Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Analisis Struktural dan Semiotik puisi

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Analisis Struktural dan Semiotik puisi"— Transcript presentasi:

1 Analisis Struktural dan Semiotik puisi
PENGANTAR KESUSASTRAAN UMUM

2 Analisis Struktural Puisi
Makna di dalam sajak (puisi) ditentukan dari koherensi unsur-unsurnya. Analisis yang melihat bahwa unsur-unsur struktur sajak saling berhubungan erat, saling menentukan artinya  analisis struktural Analisis yang melihat struktur tanda-tanda yang bermakna dan bersistem  analisis semiotik Analisis dgn melihat hubungan antar teksnya dengan sajak2 yg terbit sebelumnya, yg menunjukkan adanya hubungan antar teks  analisis intertekstual

3 Analisis Struktural Sajak adalah sebuah struktur. Terdiri dari susunan unsur yg bersistem, yg antar unsunya terjadi hubungan yg timbal-balik, saling menentukan 3 ide dasar dalam struktur: Ide kesatuan struktur merupakan kesatuan yang bulat, bagian yg menyusunnya tidak dapat berdiri sendiri di luar struktur

4 Struktur mampu melakukan prosedur transformasional
Ide transformasi Struktur mampu melakukan prosedur transformasional misal: Ia memetik bunga S P O  Saya (Siman, Tuti, Tini) memetik bunga Ide pengaturan diri sendiri Struktur tidak membutuhkan bantuan dari luar utk mensahkan prosedur transformasinya. Tiap unsur mempunyai fungsi tertentu berdasarkan aturan dlm struktur itu dan mempunyai fungsi tertentu berdasarkan letaknya dalam struktur.

5 Analisis struktur sajak
Analisis sajak ke dalam unsur- unsurnya dan fungsinya dalam struktur sajak & penguraian bahwa tiap unsur mempunyai makna hanya dalam kaitannya dengan unsur lainnya, bahkan juga berdasarkan letaknya dalam struktur

6 Analisis Semiotik Bahasa sebagai medium karya sastra merupakan sistem semiotik/ketandaan (ketandaan yg mempunyai arti) Lambang2/tanda2 kebahasaan itu berupa satuan2 bunyi yg mempunyai arti dlm konvensi masyarakat. Sistem tanda: semiotik Ilmu yg mempelajari sistem tanda: semiologi

7 Penanda (signifier)/yang menandai Bentuk tanda
Tanda dalam semiotik: Penanda (signifier)/yang menandai Bentuk tanda contoh: rambu jalan S yang disilang Petanda (signified)/yang ditandai Arti tanda contoh: arti dari rambu S yang disilang adalah dilarang berhenti

8 3 jenis tanda (berdasar hubungan penanda dan pertanda)
Ikon: tanda hubungan antara penanda & pertanda bersifat persamaan bentuk yg alamiah. Merupakan imitasi dari bentuk aslinya. contoh: potret orang yg menandai orang yg dipotret Indeks: tanda yg menunjukkan hubungan alamiah antara penanda & petanda yg berhubungan kausal contoh: asap menandakan api

9 contoh: “ibu” merujuk pada “orang yg melahirkan kita”
Simbol: tanda yg tidak menunjukkan hubungan alamiah antara penanda & petanda. Didasarkan pada konvensi yg ada di masyarakat. contoh: “ibu” merujuk pada “orang yg melahirkan kita” Makna sajak tidak semata-mata dari arti bahasanya, melainkan dari arti bahasa dan suasana, perasaan, intensitas arti, arti tambahan (konotasi), daya liris, pengertian yg ditimbulkan tanda2 kebahasaan/tanda2 lain yg ditimbulkan konvensi sastra (tipografi, enjambement, sajak, baris sajak, ulangan, dll)

10 AKU Kalau sampai waktuku ‘Ku mau tak seorang ‘kan merayu Tidak juga kau Tak perlu sedu sedan itu Aku ini binatang jalang Dari kumpulannya terbuang Biar peluru menembus kulitku Aku tetap meradang menerjang Luka dan bisa kubawa berlari Berlari Hingga hilang pedih peri Dan aku akan lebih tidak perduli Aku mau hidup seribu tahun lagi Doa Kepada Pemeluk Teguh Tuhanku Dalam termangu Aku masih menyebut namaMu Biar susah sungguh Mengingat kau penuh seluruh CayaMu panas suci Tinggal kerdip lilin di kelam sunyi Aku hilang bentuk Remuk Aku mengembara di negeri asing Di pintuMu aku mengetuk Aku tidak bisa berpaling

11 Latihan Analisis parafrase secara struktural & semiotik
Baca perbaris, cari maknanya Cari metafor, simbol, gaya bahasa, penyimpangan arti

12 Kalau si Aku meninggal, ia tidak ingin ada seorangpun yang bersedih (“merayu”), bahkan juga kekasih atau istrinya. Tidak perlu juga sedu sedan meratapi kematian Aku, karena tidak ada artinya. Si Aku adalah binatang jalang, yang bebas dari kelompoknya, bebas, tidak mau terikat peraturan2. Segala rasa sakit dan penderitaan akan ditanggung, ditahan, diatasinya hingga akhirnya semua itu akan hilang sendiri.

13 Si Aku ingin hidup seribu tahun lagi
Si Aku ingin hidup seribu tahun lagi. Bukan hidup secara fisik, tapi Aku menginginkan semangatnya, pikirannya dan karya-karyanya akan hidup selama- lamanya. Secara struktural dapat ditafsirkan bahwa sajak ini mengemukakan ide kepribadian bahwa orang harus bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Orang lain hendaknya tidak campur tangan akan nasibnya, baik suka maupun duka. Semua masalah pribadi adalah urusan sendiri.

14 LATAR BELAKANG SOSIAL-BUDAYA

15 Latar belakang sejarah & Sosial budaya sastra
Sebuah karya sastra tidak lepas dari penulisnya. Dalam menganalisis karya sastra tidak bisa lepas dari latar belakang kemasyarakatan dan budayanya. Untuk dpt memberikan makna sepebuhnya pada sebuah sajak, selain dianalisis strukturalnya dan dihubungakan dengan kerangka sejarahnya, maka analisis tidak bisa lepas dari kerangka sosial budayanya (Teeuw)

16 Karya sastra mencerminkan masyarakatnya
Karya sastra mencerminkan masyarakatnya. Sastrawan merupakan anggota dari masyarakat, tidak bisa lepas dari pengaruh sosial-budaya masyarakatnya. Latar sosial-budaya terwujud dalam tokoh yang dikemukakan, sistem kemasyarakatan, adat istiadat, pandangan masyarakat, kesenian dan benda-benda budaya yang terungkap dalam karya sastra.

17 BAJANG-BAJANG (OKA RUSMINI) Kau tersenyum Ada yang berubah pada tubuh Dan bau perawan milikmu Sang Dewi mulai mengisi bilik hati Beratus petuah kutelan Kubiarkan masuk tenggorokan Dan mencoba merasa berarti Canang, tipat dampul, dan beratus juta banten Menisik kemahiran milikmu Dan kau harus mengingat ragam itu Metanding dengan bau aneh, wangi aneh Kau bicara dengan alat itu untuk mengintip diri-Nya Betara surya, betara bayu, betara… Kau hafal semua itu Khusyuk kau serahkan diri Untuk bumi, untuk griya, untuk Tuniang Untuk aji, untuk biang… semuanya


Download ppt "Analisis Struktural dan Semiotik puisi"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google