Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

PEMBENTUKAN FTA REGIONAL DAN BILATERAL DAN DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA PERDAGANGAN LUAR NEGERI INDONESIA Oleh*) : KASAN KEPALA PUSAT KEBIJAKAN PERDAGANGAN.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "PEMBENTUKAN FTA REGIONAL DAN BILATERAL DAN DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA PERDAGANGAN LUAR NEGERI INDONESIA Oleh*) : KASAN KEPALA PUSAT KEBIJAKAN PERDAGANGAN."— Transcript presentasi:

1 PEMBENTUKAN FTA REGIONAL DAN BILATERAL DAN DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA PERDAGANGAN LUAR NEGERI INDONESIA Oleh*) : KASAN KEPALA PUSAT KEBIJAKAN PERDAGANGAN LUAR NEGERI BADAN PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN PERDAGANGAN *) Disampaikan pada acara Knowledge Sharing-di BPPKP, Kementerian Perdagangan, Jakarta, Nopember 2010

2 OUTLINE PERKEMBANGAN RTAs DI PASAR GLOBAL
TREND PERDAGANGAN DI PASAR GLOBAL IMPLEMENTASI KERJASAMA FTA REGIONAL DAN BILATERAL INDONESIA FAKTA EMPIRIS KINERJA PERDAGANGAN LUAR NEGERI DENGAN NEGARA MITRA RTAs PENUTUP

3 PERKEMBANGAN RTAs DI PASAR GLOBAL

4 Evolution of Regional Trade Agreements

5 Regional Trade Agreements (RTAs) antar negara Berkembang Terus Bertambah
5

6 FTA Regional Utama EU FTAA Japan-Mexico EPA SAPTA MERCOSUR
NAFTA Population: million GDP: US$ trillion FTA Regional Utama JAPAN Population: 127 million GDP PPP: US$ 4.29 trillion EU Population: 491 million GDP: US$ trillion CHINA Population: billion GDP PPP: US$ trillion Japan-Korea-China FTA (under negotiation) FTA Canada – Chile 1997 FTA : Chile – Mexico 1999 FTA : USA – Chile 2004 FTA : USA – Singapore 2004 FTA : USA – Australia 2005 FTA : Mexico – Japan 2005 FTA : Chile – Brunei – NZ – Singapore 2006 Japan-Korea FTA (under negotiation) EU 25 countries Japan-Mexico EPA (signed agreement) expanding to Eastern Europe NAFTA U.S.A., Canada, Mexico EU-MEXICO FTA ASEAN-Japan Comprehensive Economic Partnership (AJCEP) ACP-EU Countries in Africa and the Caribbean (approx. 70 countries) expanding to Latin America Japan-Mexico EPA (signed agreement) under negotiation SAPTA Bangladesh, Bhutan, India, Maldives, Nepal, Pakistan, Sri Lanka Japan’s Bilaterals: Japan-Singapore EPA Japan-Philippines EPA Japan-Thailand EPA Japan-Malaysia EPA Japan-Indonesia EPA FTAA AFTA Indonesia, Malaysia, Philippines, Singapore, Thailand, Brunei, Vietnam, Laos, Myanmar, Cambodia (by 2005) MERCOSUR Argentina, Brazil, Paraguay, Uruguay India - ASEAN FTA ASEAN Population: million GDP: US$ billion China - ASEAN FTA Australia-New Zealand-ASEAN FTA Korea - ASEAN FTA Sumber : CIA Factbook

7 FTA Regional di Beberapa Kawasan
EU NAFTA ASEAN - China ASEAN - Korea ASEAN - India COMESA ASEAN - ANZ MERCOSUR SACU

8 Keterangan: FTA Negara Maju – Berkembang FTA antar Negara Maju FTA Negara Maju – Negara Berkembang mendominasi kerjasama perdagangan dunia.

9 FTA Regional dan Bilateral di Kawasan Asia Pasifik
APEC United States Canada Mexico CAFTA-DR Costa Rica, Guatemala, El Salvador, Honduras, Nicaragua & Dominican Republic ANZCERTA Australia New Zealand ASEAN (AFTA) Brunei Philippines Vietnam Malaysia Thailand Singapore Indonesia China, Korea Japan Bangkok Laos Cambodia Myanmar Bangladesh Sri Lanka Bhutan Nepal Maldives Pakistan SAFTA Peru Chile India NAFTA Sumber: Kati Suominen, 2008 9

10 ASEAN DALAM PERDAGANGAN GLOBAL

11 Launch of negotiations
Beberapa FTA Regional dan Bilateral yang Sedang Dinegosiasikan RTA Name RTA status Launch of negotiations Australia - China Early announcement-Under negotiation 23-May-2005 Australia - Gulf Cooperation Council (GCC) 30-Jul-07 Australia - Malaysia 19-May-2005 Bay of Bengal Initiative on Multi-Sectoral Technical and Economic Cooperation (BIMSTEC) 07-Sep-04 Canada - CARICOM 19-Jul-07 Canada - Dominican Republic 07-Jun-07 Canada - El Salvador - Guatemala - Honduras - Nicaragua 21-Nov-2001 Canada - Singapore 21-Oct-2001 China - Norway 18-Sep-08 EC - India 28-Jun-07 EC - Ukraine 18-Feb-08

12 Launch of negotiations
Beberapa FTA Regional dan Bilateral yang Sedang Dinegosiasikan (lanjutan) RTA Name RTA status Launch of negotiations EFTA - Hong Kong, China Early announcement-Under negotiation 18-Jan-10 EFTA - India 06-Oct-2008 EFTA - Peru 04-Jun-07 EFTA - Ukraine 21-Apr-09 EU - Canada 06-May-2009 Japan - Australia  01-Apr-07 Japan - Gulf Cooperation Council (GCC) 01-Sep-06 Japan - India  01-Jan-07 Japan - Korea, Republic of 01-Dec-2003 Korea, Republic of - Canada 15-Jul-05 Korea, Republic of - EC 06-May-2007 Korea, Republic of - India 07-Feb-06 Korea, Republic of - Mexico Ukraine - Singapore 08-May-2007 Sumber: WTO, 2010

13 2. TREND PERDAGANGAN DI PASAR GLOBAL

14 PETA PERDAGANGAN DUNIA MENGALAMI PERGESEARN
Growth of World Total Trade by Region Share of World Total Trade by Region Sumber: WTO dan IFS (diolah) World Trade Organization (WTO) memperkirakan pertumbuhan volume perdagangan dunia naik 9.5% pada 2010. Pangsa perdagangan dunia mengalami pergeseran dari kawasan Eropa dan Amerika Utara ke Asia

15 Ekspor dari Kawasan Asia ke Dunia Meningkat
Pangsa Ekspor Menurut Kawasan Penurunan ekspor dunia pada 2009 dipengaruhi oleh merosotnya permintaan dunia yang diikuti oleh finansial global yang dimulai sejak akhir kuartal III 2008. Sumber: WTO dan IFS (diolah)

16 Pangsa Impor Dunia dari Kawasan Asia Meningkat
Import Share by Region Source: WTO and IFS (calculated)

17 Pangsa GDP Dunia Menurut Kawasan
Ada Korealasi Yang Signfikan antara Perubahan Pangsa GDP Dunia dengan Peningkatan Jumlah RTA Pangsa GDP Dunia Menurut Kawasan Jumlah RTA Dunia

18 Pangsa Perdagangan Total Dunia Menurut Kawasan
Terdapat Korelasi antara Perubahan Pangsa Perdagangan Dunia dan Peningkatan Jumlah RTA Pangsa Perdagangan Total Dunia Menurut Kawasan Jumlah RTA Dunia

19 3. IMPLEMENTASI KERJASAMA FTA REGIONAL DAN BILATERAL INDONESIA

20 FTA Dalam Kerangka Regional (ASEAN dan ASEAN Mitra)
No. FTA’s Penanda-tanganan Entry into Force Coverage Cakupan Tarif 1 ASEAN Economic Community 20 November 2007 AEC 2015 Komprehensif ASEAN-CEPT: ± 98% dari pos tarif 2 ASEAN – Korea 24 Agustus 2006 1 Juli 2007 Korea: Menghapuskan semua pos tarif Normal Track selambat-lambatnya 1 Jan 2010. ASEAN-6 •     Normal Track dihapuskan paling lambat 1 Jan (flexibilitas <5% pos tarif NT dihapuskan paling lambat 1 Jan 2012 Sensitive Track Batas maksimum jumlah pos tarif dalam Sensitive Track ASEAN 6 & Korea adalah 10% dari total pos tarif.

21 Lanjutan No. FTAs Penanda-tanganan Entry into Force Coverage
Cakupan Tarif 3 ASEAN – Jepang 1 Maret 2008 (Indonesia EIF 1 Jan 2010, dalam tahap proses ratifikasi) Komprehensif Sensitive Track (ST) - 8% dari total pos tarif 6 digit dan nilai dagang. 4 ASEAN – Australia – New Zealand 27 Februari 2009 Direncanakan 1 Januari 2010 Entry Into Force 1 Januari 2010: 90% pos tarif NZ dan 91.77% pos tarif Australia akan dihapuskan tarifnya pada tahun 2010 90.23% pos tarif Indonesia akan dihapuskan tarifnya pada tahun 2015 5 ASEAN – India 13 Agustus 2009 Perdagangan Barang (perundingan jasa dan investasi sedang dilakukan) Pada tahun 2016 (berakhirnya Normal Track): 42.56% pos tariff Indonesia akan dihapuskan tarifnya 79.35% pos tariff India akan dihapuskan tarifnya

22 TAHAPAN PENGHAPUSAN TARIF BEA MASUK
6. ASEAN – China FTA ASEAN-China FTA ditandatangani pada 29 November 2004 dan mulai berlaku efektif 1 Juli 2005. TAHAPAN PENGHAPUSAN TARIF BEA MASUK Tahap I: Early Harvest Program (EHP) Chapter 01 sampai dengan Chapter 08 yaitu: Binatang hidup, Ikan, Dairy product, Tumbuhan, Sayuran, dan buah-buahan. Kesepakatan Bilateral (produk spesifik) antara lain kopi, Minyak Kelapa/CPO, Coklat, barang dari karet, dan perabotan Tarif akan menjadi 0% pada tahun 2006 Tahap II: Normal Track I dan II - Normal Track I Tarif akan menjadi 0% pada tahun 2010 - Normal Track II Tarif akan menjadi 0% pada tahun 2012

23 TAHAPAN PENGHAPUSAN TARIF BEA MASUK (lanjutan)
Tahap III : Sensitive / Highly Sensitive List - Sensitive List : Tahun 2012 = max 20% ; Pengurangan menjadi 0-5% pada tahun 2018 dengan 304 Produk (HS 6 digit) antara lain Barang Jadi Kulit: tas, dompet; Alas kaki : Sepatu, Casual, Kulit; Kacamata; Alat Musik; Tiup, petik, gesek; Mainan: Boneka; Alat Olah Raga; Alat Tulis; Besi dan Baja; Spare part; Alat angkut; Glokasida dan Alkaloid Nabati; Senyawa Organik; Antibiotik; Kaca; Barang-barang Plastik. Highly Sensitive List : Tahun 2015 tarifnya maksimum 50% dengan 47 Produk (HS 6 digit), yang antara lain terdiri dari Produk Pertanian, seperti Beras, Gula, Jagung dan Kedelai; Produk Industri Tekstil dan produk Tekstil (ITPT);Produk Otomotif; Produk Ceramic Tableware.

24 7. Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJ-EPA)
IJ-EPA ditandatangani oleh Presiden RI dan Perdana Menteri Jepang pada 20 Agusutus 2007 di Jakarta, dan mulai berlaku efektif sejak 1 Juli 2008.

25 SCOPE OF IJEPA:Three Pillars of the IJEPA
Cooperation: a distinctive feature of the EPA is that Japan and Indonesia have agreed to cooperate in many areas beyond just trade and that Japan will commit substantial resources to capacity-building activities for Indonesia. Liberalization: reduction or removal of border and behind the border obstacles to trade (simplified licensing and business regulations) Facilitation: improved cooperation & transparency in various areas: customs procedures, competition policy, IPR, etc.

26 IJEPA is Comprehensive and WTO plus
Trade in Goods Trade in Services Rules of Origin Investment Improvement of Business Confidence Trade is Services Movement of Natural Persons Energy and Mineral Resources Customs Procedures IPR Competition Policy Technical Cooperation and Capacity Building General Provisions Government Procurement

27 IJEPA Modality Exclusion List Phased Elimination
(Tariff elimination to 0% within 3-10 years) Fast Track (Immediately enacted after the agreement implemented) Cover 93% from entirety tariff line (92% of Japan export value to Indonesia) Cover more than 90% from entirety tariff line (99% of Indonesian export value to Japan) Japan Tariff line = 9275 tariff line Indonesia Export to Japan 2006 = US$ 21 billion Indonesia Tariff line = tariff line Japan Export to Indonesia 2006 = US$ 5,5 billion

28 Tahapan Pembentukan dan Pelaksanaan FTA
Adanya dasar hukum pelaksanaan Joint Feasibility Study FTA Joint Annoucement tentang kesepakatan melakukan scoping studies of a Free Trade Agreement (FTA) yang ditandatangani oleh H.E President Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri John Howard pada 27 Juli 2007. Indonesia dan Chile sepakat melakukan studi kelayakan FTA bilateral pada bulan November 2008. Pelaksanaan Joint Feasibility Study Indonesia – EFTA: Joint Study Group Comprehensive EFTA-Indonesia Trade Agreement (CEITA) telah selesai pada tahun 2007 Indonesia – Australia: Joint Study Group Indonesia-Australia Free Trade Agreement (IAFTA) telah selesai pada bulan Maret 2009 Indonesia – India: Joint Study Group Comprehensive Economic Cooperation Agreement (CECA) telah selesai pada bulan September 2009 Indonesia – Chile: Indonesia dan Chile telah menyelesaikan studi kelayakan pembentukan FTA pada bulan November 2009

29 Tahapan Pembentukan dan Pelaksanaan FTA (lanjutan.........)
Kesepakatan Negosiasi Pembentukan FTA dengan Negara Mitra Proses Negosiasi Penanda Tanganan FTA Implementasi FTA Fast Track/Early Harvest Program Normal Track Sensitive List High Sensitive List Exclusions List KERJASAMA FTA BILATERAL YANG AKAN MULAI DINEGOSIASIKAN: COMPREHENSIVE ECONOMIC PARTNETSHIP AGREMENT INDONESIA-EFTA 2. INDONESIA-AUSTRALIA ECONOMIC PARTNERSHIP AGREEMENT (I-AEPA)

30 Prioritas Nasional Perdagangan Luar Negeri
Arah kebijakan perdagangan luar negeri dalam lima tahun ke depan adalah “Meningkatkan daya saing produk ekspor nonmigas untuk mendorong peningkatan diversivikasi pasar tujuan ekspor serta peningkatan keberagaman, kualitas, dan citra produk ekspor”. Adapun strategi yang perlu dilakukan selama periode 2010 – 2014 adalah: Meningkatkan produk Mendorong ekspor produk kreatif dan jasa

31 Prioritas Nasional Perdagangan Luar Negeri (lanjt.)
Mengupayakan diversivikasi pasar ekspor agar tidak bergantung pada negara tertentu dan mengupayakan melakukan ekspor pada negara tujuan akhir dimana produk akan dikonsumsi. Mendorong pemanfaatan berbagai preferensi perdagangan dan kerjasama perdagangan internasional yang lebih menguntungkan kepentingan nasional. Mendorong pengembangan Memperkuat kelembagaan

32 Arah Kebijakan Kementerian Perdagangan Menghadapi Persaingan Global
Arah kebijakan pembangunan Perdagangan Nasional ke depan secara konsisten akan mengacu kepada arah pembangunan dalam RPJMN Arah kebijakan perdagangan dapat dijabarkan menjadi pokok-pokok pikiran sebagai berikut: Mengembangkan kebijakan dan diplomasi perdagangan di fora internasional dengan senatiasa menjaga kepentingan nasional. Integritas wilayah dan pengamanan kekayaan SDA nasional. Menjaga pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. Menurunnya kesenjangan kesejahteraan antarkelompok masyarakat dan antar daerah. Memantapkan nilai – nilai baru yang positif dan produktif dalam rangka memantapkan budaya dan karakter bangsa. Menata kelembagaan perdagangan yang mendorong prakarsa masyarakat dalam kegiatan perekonomian.

33 4. FAKTA EMPIRIS KINERJA PERDAGANGAN LUAR NEGERI DENGAN NEGARA MITRA RTAs

34 Trade Restrictiveness Index (2006-2008 terbaru)
Sumber: World Trade Indicator 2008, World Bank Perdagangan Indonesia lebih liberal dibandingkan dengan India, Jepang, Malaysia, Korea jika dilihat berdasarkan Overall Trade Restrictiveness Index (OTRI).

35 Trade Dependence Index
Notes: The trade dependence index, also termed the openness index, measures the ratio of international trade (export and import) to the total value of net output (gross domestic product or GDP). Source: Statistics Indonesia (processed)

36 Percentage Distribution of GDP by Expenditure
Source: World Bank and BPS The role of Household consumption and foreign trade (export and import), and investment (PMTB) are more important sector in contribution to the GDP by expenditure.

37 EKSPOR NON MIGAS INDONESIA DENGAN NEGARA MITRA FTA MENINGKAT SELAMA 5 TAHUN TERAKHIR
Sumber: BPS diolah Puska Daglu, BPPKP Pangsa ekspor non migas Indonesia ke negara-negara mitra FTA yaitu ASEAN, Jepang, Korsel dan RRT meningkat dari 46% pada tahun 2005 menjadi 52,5% pada tahun 2010 (Januari-Agustus).

38

39 INDEKS NILAI EKSPOR NON MIGAS
Sumber: BPS (Diolah) Indeks nilai ekspor non migas ke negara mitra FTA terutama RRT, Korea Selatan, Thailand dan Malaysia meningkat pesat setelah krisis global 2009, sedangkan ke Singapura dan Jepang bergerak lamban.

40 INDEKS PANGSA EKSPOR NON MIGAS
Sumber: BPS (Diolah) Peranan RRT dan Korea Selatan sebagai mitra dagang terus meningkat, demikian pula India. Sementara peranan Amerika Serikat, Singapura, Belanda dan Australia terus menurun.

41 INDEKS NILAI IMPOR NON MIGAS
*) Jan-Agst Sumber: BPS (diolah)

42 Realisasi Pemanfaatan SKA Meningkat
Menunjukkan FTA Membawa Manfaat Bagi Eksportir

43 5. PENUTUP Selama 60 tahun terakhir, jumlah RTAs terus bertambah, terutama antar sesama negara berkembang (south-south) Kawasan Asia mengalami peningkatan jumlah RTAs yang signifikan selama lima tahun terkahir, yang diikuti oleh meningkatanya peranan kawasan tsb dalam perdagangan global. Peranan Kawasan Asia dalam perdagangan dunia (ekspor dan impor ) terus meningkat, sementara kawasan Eropa dan Amerika Utara menurun. Indeks keterbukaan perdagangan Indonesia selama satu dekade masih relatif rendah yaitu berkisar antara 0,54 – 0,40, namun demikian secara absolut nilai perdagangan luar negeri terus meningkat selama satu dekade tersebut. Implementasi RTAs Indonesia telah meningkatkan pangsa perdagangan (non migas) dengan negara mitra RTAs . Pemanfaatan RTAs baik Regional maupun Bilateral masih perlu ditingkatkan (Rata-rata 32,4% selama Jan-Sep 2010) melalui sosialisasi atau diseminasi kepada pelaku usaha (eksportir).

44 TERIMA KASIH


Download ppt "PEMBENTUKAN FTA REGIONAL DAN BILATERAL DAN DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA PERDAGANGAN LUAR NEGERI INDONESIA Oleh*) : KASAN KEPALA PUSAT KEBIJAKAN PERDAGANGAN."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google