Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Oleh : Muhammad Desna Noronhae

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Oleh : Muhammad Desna Noronhae"— Transcript presentasi:

1 Oleh : Muhammad Desna Noronhae
Implementasi Zonasi Taman Nasional Wakatobi untuk Mengurangi Dampak Penangkapan Ikan berlebihan Oleh : Muhammad Desna Noronhae Muhammad Desna Noronhae Studi di Departemen Komunikasi - Bidang Komunikasi untuk Perubahan Sosial pada University Texas at El Paso USA Sebuah pembelajaran dari Kampanye perikanan berkelanjutan di TN.Wakatobi yang merupakan salah satu bentuk penelitian terapan (applied research) yang bertujuan untuk meningkatkan efektifitas implementasi zonasi TN.Wakatobi, sebagai cara untuk mengurangi dampak penangkapan ikan berlebihan (overfishing).

2 PENDAHULUAN LATAR BELAKANG
Zonasi sebagai sistem pengelolaan Taman Nasional PERMASALAAN Adanya fenomena penangkapan ikan berlebihan (overfishing) di kawasan Taman Nasional Wakatobi HIPOTESA Teori Perubahan : K + A + IC + BR  BC  TR  CR LATAR BELAKANG Zonasi adalah sistem pengelolaan Taman Nasional untuk menjamin pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam secara lestari bagi kesejahteraan masyarakat. Pengelolaan Taman Nasional Wakatobi saat ini mengacu pada hasil revisi zonasi yang pertama, yang disusun berdasarkan konsultasi publik dari tingkat desa sampai kabupaten. Dan telah disahkan pada bulan Juli Tahun 2007. Dalam kurun 5 (lima) tahun terakhir ini telah terjadi fenomena penangkapan ikan berlebihan (overfishing) di kawasan Taman Nasional Wakatobi. Yang ditandai dengan ukuran ikan lebih kecil dibandingkan 5 (lima) tahun yang lalu, Langka/sulit ditemukan lagi beberapa jenis ikan dan hasil tangkapan nelayan semakin berkurang. PERMASALAHAN Berdasarkan data yang dihimpun dari riset kuantitatif dan kualitatif menyimpulkan bahwa kondisi sumberdaya perikanan di Pulau Kaledupa saat ini dalam kondisi menurun, bentuk-bentuk penurunan kondisi sumber daya perikanan tersebut adalah : Ukuran ikan lebih kecil dibandingkan 5 tahun yang lalu Hasil tangkapan nelayan semakin berkurang Semakin langka / sulit ditemukan lagi beberapa jenis ikan Biaya untuk setiap kali trip mencari ikan lebih besar Waktu yang diperlukan untuk menangkap ikan dalam jumlah yang sama lebih lama Lokasi untuk menangkap ikan semakin jauh dari kampung / desa Bentuk-bentuk penurunan kondisi sumberdaya perikanan tersebut menandakan bahwa kondisi sumberdaya perikanan di Pulau Kaledupa telah mengalami penangkapan ikan berlebihan (overfishing). Salah satu solusi untuk mengurangi dampak overfishing adalah melalui implementasi zonasi TN.Wakatobi secara efektif. Untuk itu dilaksanakan kampanye pride sebagai cara menggalang dukungan konstituen untuk implementasi zonasi secara efektif, guna mengurangi dampak penangkapan ikan berlebihan (overfishing) di kawasan Taman Nasional Wakatobi. Khalayak target yang menjadi sasaran dalam penjangkauan selama pelaksanaan kampanye ini, yaitu nelayan dewasa tidak berkelompok, nelayan dewasa yang berkelompok tingkat desa dan nelayan dewasa yang berkelompok tingkat pulau. HIPOTESA Hipotesa yang digunakan dalam penelitian terapan ini disusun berdasarkan teori perubahan. Yang secara deskriptif membantu memahami perubahan (sosial atau lingkungan) yang diharapkan terjadi dan strategi untuk mendorong terjadinya perubahan tersebut. Hipotesa yang telah disusun berdasarkan teori perubahan tersebut kemudian diuji selama pelaksanaan kampanye dengan menerapakan metode pemasaran sosial (social marketing) dan mengimplementasikan strategi penyingkiran halangan (barrier removal strategic). HIPOTESA disusun berdasarkan Teori Perubahan. Teori perubahan secara deskriptif membantu memahami perubahan (sosial atau lingkungan) yang diharapkan terjadi dan strategi untuk mendorong terjadinya perubahan tersebut

3 Teori Perubahan = K + A + IC + BR  BC  TR  CR
HIPOTESA Teori Perubahan = K + A + IC + BR  BC  TR  CR CR Conservation Result (Hasil Konservasi) Kenaikan biomassa ikan karang 10% pada 2 (dua) lokasi Zona Perlindungan Bahari dan kenaikan kelimpahan ikan karang pada 1 (satu) lokasi Zona Pariwisata TR Threat Reduction (Penguranagn Ancaman) Penyadartahuan dan penggalangan partisipasi masyarakat Meningkatkan frekuensi monitoring resource use pada kawasan larang tangkap Pemberian sanksi bagi pelanggar kawasan larang tangkap BC Behaviour Change (Perubahan Perilaku) Pengguna sumberdaya tidak menangkap ikan di kawasan larang tangkap Masyarakat terlibat dalam pengawasan kawasan larang tangkap Masyarakat mendukung pemberian sanksi bagi pelanggar kawasan larang tangkap BR Barrier Removal (Penyingkiran Halangan) Memperjelas kawasan larang tangkap melalui pemberian penanda batas/pelampung Pengawasan dan penerapan aturan kawasan larang tangkap IC Interpersonal Communication (Komunikasi Interpersonal) Kondisi sumberdaya perikanan yang semakin menurun Peranan dan manfaat kawasan larang tangkap HIPOTESA disusun berdasarkan Teori Perubahan. Teori perubahan secara deskriptif membantu memahami perubahan (sosial atau lingkungan) yang diharapkan terjadi dan strategi untuk mendorong terjadinya perubahan tersebut Narasi Teori Perubahan : Untuk mengimplementasikan secara efektif Wilayah Larang Tangkap (Zona Perlindungan Bahari dan Zona Pariwisata) yang terjaga sebagai upaya mengurangi dampak penangkapan ikan berlebihan (overfishing). Maka pengetahuan bahwa Zona Perlindungan Bahari dan Zona Pariwisata yang berfungsi sebagai “bank ikan” untuk memulihkan kondisi sumberdaya perikanan disampaikan kepada masyarakat. Sehingga masyarakat dengan sukarela mendukung zonasi sebagai sistem pengelolaan TN.Wakatobi yang didalamnya terdapat wilayah larang tangkap dan mendukung aturan penghentian penangkapan ikan dalam kawasan larang tangkap tersebut. Untuk menghilangkan hambatan teknis dalam perubahan perilaku tersebut maka dilakukan pemasangan marka sebagai penunjuk dan penanda batas kawasan larang tangkap di Zona Perlindungan Bahari dan Zona Pariwisata dan pelaksanaan patroli pengawasan oleh masyarakat atas aktifitas yang masih ada dalam kawasan larang tangkap untuk mendukung penegakan aturan mengenai Kawasan Larang Tangkap tersebut. Keberhasilan Program Pride ini ditunjukkan dengan meningkatnya biomassa ikan karang sebesar 10% pada 2 (dua) lokasi kawasan larang tangkap yang ada di Pulau Kaledupa yaitu Zona Perlindungan Bahari Utara Kaledupa dan Zona Perlindungan Bahari Utara Derawa. Dan kenaikan 10% kelimpahan ikan karang di Zona Pariwisata Hoga A Attitude (Sikap) Mendukung zonasi TN Wakatobi, yang didalamnya terdapat kawasan larang tangkap (Zona Perlindungan Bahari dan Zona Pariwisata) Mendukung penghentian penangkapan ikan pada kawasan larang tangkap K Knowledge (Pengetahuan) Penangkapan berlebih (overfishing) merupakan ancaman utama sumberdaya perikanan Peranan dan manfaat zonasi TN.Wakatobi dalam memulihkan Sumberdaya perikanan

4 METODOLOGI PENELITIAN SURVEY PENELITIAN AKSI
Metode penelitian yang digunakan adalah : Penelitian Survey : Kuisioner, diskusi kelompok terfokus, wawancara mendalam Penelitian Aksi : Diskusi terfokus metode ORID, Lokakarya konsensus PENELITIAN SURVEY PENELITIAN AKSI

5 PEMASARAN SOSIAL (Social Marketing)
Social Marketing adalah penggunaan teknik-teknik pemasaran komersial untuk mendorong adopsi suatu perilaku (perubahan perilaku) khalayak target guna memperbaiki kesejahteraan (kesehatan, pendidikan atau lingkungan) suatu masyarakat. Tehnik-tehnik pemasaran yang digunakan dalam kampanye perikanan berkelanjutan di Taman Nasional Wakatobi, yaitu: Media cetak : Poster, sticker, baliho, spanduk, umbul-umbul, lembar ceramah, lembar informasi perikanan Penjangkauan Masyarakat : Pertemuan Masyarakat, Ceramah Ramadhan, Lokakarya Konsensus Kegiatan Hiburan : Lomba Karaoke Konservasi dan Lomba Drama Konservasi Audio : Lagu konservasi, Iklan Layanan Masyarakat, dan Siaran Radio Audio – Visual : Video partisipatif Gimmick Kampanye : Kaos, Mug, Bolpoint, Pin, Bendera Dalam setiap tehnik-tehnik pemasaran tersebut terdapat logo dan slogan kampanye, “ ALA SAGAA, HEBOKA AKO TEY LANGENTO – Ambil sebagian, Simpan Untuk Hari Esok”. Yang bermakna Ambil ikan di Zona Pemanfaatan Lokal dan Zona Pemanfaatan Umum. Melindungi Zona Perlindungan Bahari dan Zona Pariwisata sebagai simpanan ikan untuk keluarga dan anak cucu kita. Pengetahuan (Knowledge), peningkatan pengetahuan khalayak sasaran terkait aturan Zona Pariwisata. Hal yang mendukung tercapainya peningkatan pengetahuan khalayak sasaran tentang aturan Zona Pariwisata adalah penggunaan poster, baliho, umbul-umbul dengan pesan yang spesifik tentang Zona Pariwisata dan Zona Perlindungan Bahari Sikap (Attitude), sikap khalayak sasaran terkait pemberian sanksi bagi nelayan lokal yang mengakses kawasan larang tangkap meningkat pada khalayak sasaran nelayan tidak berkelompok. Dan menurun pada khalayak sasaran nelayan berkelompok tingkat desa dan nelayan berkelompok tingkat pulau. Komunikasi Interpersonal (Interpersonal Communication) Diskusi tentang fonemena penangkapan ikan berlebihan di 3 (tiga) khalayak sasaran meningkat. Peningkatan ini menjadi langkah awal untuk pengambilan keputusan terkait upaya pengurangan dampak penangkapan ikan berlebihan (overfishing)

6 Pemasangan Tanda Batas Patroli penyadartahuan Masyarakat
STRATEGI PENYINGKIRAN HALANGAN STRATEGI PENYINGKIRAN HALANGAN Untuk mengadopsi perilaku yang diharapkan dalam kampanye ini, strategi penyingkiran halangan yang digunakan adalah : Memperjelas lokasi Zona Perlindungan Bahari dan Zona Pariwisata dengan memasang pelampung sebagai penunjuk dan tanda batas Mengawasi kawasan larang tangkap melalui peneguran dan pembentukan kesadaran baru kepada pengguna sumberdaya laut untuk menangkap ikan di Zona Pemanfaatan Lokal dan Zona Pemanfaatan Umum. Serta menghentikan penangkapan ikan pada Zona Perlindungan Bahari dan Zona Pariwisata Perubahan Perilaku (Behavior Change) Adanya peningkatan kesediaan untuk melaporkan penangkapan ikan di Zona Perlindungan Bahari dan Zona Pariwisata adalah salah satu indikator telah terjadinya perubahan perilaku di khalayak kampanye. Yang menjadi salah satu menjadi faktor pendukung untuk pengurangan ancaman Pengurangan Ancaman (Threat Reduction) Pengurangan ancaman terhadap Zona Perlindungan Bahari dan Zona Pariwisata dilakukan melalui 3 (tiga) kegiatan, yaitu : 1. Penyadartahuan dan penggalangan partisipasi masyarakat 2. Meningkatkan frekuensi patroli kawasan dan monitoring resource use pada kawasan larang tangkap 3. Pemberian sanksi bagi pelanggar kawasan larang tangkap Pemasangan Tanda Batas dan Patroli penyadartahuan Masyarakat

7 IMPLEMENTASI ZONASI SECARA EFEKTIF
HASIL KONSERVASI IMPLEMENTASI ZONASI SECARA EFEKTIF Kenaikan kelimpahan ikan karang dari 1,53 indv/m2 menjadi 2,20 indv/m2 Kenaikan biomassa ikan karang dari 300,00 Kg/Ha menjadi 628,3 0Kg/Ha Kenaikan biomassa ikan karang dari 763,45 Kg/Ha menjadi 928,00 Kg/Ha Hasil Konservasi : 1. Zona Pariwisata Hoga - Kelimpahan ikan karang sebelum Kampanye : 1,53 indv/m2 - Kelimpahan ikan karang Setelah Kampanye : 2,20 indv/m2 - Kenaikan 0,67 = 43,79% - Survey dilakukan oleh tim DKP Wakatobi yang dipimpin oleh Hardin 2. Zona Perlindungan Bahari Utara Kaledupa - Biomassa ikan karang sebelum Kampanye data monitoring 2010 = 300,00 Kg/Ha - Biomassa ikan karang sesudah Kampanye data monitoring 2012 = 628,30 Kg/Ha - Kenaikan 328,3 Kg/Ha = 109,4% 3. Zona Perlindungan Bahari Utara Darawa - Biomassa Ikan Karang sebelum kampanye data monitoring = 763,5 Kg / Ha - Biomassa Ikan Karang setelah kampanye data monitoring 2012 = 928,0 Kg/Ha - Kenaikan 164,6 Kg/Ha = 21,6 %

8 KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Penggunaan tehnik pemasaran sosial dan penerapan strategi penyingkiran halangan memberikan dampak yang signifikan dalam mengimplementasikan zonasi TN.Wakatobi B. Saran Meningkatan pelibatan masyarakat yang bermukim di dalamkawasan Taman Nasional Wakatobi dalam pengambilan keputusan guna meningkatkan dukungan pengelolaan kawasan


Download ppt "Oleh : Muhammad Desna Noronhae"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google