Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Joining Methods.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Joining Methods."— Transcript presentasi:

1 Joining Methods

2 Sambungan lipat Sambungan pelat dengan lipatan ini sangat baik digunakan untuk konstruksi sambungan pelat yang berbentuk lurus dan melingkar. Ketebalan pelat yang baik disambung berkisar di bawah 1 (satu) mm, sebab untuk penyambungan pelat yang mempunyai ketebalan di atas 1 mm akan menyulitkan untuk proses pelipatannya.

3 Sambungan lipat

4 Sambungan Keling Biasa (Rivet)
Riveting adalah suatu dari metoda penyambungan yang sederhana. Penggunaan metoda penyambungan dengan riveting ini sangat baik digunakan untuk penyambungan pelat-pelat alumnium, sebab plat plat aluminium ini sangat sulit disolder atau dilas.

5 Sambungan Keling Biasa (Rivet)
Rivet atau dalam istilah sehari-hari sering disebut paku keling adalah suatu metal pin yang mempunyai kepala dan tangkai rivet. Bentuk dan ukuran dari rivet ini telah dinormalisasikan menurut standar dan kodenya

6 Sambungan Keling Biasa (Rivet)

7 Sambungan Keling Biasa (Rivet)
Gun Blind Rivet Pemasangan Paku Tembak

8 Solder / Patri Solder adalah suatu proses penyambungan antara dua logam atau lebih dengan menggunakan panas untuk mencairkan bahan tambah sebagai penyambung, dan bahan pelat yang disambung tidak turut mencair.

9 Solder / Patri Skema penyolderan

10 Solder / Patri Panas pembakaran Sistem pemanas gas LPG
Sistem pemanas arang kayu

11 Las Resistansi (Tahanan)
Las resistensi listrik adalah suatu cara pengelasan dimana permukaan pelat yang disambung ditekankan satu sama lain dan pada saat yang sama arus listrik dialirkan sehingga permukaan tersebut menjadi panas dan mencair karena adanya resistensi listrik. Dalam las ini terdapat dua kelompk sambungan yaitu sambungan tumpang dan sambungan tumpul.

12 Las Resistansi (Tahanan)
Penyambungan pelat-pelat tipis sangat baik dikerjakan dengan las resistansi listrik. Proses penyambungan dengan las resistansi ini sangat sederhana, dimana sisi-sisi pelat yang akan disambung ditekan dengan dua elektroda dan pada saat yang sama arus listrik yang akan dialirkan pada daerah pelat yang akan ditekan melalui kedua elektroda. Akibat dari aliran arus listrik ini permukaan plat yang ditekan menjadi panas dan mencair, pencairan inilah yang menyebabkan terjadinya proses penyambungan.

13 Las Resistansi (Tahanan)
Las Titik (spot welding) Proses pengelasan dengan las resistansi titik ini hasilnya pengelasan membentuk seperti titik. Skema pengelasan ini dapat dilihat pada gambar elektroda penekan terbuat batang tembaga yang dialiri arus listrik yakni, elektroda atas dan bawah. Elektroda sebelah bawah sebagai penumpu plat dalam keadaan diam dan elektroda atas bergerak menekan plat yang akan disambung. Agar pelat yang akan disambung tidak sampai bolong sewaktu proses terjadinya pencairan maka kedua ujung elektroda diberi air pendingin. Air pendingin ini dialirkan melalui selang-selang air secara terus menerus mendinginkan batang elektroda.

14 Las Resistansi (Tahanan)
Las Titik (spot welding) Proses pengelasan dengan las resistansi titik ini hasilnya pengelasan membentuk seperti titik. Skema pengelasan ini dapat dilihat pada gambar elektroda penekan terbuat batang tembaga yang dialiri arus listrik yakni, elektroda atas dan bawah. Elektroda sebelah bawah sebagai penumpu plat dalam keadaan diam dan elektroda atas bergerak menekan plat yang akan disambung. Agar pelat yang akan disambung tidak sampai bolong sewaktu proses terjadinya pencairan maka kedua ujung elektroda diberi air pendingin. Air pendingin ini dialirkan melalui selang-selang air secara terus menerus mendinginkan batang elektroda.

15 Las Resistansi Titik

16 Las resistansi titik dengan penggerak tuas tangan

17 Las resistansi titik dengan penggerak tuas

18 Metode Penyambungan Las Busur Listrik
Proses pengelasan merupakan ikatan metalurgi antara bahan dasar yang dilas dengan elektroda las yang digunakan, melalui energi panas. Energi masukan panas ini bersumber dari beberapa alternatif diantaranya energi dari panas pembakaran gas, atau energi listrik. Panas yang ditimbulkan dari hasil proses pengelasan ini melebihi dari titik lebur bahan dasar dan elektroda yang di las. Kisaran temperatur yang dapat dicapai pada proses pengelasan ini mencapai 2000 sampai 3000 ºC. Pada temperatur ini daerah yang mengalami pengelasan melebur secara bersamaan menjadi suatu ikatan metalurgi logam lasan.

19 Skema Pengelasan Skema pengelasan ini terdiri dari :
Inti elektroda (electrode wire) Fluks (electrode coating) Percikan logam lasan (metal droplets) Busur nyala (arcus) Gas pelindung (protective gas from electrode coating) Logam Lasan (mixten weld metal) Slag (terak) Jalur las yang terbentuk (soldered weld metal)

20 Bagian-bagian Utama Mesin Las
Mesin las terdiri dari: o Trafo Las o Pengatur arus pengelasan o Handel On – Off (supply arus) o Kabel elektroda dan Tang masa

21 Perlengkapan Keselamatan Kerja Las
o Pakaian Kerja o Sepatu Kerja o Apron Kulit/Jaket las o Sarung Tangan Kulit o Helm/Kedok las o Topi kerja o Masker Las o Respirator

22 Macam-Macam Posisi Las

23 MUR DAN BAUT

24 MUR DAN BAUT Mur dan Baut merupakan alat pengikat yang sangat penting. Untuk mencegah kecelakaan atau kerusakan pada mesin, pemilihan Mur dan Baut sebagai alat pengikat harus dilakukan dengan seksama untuk mendapatkan ukuran yang sesuai. Untuk menentukan ukuran Mur dan baut, berbagai faktor harus diperhatikan seperti sifat gaya yang bekerja pada baut, syarat kerja, kekuatan bahan, kelas ketelitian dan lain sebagainya.

25 MUR DAN BAUT Adapun gaya-gaya yang bekerja pada baut dapat berupa; Beban statis aksial murni,beban aksial bersama dengan beban puntir, beban geser, dan beban tumbukan aksial. Bentuk-bentuk Mur dan Baut

26 MUR DAN BAUT Ring /Washer
1. Spring Washer : digunakan agar tidak mudah kendor 2. Plain Washer : Untuk merubah/menurunkan tekanan permukaan. dt = diameter dalam/diameter teras; untuk menentukan kekuatan. Dl = Diameter luar ; untuk menentukan ukuran

27 MUR DAN BAUT Dimana α = sudut Helix , sudut perkalian
“ Ulir Sekrup Berupa Spiral” .Jadi bila batang ulir kita belah dan kita buka, maka akan kita dapatkan bentuk sbb; Dimana α = sudut Helix , sudut perkalian Sudut α ada yang besar & ada yang kecil α besar → Pada waktu mengencangkan mur-baut akan lebih cepat. α kecil → Kita memerlukan putaran yang lebih dari α yang besar.

28 MUR DAN BAUT Ilustrasi : Bila suatu batang dililiti tali dan pada
satu kali putaran, akan kita dapatkan sudut α yang kecil.

29 MUR DAN BAUT Karena kita ingin mendapatkan sudut α besar,
maka kita gunakan lebih dari satu tali. Miss, 2 atau 3 tali α besar → Untuk skrup kasar α kecil→ untuk skrup halus

30 MUR DAN BAUT Sifat-sifat ulir sekrup halus
Sehingga sering kita lihat, untuk diameter baut sama, tetapi jumlah ulirnya berbeda. Disini ulir halus persatuan panjang akan memiliki jumlah ulir lebih banyak dari pada ulir kasar. Sifat-sifat ulir sekrup halus Diameter teras lebih besar dari diameter kasar, sehingga lebih kuat. Sudut α kecil sehingga tidak mudah kendor/lepas. Baik sekali untuk kekuatan sambungan yang bergetar. Apabila sering dibuka –pasang, akan mudah rusak. Cara pemasangannya lama. Cara pembuatannya harus lebih teliti.

31 MUR DAN BAUT Untuk ulir sekrup kasar, tentunya mempunyai sifat yang berkebalikan. Macam ulir ditinjau dari Negara asal/Pembuatnya. Ulir sekrup Withworth ( W ), satuan inchi, karena berasal dari Inggris, miss : W1/2” x 5”. Artinya : Ulir sekrup With worth dengan DL = ½” dan L = 5”.

32 MUR DAN BAUT 2. Ulir sekrup yang berasal dari Amerika yang disebut
“Sellers” ( s ). UNC , NF. Contoh : 5/8 – 18 UNC Artinya : dl = 5/8” . L=18”.

33 MUR DAN BAUT 3. Ulir sekrup yang berasal dari German yang disebut “ Metrik” (M). Misal : M20 x 50. Artinya : dl = 20 mm, L = 50 mm

34 MUR DAN BAUT Macam ulir ditijau dari segi penggunaannya;
1. Ulir sekrup gerak 2. Ulir sekrup pengikatan. add. 1. Untuk merubah gerak putar menjadi gerak lurus dll. Ulir ini ada 2 macam: 1.1. Yang berbentuk segi empat 1.2. Yang berbentuk trapesium add. 2. Lir sekrup pengikatan 2.1. Bentuk segi tiga. 2.2. Bentuk trapesium.

35 MUR DAN BAUT Peristilahan ulir sekrup,untuk lebih jelas diperlihatkan ulir v yang tajam, sebetulnya puncak dan akar tersebut adalah datar atau melengkung selama operasi pembuatannya. Semua ulir dibuat sesuai dengan kaidah tangan kanan (right-bahd rule) kecuali dijelaskan secara khusus


Download ppt "Joining Methods."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google