Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Perumusan Masalah Penelitian

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Perumusan Masalah Penelitian"— Transcript presentasi:

1 Perumusan Masalah Penelitian
Sekolah Tinggi Ilmu Statistik METODE PENELITIAN Semester Ganjil 2013/14 Pertemuan 3: Perumusan Masalah Penelitian KERANGKA KERJA TEORI & OPERASIONAL, IDENTIFIKASI PEUBAH DAN HIPOTESA Oleh : Puguh B. IRAWAN 3SE2 (Selasa, Sesi 1, R. 255) 3SE3 (Kamis, Sesi 1, R.265) Jakarta, 21 Oktober 2013 – 6 Februari 2014 STIS-Metode Penelitian-Puguh Irawan

2 Merancang Kerangka Kerja Teori (Theoretical Framework)
Penyusunan kerangka kerja teori umumnya berdasarkan kajian pustaka (literature review) tentang topik riset/masalah penelitian yang diminati: → Kajian pustaka → “never-ending research task” → pentingnya menentukan batasan dg mengkaji tulisan yg berkaitan dg tema-tema yang akan dicakup dlm topik riset → dari hasil kajian pustaka ini, topik yg akan diteliti umumnya memiliki dasar teori yg telah dikembangkan sebelumnya. → perlu diringkas atas dasar berbagai tema utama dan teori, dan dijelaskan ttg persamaan2 & perbedaan2nya menurut pengarangnya. → juga identifikasikan pertanyaan2 yang tidak terjawab. Semua aspek tersebut dijadikan sebagai basis dalam penyusunan kerangka teori dari riset topik yang diminati. STIS-Metode Penelitian-Puguh Irawan

3 Merancang Kerangka Kerja Teori (Theoretical Framework)
Kerangka kerja teori bisa diajukan berdasarkan: Kerangka kerja teori yang telah ada. Kerangka kerja teori baru, atau hasil modifikasi dari teori yang telah ada sebelumnya. → “evolving process”: baca beberapa tulisan yg relevan ttg topik riset. → rancang kerangka kerja teori sederhana. → baca & kaji literatur lainnya → sempurnakan kerangka kerja teori. Contoh: “Hubungan antara Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan Manusia” → pertumbuhan ekonomi (economic growth): teori, tren, indikator pengukuran, faktor2 yg pengaruhi pertumbuhan ekonomi, dll. → pembangunan manusia (human development): faktor2nya, tren. → hubungan antara pertumbuhan ekonomi & pembangunan manusia: teori- teori yg diajukan utk menjelaskan hubungan ini, implikasi dari hubungan ini. STIS-Metode Penelitian-Puguh Irawan

4 Pembangunan manusia (pendidikan, kesehatan & nutrisi)
Kerangka kerja teori: HUBUNGAN ANTARA PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PEMBANGUNAN MANUSIA Kualitas SDM Kesempatan kerja Investasi Pemerintah di bidang pembangunan sosial (pendidikan, kesehatan, jaminan sosial) Pembangunan manusia (pendidikan, kesehatan & nutrisi) Pertumbuhan Ekonomi Kesempatan kerja Tingkat pendapatan – pengeluaran rumahtangga (pemenuhan kebutuhan pangan, pendidikan & kesehatan) STIS-Metode Penelitian-Puguh Irawan

5 Merancang Kerangka Kerja Operasional (Conceptual Framework)
Kerangka kerja operasional diturunkan dari kerangka kerja teori. Biasanya fokus pada sebagian dari kerangka kerja teori. → kerangka kerja teori: memuat teori-teori atau isu-isu umum yg berkaitan secara relevan dg topik riset yang diminati. → kerangka kerja operasional: menguraikan aspek-aspek yg dipilih dari kerangka kerja teori untuk dijadikan basis dari topik riset tsb. → kerangka kerja operasional: BASIS DARI MASALAH PENELITIAN. → Pada contoh kerangka kerja teori tentang “Hubungan antara Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan Manusia”, misalnya topik riset atau masalah penelitian akan fokus terhadap “Dampak Krisis Ekonomi terhadap Kemiskinan dan Pembangunan Manusia”. STIS-Metode Penelitian-Puguh Irawan

6 Kerangka kerja operasional: DAMPAK KRISIS EKONOMI TERHADAP KEMISKINAN DAN PEMBANGUNAN MANUSIA
Kualitas SDM Kesempatan kerja Investasi Pemerintah di bidang pembangunan sosial (pendidikan, kesehatan, jaminan sosial) Pembangunan manusia (pendidikan, kesehatan & nutrisi) Krisis Ekonomi Pertumbuhan Ekonomi Kesempatan kerja Tingkat pendapatan – pengeluaran rumahtangga (pemenuhan kebutuhan pangan, pendidikan & kesehatan) Harga, Daya Beli Tingkat pendapatan rumahtangga. Kemiskinan absolut STIS-Metode Penelitian-Puguh Irawan

7 Identikasi PEUBAH (variable): KONSEP, INDIKATOR DAN PEUBAH
Ketika KONSEP digunakan dlm suatu studi penelitian, maka konsep tsb harus dioperasionalkan untuk bisa diukur. Melalui proses mengidentifikasikan INDIKATOR – suatu kriteria yang merefleksikan konsep tsb, yang kemudian dpt dikonversikan menjadi PEUBAH. Konsep Indikator Peubah Definisi Kaya Pendapatan Aset yang dimiliki Pendapatan sebulan Nilai total aset (rumah + tanah + kendaraan bermotor + tabungan & investasi <Rp. 2 juta: miskin; ≥Rp. 2 juta: kaya. <Rp. 10 juta: miskin; ≥Rp.10 juta: kaya. Pencapaian akademik yang tinggi Rata2 nilai ujian Rata2 nilai akhir Persentase nilai Jika >75% Jika >80% Efektivitas program kartu sehat Jumlah pasien Perubahan pada angka kesakitan Perubahan pada angka kematian Perubahan pada status gizi anak Jumlah pasien yang dirawat selama sebulan/setahun % pasien sakit per 1000 penduduk Angka Kematian Kasar (CBR & ASDR) Berat badan balita menurut umur Perbandingan peubah antara kondisi saat ini dan sebelum program dilaksanakan. Pencapaian indikator/peubah dibandingkan dengan target yang telah ditentukan sebelumnya. STIS-Metode Penelitian-Puguh Irawan

8 Identikasi PEUBAH (variable): JENIS-JENIS PEUBAH
Peubah dapat diklasifikasikan dlm 3 cara yang berbeda: Dari sudut hubungan sebab-akibat (causal relationship): independent variables, dependent variables, intervening variables, dan extraneous variables. Dari rancangan studi (study design): active variables dan attribute variables. Dari unit pengukuran (unit of measurement): Quantitative variables Qualitative variables Continuous variables Categorical or discrete variables (constants, dichotomies & polytomies). STIS-Metode Penelitian-Puguh Irawan

9 Identikasi PEUBAH (variable): JENIS-JENIS PEUBAH DARI SUDUT HUBUNGAN SEBAB-AKIBAT
Dalam studi untuk meneliti suatu hubungan atau asosiasi sebab- akibat (causal relationship or association), terdapat 4 jenis peubah: Peubah perubahan (change variables), yang bersifat membawa perubahan dari suatu fenomena; Peubah hasil (outcome variables), sbg akibat dari suatu peubah perubahan; Peubah2 yg mempengaruhi hubungan antara peubah sebab & akibat; Peubah penghubung (connecting/linking variables), pada situasi tertentu diperlukan utk melengkapi hubungan antara peubah sebab & akibat. STIS-Metode Penelitian-Puguh Irawan

10 Identikasi PEUBAH (variable): JENIS-JENIS PEUBAH
Jenis-jenis Peubah dalam suatu hubungan sebab-akibat CAUSE Connecting or linking variables EFFECT Change variables Outcome variables Variables that affect the relationship Dalam istilah riset, → change variables = independent variables → outcome/effect variables = dependent variables → unmeasured variables & variables that link a cause & effect relationship are called as intervening variables. STIS-Metode Penelitian-Puguh Irawan

11 Identikasi PEUBAH (variable): JENIS-JENIS PEUBAH
Independent variable: penyebab yang dianggap bertanggung- jawab thd terjadinya perubahan dari fenomena/situasi. → juga disebut explanatory variable – peubah yg menjelaskan Dependent variable: hasil/akibat dari perubahan pada independent variables → juga disebut sbg peubah yang akan dijelaskan. Extraneous variables: faktor-faktor lain yang ada dlm situasi kehidupan nyata dan mempengaruhi independent variable. → dapat mengurangi atau meningkatkan besarnya hubungan antara independent & dependent variables Intervening variables: terkadang disebut confounding variable, yang mengkaitkan independent & dependent variables. → Dlm situasi tertentu, hubungan keduanya tidak dapat dijelaskan tanpa intervensi dari peubah lain. STIS-Metode Penelitian-Puguh Irawan

12 Affect the relationship
INDEPENDENT, DEPENDENT AND EXTRANEOUS VARIABLES IN A CAUSAL RELATIONSHIP BETWEEN SMOKING AND CANCER SMOKING (assumed cause) As INDEPENDENT VARIABLE CANCER (assumed EFFECT) As DEPENDENT VARIABLE Affect the relationship Age of the person Extent of his/her smoking duration of smoking Extent of daily exercise Dietary habits Etc. As EXTRANEOUS VARIABLES STIS-Metode Penelitian-Puguh Irawan

13 The extent of the contraceptive use
INDEPENDENT, DEPENDENT, EXTRANEOUS and INTERVENING VARIABLES IN A CAUSAL RELATIONSHIP BETWEEN MORTALITY & FERTILITY MORTALITY as INDEPENDENT VARIABLE The extent of the contraceptive use as INTERVENING VARIABLE FERTILITY as DEPENDENT VARIABLE Attitudes towards contraceptive use among the population; Level of education of the population/women; Socio-economic status of the population; Provision and quality of health services; Individual motivations towards family size; Age; Religion; Etc. as EXTRANEOUS VARIABLES STIS-Metode Penelitian-Puguh Irawan

14 JENIS-JENIS PEUBAH DARI SUDUT PANDANG RANCANGAN STUDI (STUDY DESIGN)
ACTIVE variable (peubah aktif): peubah yang dapat dimanipulasi, dirubah atau dikontrol. ATTIBUTE variable: peubah yang tidak dapat dimanipulasi, dirubah atau dikontrol, dan merefleksikan karakteristik dari populasi yg diteliti, seperti umur, jenis kelamin, pendidikan dan tingkat pendapatan, perilaku, agama. CONTOH: suatu studi untuk mengukur efektivitas dari 3 jenis model pengajaran (Model A, B dan C) → struktur, isi dan hasil test dari ketiga model dapat bervariasi antar peneliti, dan setiap model diterapkan ke kelompok populasi manapun. → peneliti punya kontrol untuk merubah model pengajaran. → sebaliknya, peneliti tidak punya kontrol apapun thd ciri-ciri populasi, seperti umur, jenis kelamin, motivasi belajar. STIS-Metode Penelitian-Puguh Irawan

15 JENIS-JENIS PEUBAH DARI SUDUT PANDANG UNIT PENGUKURAN (UNIT OF MEASUREMENT)
Dari segi unit pengukurannya, terdapat 2 cara untuk mengkategorisasikan peubah: Apakah bersifat kategori – “categorical” (seperti halnya dlm skala nominal & ordinal), atau kontinyu – “continuous” (seperti halnya dlm skala interval & rasio). Apakah bersifat kualitatif (seperti halnya dlm skala nominal & ordinal), atau kuantitatif (seperti halnya dlm skala interval & rasio). Hanya berbeda sedikit antara categorical & qualitative, dan antara continuous & quantitative → Peubah kategorik diukur dg skala nominal atau ordinal. → Peubah kontinyu diukur dg skala interval atau rasio. STIS-Metode Penelitian-Puguh Irawan

16 JENIS-JENIS PEUBAH DARI SUDUT PANDANG UNIT PENGUKURAN (UNIT OF MEASUREMENT)
Peubah kategorik dibedakan atas 3 jenis: Constant: hanya punya satu nilai/kategori, contoh taksi, pohon, air. Dichotomous: punya 2 kategori, contoh ya/tidak, baik/buruk, kaya/miskin. Polytomous: punya lebih dari 2 kategori, seperti agama (Islam, Kristen, Hindu), parpol (Golkar, PDIP, Demokrat, PPP), sikap (sangat suka, suka, tidak yakin, tidak suka, sangat tidak suka). Peubah kontinyu punya kesinambungan pada pengukurannya → Contoh: umur, pendapatan, skor sikap, → Dapat diukur dalam skala interval atau rasio, seperti tahun untuk umur, rupiah untuk pendapatan, persentase penduduk balita. Peubah kualitatif serupa dg peubah kategorik, karena keduanya menggunakan skala pengukuran nominal atau ordinal → membuat kategori atas dasar pengukuran dg skala kontinyu, misalnya pengukuran pendapatan dalam AS$ → kemudian mengembangkan kategori, seperti pendapatan ‘rendah’, ‘sedang’ dan ‘tinggi’ STIS-Metode Penelitian-Puguh Irawan

17 JENIS-JENIS PEUBAH DARI SUDUT PANDANG UNIT PENGUKURAN (UNIT OF MEASUREMENT)
CATEGORICAL CONTINUOUS QUALITATIVE QUANTITATIVE Constant Dichotomous Polytomous Water - Yes/No Attitude: - Income ($) Gender: M/F Mean years of Tree - Good/Bad - Strongly favourable - Age (years) Educational level: schooling. - Taxi Rich/Poor Favourable - Weight (kg) High Age in years. - Male/Female Uncertain Average Income: $/year - Hot/Cold Unfavourable Low - Strongly unfavourable Age category: Old, Young STIS-Metode Penelitian-Puguh Irawan

18 JENIS-JENIS SKALA PENGUKURAN (MEASUREMENT SCALES)
1. Skala NOMINAL (nominal or classificatory scale): → memungkinkan pengelompokkan individu, obyek atau jawaban atas beberapa sub-grup berdasarkan properti atau ciri yang sama. → tidak ada urutan/rangking pada sub-grup tsb krn tidak ada hubungan satu sama lain. 2. Skala ORDINAL atau RANGKING (ordinal or ranking scale): → selain mengelompokkan individu ke dalam sub-grup2 atas dasar karakteristik yang sama, skala ordinal juga merangking sub-grup2 tersebut. → Contoh tingkat pendapatan ‘rendah’ menggunakan sub kategori <$500, ‘sedang’= $500 - $2000, dan ‘tinggi’ > $2000. Attitudinal Scale oleh Rensis Likert (LIKERT SCALE): → “level of agreement/disagreement on a symmetric agree-disagree scale for a series of statement” Strongly agree Agree Neutral Disagree Strongly disagree STIS-Metode Penelitian-Puguh Irawan

19 JENIS-JENIS SKALA PENGUKURAN (MEASUREMENT SCALES)
3. Skala INTERVAL (interval scale): → punya semua karakteristik dari skala ordinal: individu dlm satu sub-kategori punya ciri yang sama, dan sub-kategori2 tsb diurutkan/ranking. → juga dikelompokkan dalam beberapa interval ukuran, menurut sebaran nilai2 dari suatu peubah, misalnya umur penduduk: 0-4 tahun, 5-9, 10-14, ……,65+; distribusi pendapatan: <Rp /bulan/orang, Rp – , ……, >Rp. 1 juta. → Attitudinal Scale menurut Louis Leon THURSTONE (THURSTONE SCALE) Method of equal-appearing intervals UNFAVOURABLE NEUTRAL FAVOURABLE STIS-Metode Penelitian-Puguh Irawan

20 JENIS-JENIS SKALA PENGUKURAN (MEASUREMENT SCALES)
4. Skala RASIO (ratio scale): → punya semua properti dari skala nominal, ordinal dan interval, plus karakteristiknya sendiri: “the zero point of a ratio scale is fixed, meaning it has a fixed starting point”. → pengukuran pendapatan, umur, tinggi dan berat badan adalah contoh dari skala rasio. → Attitudinal Score berdasarkan GUTTMAN SCALE: “Items are arranged in order, so that individuals who agree with a particular item also agree with items of lower rank-order” Are you willing to permit immigrants to live in your country? Are you willing to permit immigrants to live in your community? Are you willing to permit immigrants to live in your neighborhood? Are you willing to permit immigrants to live next door to you? Would you permit your child to marry an immigrant? STIS-Metode Penelitian-Puguh Irawan


Download ppt "Perumusan Masalah Penelitian"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google