Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

XIII. KECUKUPAN MODAL GAMBARAN UMUM KECUKUPAN MODAL

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "XIII. KECUKUPAN MODAL GAMBARAN UMUM KECUKUPAN MODAL"— Transcript presentasi:

1 XIII. KECUKUPAN MODAL GAMBARAN UMUM KECUKUPAN MODAL
MODAL DAN RISIKO KEBANGKRUTAN KECUKUPAN MODAL DALAM INDUSTRI PERBANKAN KOMERSIAL & TABUNGAN PERSYARATAN MODAL UNTUK INTERMEDIASI KEUANGAN LAIN

2 GAMBARAN UMUM KECUKUPAN MODAL
Untuk menjamin kelangsungan hidup, manajer FI butuh untuk melindungi lembaganya terhadap risiko kebangkrutan. Fungsi modal: 1. Menyerap kerugian2 yang ti-dak terantisipasi dengan margin yang cukup untuk mengilhami kepercayaan & memungkinkan FI melanjutkan suatu kepentingan.

3 GAMBARAN UMUM KECUKUPAN MODAL
2. Melindungi para deposan tidak berjamin dalam kejadian kebang-krutan & likuidasi. 3. Melindungi dana asuransi FI & para pembayar pajak. 4. Melindungi industri terhadap kenaikan dalam premi asuransi. 5. Mendanai aset2 baru & perluasan bisnis.

4 MODAL & RISIKO KEBANGKRUTAN
Modal (ekonom): perbedaan antara nilai pasar atas aset2 & kewajiban2-nya (nilai bersih). Modal (akuntan): nilai aset2 & kewajiban2 berdasarkan pada biaya2 historisnya. Modal ekonomi (nilai bersih) sebagai penemuan untuk melindungi terhadap dua tipe risiko utama: risiko kredit & risiko tingkat bunga.

5 MODAL & RISIKO KEBANGKRUTAN
Nilai pasar atau mark-to-market: nilai neraca yang mencerminkan harga2 yang berlaku daripada historisnya. Kerugian atas nilai aset secara langsung dibebankan pada modal pemilik ekuitas atau nilai bersih. Para pemegang ekuitas menanggung kerugian2 pertama atas portofolio aset.

6 MODAL & RISIKO KEBANGKRUTAN
Jika modal ekuitas < 0, maka aset2 dilikuidasi & didistribusi-kan kepada para deposan (asumsi: tidak ada asuransi). Tingkat bunga yang meningkat mengurangi nilai pasar atas sekuritas2 berpendapatan tetap jangka panjang & pinjaman FI.

7 MODAL & RISIKO KEBANGKRUTAN
Pada kenaikan risiko kredit, para pemegang ekuitas pertama menanggung kerugian2 dalam nilai aset yang berkaitan dengan perubahan2 tingkat bunga yang berlawanan. Penilaian pasar atas neraca menghasilkan gambaran yang akurat secara ekonomi atas nilai bersih, jadi, suatu posisi solvensi FI.

8 MODAL & RISIKO KEBANGKRUTAN
Nilai buku mencerminkan nilai pada waktu pinjaman dibuat dan obligasi dibeli, itu pada beberapa tahun lalu. Nilai buku modal biasanya terdiri dari empat komponen dalam perbankan: 1. Nilai pari saham. 2. Nilai surplus saham.

9 MODAL & RISIKO KEBANGKRUTAN
3. Laba ditahan. 4. Cadangan kerugian pinjaman. FI mempunyai kebijakan lebih dalam mencerminkan dan menentukan waktu problema pengukuran kerugian pinjaman pada neracanya & pengaruhnya terhadap modal. Hanya tekanan dari para auditor & regulator seperti bank, tabungan, & penilai asuransi mampu mengakui kerugian & menurunkan nilai aset2 bermasalah.

10 MODAL & RISIKO KEBANGKRUTAN
Dalam dunia akuntansi nilai buku, ketika semua aset2 dan kewajiban2 mencerminkan biaya pembelian asalnya, maka kenaikan dalam tingkat bunga tidak berpengaruh terhadap nilai aset2, kewajiban2, atau nilai buku ekuitas.

11 MODAL & RISIKO KEBANGKRUTAN
Nilai buku FI berbeda dari nilai pasar ekonominya, bergantung pada dua faktor: 1. Gejolak tingkat bunga. 2. Pemeriksaan & penegakan. Dalam suatu pasar modal yang efisien, harga saham FI mencer-minkan nilai pasar saham ekuitas beredar FI.

12 MODAL & RISIKO KEBANGKRUTAN
MV = [(Nilai pasar atas kepemili-kan ekuitas dalam lembar yang beredar)/ Jumlah lembar saham]. BV = [(Nilai pari ekuitas + Nilai surplus + Laba ditahan + cadangan kerugian pinjaman)/ Jumlah lembar saham]. MV/BV disebut rasio nilai pasar-terhadap-nilai buku.

13 MODAL & RISIKO KEBANGKRUTAN
Perhatian terhadap akuntansi nilai pasar: 1. Sulit diimplimentasikan. 2. Memperkenalkan suatu tingkat keharusan atas variabilitas dalam keuntungan FI. 3. FI kurang menerima eksposur aset jangka panjang.

14 KECUKUPAN MODAL DALAM INDUSTRI PERBANKAN KOMERSIAL & TABUNGAN
Bank komersial menghadapi dua persyaratan modal yang berbeda: 1. Rasio modal-aset (leverage). 2. Rasio modal berdasarkan risiko. L = Modal inti/ Aset2. Modal inti (utama): ekuitas biasa (nilai buku) plus saham preferen perpetual kumulatif yang dikuantifikasi plus ke-pentingan minoritas dalam rekening2 ekuitas subsidiries yang dikonsolidasi.

15 KECUKUPAN MODAL DALAM INDUSTRI PERBANKAN KOMERSIAL & TABUNGAN
Tolok ukur: 1. L > 5% (permodalan baik; 2. L > 4% (permodalan cukup; 3. L < 4% (permodalan kurang); 4. L < 3% (permodalan kurang secara signifikan); 5. L < 2% (permodalan kurang secara kritis). Tindakan korektif cepat (PCA): tindakan yang diperintahkan bahwa regulator harus mengambil sebagai rasio modal bank jatuh.

16 KECUKUPAN MODAL DALAM INDUSTRI PERBANKAN KOMERSIAL & TABUNGAN
Rasio leverage sebagai ukuran kecukupan modal mempunyai tiga problema: 1. Nilai pasar. 2. Risiko aset. 3. Aktivitas2 di luar neraca. Rasio2 modal berdasarkan risiko: mark to market suatu posisi on- atau off balance sheet mencerminkan risiko kredit.

17 KECUKUPAN MODAL DALAM INDUSTRI PERBANKAN KOMERSIAL & TABUNGAN
Modal dibagi: 1. Tier I (modal inti), dan 2. Tier II (modal pelengkap). Tier I: 1. Ekuitas saham biasa, 2. Saham preferen perpetual kumulatif & nonkumulatif yang dikuantifikasi, dan 3. Kepentingan minoritas dalam rekening2 ekuitas atas perusahaan anak konsolidasi.

18 KECUKUPAN MODAL DALAM INDUSTRI PERBANKAN KOMERSIAL & TABUNGAN
Tier II: 1. Cadangan untuk kerugian pinjaman & SGU, 2. Saham preferen perpetual, 3. Instrumen2 modal ganda, 4. Utang subordinasi & saham preferen jangka menengah, & 5. Cadangan revaluasi. Aset2 disesuaikan-risiko: 1. Penyesuaian-risiko pada aset2 neraca, & 2. Penyesuaian-risiko di luar aset2 neraca.

19 KECUKUPAN MODAL DALAM INDUSTRI PERBANKAN KOMERSIAL & TABUNGAN
Rasio modal berdasar-risiko total = (Modal total (Tier I plus Tier II)/ (Aset2 disesuaikan-risiko)  8%. Rasio modal tier I (inti) = (Modal Inti (tier I)/ (Aset2 menyesuaikan-risiko)  4%. Tabungan juga harus beroperasi mengikuti rasio2 ini. Rasio modal bagi credit unions berva-riasi dengan pernyataan, tetapi mere-ka harus mempertahankan minimum.

20 KECUKUPAN MODAL DALAM INDUSTRI PERBANKAN KOMERSIAL & TABUNGAN
Tolok ukur untuk penilaian rasio2 modal berdasarkan-risiko mengikuti rasio leverage tradisional. Menghitung rasio2 modal berdasarkan-risiko: Nilai disesuaikan-risiko atas aset2 pada nereca bank: wiai. Perhitungan nilai2 disesuaikan-risiko atas aktivitas2 di luar neraca (OBS) melibatkan beberapa pemisahan awal atas aktivitas2 ini.

21 KECUKUPAN MODAL DALAM INDUSTRI PERBANKAN KOMERSIAL & TABUNGAN
Nilai aset disesuaikan-risiko atas kontrak2 garansi bersyarat OBS: Langkah awal dalam menghitung nilai aset disesuaikan-risiko atas item2 OBS adalah mengkonversi-nya ke dalam jumlah yang ekuivalen kredit – jumlah ekuivalen dengan item2 OBS.

22 KECUKUPAN MODAL DALAM INDUSTRI PERBANKAN KOMERSIAL & TABUNGAN
Langkah2 menemukan nilai aset disesuaikan-risiko untuk OBS: 1. Mengalikan jumlah uang yang beredar atas item OBS dengan faktor konversi  jumlah ekuivalen kredit. 2. Mengalikan jumlah ekuivalen kredit tsb. dengan bobot risiko yang tepat.

23 KECUKUPAN MODAL DALAM INDUSTRI PERBANKAN KOMERSIAL & TABUNGAN
Nilai aset disesuaikan-risiko atas kontrak2 pasar OBS atau instru-men derivatif: setiap posisi seca-ra potensial membuka bank ter-hadap risiko kredit mitra kerja, yaitu risiko bahwa mitra kerja (atau sisi lain atas kontrak) akan gagal bayar jika ia menderita kerugian2 aktual & potensial yang besar atas posisinya.

24 KECUKUPAN MODAL DALAM INDUSTRI PERBANKAN KOMERSIAL & TABUNGAN
Jumlah ekuivalen kredit atas item2 sekuritas derivatif OBS = (Eksposur potensial (RP) + Eksposur yang berlaku (Rp). Nilai aset disesuaikan-risiko atas kontrak2 pasar OBS = (Jumlah ekuivalen kredit total x Bobot risiko).

25 KECUKUPAN MODAL DALAM INDUSTRI PERBANKAN KOMERSIAL & TABUNGAN
Risiko tingkat bunga, risiko pasar, dan modal berbasis-risiko: Dari perspektif regulatori, keberadaan rasio modal berbasis-risiko cukup sepanjang bank tidak terekspos terhadap risiko tingkat bunga & pasar.

26 KECUKUPAN MODAL DALAM INDUSTRI PERBANKAN KOMERSIAL & TABUNGAN
Kritik atas rasio modal berbasis-risiko: 1. Akuntansi lebih secara sistematik untuk risiko kredit berbeda di antara aset2, 2. Memasukkan eksposure risiko OBS, & 3. Menerapkan suatu persyaratan modal mirip untuk semua bank2 utama (& pusat2 perbankan) di dunia.

27 KECUKUPAN MODAL DALAM INDUSTRI PERBANKAN KOMERSIAL & TABUNGAN
Persyaratan modal berbasis-risi-ko mempunyai sejumlah kelema-han2 konseptual & penerapan dalam mencapai tujuan2 ini: 1. Bobot risiko, 2. Problema2 insentif neraca, 3. Aspek portofolio, 4. Kekhususan bank, 5. Bobot yang sama atas semua pinjaman2 komersial, 6. Risiko2 lain, & 7. Persaingan.

28 PERSYARATAN MODAL UNTUK FI LAIN (1)
Untuk perusahaan sekuritas: (Nilai bersih/ aset2)  2% Pada asuransi jiwa, ada suatu model persyaratan modal, dengan prosedur: 1. Mengidentifikasi empat risiko yang dihadapi: C1, C2, C3, & C4. 2. Menghitung RBC = [(C1+C3)2 + C22 + C4].

29 PERSYARATAN MODAL UNTUK FI LAIN (2)
3. Menghitung: (Surplus & modal total/ RBC). 4. Jika rasio > 1, manajer asuransi jiwa memenuhi atau > persyaratan minimum. Untuk asuransi kerugian, sangat mirip dengan asuransi jiwa, kecuali asuransi ini mempunyai enam kategori risiko. RBC = R0 + R22+ R32+ R42+ R52+ R62. Tolok ukur kecukupan = asuransi jiwa

30 TUGAS TERSTRUKTUR Capital Adequacy Halaman 387 – 390
Nomor: 1, 3, 4, 5, 6, 9, 10, 12, 15, 16, 18, & 19. Selamat mencoba!


Download ppt "XIII. KECUKUPAN MODAL GAMBARAN UMUM KECUKUPAN MODAL"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google