Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

PENILAIAN, PENANGGULANGAN, DAN PEMULIHAN KERUSAKAN LAHAN

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "PENILAIAN, PENANGGULANGAN, DAN PEMULIHAN KERUSAKAN LAHAN"— Transcript presentasi:

1 PENILAIAN, PENANGGULANGAN, DAN PEMULIHAN KERUSAKAN LAHAN
Prof.Dr. Azwar Maas MSc. Pusat Studi Sumberdaya Lahan Pedolog, FP UGM

2 Faktor Iklim Energi kinetik > 1 yang merupakan kumulatif curah hujan sebesar 20 mm/jam dianggap mempunyai kemampuan untuk merusak tanah (Hudson, 1981). Hujan kumulatif bulanan > 250 mm berpotensi menyebabkan erosi Rerata curah hujan tahunan > mm dengan sekitar 58 % termasuk hujan erosif (pendekatan kasus di Nigeria) Nilai ambang digunakan mm

3 Faktor Lereng Kemiringan lereng, panjang lereng, dan bentuk lereng, bila semua anasir tersebut dirangkum sebagai faktor lereng akan sangat rumit Kemiringan dan tindakan konservasi dipakai sebagai keadaan muka tanah < 8; 8 – 15; 15 – 25; 25 – 40; > 40 % Tanpa konservasi, gulud, teras

4 Faktor land use Lahan pertanian: sawah; tegal; kebun; bera
Hutan: intensitas penutupan lahan yang didekati dengan pemanenan lewat kapasitas, penjarahan dan bencana (kebakaran, angin topan dsb. Alih fungsi hutan ke daerah pertambangan, perkebunan, pekarangan dan pemukiman, pertanian (tanaman keras, tanaman semusim), pekarangan, dll. Hutan, tergantung dari penutupan dan konversinya

5 Faktor tanah (PP 150/2000) Tebal Kebatuan Koloid dan kandungan kuarsa
Berat volume pH DHL

6 Soil Morphological Condition
(Government Decree No. 150 year 2000) Parameter Critical Limit Remark Soil thickness (cm) < 20 Limitation for rooting zone Surface stoniness (%) > 40 Limitation for land surface Fraction compositions <18% colloid; >80% quarsitic sand Limitation of nutrient retention Bulk density, g/cm3 > 1.4 Limitation of root penetration Total porosity (%) < 30; > 70 Aeration; and water retention Hydraulic conductivity (cm/hour) < 0.7; > 8.0 Aeration/flood hazard; and water retention pH (H2O) 1: 2,5 < 4,5; > 8,5 Acidity; and alkalinity (toxic and imbalance nutrient) Electric Conductivity (mS) > 4,0 Salinity, plasmolyses Redox (mV) < 200 Oxygen availability Total microbial (cfu/g) < 102 Unhealthy soil ecology

7 Faktor Banjir Gangguan terhadap kegiatan biotis Tebal genangan
Kecepatan aliran air/stagnasinya Lama genangan Bebas 2 s/d 10 hari > 10 hari

8 Pengembangan Model Penilaian Kerusakan Lahan Kering

9 Penilaian Kerusakan Lahan di Sulawesi Pusreg Sumapua, Makasar
Kabupaten KOLAKA UTARA Kabupaten MAMUJU Kabupaten GOWA Kabupaten BOLANG MANGUNDOW Kabupaten PARIGI MOUNTONG

10

11

12 MAMUJU

13 GOWA

14 BOLANG MANGUNDOW

15 PARIGI MOUNTONG

16 Keterandalan Peta Peta Iklim hanya berdasarkan atas data stasiun klimatologi yang ada di tempat terdekat dengan wilayah kerja. Dipertimbangkan pula ketinggian tempat. Peta Lereng dibuat dari citra SRTM yang sebetulnya hanya akurat untuk beda elevasi 90 m. Bila ada peta kontur skala 1 : dengan beda tinggi 5 m akan lebih akurat dari sisi parameter kelas lereng Tindakann konservasi secara mekanik sulit untuk disidik berdasar data sekunder (citra atu peta rupa bumi), hanya dapat disidik dengan foto udara atau pengamatan langsung, terlebih bila lahan dimiliki oleh masyarakat. Peta Tataguna lahan kondisi aktual dapat disidik dari citra landsat CTM+, meskipun peta Rupa Bumi skala 1 : dapat dijadikan acuan awal (hanya ada di beberapa tempat, dibuat oleh Bakosurtanal). Peta Genangan dapat disidik dari lereng (0 – 8%) dan infromasi sekunder tentang pengalaman banjir di suatu wilayah.

17 Peta tanah yang ada di Indonesia adalah skala Eksplorasi atau Bagan (1 : atau 1 : ). hanya di daerah yang pernah mengadakan survei tanah dapat mempunyai peta skala Tinjau Mendalam (1 : ). Pada skala eksplorasi hanya dicantumkan nama dari kompleks tanah dengan kerincian sampai pada Golongan Utama. Hanya dapat untuk menduga pH, fraksi pasir dan kebatuan, DHL. Tidak dapat dipakai untuk menduga tebal solum tanah Peta Tinjau Mendalam dapat menentukan semua parameter tanah, hanya saja sering bukan nama tunggal, melainkan nama asosiasi atau kompleks yang jika berbeda karakter dalam parameter tanah, sulit untuk memisahkannya. Kawasan yang hanya punya peta tanah eksplorasi, maka paameter tanah dikoreksi dengan tafsiran peta Geologi dan Lereng. Khusus kawasan pasca tambang yang mengusik tanah dan tataguna lahan, maka peta tanah asli tidak dapat digunakan, keadaan aktual lebih tercermin dari tataguna lahan/citra yang ditandai oleh kondisi bera/terbengkalai yang umumnya kawasan tersebut mempunyai solum yang sangat dangkal.

18 Contoh: Perubahan beda tinggi garis kontur
50 m 25 m 12.5 m

19 Rawa terjadi di daerah cekung  gambut
tergenang air sepanjang tahun dengan gerakan yang lambat suasana reduktif, di tempat bersuasana tawar, bila salin  tanah berpirit.

20 KARAKTERISTIK EKOSISTEM LAHAN GAMBUT
Tanah Gambut Tanah Mineral Sungai Elevasi muka air di kanal Tebal Gambut Konservasi Budidaya E1 E2

21

22 PENILAIAN KERUSAKAN LAHAN RAWA
PRINSIP DASAR TIDAK MENGUBAH FUNGSI EKOLOGIS RAWA

23 Parameter Penilaian Iklim: hujan semakin banyak cenderung semakin baik
Tipologi Luapan: Semakin dipengaruhi pasang surut semakin baik. Ada yang dapat dijadikan tadah hujan Posisi Lahan: Semakin ke rawa belakang semakin kurang baik Penggunaan Lahan: hutan, sawah, kebun  Kesesuaian Gambut tipis lebih baik dari gambut tebal Semakin dangkal keberadaan pirit semakin mudah rusak Kualitas tanah: pH, DHL, Nilai redoks.

24 Evaluasi Kerusakan Lahan Rawa
Hujan Hidrologi Land use Tanah (PP 150/2000)

25

26

27 Gambut utk pertanian (Kal Bar)
Secara teoritis perbaikan gambut ditujukan pada perbaikan: Drainase sehingga dihasilkan rhizosphere yg aerobik bagi perakaran tanaman Peningkatan pH, peningkatan basa-basa (KB) (dg abu, kapur, pugas, lumpurlaut dll) Perbaikan ketersediaan hara N, P, K, Ca, Mg,dan hara mikro (al. dg pukan ayam, pugas, pupuk buatan, pukan dll) Memperkecil pengaruh meracun asam organik ttt. (Abu, kapur dpt menekan pengaruh tsb)

28

29 panen 90 hari Dikelola secara intensif
No Jagung panen 90 hari Dikelola secara intensif Jumlah Perbedeng Harga/ ongkos (Rp) Jumlah biaya A Pengeluaran perbedeng 1 Olah tanah 1 bdg = 10 m2 1.000 2 Pemupukan dg pukan ayam 10 kg 150 1.500 3 Pemberian abu 250 2.500 4 Pemberian kulit udang 3 kg 2.000 6.000 5 Pendangiran dan gulma 1 bdg 200 6 Panen, pemipilan, pengeringan 100 7 Bibit,Insktisida dan fungisida Total biaya/ bedeng 11.500 B Produksi jagung Setara 6.0 t/ha 15.000 C Keuntungan perbedeng 3.500

30 Penanggulangan Kerusakan Lahan Kering
Faktor bawaan alam: iklim, lereng asli dan fraksi pasir kuarsa. Iklim  Rekayasa Hujan Buatan. Mahal Lereng  Teras, gulud, penanaman sejajar kontur, rorak, sumur penampung hujan, bendung/embung. Mahal Pasir kuarsa  Jangan dibuka bila masih ada vegetasinya, terutama di lahan rawa bergambut. Mahal cost recovery nya Kegiatan non pertanian: pertambangan (mineral sub surface atau ekstraksi bahan tanah Amdal sangat penting Peruntukan sebelum tambang apa juga peruntukan pasca reklamasi tambang

31 Faktor yang dikelola dengan subsidi: konservasi lahan
teras atau gulud bila lereng < 15 %, tebal solum  sub soiling Kebatuan  tindakan mekanik pengambilan dan penyingkiran batu (bila hanya ada di permukaan) Faktor yang dapat direkayasa: penggunaan lahan  crop canopy covering tindakan konservasi secara vegetatif pH  peningkatan atau penurunan pH. Saprotan dapat dimasukkan sebagai faktor yang lebih mudah direkayasa dan berfungsi sebagai biaya produksi biomassa. berupa pupuk proteksi tanaman pemeliharaan tanaman

32 Konservasi Mutu Lahan/Tanah
Air, Tanah, Flora, Fauna dan Jasad renik saling berperan dalam konservasi lahan. Mekanis: Irigasi dan Drainasi Pengolahan Perbaikan daya resap air di dalam tanah Memperkecil erodibiltas tanah (perbaikan sifat fisik tanah) Perbaikan lereng: teras, gulud Konservasi secara vegetatif Subsoiling Kimiawi: Pengurangan leaching Ameliorasi Pemupukan: organik, mineral Ameliorasi: kapur, dolomit, organik Biologi: MVA, Rhizobium Pergiliran Tanaman, cover crop

33 Pemulihan Umumnya kerusakan yang disebabkan bukan oleh alam
Tergantung peruntukan Sangat tergantung dari faktor yang menyebabkan lahan rusak Solum: dengan menambah bahan organik, deep plowing pH rendah: melalui pengapuran (hati-hati untuk gambut) Daya pegang hara rendah: dengan penambahan bahan organik dan clay. DHL yang tinggi: dengan drainasi Pencemar: dengan meningkatkan pH (logam berat); dengan aerasi dan drainasi (kondisi reduktif akibat limbah organik) Lebih menekankan nilai lingkungan daripada nilai ekonomis dalam usaha pemulihan  subsidi Melibatkan masyarakat, Pemda, dan Pakar melalui perencanaan yang matang

34 Pengelolaan Rawa Lahan rawa potensial untuk produksi biomassa meliputi lahan tipologi luapan A dan B, termasuk tipologi C dan D yang bebas dari gambut dan tanah sulfat masam Zona resapan air/kubah gambut perlu dipertahankan atau dikembalikan fungsinya (30 – 40% dari jarak antar sungai utama) Sebagian besar lahan yang sesuai telah dikembangkan, bahkan cukup banyak lahan yang kurang sesuai juga terikut. Pengembangan lahan rawa ke depan: lahan yang telah dibuka  sirkulasi air segar dapat sampai di petak lahan dan inputan pada tanah sesuai dengan kebutuhan tanaman. Rancangan ulang lahan bongkor (dimensi saluran dan kualitas tanah) Rehabilitasi saluran dan ameliorasi tanah sama pentingnya untuk lahan bongkor. Potensi pengembangan agribisnis, misalnya sagu, nipah Monitoring sistem tata air dan kualitas tanah perlu mendapatkan perhatian selama proses reklamasi. Hal ini penting pula untuk menentukan bentuk tata air yang tepat untuk suatu jenis komoditas yang diterapkan secara “berkelanjutan”. Perlu perumusan bersama siapa berbuat apa di lokasi dan waktu yang sama (Deptan, PU, Kehutanan, KLH, Transmigrasi dan Pemda). Teritegrasi dan terpola, misalnya kawsan eks PLG

35 Terima Kasih


Download ppt "PENILAIAN, PENANGGULANGAN, DAN PEMULIHAN KERUSAKAN LAHAN"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google