Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

UNSUR MIKRO BAGI TEBU Unsur hara mikro yang sangat penting bagi tanaman tebu adalah B, Cl, Cu, Fe, Mn, Mo, and Zn. Unsur lain yang juga sangat penting.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "UNSUR MIKRO BAGI TEBU Unsur hara mikro yang sangat penting bagi tanaman tebu adalah B, Cl, Cu, Fe, Mn, Mo, and Zn. Unsur lain yang juga sangat penting."— Transcript presentasi:

1 UNSUR MIKRO BAGI TEBU Unsur hara mikro yang sangat penting bagi tanaman tebu adalah B, Cl, Cu, Fe, Mn, Mo, and Zn. Unsur lain yang juga sangat penting bagi tanaman tebu adalah Si dan Na.

2 Tulang daun menjadi putih, mengering dan akhirnya mati.
Boron (B) Defisiensi boron tanaman tebu biasanya terjadi pada tanah-tanah berpasir. B mudah tercuci ke luar zone perakaran tebu. Defisiensi B dipercepat pada kondisi tanah yang sangat kering. Dosis rekomendasi aplikasi B, berdasarkan kebutuhan tanaman, adalah 1 lb B/A (untuk tanah organik) dan 0.5 lb B/A (untuk tanah-tanah berpasir). Aplikasi B harus secara langsung pada larikan tanam pada saat tanam bibit. Gejala Deficiency : Defisiensi B sangat distingtif, karena unsur ini sangat imobil (tidak dapat dipindahkan dari daun tua ke daun muda). Helai daun muda berbecak lesi-putih jernih (atau "water sacks") kadangkala dibarengi dengan eksudasi tetes-tetes air dari permukaan atas daun. Daun muda kerdil dan nekrosis, pucuk daun mengering dan tampak seperti terbakar, dan tanaman muda menjadi kerdil dengan banyak anakan kecil-kecil. Tulang daun menjadi putih, mengering dan akhirnya mati.

3 Boron (B) B merupakan unsur hara esensial yang terlibat dalam translokasi gula, fotosintesis dan pembentukan dinding sel. Boron diserap oleh akar tanaman dari larutan tanah dalam bentuk asam borat. Serapan tanaman berhubungan erat dengan pH tanah dan konsentrasi B dalam larutan tanah, dan proses penyerapannya pasif. Distribusi B dalam tanaman dikendalikan oleh aliran transpirasi melalui xylem, B juga bersifat mobil dalam phloem, dan sejumlah besar B dapat ditranslokasikan kembali. There is a long list of possible roles of boron, including sugar transport, cell wall synthesis, lignification, cell wall structure integrity, carbohydrate metabolism, RNA metabolism, respiration, indole acetic acid (IAA) metabolism, phenol metabolism, and as part of the cell membranes. This long list might indicate, either that boron is involved in a number of metabolic pathways, or that there is a “cascade effect”, as is known of the phytohormones, for example. Boron beranan penting dalam biosynthesis dan strukture dinding sel, dan integritas membran plasma. Perubahan dinding sel dan interface-nya dianggap akibat dari defisiensi B, yang selanjutnya dapat mengakibatkan efek sekunder dalam metabolisme , pertumbuhan dan komposisi tanaman.

4 BORON & BAHAN ORGANIK TANAH
Kandungan bahan organik tanah sangat menentukan ketersediaan B bagi tanaman. Ada hubungan erat antara kandungan bahan organik tanah dengan jumlah B yang terekstraks dengan air panas. Asosiasi antara B dengan bahan organik tanah ada kaitannya dengan asimilasi B oleh mikroba tanah. B yang terikat dalam bahan organik tanah tidak tersedia bagi tanaman, tetapi B ini akan menjadi tersedia bagi tanaman setelah bahan organik mengalami dekomposisi dan mineralisasi. Aplikasi boron diperlukan pada tanaman yang tumbuh pada tanah-tanah yang kaya bahan organik. Reduksi serapan B oleh tanaman pada kondisi tanah pH tinggi disebabkan oleh karena reaksi kimia antara bahan organik tanah dengan Boron. Reaksi tanah (pH) sangat menentukan ketersediaan B dalam tanah. Kalau larutan tanah mempunyai pH tinggi, B yang ada di dalamnya menjadi kurang tersedia bagi tanaman. Oleh karena itu, pengapuran tanah masam kadangkala dapat mengakibatkan defisiensi B. Kandungan B-larut dalam tanah berhubungan erat dengan pH larutan tanah. Serapan B oleh tanaman akan lebih besar kalau pH larutan tanahnya lebih rendah. Penjerapan B oleh tanah tergantung pada pH larutan tanah. Penjerapan B oleh tanah akan meningkat kalau pH meningkat dalam kisaran 3 – 9 . Penjerapan B oleh tanah akan menurun pada kisaran pH

5 SIKLUS BORON Total B dalam tanah sangat sedikit: 20 - 200 ppm
Mineral primer sumber B dalam tanah adalah TOURMALINE (borosilicate), sangat tidak larut B dijerap kuat pada permukaan liat. Dalam tanah-tanah berpasir B mudah tercuci. B membentuk kolpleks dengan BOT, dan BOT menjadi sumber utama B bagi tanaman. Mineralisasi BOT mensuplai B. Ketersediaan B menurun dengan meningkatnya pH tanah. B biasanya kurang tersedia pada tanah-tanah berpasir di daerah basah, karena pencucian B Ketersediaan B meningkat dengan meningkatnya kandungan BOT Kondisi kering akan mereduksi ketersediaan B. Pupuk B adalah Borax (Na4B4O7 10 H2O) mengandung 10-11% B

6 Copper (Cu) Defisiensi Cu menjadi masalah utama kalau kebun tebu dibuka pada tanah-tanah organik. Cu adalah hara imobil, oleh karena itu gejala defisiensi muncul pertama pada jaringan meristematis dan daun-daun muda. Aplikasi pupuk P yang berlebihan dapat mendorong defisiensi Cu. Defisiensi Cu pada tanaman tebu dewasa dicirikan oleh wujud daun-daun muda seperti layu. Biasanya defisiensi Cu dikoreksi dengan aplikasi lewat daun atau lewat pupuk. Rekomendasi Cu berdasarkan kebutuhan tananam adalah 2 lb Cu/A (untuk tanah organik) dan 1 lb Cu/A (untuk tanah berpasir). Aplikasi Cu harus secara langsung pada larikan tanaman pada saat tanam bibit. Gejala Deficiency : Dark-green splotches appear on a slightly chlorotic and wilted leaf blade. If unchecked, poor stool development and "droopy top“ can result. Walaupun tidak ada nekrosis, defisiensi Cu yang parah dapat menyebabkan nekrosis daun, pemendekan ruas, mengurangi anakan dan vigor tanaman, dan mereduksi pertumbuhan dan hasil tebu.

7 Cu (Tembaga) Cu diserap oleh akar tanaman dalam bentuk Cu++ .
Cu dalam tanaman berkisar ppm , defisiensi Cu terjadi kalau kadar tanaman Cu < 4 ppm. Cu dengan mudah emengikat dan mereduksi O2. Sifat redoks Cu sangat penting bagi ensim-ensim yang menciptakan kompleks polimer seperti lignin dan melanin. Cu sangat unik dalam hal keterlibatannya dalam ensim, dan tidak dapat digantikan oleh ion logam lainnya. Gejala defisiensi Cu dicirikan oleh daun-daun muda yang menguning-pucat dan kerdil, sedangkan gejala defisiensi yang parah berupa daun muda pucat dan daun tua nekrosis. Nekrosis terjadi di sepanjang ujung daun dan tepian daun. Toxicity symptoms include reduced shoot vigor, poorly developed root systems, and leaf chlorosis. Cu toxicity often resembles Fe deficiency. Cu toxicities are rare, occurring in areas where high-Cu materials (e.g. sewage sludge, municipal composts, pig and poultry manures, mine wastes, and Cu containing pesticides and fungicides) were applied.

8 Iron (Fe) Kondisi pertumbuhan akar tanaman yang tidak bagus dapat mendorong defisiensi Fe. Rendahnya ketersediaan Fe-tanah menjadi penyebab utama defisiensi Fe tanaman tebu. Aplikasi daun dapat dilakukan untuk mengoreksi gejala klorosis daun, tetapi cara ini tidak dapat memperbaiki hasil tanaman. Gejala Deficiensi : Seringkali gejala defisiensi muncul pada tanaman sakit yang tumbuh di antara tanaman yang normal. Karena Fe sifatnya immobile, gejala defisiensinya muncul pada daun muda, jaringan tanaman yang sedang tumbuh. Anakan muda mungkin muncul dalam kondisi klorosis. Deficiency symptoms in young leaves include light green striping between parallel leaf veins along the full length of the leaf blade. The stripes are similar to those seen in Mn deficiency (although Mn deficiency symptoms generally involve striping from the tips to the middle of the leaf blade). Dalam kondisi defisiensi parah, area di antara tulang daun mengalami klorosis hingga putih.

9 Tanaman menyerap besi dalam bentuk Fe2+ dan Fe3+.
Fe (Besi) Tanaman menyerap besi dalam bentuk Fe2+ dan Fe3+. Fe mudah menerima dan melepaskan elektron. Transfer electrons di antara senyawa organik dan Fe sangat penting untuk beragam reaksi ensimatis ( misalnya sintesis klorofil). Pada kondisi ketersediaan Fe rendah, produksi klorofil akan berkurang dan menimbulkan gejala klorosis. Fe merupakan komponen struktural dari molekul porphyrin (cytochromes, hematin, dan leghemoglobin) yang terlibat dalam reaksi oxidation-reduction dalam respiration dan photosynthesis. Sekitar 75% - 90% Fe sel berada dalam chloroplasts dimana cytochromes terlibat dalam proses reduksi fotosintetik. Ferredoxins (Fe-S proteins) dalam kloroplas merupakan senyawa redoks pertama yang stabil dari rantai transpor elektron photosynthetic. Senyawa yang mengandung Fe memediasi reduksi O2 menjadi air selama respiration.

10 Manganese (Mn) Defisiensi Mn sering terjadi di kebun tebu pada tanah-tanah organik dan tanah berpasir pH tinggi (lebih dari 6.5). Kondisi tanah alkalis membatasi ketersediaan Mn bagi tanaman. Defisiensi Mn juga berhubungan erat dengan kondisi tanah yang kaya Mg, Ca, dan N. Metode efektif untuk mencegah defisiensi Mn pada tanah-tanah alkalis adalah aplikasi S bersama dengan Mn pada saat tanam bibit tebu. Kalau pH tanah melebihi 6.0, direkomendasikan aplikasi 5 lb Mn/A (untuk tanah organik) dan 2.5 lb Mn/A (untuk tanah berpasir). Aplikasi Mn harus langsung pada laritan tanam pada saat tanam bibit. Gejala Deficiency Mn: Since manganese is an immobile nutrient deficiency symptoms typically affect younger leaves first. The deficiency is characterized by pale-green to white interveinal stripes (chlorosis) alternating with normal color from the tip to the middle of the leaf blade. Leaf splitting or fraying may also be apparent.

11 Mn (Mangan) Mn diserap tanaman dalam bentuk Mn2+. Untuk mencukupi kebutuhan tanaman, Mn-larut dan Mn-tukar dalam tanah harus sebesar ppm dan ppm. Konsentrasi Mn dalam tanaman berkisar ppm. Konsentrasi Mn dalam tanaman sebesar < ppm dianggap defisien. Mn terlibat dalam evolusi O2 selama proses fotosintesis. Mn juga berperan dalam proses redoks lainnya dan dalam proses decarboxylasi dan hidrolysis. Mn dapat menggantikan Mg2+ dalam beberapa reaksi fosforilasi. Mn diperlukan untuk memaksimumkan aktivitas reaksi-reaksi ensimatis dalam siklus asam sitrat. Dalam beberapa sistem ensim, Mg sama efektifnya dnegan Mn dalam memacu transformasi ensim. Mn mempengaruhi kandungan auxin dalam tanaman, dan konsentrasi Mn yang tinggi memacu pemecahan IAA = indoleacetic acid.

12 Zinc (Zn) Defisiensi Zn biasanya terjadi pada tanah-tanah berpasir pH tinggi. Efisiensi Zn dapat diperparah oleh aplikasi pupuk P dan K dosis tinggi, pengapuran berlebihan dan kondisi tanah alkalis. Rekomendasi aplikasi dosis Zn, berdasarkan kebutuhan tanaman adalah 2 lb Zn/A (untuk tanah organik) dan 1 lb Zn/A (untuk tanah berpasir). Aplikasi Zn harus langsung di dalam larikan tanaman pada saat penanaman bibit. Gejala defisiensi Zn Zinc is considered fairly immobile and thus deficiency symptoms typically appear in younger leaves. Young leaves have light-green stripes that are in the leaf veins, (not between the veins as in a Mn deficient leaf). The leaves are also small and non-symmetrical. Necrosis of the leaf tips may occur when the Zn deficiency is severe. Tanaman yang defisien Zn tidak mempunyai kemampuan yang baik untuk membentuk anakan dan ratoon.

13 Pemupukan Zn Tebu Aplikasi tanah dengan dosis kg/ha Zn dapat meningkatkan hasil tebu dan hasil gula lebih dari 23 % di atas kontrol. Aplikasi daun dengan dosis 1.3 kg/ha Zn meningkatkan hasil gula pada kebun tebu tanah kalkareus. Aplikasi ZnSO4 dapat meningkatkan hasil tebu pada tanah-tanah yang miskin Zn-ekstraks DTPA. Sumber: Journal American Society Sugar Cane Technologists, Vol. 25, 2005

14 PERANAN METABOLISME Zn
Defisiensi Zn dapat mengakibatkan reduksi fotosintesis karbon. Zn memodifikasi dan/atau regulasi aktivitas carbonic anhydrase, ensim yang meregulasi konversi CO2 menjadi bikarbonat reaktif untuk menjadi karbohydrat. Zn juga menjadi bagian dari beberapa ensim seperti superoxide dismutase dan catalase, yang mencegah stress oksidatif dalam sel tanaman. Peranan Zn dalam metabolisme tanaman: 1. Produksi hormon pertumbuhan auxin 2. Regulasi pembentukan pati dan perkembangan perakaran tanaman 3. Pembentukan klorofil dan karbohidrat 4. Memungkinkan tanaman bertahan pada suhu udara rendah 5. Membantu biosynthesis cytochrome; pigment, dan menjaga integritas membran plasma, serta sintesis kutikula daun. carbohydrates in these plants. Zinc is also a part of several other enzymes such as superoxide dismutase and catalase, which prevents oxidative stress in plant cells. Following are the various other roles of zinc in plants; 2. regulates starch formation and proper root development 3. formation of chlorophyll and carbohydrates 4. enable plants to withstand lower air temperatures 5. helps in the biosynthesis of cytochrome; a pigment, and maintains plasma membrane integrity, and synthesis of leaf cuticle

15 Untik penyediaan Zn secara cpat dapat digunakan Zn-sulfat.
APLIKASI Zn Zn kadangkala disebar di tanah untuk mengoreksi rendahnya ketersediaan Zn dalam tanah. Zinc oxida dan oxy-sulphates merupakan bentuk-bentuk yang “slow release” , cocok untuk aplikasi ke tanah. Bentuk Zn yang lebih cepat tersedia untuk aplikasi tanaman adalah zinc sulphate atau chelated dan / atau complexed zinc. Zinc oxide sifatnya tidak larut air, sehingga Zn tidak dapat segera larut dalam larutan tanah dan tidak dapat cepat diserap oleh akar tanaman. Untik penyediaan Zn secara cpat dapat digunakan Zn-sulfat. Zn-sulfat yang diaplikasikan dapat dengan cepat menyediakan Zn untuk diserap oleh daun dan dikirim ke pusat-pusat metabolismenya. Aplikasi dengan dosis yang berlebihan dapat mengakibatkan gangguan tanaman berupa gugur daun.

16 Silicon (Si) Silicon is considered a “functional” or “beneficial” (rather than essential) plant nutrient. In Florida, Si amendments may increase cane and sugar yields as much as 25% and may support more successful ratoon crops. Calcium silicate slag, a popular Si source, tends to have low solubility under high soil pH conditions. Kalau uji tanah menunjukkan hasil Si-terekstraks asam asetat tergolong rendah (kurang dari 10 ppm), direkomendasikan aplikasi 3 ton/A Ca-silicate slag. Aplikasi Si biasanya disebar atau dibenamkan ke tanah sebelum penanaman bibit. Deficiency symptoms: Defisiensi Si dicirikan oleh becak-becak daun berwarna putih sirkuler, ukuran becak kecil-kecil. Gejala ini lebih parah pada daun-daun tua. Daun-daun tua menjadi mati premature, dan kondisi anakan tebu menjadi buruk, demikian juga ratoon.

17 Bahan organik tanah memperbaiki ketersediaan unsur mikro melalui mekanisme khelate
Bahan organik alami membentuk 'CHELATE' atau mengikat kation-kation unsur mikro. Unsur mikro yang telah membentuk khelate tidak dapat terlibat dalam reaksi pengendapan. Bahan organik menjadi sumber penting dalam suplai unsur mikro (pelepasan unsur mikronya melalui proses dekomposisi dan mineralisasi)

18 SODIUM META-SILIKAT Sodium metasilicate nonahydrate , with CAS number of , can be called Disodiummetasilicate nonahydrate ; Sodium metasilicate (Na2SiO3) nonahydrate ; Sodium metasilicatenonahydrate ; Sodium silicate . It is a white crystal.

19 SILIKAT Sodium Orthosilicate is Na4SiO4;
Sodium Metasilicate is Na2SiO3; Sodium Disilicate is Na2Si2O5; Sodium Tetrasilicate is Na2Si4O9. All these compounds are colorless, transparent, glasslike substance available commercially as a powder or as a transparent, viscous solution in water. They can be dissolved in water to form a syrupy liquid. Some forms are slightly soluble, and some are almost insoluble; they are best dissolved by heating with water under pressure.The solutions are strongly alkaline.


Download ppt "UNSUR MIKRO BAGI TEBU Unsur hara mikro yang sangat penting bagi tanaman tebu adalah B, Cl, Cu, Fe, Mn, Mo, and Zn. Unsur lain yang juga sangat penting."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google