Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

PENDAHULUAN PERDAGANGAN PERTANIAN (ESL 314) DEPARTEMEN ESL, FEM, IPB

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "PENDAHULUAN PERDAGANGAN PERTANIAN (ESL 314) DEPARTEMEN ESL, FEM, IPB"— Transcript presentasi:

1 PENDAHULUAN PERDAGANGAN PERTANIAN (ESL 314) DEPARTEMEN ESL, FEM, IPB
Oleh : NOVINDRA PERDAGANGAN PERTANIAN (ESL 314) DEPARTEMEN ESL, FEM, IPB NOVINDRA, DEP ESL-FEM-IPB

2 NOVINDRA, DEP ESL-FEM-IPB
Kebijaksanaan nasional pembangunan pertanian di suatu negara tidak lepas dari pengaruh faktor-faktor eksternal. Era globalisasi yang dicirikan adanya keterbukaan ekonomi dan perdagangan yang lebih bebas Pada era globalisasi sulit ditemukan adanya kebijaksanaan nasional pembangunan pertanian yang steril dari pengaruh-pengaruh faktor eksternal. NOVINDRA, DEP ESL-FEM-IPB

3 NOVINDRA, DEP ESL-FEM-IPB
Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi kebijaksanaannasional pembangunan pertanian di Indonesia antara lain: Kesepakatan-kesepakatan internasional, seperti WTO, APEC, AFTA, dan ACFTA Kebijaksanaan perdagangan komoditas pertanian di negara-negara mitra perdagangan indonesia Lembaga-lembaga internasional yang memberikan bantuan kepada Indonesia terutama dalam masa krisis. Pada saat krisis ekonomi pengaruh IMF dan Bank Dunia akan lebih besar dari pada kesepakatan-kesepakatan internasional seperti WTO, APEC dan AFTA, dalam mewarnai kebijaksanaan nasional. NOVINDRA, DEP ESL-FEM-IPB

4 Peranan Perdagangan Pertanian
Mendorong pertumbuhan ekonomi Mendorong pemenuhan kebutuhan pangan dalam negeri Penghasil devisa Kesempatan kerja NOVINDRA, DEP ESL-FEM-IPB

5 Perkembangan Baru dalam Perdagangan di Pasar Dunia (Internasional)
Perdagangan produk-produk pertanian dunia yang merupakan bagian terbesar berasal dari perdagangan ekspor komoditas primer. Pada tahun 1988 diperkirakan ekspor komoditas primer mencapai US$ 553 milyar, atau sekitar 52.4% dari total ekspor komoditas pertanian dan 10.5% dari total perdagangan barang dunia (WTO Annual Report 1999). NOVINDRA, DEP ESL-FEM-IPB

6 NOVINDRA, DEP ESL-FEM-IPB
Produksi pangan (jumlah maupun jenisnya) semakin terkonsentrasi pada negara maju, yaitu: AS, UE, Australia, Selandia Baru dan Kanada. Negara berkembang yang menjadi eksportir pangan terbesar Argentina, Brasil, Thailand, India,dan Cina. NOVINDRA, DEP ESL-FEM-IPB

7 Food and Agriculture Statistics Global Outlook
(as of June 2006) NOVINDRA, DEP ESL-FEM-IPB

8 Food and Agriculture Statistics Global Outlook
(as of June 2006) NOVINDRA, DEP ESL-FEM-IPB

9 NOVINDRA, DEP ESL-FEM-IPB
Negara-negara maju cenderung mendominasi perdagangan komoditas pertanian dunia, baik dalam kegiatan ekspor maupun impor. Ekspor komoditas pertanian Amerika Serikat pada tahun 1998 mencapai US $69.85 milyar atau 12.6% dari total ekspor komoditas pertanian dunia, merupakan negara pemegang pangsa pasar terbesar. NOVINDRA, DEP ESL-FEM-IPB

10 NOVINDRA, DEP ESL-FEM-IPB

11 NOVINDRA, DEP ESL-FEM-IPB
Ilustrasi Amerika Serikat sebagai pemegang pangsa pasar terbesar untuk ekspor komoditas pertanian Beras merupakan salah satu komoditas ekspor Amerika Serikat, 45% dari total produksi domestik Amerika Serikat digunakan untuk kegiatan ekspor. Ekspor beras Amerika kepasar dunia pada tahun 1998 mencapai 6.98 juta ton atau senilai US$ 1.2 milyar, jumlah ini meningkat dari hanya US $ 801 juta pada tahun 1990. NOVINDRA, DEP ESL-FEM-IPB

12 NOVINDRA, DEP ESL-FEM-IPB
Twenty years later, the leading exporting countries remained basically the same, Except that Colombia and Hong Kong (China) were replaced by Indonesia and Malaysia even though the value of exports more than doubled, the market share of the leading exporters fell as other countries expanded their exports. The share of the leading countries listed in Table 1.5 fell to 75% of the total. NOVINDRA, DEP ESL-FEM-IPB

13 NOVINDRA, DEP ESL-FEM-IPB
In addition, individual ranking also changed. The EU15 jumped ahead of the US to become the largest exporter while Brazil replaced Australia as the third largest exporter with an average market share of 5.5% a year. Although most of the leading exporters are OECD countries, developing countries increased their market share and the top exporting developing countries increased their share of trade slightly to 21% of the total. The OECD member countries are: Australia, Austria, Belgium, Canada, the Czech Republic, Denmark, Finland, France, Germany, Greece, Hungary, Iceland, Ireland, Italy, Japan, Korea, Luxembourg, Mexico, the Netherlands, New Zealand, Norway, Poland, Portugal, the Slovak Republic, Spain, Sweden, Switzerland, Turkey, the United Kingdom and the United States. The Commission of the European Communities takes part in the work of the OECD. NOVINDRA, DEP ESL-FEM-IPB

14 NOVINDRA, DEP ESL-FEM-IPB

15 NOVINDRA, DEP ESL-FEM-IPB
Source: OECD and FAO Secretariats.

16 NOVINDRA, DEP ESL-FEM-IPB
Source: OECD and FAO Secretariats.

17 Perkembangan Perdagangan Pertanian di Indonesia
Sektor pertanian merupakan sektor yg mengandalkan sumberdaya alam, dimana Indonesia mempunyai keunggulan komparatif dlm kepemilikan SDA Sebagian besar penduduk Indonesia juga hidup dan bermatapencaharian pada sektor pertanian (menyerap 41% angkatan kerja) Namun, fenomena kemiskinan juga banyak terjadi di sektor pertanian. NOVINDRA, DEP ESL-FEM-IPB

18 NOVINDRA, DEP ESL-FEM-IPB
Perkembangan Nilai Ekspor Pertanian dan Olahannya, NOVINDRA, DEP ESL-FEM-IPB

19 NOVINDRA, DEP ESL-FEM-IPB
Nilai ekspor pertanian dan hasil olahan terbesarnya berasal dari subsektor perkebunan dan yang terbesar kedua mrpkn sektor peternakan. Ekspor subsektor perkebunan terbesar didominasi oleh karet dan kelapa sawit Berdasarkan data tahun 2005, diketahui bahwa eksportir karet terbesar adalah Thailand (36.9%), diikuti Indonesia (32.26%) Adapun eksportir terbesar minyak kelapa sawit (CPO) di dunia adalah Indonesia (47.12%), diikuti Malaysia (39.12%). NOVINDRA, DEP ESL-FEM-IPB

20 NOVINDRA, DEP ESL-FEM-IPB
Tujuan utama ekspor CPO di dunia adalah negara Jerman (13.18%), Amerika (11.76%), China (10.59%), dan Belanda (9.81%) dari total impor CPO di dunia. Adapun tujuan utama ekspor karet di dunia adalah negara China (22.36%), Amerika (17.36%), dan Jepang (14.22%) dari total impor karet di dunia. s CPO telah menjadi primadona terutama akibat naiknya harga minyak bumi (pengembangan energi alternatif  biofuel) NOVINDRA, DEP ESL-FEM-IPB

21 NOVINDRA, DEP ESL-FEM-IPB
Perkembangan Nilai Impor Pertanian dan Olahannya, NOVINDRA, DEP ESL-FEM-IPB

22 NOVINDRA, DEP ESL-FEM-IPB
Sementara itu, nilai impor pertanian dan hasil olahannya yg tertinggi adalah subsektor tanaman pangan dan peternakan. Tingginya nilai impor dari kedua subsektor ini akibat peningkatan produksi di sektor ini tidak seimbang dengan kenaikan jumlah permintaan terutama akibat kenaikan jumlah penduduk. Di samping itu, akibat kebijaksanaan murah pangan maka pemerintah menjaga agar harga pangan yg relatif murah dgn konsekuensi peningkatan produksi menjadi kurang terdorong. NOVINDRA, DEP ESL-FEM-IPB

23 NOVINDRA, DEP ESL-FEM-IPB
Akibat liberalisasi perdagangan maka tarif impor hanya berkisar antara 0-5%. Hal ini mengakibatkan produk hortikultura, terutama buah-buahan, mengalir deras ke Indonesia. Nyatanya buah-buahan produk domestik kurang mampu bersaing dengan produk impor di pasar domestik. Banyak konsumen Indonesia lebih menyukai produk impor daripada produk domestik. NOVINDRA, DEP ESL-FEM-IPB

24 Struktur Perdagangan Produk Pertanian Indonesia
Trend neraca perdagangan produk pertanian Indonesia (produk perkebunan, peternakan, tanaman pangan, dan hortikultura segar dan olahan) dari tahun 1995 hingga 2005 menunjukkan peningkatan dan surplus kecuali pada tahun 1995, 1996, dan 2001. Peningkatan trend neraca perdagangan yang semakin nyata pada tahun , disebabkan adanya kenaikan nilai rata-rata ekspor sedangkan nilai rata-rata impor turun. NOVINDRA, DEP ESL-FEM-IPB

25 NERACA EKSPOR-IMPOR PRODUK PERTANIAN INDONESIA (Segar dan Olahan) Periode 1995-2005
Nilai (US$ juta) Volume (juta ton) Tahun Neraca Impor Ekspor -16,1 4623,6 4607,5 -5,4 11,1 5,7 1995 -385,3 5579,6 5194,3 -4,4 11,9 7,5 1996 1136,6 4413,3 5549,9 -2 9,9 7,9 1997 712,2 3756,2 4468,4 -3,4 10,2 6,8 1998 222,7 4474,2 4696,9 -5,9 14,7 8,8 1999 466,1 4034,2 4500,3 -4 13,5 9,5 2000 -275,6 3972,2 3696,6 11,6 9,6 2001 1511,1 4007,2 5518,3 13,6 2002 2995,6 4540,6 7536,2 -0,3 13,2 2003 4859,8 5027,8 9887,6 4,5 12,7 17,2 2004 6447,5 5136,9 11584,4 12,8 20,3 2005 rata-rata 245,07 4872,17 5117,23 -3,93 10,97 7,03 95-97 467,45 4115,20 4582,65 -4,65 12,45 7,80 98-99 344,40 4254,20 4598,60 -4,95 14,10 9,15 00-01 95,25 4003,20 4098,45 -3,00 12,55 9,55 02-03 617,75 3989,70 4607,45 -2,00 12,60 10,60 04-05 NOVINDRA, DEP ESL-FEM-IPB Sumber Data: Dirjen Direktorat Jenderal Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Departemen Pertanian dari BPS

26 NOVINDRA, DEP ESL-FEM-IPB
Dilihat dari neraca perdagangan,pada kurun , sektor pertanian  surplus neraca perdagangan. Ini adalah indikasi adanya pertumbuhan kinerja sektor pertanian dan kemampuan sektor pertanian memberikan kontribusi dlm perbaikan neraca perdagangan non migas. Kinerja tsb harus dipertahankan dan ditingkatkan  ketergantungan impor ditekan dan kinerja ekspor produk pertanian (segar dan olahan) ditingkatkan. NOVINDRA, DEP ESL-FEM-IPB

27 NOVINDRA, DEP ESL-FEM-IPB
Rata2 Growth (%) Tahun Komoditi 2005 2004 2003 2002 2001 35,09 2582,50 2180,00 1495,80 1037,60 786,20 Karet 27,80 497,80 281,60 250,90 218,80 203,50 Kopi -14,58 47,90 64,80 91,80 98,00 94,70 Teh -2,59 62896,50 45613,20 44486,10 66450,20 80776,20 Tembakau -9,50 34650,80 29650,70 54710,80 58968,50 60077,60 Lada putih -9,29 21996,90 21271,40 38048,90 29167,20 39922,30 Lada Hitam 40,06 3756,30 3441,80 2454,60 2092,40 1080,90 Minyak Sawit Sumber : BPS (2006) NOVINDRA, DEP ESL-FEM-IPB

28 TANTANGAN PERDAGANGAN PERTANIAN INDONESIA
Perubahan lingkungan ekonomi regional dan internasional, baik karena pengaruh liberalisasi ekonomi maupun karena perubahan-perubahan fundamental dalam pasar produk pertanian global. Perubahan pada pada sisi permintaan yang menuntut kualitas tinggi, kuantitas besar, ukuran seragam, ramah lingkungan, kontinuitas produk dan penyampaiannya tepat waktu serta harga yang kompetitif. Perlunya mengetahui perkembangan preferensi pasar (permintaan konsumen), termasuk meningkatnya tuntutan konsumen akan informasi nutrisi serta jaminan kesehatan dan keamanan produk-produk pertanian. NOVINDRA, DEP ESL-FEM-IPB

29 NOVINDRA, DEP ESL-FEM-IPB
Terdapat kecenderungan pemberlakuan non-tariff barrier dan tariff escalation bagi produk olahan sebagai persyaratan impor oleh negara-negara maju yang kuat. Kecenderungan isu-isu kelestarian alam dan lingkungan serta hak-hak asasi manusia dalam perdagangan. Munculnya negara-negara pesaing (competitors) yang menghasilkan produk-produk hasil pertanian yang sejenis serta produk-produk substitusi merupakan tantangan bagi pengembangan produk pertanian Indonesia, baik di dalam negeri maupun di negara-negara tujuan ekspor tradisional maupun negara-negara tujuan ekspor baru. NOVINDRA, DEP ESL-FEM-IPB

30 Top 20 exporters of bulk products (excludes intra-EU)
NOVINDRA, DEP ESL-FEM-IPB

31 Top 20 exporters of horticultural products
(excludes intra-EU) NOVINDRA, DEP ESL-FEM-IPB

32 Top 20 exporters of semi-processed products
(excludes intra-EU) NOVINDRA, DEP ESL-FEM-IPB

33 NOVINDRA, DEP ESL-FEM-IPB


Download ppt "PENDAHULUAN PERDAGANGAN PERTANIAN (ESL 314) DEPARTEMEN ESL, FEM, IPB"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google