Push-pull theories? 3. Cost-benefit analysis (human capital approach?) 4. Structuralist? How would they explain this situation? Elda L. Pardede

13 Migrasi (dan Mobilitas) dan Rekayasa Sosial di Indonesia
Berdasarkan makalah Tirtosudarmo (2000) Zaman Kolonial Demokrasi Terpimpin Orde Baru Sekarang? Elda L. Pardede

14 Zaman Kolonial Pola mobilitas adalah warisan zaman kolonial
‘Emigrasi’ dari Pulau Jawa ke Luar Jawa dengan alasan menaikkan produktivitas pertanian Proses industrialisasi ‘dicegah’ oleh pemilik perkebunan karena bisa menaikkan upah buruh Buruh dikendalikan dan ‘dimanipulasi’ oleh kontrak yang tidak adil Elda L. Pardede

15 Zaman Kolonial Politik Etis (awal abad ke-20) dengan kebijakan migrasi akibat: Koalisi Katolik-Protestan yang ingin meningkatkan kondisi ‘inlander’ Kesempatan ekonomi di luar Jawa yang membutuhkan buruh murah dari Jawa Memindahkan penduduk dari daerah Jawa yang diwarnai ‘social political unrest’ : migran di Lampung dan Sumatra Selatan; migran di Kalimantan. Elda L. Pardede

16 Demokrasi Terpimpin Pelita , kebijakan transmigrasi sebagai instrumen untuk: Mengurangi tekanan penduduk di pulau Jawa Menyediakan tenaker di pulau yang jarang penduduknya Mendukung strategi militer Mempercepat proses asimilasi Elda L. Pardede

17 Demokrasi Terpimpin Tujuan Transmigrasi:
Membuka wilayah baru yang memiliki tanah dan SDA Memindahkan penduduk dari daerah yang padat ke daerah yang jarang penduduk Membangun daerah strategis untuk mencapai ketahanan nasional yang lebih tinggi Elda L. Pardede

18 Demokrasi Terpimpin Sentralistik (‘pemberontak’ di berbagai wilayah)
Pemda dianggap unit administratif biasa Menghapus peran pemimpin adat (marga, negeri), menimbulkan ketidakpuasan masyarakat lokal Asimilasi kurang berhasil. Contoh: Suku Jawa di Lampung, kemungkinan karena ‘enclave politics’ warisan zaman kolonial Protes dari masyarakat lokal karena anggaran ditujukan lebih banyak ke wilayah transmigrasi Elda L. Pardede

19 Orde Baru Sentralistik, didukung oleh kekuatan militer
Memusatkan kebijakan pembangunan untuk membuka lapangan kerja dan mengendalikan fertilitas (berdasarkan ide Widjojo Nitisastro) Alokasi anggaran berdasarkan jumlah penduduk, sehingga terpusat di Jawa Ketimpangan wilayah tinggi; ketidakpuasan di wilayah kaya SDA: Aceh, Riau, Kalimantan, Sulawesi Utara, Irian Jaya Elda L. Pardede

20 Orde Baru Peran transmigrasi dilihat sebagai kebijakan pembangunan ekonomi yang berperan untuk ketahanan dan keamanan nasional Maka lokasi transmigrasi juga ‘diduga’ dipilih berdasarkan strategi militer dan keamanan Anggaran transmigrasi diturunkan pada mid 1980-an karena harga minyak dunia naik Elda L. Pardede

21 Orde Baru Mobilitas penduduk meningkat karena tiga faktor:
Surplus tenaker Meningkatnya alat dan jaringan transportasi Dibukanya kegiatan ekonomi, khususnya di daerah perkotaan di mana sektor informal menyediakan pilihan pekerjaan buat migran (daerah perkotaan karena dana untuk transmigrasi menurun) Elda L. Pardede

22 Sekarang? Elda L. Pardede

23 Transmigran menurut Provinsi Tujuan
Sumber: Tirtosudarmo (2001), cf. Tirtosudarmo (2009)

24 Jumlah Transmigran di Indonesia, 1999 - 2007
Sumber: R&D Menter Transmigrasi, cf. Tirtosudarmo (2009)

25 Diskusi Otonomi daerah: menaikkan atau menurunkan mobilitas penduduk?
Faktor-faktor apa yang bisa digunakan oleh pemerintah Indonesia untuk ‘mengendalikan’ mobilitas penduduk? Elda L. Pardede

26 LQ Penyerapan Tenaga Kerja Tahun 2005
Sumber: Sakernas 2005, cf. Wajdi (2010)

27 Elda L. Pardede


Download ppt "Migrasi dan Rekayasa Sosial"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google