Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Dodik Sanjaya Balai Pengembangan Pendidikan Khusus

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Dodik Sanjaya Balai Pengembangan Pendidikan Khusus"— Transcript presentasi:

1 Pengembangan Model Terapi Sensori Integrasi (SI) pada Anak Berkebutuhan Khusus
Dodik Sanjaya Balai Pengembangan Pendidikan Khusus Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah

2 Sensori Integrasi…? Sensori Integrasi merupakan suatu proses neurologi dalam mengatur dan menterjemahkan input sensori, untuk dapat memberikan respon sesuai dengan input tersebut.  Konsep Sensori Integrasi merupakan karya yang dikembangkan oleh A. Jean Ayres, PhD. OTR seorang Occupational Therapist.

3 Disfungsi Sensori Integrasi..?
Dikarenakan adanya gangguan dalam fungsi otak yang menghambat kemampuan mengatur dan menterjemahkan informasi sensori motor. Mungkin menjadi sebagai penyebab dari adanya masalah seperti kesulitan bicara, kesulitan konsentrasi, kekacauan social-emosional, gangguan perilaku dan masalah-masalah lain. 

4 Dalam Terapi SI, anak akan dituntun untuk melakukan aktivitas yang menantang kemampuannya dalam memberikan respon yang sesuai terhadap input sensori yang diterimanya.

5 MASALAH SENSORI INTEGRASI

6 Gangguan Vestibular (keseimbangan)
Tidak bisa diam Menolak diberikan aktivitas keseimbangan Melompat – lompat pada situasi yang tidak tepat Menolak naik lift/escalator Selalu bergerak Menolak digendong/diayun Memanjat-majat (lemari, teralis, dll) Tidak mau bermain prosotan/ ayunan/ flying fox Waspada saat memasuki ruangan baru Berputar-putar, tidak merasa pusing Tidak nyaman dengan lingkungan yang asing dan banyak tantangan, seperti dilantai 2

7 Gangguan Taktil (raba)
Menempel-nepel orang Tidak mau dipeluk/ digendong Tidak mau ditinggal orang yang dikenal Tidak mau main sesuatu yang bertekstur (lem, pasir, handpainting, adonan kue, dll) Merobek-robek kertas Tidak menyukai baju baru/ label baju dibelakang leher Menjambak teman Tidak menyukai mandi shower/ diguyur air sampai kena mata Menabrak-nabrakkan badannya ke lingkungan Tidak menyukai jalan tanpa alas kaki, misalnya di rumput Stimuli diri dengan hand flapping/ main jari/ mengibas-ngibaskan rambut Tidak menyukai makan pakai tangan Jalan menyeret Jalan jinjit

8 Gangguan Proprioseptif (sendi)
Melempar bola terlalu berlebih Lemah saat melempar bola Melempar bola cenderung diantar Melempar bola cenderung asal Tulisan dikertas terlalu menekan Tulisan dikertas tipis Terlalu evoria dengan menghentak-hentak kaki ke lantai Tidak mau melompat Terlalu membutuhkan stimulasi cengkeraman, gemes, menjambak Memegang benda mudah lepas

9 Gangguan Visual (penglihatan)
Melihat dari sudut pandang mata Belum ada kontak mata Melihat sesuatu lama (misal kipas angin, benda berputar, dll) Tidak ada konsentrasi Kecepatan mata bergerak kurang Scanning mata kurang terlatih Cenderung maunya stimulus yang sama dalam tugas Tidak bisa bertahan lama dalam mengerjakan sesuatu tugas Kurang bereaksi dalam stimuli visual Tidak mau difoto

10 Gangguna Auditory (pendengaran)
Sensitifitas pendengaran kurang Menutup kuping saat mendengar nada, frekwensi, pich ttt yang mengganggu Mendengar musik atau suara dengan keras Tidak menyukai suara keras Bersuara-suara untuk membuat keributan, bergumam, berbahasa planet, dll Tidak menyukai keramaian Cenderung cuek dengan nada suara tinggi sekalipun, nampak tidak memperhatikan instruksi Cemas saat berhadapan dengan orang lain yang mempunyai suara nada tinggi

11 Gangguan Olfaktory (penciuman)
Makan lama, diemut Makan tidak dikunyah, langsung ditelan Menyukai makanan yang bertekstur (kuah, dll) Tidak menyukai tekstur makanan Makan dicium dulu Cenderung tidak menyukai makanan yang berbau menyengat Membutuhkan gigitan, menggingit pensil, menggigit orang, menggigit kuku, dll Tidak menyukai gigitan, gigi jarang digunakan untuk mengunyah Gigi cenderung terlalu kuat sehingga menggigit apa saja Gigi jelek akiat tidak digunakan untuk mengunyah Saat sikat gigi cenderung digigit Tidak mau sikat gigi

12 MODEL TERAPI sensori integrasi

13 Model Terapi Hiperaktifitas
Dilempar bola/pengalihan Sandwich (digulung) Joint compresion/penekanan sendi Ambil pegboard (besar)  bolak-balik Instruksi tegas Dihempaskan ke kolam bola Merangkak diterowongan

14 Model Terapi Vestibular (keseimbangan)
Berayun diayunan/selimut/hammock Berjalan dipapan titian Naik turun tangga Perosotan/meluncur Melompat-lompat ditrampolin Bermain jungkat-jongkit Berayun di T-swing Duduk dibola Bobath

15 lanjutan… Berguling dimatras Naik skuter, skateboard
Main lompat tali di tempat yang rendah Tummy down head up

16 Model Terapi Tactile (raba)
Dorong anak untuk menggosok tekstur yang berlainan (kasar-halus) ; amplas, kain, handuk. Bermain air Finger painting Bermain pasir Berjalan pada alas bergradasi tanpa alas kaki Brushing (kecuali kepala, dada, perut, leher, paha dalam, wajah, ketiak)

17 lanjutan… 7. Bermain dengan binatang peliharaan 8. Memakai karton sebagai pakaian 9. Tempat sembunyi-sembunyian; handuk, selimut, sprei dll 10. Menggigit tangan/manipulasi jari  bandage/kasih aroma;rasa

18 Model Terapi Propioceptive (sendi)
Membawa beban; rompi beban Mendorong dan menarik sesuatu (handuk, tembok) Berayun dengan kedua tangan Menekan persendian atau bagian tubuh/joint compression. Gulung/sandwich Ditindih dengan matras/bola bobath Ditumpuk dengan bantal

19 lanjutan… Dihempaskan ke kolam bola Merangkak Sepeda statis
Permainan kepiting (Hermit crab) – berkeliling ruangan Meremas sendi Aktifitas menuang – cangkir ke cangkir Menbuka pintu Menangkap bola besar Lompat kodok

20 Model Terapi Visual (penglihatan)
Gunakan lampu senter; mainan senter Membangun menara dari balok Aktifitas menggunting Bermain puzzle Pola jahit; memasukkan tali ke lubang Membuat bentuk dengan berbagai material (pasir, playdough, benang, tanah liat) Bermain pegboard Aktifitas maze atau menghubungkan titik-titik

21 Model Terapi Auditory (pendengaran)
Lihat mata anak ketika anda berbicara dengannya. Bicara dengan bahasa yang simpel Bantu anak komunikasi dengan jelas Tunggu respon anak untuk menjawab/mengutarakan pikiran Gunakan reward sosial; senyuman Gunakan gesture/bahasa tubuh Menjadi pendengar aktif Radiotape, timbal, gong, marakas

22 Model Terapi Oromotor Sensori
Aplikasi meniup (lilin, kertas) Aplikasi mengunyah (sikat karet) Aplikasi menggigit Aplikasi menyedot (dengan sedotan) Ekspresi wajah Menirukan bunyi vokal (a,I,u,e,o)

23 Model Terapi Motor planning
Disdiadokinesia Gerakan motor planning Meloncat ritmis Bermain tic tac toe Aktifitas halang rintang Merangkak sambil bermain Masuk terowongan Aktifitas jongkok berdiri

24 lanjutan… Melompat dari atas meja Berjalan meniru binatang
Melompat sambil bernyanyi Melepas dan memakai pakaiannya sendiri

25 Model Terapi Body Awardness
Memasuki terowongan Digulung dengan karpet Ditindih dengan bantal besar Dikurung dalam tong Dihempaskan ke kolam bola Berguling Aktifitas jungkir balik

26 Model Terapi Koordinasi Bilateral
Bermain bola Bermain balon Aktifitas tepuk tangan Naik sepeda statis Aktifitas lempar tangkap bola/lempar beanbag Pola jahit Memukul/mendribel bola Rolling pin fun (menggulung adonanan donat)

27 lanjutan… Menari dengan pita Mengocok telur/adonan
Aktifitas lompat tali Memasang melepas skrup Bermain drum (panci, ember, kaleng biskuit)

28 Gangguan Ketrampilan Menulis
Anak memiliki “death grip”. Anak menghapus tulisan, menyebabkan kertas berlubang. Anak memegang atau menekan pensil terlalu lemah sehingga tulisan tidak begitu jelas. Anak tidak mampu mengkopi tulisan dari papan tulis dengan akurat. Anak kesulitan untuk membentuk huruf atau bentuk geometris. Tulisan anak naik turun, atau tidak beraturan.

29 Model Terapi Ketrampilan Menulis
Gunakan alat bantu, memegang dengan berbagai cara. Gunakan penghapus yang lembut, koreksi posisi duduk (terlalu fleksi). Gunakan pensil yang lunak/keras, meja dibuat miring, koreksi posisi duduk. Minta anak mengkopi tulisan dari kertas di mejanya

30 lanjutan… Sediakan kaca bening, anak duduk berseberangan dengan terapis, meniru tulisan dikaca. Gunakan kertas bergaris yang timbul, atau dengan pengulangan hingga benar. Menebalkan tulisan, menggunakan kertas bergaris 2-3.

31 Problem Perilaku

32 Jeritan & Tempramen Cari sebab (pengalaman yang ada)
Toko  memindahkan anak secepat mungkin Rumah  diabaikan hingga berhenti Tempatkan pada ruangan yang aman Gunakan pemahaman kata-kata Berikan perhatian dan reward

33 Pengrusakan Berikan ruangan khusus
Mengarahkan pada aktifitas konstruktif Penanaman pengertian

34 Tindakan Memalukan Kata “ TIDAK” Kata “JANGAN SENTUH” dll
Selalu tunjukkan kesenangan dan ucapan terima kasih  berjalan lancar

35 Tidak Suka Perubahan Atur jadwal Tempatkan semua pada tempatnya
Berikan dengan menyenangkan Gunakan kegiatan yang rutinitas Kompromi  Halus tapi tegas

36 Kesulitan Makan Sebab  Gangguan otot mengunyah Kebiasaan makan
Rubah tekstur makanan Berikan makan hanya pada jam makan Berikan suplemen vitamin (bila perlu) Perkenalkan makanan baru

37 Ketakutan Cari sebab (pengalaman) Berikan hal yang disukai = ditakuti
Dibujuk menghadapi ketakutan  hilang Pengalihan perhatian Penanaman pemahaman

38 Kurang Sensitif terhadap Bahaya
Perkenalkan dan mengajari Perlindungan fisik anak/lingkungan Taruh benda ditempat yg tidak terjangkau Kunci sumber bahaya Ajarkan disiplin dan menaati aturan

39 Visual Peraga Model Terapi

40

41

42

43

44

45

46

47

48

49

50

51

52

53

54

55

56

57 TERIMA KASIH SEMOGA BERMANFAAT


Download ppt "Dodik Sanjaya Balai Pengembangan Pendidikan Khusus"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google