Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Kepala Biro Perencanaan BADAN KEPENDUDUKAN DAN

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Kepala Biro Perencanaan BADAN KEPENDUDUKAN DAN"— Transcript presentasi:

1 Kepala Biro Perencanaan BADAN KEPENDUDUKAN DAN
KEBIJAKAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG KELUARGA BERENCANA (DAK BIDANG KB) TAHUN 2013 Ir. Ambar Rahayu, MNS Kepala Biro Perencanaan BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANAN NASIONAL

2 Tiga aspek permasalahan kependudukan di Indonesia:
LATAR BELAKANG Tiga aspek permasalahan kependudukan di Indonesia: Pertama berkaitan dengan kuantitas penduduk. Dalam permasalahan ini antara lain diwarnai dengan jumlah yang besar disertai dengan pertumbuhan yang tinggi, angka kelahiran yang tinggi, struktur umur muda. Kedua berkenaan dengan kualitas penduduk seperti angka kematian tinggi, pendidikan rendah, angka kemiskinan tinggi. Ketiga adalah persebaran penduduk antar wilayah yang yang sangat timpang, baik antarpulau maupun antara perkotaan dan perdesaan.

3 PERMASALAHAN YANG DIHADAPAI
DALAM PROGRAM KKB Permasalahan yang dihadapi pembangunan Kependudukan dan KB diantaranya : Masih tingginya laju pertumbuhan penduduk dibandingkan dengan kondisi yang akan dicapai sebesar 1,1 persen; Masih tingginya angka kelahiran total (TFR) dibandingkan dengan kondisi ideal sebesar 2,1 anak per perempuan usia reproduksi dan disparitas antar provinsi, antar wilayah desa-kota, serta antar kelompok sosial ekonomi; Masih rendah dan tidak signifikannya kenaikan pemakaian kontrasepsi (CPR), dan masih terdapat disparitas antar provinsi, wilayah dan tingkat kesejahteraan; Relatif masih rendah pasangan usia subur (PUS) yang memilih menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) seperti Intra Uterine Device (IUD), Implan Removal, Metode Operasi Wanita dan Pria (MOW dan MOP), dan lebih banyak menggunakan metode kontrasepsi jangka pendek seperti Suntikan dan Pil; Masih tingginya angka drop-out (termasuk kegagalan dan komplikasi) dalam pemakaian alat kontrasepsi jangka

4 PERMASALAHAN YANG DIHADAPAI DALAM PROGRAM KKB (Lanjutan. . . . .)
Masih rendahnya partisipasi pria dalam ber-KB; Masih tingginya kebutuhan ber-KB yang tidak/belum terpenuhi (unmet need), dengan disparitas unmet need yang tinggi baik antar provinsi, antar wilayah desa-kota, serta antar kelompok sosial ekonomi; Masih rendahnya pengetahuan orang tua dalam pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak; Masih rendahnya pengetahuan dan kesadaran remaja dan PUS tentang KB dan kesehatan reproduksi; Belum optimalnya pembinaan dan kemandirian peserta KB; Masih terbatasnya kapasitas tenaga dan kelembagaan program kKB; Masih belum sinergisnya kebijakan pengendalian penduduk; dan Masih terbatasnya ketersediaan dan kualitas data dan informasi kependudukan.

5 KEBIJAKAN Kebijakan pembangunan kependudukan dan KB yang tertuang dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2013 adalah Revitalisasi Program KB, yang diprioritaskan pada : Mengembangkan dan melakukan sosialisasi kebijakan pengendalian penduduk; Pembinaan dan peningkatan kemandirian keluarga berencana; Meningkatkan pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga Promosi dan penggerakan masyarakat yang didukung dengan pengembangan dan sosialisasi kebijakan pengendalian penduduk; Peningkatan pemanfaatan sistem informasi menajemen (SIM) berbasis Teknologi Informasi (IT); Pelatihan, penelitian, dan pengembangan program kependudukan dan KB; Peningkatan kualitas manajemen program; Peningkatan pengawasan dan peningkatan akuntabilitas aparatur BKKBN.

6 ARAH KEBIJAKAN RKP 2013 Peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB yang merata, melalui: Pembinaan peserta KB dengan penyediaan alokon terutama PUS KPS dan KSI Penurunan disparitas akses dan kualitas pelayanan KB Peningkatan peserta KB pria Penurunan DO termasuk kegagalan dan komplikasi Penguatan advokasi dan KIE KB bagi PUS dan remaja Penguatan Kelembagaaan KKB (pembentukan BKKBD) Penguatan Klinik KB pemerintah dan swasta dengan penyediaan sarana dan prasarana Peningkatan kapasitas tenaga lini lapangan KB dan tenaga medis KB, serta IMP/Kader KB. Pembinaan ketahanan keluarga melalui BKB,BKR dan pemberdayaan ekonomi keluarga dalam rangka meningkatkan dan mempertahankan kesertaan ber-KB serta meningkatkan KB Mandiri.

7 ARAH KEBIJAKAN RKP 2013 (Lanjutan . . . .)
Penyerasian kebijakan kependudukan dan KB, Identifikasi peraturan perundangan dan kebijakan sektor yang terkait dengan program kependudukan dan KB, perumusan kebijakan kependudukan yang sinergis dan harmonis antara aspek kuantitas, kualitas, dan mobilitas dengan menyusun rancangan induk kependudukan baik nasional maupun regional/daerah penyediaan sasaran parameter kependudukan yang disepakati semua sektor terkait; analisis dampak kependudukan; serta peningkatan kerjasama kependudukan dalam pendidikan Peningkatan ketersediaan dan kualitas data dan informasi kependudukan yang memadai, akurat, dan tepat waktu penyediaan data kependudukan yang bersumber dari sensus penduduk dan survei kependudukan serta data sektoral bidang KKB;

8 SASARAN (RKP) TAHUN 2013 Menurunnya Unmet need menjadi 5,6 %;
Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk dan angka kelahiran total (TFR) yang ditandai dengan: Tercapainya Contraceptive Prevelance Rate (CPR) sebesar 63,8 persen; Terlayaninya peserta KB baru sebanyak 7,5 juta, terdiri dari : - Peserta KB Baru Miskin 3,97 juta - Peserta KB Baru MKJP 13,2% - Peserta KB Baru Pria 4,6% Meningkatnya peserta KB aktif sebanyak 29 juta terdiri dari : - Peserta KB Aktif Miskin 12,8 Juta - Peserta KB Aktif MKJP 26,7 %

9 SASARAN (RKP) TAHUN 2013 Lanjutan Meningkatnya kapasitas tenaga dan kelembagaan program KB, terutama dalam memperkuat penggerakan lini lapangan; Meningkatnya pengetahuan, sikap dan perilaku remaja dan pasangan usia subur tentang perencanaan kehidupan berkeluarga; Tersedianya sarana dan prasana pelayanan KB di klinik KB untuk mendukung peningkatan kualitas pelayanan KB di klinik KB pemerintah dan swasta; Meningkatnya keserasian kebijakan pembangunan dengan kebijakan pengendalian kuantitas penduduk.

10 SASARAN (RKP) TAHUN 2013 (Lanjutan...........)
Guna mendukung pencapaian sasaran RKP 2013 tersebut, program prioritas Dana Alokasi Khusus Bidang Keluarga Berencana Tahun 2013 (DAK KB 2013) adalah: Peningkatkan mobilitas dan kapasitas tenaga PKB/PLKB dan PPLKB dalam pembinaan dan penyuluhan KB; Peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB, terutama bagi keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I (keluarga miskin); Intensifikasi Advokasi dan KIE; Peningkatan sarana pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak; Pembangunan/renovasi Gudang Alokon; Pembangunan Balai Penyuluhan Program Kependudukan dan KB tingkat Kecamatan yang sekaligus sebagai Kantor Para Petugas Lapangan KB; Melengkapi sarana pengolahan data dan informasi berupa personal komputer.

11 TUJUAN UMUM Tercapainya sasaran prioritas pembangunan kependudukan dan keluarga berencana dalam RKP 2013 untuk mencapai NRR = 1 atau TFR 2,1 per wanita dan laju pertumbuhan penduduk 1,1 persen pada tahun 2014

12 TUJUAN KHUSUS Meningkatnya mobilitas dan daya jangkau tenaga lini lapangan (PKB/PLKB dan PPLKB) dalam melaksanakan penyuluhan, penggerakan, dan pembinaan program KKB; Meningkatnya kesertaan ber-KB melalui peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB, terutama keluarga miskin dan rentan lainnya; Meningkatnya advokasi dan KIE program KKB, khususnya di daerah-daerah terpencil dan sulit dijangkau; Meningkatnya pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak dalam keluarga; Meratanya pelaksanaan dan pencapaian program KKB, baik antarwilayah maupun antarkelompok sosial ekonomi masyarakat

13 ARAH PEMANFAATAN DAK Bidang KB Tahun 2013 diarahkan Kepada Kabupaten dan Kota tertentu untuk mendanai kebutuhan prasarana dan sarana fisik Program Kependudukan dan KB, dengan prioritas pada Kabupaten dan Kota yang mempunyai: CPR (persentase peserta KB aktif terhadap pasangan usia subur) relatif masih rendah. Angka kelahiran (Child Woman Ratio/CWR = rasio anak di bawah usia lima tahun terhadap wanita usia subur) relatif masih tinggi. Persentase keluarga dalam kategori Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I (keluarga miskin) relatif tinggi. Jumlah keluarga relatif besar. Jumlah dan kepadatan penduduk relatif besar dan tidak merata.

14 KRITERIA DAK (Pasal 40 UU 33 tahun 2004)
Pemerintah menetapkan kriteria DAK yang meliputi Kriteria Umum, Kriteria Khusus, & Kriteria Teknis. Kriteria Umum ditetapkan dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan dalam APBD. Kriteria Khusus ditetapkan dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan dan karakteristik daerah. Berupa : Peraturan perundang-undangan yang mengatur penyelenggaraan otonomi khusus (Papua & Papua Barat), dan seluruh daerah tertinggal diprioritaskan mendapat alokasi DAK. Karakteristik daerah, meliputi: (1) Daerah Tertinggal; (2) Daerah perbatasan dengan negara lain; (3) Daerah rawan bencana; (4) Daerah Pesisir dan/ atau Kepulauan; (5) Daerah ketahanan pangan; (6) Daerah pariwisata Kriteria Teknis ditetapkan oleh Kementerian Negara/Departemen Teknis.

15 INDIKATOR KRITERIA TEKNIS
Angka kesertaan ber-KB atau Contraceptive Prevalence Rate (CPR); Angka kelahiran atau Child Woman Ratio (CWR); Persentase KPS dan KS I (keluarga miskin) terhadap jumlah keluarga; Jumlah keluarga; Kepadatan penduduk.

16 DATA PENDUKUNG YANG DIPERLUKAN UNTUK MENGUSULKAN DAK BIDANG KB
INDIKATOR KRITERIA TEKNIS Angka kesertaan ber-KB (CPR); Angka kelahiran atau Child Woman Ratio (CWR); Persentase KPS dan KS I (keluarga miskin) terhadap jumlah keluarga; Jumlah keluarga; Kepadatan penduduk. DATA TEKNIS Jumlah PPLKB Jumlah PLKB/PKB Jumlah Klinik KB Jumlah Desa Jumlah Kecamatan

17 PRIORITAS LOKASI Kab dan Kota dg pencapaian angka kesertaan ber-KB atau Contraceptive Prevalence Rate (CPR) relatif masih rendah; Kab dan Kota dg angka kelahiran atau Child Woman Ratio (CWR) relatif masih tinggi; Kab dan Kota dengan persentase KPS dan KS I (keluarga miskin) terhadap jumlah keluarga relatif masih tinggi. Kab dan Kota dengan jumlah keluarga relatif besar/banyak; Kab dan Kota dengan kepadatan penduduk relatif tinggi.

18 PENETAPAN URUTAN KABUPATEN DAN KOTA
Penetapan Skor Indikator Teknis: Indikator CPR, skor terkecil (1 = satu) diberikan pada kabupaten/kota yang mempunyai angka pencapaian paling kecil (urutan pertama), skor 2 (dua) diberikan pada kabupaten/kota yang mempunyai angka terkecil kedua (urutan kedua), dan seterusnya. Sementara itu indikator CWR, persentase KPS dan KS I, jumlah keluarga dan kepadatan penduduk skor terkecil (1 = satu) diberikan pada kabupaten/kota yang mempunyai angka paling besar (urutan pertama), skor 2 (dua) diberikan pada kabupaten/kota yang mempunyai angka terbesar kedua (urutan kedua), dan seterusnya.

19 PENETAPAN URUTAN KABUPATEN DAN KOTA (Lanjutan . . . .)
Penetapan Skor Kabupaten dan Kota: Menjumlahkan skor 5 indikator (CPR, CWR dan persentase KPS dan KS I, jumlah keluarga dan kepadatan penduduk); Kabupaten dan kota yang mempunyai total skor terkecil berada pada peringkat pertama, terkecil kedua berada pada peringkat kedua, dan seterusnya;

20 Wilayah Penyangga Utama
Terdiri 10 provinsi, yaitu: 1. Jawa Barat 6. Lampung 2. Jawa Timur 7. Nusa Tenggara Barat 3. Banten 8. Sulawesi Selatan 4. Jawa Tengah 9. Sulawesi Barat 5. Sumatera Utara 10. Sumatera Selatan jumlah kab dan kota yang diusulkan = 220 penduduk sekitar 75 % dari total nasional Jumlah pertambahan penduduk sekitar 65 % dari total nasional; jumlah KPS dan KS I sekitar 77 % dari total nasional

21 Wilayah Penyangga  Terdiri 19 provinsi, yaitu:
1. Riau Kalimantan Timur 2. Kepulauan Riau 12. Jambi 3. NTT Sulawesi Tengah 4. Kalimantan Barat 14. Bengkulu 5. Sumatera Barat 15.Kalimantan Tengah 6. Kalimantan Selatan 16. Gorontalo 7. Aceh Bangka Belitung 8. Sulawesi Tenggara 18. Maluku 9. Papua Maluku Utara 10. Papua Barat  Jumlah kab dan kota yang diusulkan = 201 dg penduduk sekitar 17 % dari total nasional; Jumlah pertambahan penduduk sekitar 23 % dari total nasional; Jumlah KPS dan KS I sekitar 15 % dari total nasional.

22 Wilayah Pengembangan Terdiri 4 provinsi, yaitu: 1. Sulawesi Utara
2. Bali 3. D.I. Yogyakarta 4. DKI Jakarta (bukan provinsi DAK) Jumlah kab dan kota yang diusulkan = 27 Pencapaian CPR tinggi; Fertilitas sudah rendah; Persentase KPS dan KS I rendah.

23 DASAR PERHITUNGAN ALOKASI DAK BIDANG KB 2013 YANG DIKIRIM KE KEMENKEU
Dasar penetapan kabupaten dan kota yang diusulkan mendapat DAK Bidang KB Tahun 2013 adalah total score 5 (lima) indikator kriteria teknis, yaitu: 1) CPR; 2) CWR; 3) % KPS & KS I ;4) jumlah keluarga; 5) kepadatan penduduk. Total score masing-masing kabupaten dan kota dari 5 (lima) indikator teknis dimaksud berkisar antara 167 hingga Untuk memberikan peluang kepada kabupaten dan Kota mendapatkan DAK Bidang KB tahun 2013, maka BKKBN mengusulkan sebanyak 491 Kabupaten dan kota. Bobot yang diusulkan: PKB/PLKB (30%), PPLKB (10%), Desa/Kelurahan (20%), Kec (10%) dan Klinik KB (30%).

24 KABUPATEN DAN KOTA YANG DIUSULKAN UNTUK MENDAPATKAN DAK TAHUN 2013
KABUPATEN DAN KOTA YANG DIUSULKAN = 491 KAB DAN KOTA JUMLAH DAK BIDANG KB TAHUN 2013 diusulkan sebesar = Rp. 572,294 milyar KABUPATEN DAN KOTA YANG DITETAPKAN MENDAPATKAN DAK BIDANG KB TAHUN BERDASARKAN SURAT DIRJEN PERIMBANGAN KEUANGAN Nomor: S-821/PK/2012 TANGGAL 23 OKTOBER 2012 KABUPATEN DAN KOTA YANG DAPAT = 448 KAB DAN KOTA JUMLAH DAK BIDANG KB TAHUN 2013 disetujui sebesar = Rp. 442,869 milyar

25 REKAPITULASI PENGADAAN DAK BIDANG KB PLKB/PKB/ PPLKB/Kader
ALOKASI DAK BIDANG KB MENURUT MENU BERDASARKAN USULAN PROPOSAL TAHUN 2013 No. REKAPITULASI PENGADAAN DAK BIDANG KB Kegiatan Jumlah Sasaran Satuan 2013 Sasaran Unit Cost (juta) Kebutuhan Dana (juta) 1 Sepeda Motor 4.619 PPLKB 189 16 3.024 2 19.358 PKB/PLKB 3 Mobil Pelayanan KB 491 Kab/Kot 112,0 550 61.600,0 4 Mobil Penerangan KB 53,0 600 31.800,0 5 IUD KIT 23.500 Klinik 1.508 5,0 7.540,7 6 Implant Kit - 7 Obgyn Bed 2.387 13,2 31.506,6 8 BKB Kit 81.355 Kelompok 17.947 2,8 49.354,9 9 Notebooks 23.977 PLKB/PKB/ PPLKB 10 Public Address 6.626 Kecamatan 132 8,3 1.089,0 11 KIE Kit 70.473 PLKB/PKB/ PPLKB/Kader 16.813 3,9 64.730,1 12 Gudang Alat dan Obat Kontrasepsi Kab/Kota 80 138,6 11.088,0 13 Pembangunan/Renovasi Balai Penyuluhan KB Kec. Kec 1.799 132,0 ,0 14 Sarana Kerja Petugas Lapangan KB 4.787 13.164,3 15 Personal Computer 5) 19.878 5.448 11,0 59.928,0 Total Anggaran

26 ALOKASI DAK BIDANG KB MENURUT MENU BERDASARKAN JUKNIS DAK TAHUN 2013
No. REKAPITULASI PENGADAAN DAK BIDANG KB Kebutuhan Alokasi Dana Alokasi Khusus  Kegiatan Jumlah Sasaran Satuan 2013 Sasaran Unit Cost (juta) Kebutuhan Dana (juta) 1 Sepeda Motor 4.619 PPLKB 1.339 16 25, 2 19.358 PKB/PLKB 3 Mobil Pelayanan KB 491 Kab/Kot 27 550 13,201.00 4 Mobil Penerangan KB 34 600 22,809.97 5 IUD KIT 23.500 Klinik 3.562 5,0 17,134.22 6 Implant Kit 4.694 - 12,134.14 7 Obgyn Bed 4.450 9,0 40, 8 BKB Kit 81.355 Kelompok 11.148 2,5 25,897.59 9 Notebooks 23.977 PLKB/PKB/ PPLKB 10 Public Address 6.626 Kecamatan 1.579 8,0 12,615.82 11 KIE Kit 70.473 PLKB/PKB/ PPLKB/Kader 4.643 3,5 16,381.65 12 Gudang Alat dan Obat Kontrasepsi Kab/Kota 119 126,0 14,995.63 13 Pembangunan/Renovasi Balai Penyuluhan KB Kec. Kec 1.465 130,0 180,553.75 14 Sarana Kerja Petugas Lapangan KB 8.279 23,278.94 15 Personal Computer 5) 19.878 3.594 10,0 37,266.8 Total Anggaran 442,869.00

27 DAK BIDANG KB JAWA TENGAH

28 TREND PENERIMA & PAGU DAK JATENG 2008-2012

29 PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
10 KABUPATEN DAN KOTA MENDAPAT PAGU TERTINGGI DAN TERENDAH DAK BIDANG TAHUN 2013 di PROVINSI JAWA TENGAH (dalam juta) NO PROVINSI/KABUPATEN/KOTA ALOKASI DANA 10 TERENDAH 10 TERTINGGI 1 Kota Salatiga 652,580 Kab. Temanggung 1.387,630 2 Kota Magelang 701,430 Kab. Kebumen 1.282,190 3 Kota Tegal 733,610 Kab. Pati 1.231,730 4 Kota Pekalongan 770,790 Kab. Purworejo 1.229,590 5 Kab. Kudus 840,590 Kab. Cilacap 1.217,630 6 Kota Surakarta 850,580 Kab. Banyumas 1.173,910 7 Kab. Sukoharjo 951,380 Kab. Brebes 1.171,040 8 Kab. Wonogiri 963,450 Kab. Grobogan 1.145,970 9 Kab. Pemalang 974,030 Kab. Klaten 1.138,250 10 Kab. Boyolali 979,290 Kota Semarang 1.136,600

30

31 KAB/KOTA YG SUDAH TERPENUHI SEMUA MENUNYA ?

32 USULAN PERENCANAAN MENU
DAK BIDANG KB TAHUN 2014

33 USULAN MENU DAK TAHUN 2014 AKAN DIUSULKAN SEMUA KABUPATEN DAN KOTA UNTUK MENDAPATKAN DAK TAHUN 2014 (KECUALI PROVINS DKI); DIUSULKAN BEBERAPA MENU BARU YAITU : ALAT TEKNOLOGI TEPAT GUNA (ATTG) BAGI KELOMPOK UPPKS GEDUNG PUSAT PELAYANAN KELUARGA SEJAHTERA (PPKS) MOBIL FUNGSIONAL PENGANGKUT AKSEPTOR GENRE KIT

34 Terima Kasih !


Download ppt "Kepala Biro Perencanaan BADAN KEPENDUDUKAN DAN"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google