Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

DRAFT ROADMAP KONVERGENSI INFRASTRUKTUR TIK

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "DRAFT ROADMAP KONVERGENSI INFRASTRUKTUR TIK"— Transcript presentasi:

1 DRAFT ROADMAP KONVERGENSI INFRASTRUKTUR TIK
Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi Jakarta, 27 September 2007

2 Menuju Kondisi Konvergensi Langkah Migrasi dan Rencana Kerja
agenda Pendahuluan Era Konvergensi Menuju Kondisi Konvergensi Langkah Migrasi dan Rencana Kerja

3 PERKEMBANGAN BROADBAND DI DUNIA
Metodologi KONDISI INTERNAL VISI MISI PERUBAHAN PARADIGMA TELEKOMUNIKASI JANGKAUAN DAN PEMERATAAN SDM INDUSTRI TIK NASIONAL INFRASTRUKTUR LAYANAN INFRASTRUKTUR TREND PERMINTAAN USER PADA LAYANAN TREND BISNIS TELEKOMUNIKASI REGULASI TREND TEKNOLOGI MENUJU KONVERGENSI LAYANAN ROADMAP KONDISI SAAT INI REGULASI PENGGERAK KONDISI AKAN DATANG GLOBALISASI TREND TEKNOLOGI PERKEMBANGAN BROADBAND DI DUNIA KONDISI EKSTERNAL

4 VISI & MISI Komunikasi Publik yang Efektif
GUIDING VALUE Komunikasi Publik yang Efektif Kesatuan dan Persatuan Bangsa VISI ”Terwujudnya penyelenggaraan komunikasi dan informatika yang efektif dan efisien menuju masyarakat informasi yang sejahtera dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia Ketersediaan dan Keterjangkauan Informasi Good Governance Inovasi Nilai dan Kreativitas Efisiensi dan Integrasi Layanan Publik Sinergi Pengembangan Ekonomi Informasi

5 Latar Belakang: Perubahan Paradigma Paradigma Lama Paradigma Baru
Perubahan Paradigma dalam Telekomunikasi Paradigma Lama Paradigma Baru Pasar Monopolistik Pasar Kompetetif Regulasi Sangat Ketat Light touch regulation Infrastrukur Telekomunikasi Infrastruktur Informasi Jasa Dasar dan Non-Dasar Jaringan, Jasa dan Konten Informasi dengan format terpisah untuk Suara, Data, Teks, Gambar Informasi dalam format Multimedia (konvergensi) Hybrid Analog dan Digital Seluruhnya Digital Circuit-Switched IP (Packet-Switched) Jaringan akses, didominasi Saluran Kawat/Kabel Dominasi oleh Nir-Kabel dan Bergerak (mobile) Pentaripan berdasarkan waktu dan jarak Pentaripan berdasarkan volume (byte) Industrial Economy Knowledge based Economy

6 Jangkauan & Pemerataan
Latar Belakang: Jangkauan & Pemerataan Masih ratusan ribu daerah yang masih belum terkoneksi dengan jaringan telekomunikasi, sementara daerah lain (perkotaan) terdapat kapasitas yang melimpah ruah. Persentase daerah pedesaan di Indonesia adalah 76%, sementara pelanggan jaringan telepon di pedesaan hanya sekitar 20,5 % dari total pelanggan Teledensitas di daerah rural sangat rendah (sekitar 0,2%) Dari sekitar desa yang ada di Indonesia, diantaranya belum terjangkau fasilitas telekomunikasi.

7 Latar Belakang: Penetrasi
PENETRASI: Hampir di semua aspek, Indonesia masih yang terendah dibandingkan dengan negara tetangga Depkominfo dan WorldBank 2007

8 Latar Belakang: Persoalan Infrastruktur & Perubahan Teknologi
Persoalan dengan infrastruktur saat ini Sebagian besar infrastruktur telekomunikasi nasional saat ini terdiri atas circuit-switch network Walaupun QoS relatif terjamin dari satu ujung sampai ke ujung lain, namun masih banyak kekurangannya, yakni: biaya tinggi, tidak efisien, pengembangan aplikasi butuh waktu yang lama, layanannya terbatas (karena dumb terminal tetapi jaringannya pintar) Perubahan dalam teknologi telekomunikasi Pada awal 90-an, teknologi analog baru saja digantikan dengan teknologi digital, sementara Internet baru keluar dari akademisi. Awal 2000-an, ada gelombang dot.com mania. Saat itu dapat diduga bahwa Internet akan segera menjadi satu-satunya media komunikasi Sekarang, dengan jelas terlihat bahwa konvergensi akan segera menjadi kenyataan. Pada masa datang, telepon dan multi-media mungkin hanya menjadi salah satu aplikasi di managed IP

9 Permasalahan Latar Belakang:
Kesenjangan konektifitas, beberapa daerah mempunyai fasilitas yang sangat memadai sementara daerah yang lain sangat jauh tertinggal. Hal ini menyebabkan daya saing ekonomi mengalami kendala. Tarif layanan telekomunikasi tergolong tinggi dan penurunannya masih lambat, kecuali PSTN lokal tergolong murah. Quality of Services Standar QoS oleh pemerintah sedang dalam proses. Posisi tawar customer / pelanggan masih lemah di depan service provider terkait dengan QoS. Kehandalan Jaringan dan Data belum memadai. Regulasi Masih berdasarkan teleponi pada circuit switch Law enforcement masih lemah Penggunaan resources yang belum efisien dan manajemennya belum tertata rapi Regulasi bisnis yang kurang dinamis. Lebih banyak reaktif daripada proaktif. Kurangnya SDM TIK yang berkualitas, baik penyedia maupun pengguna Industri Manufaktur Telekomunikasi masih jauh tertinggal.

10 Menuju Kondisi Konvergensi Langkah Migrasi dan Rencana Kerja
agenda Pendahuluan Era Konvergensi Menuju Kondisi Konvergensi Langkah Migrasi dan Rencana Kerja

11 Konvergensi DEFINISI:
Integrasi yang progresif dari beberapa platform jaringan yang berbeda untuk menyalurkan layanan yang serupa dan atau layanan-layanan yang berbeda yang disalurkan pada platform jaringan yang sama (source: literatur). Konvergensi adalah bersatunya layanan telekomunikasi, teknologi informasi, dan penyiaran, dimana penyelenggaraan jasa telekomunikasi merupakan kegiatan penyediaan atau pelayanan jasa telekomunikasi yang memungkinkan terselenggaranya telekomunikasi melalui media apa aja, termasuk TV, siaran, radio & multi media. (source: media law ombudsperson) KARAKTERISTIK Jaringan Masa Depan yang Konvergen Semua berbasis IP atau packet-based network Aplikasi/layanan yang terpisah dari jaringan transport. Jaringan yang terbuka Jaringan broadband yang integrated atau konvergen Jaringan yang obiquitous Network intelligence yang terdistribusi (source: OECD)

12 Penggerak Konvergensi
Ada 3 penggerak utama konvergensi yaitu: konsumen dengan kebutuhan akan layanan yang makin bervariasi, operator, dan kemajuan teknologi. Perubahan layanan dan kebutuhan Pelanggan Permintaan yang meningkat akan layanan data dan multi-media Permintaan akan content layanan yang bervariasi Permintaan akan tarif yang murah Perubahan struktur pasar telekomunikasi (operator) Tercapainya single platform dalam menyediakan berbagai jenis layanan. Menurunnya revenue dari voice. Meningkatnya kompetisi dan privatisasi Kebijakan deregulasi seperti deregulasi jaringan lokal Globalisasi Kemajuan Teknologi Semaraknya solusi yang inovatif, interoperable dan bisa dieskalasi pada lingkungan IP Perkembangan IPv6 Digitalisasi Teknologi komputer (kemampuann CPU, kapasitas memori dan penyimpanan) Teknologi Optik Source: OECD

13 Implikasi Konvergensi
Dampak Konvergensi Berubahnya gaya hidup masyarakat Bisnis Regulasi

14 Gaya Hidup Implikasi Konvergensi: Hari ini Masa datang
Ketergantungan akan telepon bergerak mulai tinggi. Koneksi Online mulai populer Mix content on-line dan off-line. Sebagian besar content adalah off-line dalam bentuk CDROM (VCD/DVD, majalah dan buku Contact Lists ada pada aplikasi, perangkat Broadband access diperkenalkan dan digunakan. E-commerce, e-transaction belum populer Masa datang Setiap orang dan segala sesuatu terhubung secara dimana saja dan kapan saja (Komunitas dinamis tanpa batas) Tempat utama mencari content adalah on-line Koneksi dengan pita lebar sudah umum baik fixed maupun bergerak. E-commerce, e-transaction menjadi hal yang utama

15 Bisnis Implikasi Konvergensi: Implikasi dalam Bisnis
Terjadinya transformasi struktur pasar telekomunikasi dari monopoli ke kompetisi Membuka lebih banyak kesempatan berusaha termasuk bagi pengusaha kecil, menengah dan koperasi untuk menjadi penyedia layanan. Membuka peluang pelaku usaha nasional maupun internasional untuk membangun bersama layanan TIK di Indonesia Konvergensi membawa dampak pada peningkatan layanan pada sektor industri jasa dan konten

16 Regulasi yang perlu diperhatikan
BISNIS Lisensi :Model kebijakan berubah dari pola vertikal ke horizontal Interkoneksi Perlukah model interkoneksi baru Pengaruh dari jaringan dan trafik berbasis IP terhadap pengaturan interkoneksi Jaminan terhadap perlakukan non-diskriminatif Pendefinisian parameter interkoneksi dalam lingkungan multi-service SUMBER DAYA Spektrum Menjamin akses yang sama terhadap spektrum yang dibutuhkan operator NGN Menjamin kompetisi tidak dihambat oleh penetapan spektrum legacy ke operator incumbent untuk provisi fixed, fixed-mobile and mobile services. Penomoran Menjamin akses ke sumber daya penomoran Menjamin penomoran dan pengalamatan mencakup legacy, transisi dan layanan NGN serta directory service lainnya. PEMERATAAN AKSES Kebijakan keterjangkauan dan bisa diakses tetap dipertahankan dilingkungan NGN Apakah penyedia VoIP harus berkontribusi untuk USO? Bagaimana mengatur kontribusi untuk USO dan teknologi apasaja yang harus ikut menyumbang dana USO PERLINDUNGAN KONSUMEN Hal yang perlu mendapat perhatian tapi tidak terbatas pada: Kualitas layanan, provisi informasi, hak dan keberadaan pengelola, number portability, kewajiban operator; privasi dan keamanan standard dan interoperabilitas yang menjamin tidak ada delay dalam memperkenalkan layanan baru menggalang kegiatan standardisasi bila belum ada badan khusus untuk itu

17 Menuju Kondisi Konvergensi Langkah Migrasi dan Rencana Kerja
agenda Pendahuluan Era Konvergensi Menuju Kondisi Konvergensi Langkah Migrasi dan Rencana Kerja

18 Kondisi Infrastruktur Eksisting
Kondisi Geografis negara Indonesia dengan 17 ribu pulau (6 ribu berpenduduk) dalam area km2 menjadi salah satu tantangan penyebaran dan pemerataan pembangunan ICT di Indonesia Aspek biaya pembangunan menjadi isu utama dalam pemerataan pembangunan Infrastruktur sehingga fokus pembangunan pada wilayah yang memiliki nilai ekonomis tinggi Data jumlah satuan sambungan telepon sampai posisi Q sebesar 8.7jt sst, dan FWA sebesar 5.9Jt atau dengan tingkat teledensitas sebesar 6.64%. Dengan 10 kota besar mempunyai mengambil 40% kapasitas dan rural hanya 0.2%. Serta 60% desa belum terjangkau oleh jaringan telekomunikasi Densitas Telepon bergerak 28.64% (63 juta) dan densitas telepon tetap dan bergerak mencapai 35.28% Penetrasi Internet mencapai 9.1% atau sekitar 20 juta pengguna, dan jumlah Warnet (berdasar data AWARI 2007) sebesar dengan 70% pengguna internet di Indonesia berada di Wilayah Jakarta dan sekitarnya Sementara data Broadband – ADSL, Fiber Optic: pelanggan dan Mobile (EDGE, EVDO, 3G) sudah mencapai pelanggan Penetrasi PC (personal computer) baru mencapai 6,5 juta dengan penjualan PC sebesar unit (International Data Center-2006), dengan perbandingan penggunaan antara di kantor dan di rumah sebesar 5:1 Investasi di sektor telekomunikasi sebesar 60-80T

19 ARSITEKTUR TELEKOMUNIKASI PUBLIK& PENYIARAN: Saat Ini

20 (Perkiraan sampai dengan akhir 2007)
Copper 2G-2.5G Broadband Broadcasting Basic NB data SMS-MMS NB internet Multimedia Audio Video KONDISI Infrastruktur (Perkiraan sampai dengan akhir 2007) 15,08 % Control terhubung ke IP 24 % Core terhubung ke IP 3,4 % Access terhubung ke IP PSTN FWA (2G) FWA & Seluler (3 G) Seluler Dial-up ADSL IP-TV PAY-TV 9 jt 7,9 jt 3 jt 69,7 jt 2,5 jt 0,2 jt 0,45 jt

21 Kondisi Regulasi Saat Ini
BISNIS Lisensi : Jasa (dasar, multimedia, nilai tambah), Jaringan (tetap dan bergerak), Telekomunikasi khusus (sendiri, penyiaran dan hankam) Interkoneksi: Masih berdasar waktu dan jarak SUMBERDAYA Spektrum: Valuasi spektrum belum mendorong optimalisasi Diberikan berdasarkan “first come first served” Tanpa melihat keperluan “reserve” / cadangan spektrum bagi masa depan untuk pemanfaatan lebih optimal BHP berdasar ISR dan belum adil (ada yang gratis, terlalu murah, dll) Penomoran Didominasi oleh incumbent Penomoran untuk jaringan IP belum ada PERLINDUNGAN KONSUMEN Kualitas layanan belum memadai Kebebasan pelanggan belum tersedia

22 PREDIKSI ARSITEKTUR TELEKOMUNIKASI: 2011

23 Packet Switched Service
Basic service, Duoplay, Tripleplay, Quadplay KONDISI Infrastruktur (Perkiraan 2011) 85,03 % Control terhubung ke IP 72 % Core terhubung ke IP 45,5 % Access terhubung ke IP PSTN FWA (2G) FWA & Seluler (3 G) Seluler Dial-up ADSL IP-TV PAY-TV 10,9 jt 23 jt 35,5 jt 95,5 jt 5,1 jt 3 jt 4,8 jt 1,5 jt

24 PERANGKAT KELAS PITA REGULASI 2011 Jaringan LISENSI Konten
Jasa Pembawa STANDAR & OPERABILITAS PITA KELAS PERANGKAT SPEKTRUM Sertifikasi alat dan perangkat 59 tipe Aplikasi / Konten Jaringan Penyiaran Access & Transport Protokol Perangkat PROTEKSI KONSUMEN PENOMORAN INTERKONEKSI Not Available Security & Privacy Sudah berbasis IP Wilayah Penomoran yang sederhana Penomoran Nasional sudah efisien Sudah mengakomodasi penomoran IP based Based on time and range Type : Originating Terminating Transit QoS Provision of location information Right and presence management Number Portability

25 Menuju Kondisi Konvergensi Langkah Migrasi dan Rencana Kerja
agenda Pendahuluan Era Konvergensi Menuju Kondisi Konvergensi Langkah Migrasi dan Rencana Kerja

26 LANGKAH MIGRASI: Fixed Network
Step 1: (Transport Backbone) Migration the transport backbone from TDM Legacy (PDH/SDH) to full IP (IP MPLS). Develop IP/MLPS directly for new deployment. Step 2: (Service Control) Migration Service Control from TDM to Softswitch (Temporary Solution). Softswitch should capable to be upgraded to IMS Framework. Migration using overlay strategy from PES (EMULATION) to PSS (SIMUTATION). Media Gateway with clear roadmap to IP based and IMS framework. Step 3: (Metro Access) Migration the regional network (PDH/SDH) to Metro Ethernet. New development Metro Access directly using Metro Ethernet. Step 4: (Service Control and Application Layer) Upgrade Service Control to fully IMS Framework (when the standard ready) Infrastructure architecture should adopt SOA framework (Service Oriented Architecture)

27 LANGKAH MIGRASI: Fixed Network
Shifting from TDM to NGN, where all kinds of existing infrastructure need to be transformed to NGN infrastructure Aggregation Network MSOAN Residential Model Copper VOD/TV Server broadband service platform SSwitch App Interconnect Link Voip/SS Model TGW Class 4 IP Transport ( QoS on MPLS) OSS LE PSTN (TDM) TDM IP Links VoIP GW Radius VoIP Model TDM Model Trunk / Tandem Ev- do/dv Mobile Data & Phone LAN IAD TV STB BB/SIP Phone PC CPE FTTB HFC F.O Coax ? IP DSLAM Copper P S T N to Infocom / NGN Source PT. Telkom

28 LANGKAH MIGRASI: Mobile Network
Level Core Implementasi jaringan di local switch dengan memisahkan layer koneksi dengan layer control (softswitch) untuk semua jenis teknologi (GSM, 3G, dll) dengan bearer TDM, ATM dan IP Implementasi layer aplikasi berbasis IMS platform diatas layer Core Network Menerapkan metode transit gateway berbasis Softswitch untuk efisiensi routing dan penyederhanaan konfigurasi jaringan core Implementasi Soft-HLR untuk memisahkan database (centralize) dengan aplikasi HLR Migrasi semua transport network secara bertahap menuju IP Level Access Mengaktifkan fungsi GPRS dan Edge dengan Dynamic Capacity disemua Radio Access Network Implementasi 3G UMTS secara overlay diatas jaringan GSM dengan prioritas akses pada jaringan 3G Implementasi IP RAN dengan melakukan migrasi semua transport network secara bertahap dengan IP Re-farming GSM frequency untuk layanan Next Generation Radio Access Network.

29 PROGRAM KERJA:

30 PROGRAM KERJA:

31 LAMPIRAN

32 PENETRASI & DENSITAS TIK
Source: Depkominfo & Worldbank

33 PENETRASI & DENSITAS TIK
Source: Depkominfo & Worldbank

34 PENETRASI & DENSITAS TIK
Source: Depkominfo & Worldbank

35 Market Share BROADBAND
Source: DSL Forum

36 Komparasi Harga BROADBAND

37 Kondisi Internal HUMAN DEVELOPMENT INDEX HUMAN POVERTY INDEX
HDI tertinggi rata-rata berada di daerah Indonesia Barat sedangkan Indonesia bagian timur memiliki HDI rendah HUMAN POVERTY INDEX HPI terendah rata-rata berada di daerah Indonesia Barat sedangkan Indonesia bagian timur memiliki HPI tinggi

38 Digital Access Index


Download ppt "DRAFT ROADMAP KONVERGENSI INFRASTRUKTUR TIK"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google