Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

KERANGKA TEORITIS Tujuan Pembahasan :

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "KERANGKA TEORITIS Tujuan Pembahasan :"— Transcript presentasi:

1 KERANGKA TEORITIS Tujuan Pembahasan :
Menjelaskan definisi teori dan elemen-elemen teori Menjelaskan konsep dan konstruk dalam penelitian Membahas variabel dan tipe-tipe variabel penelitian Menjelaskan definisi operasional pengukuran konstruk (variabel) Menjelaskan posisi dan pengembangan teori berdasarkan paradigma kuantitatif dan paradigma kualitatif Membahas fungsi, pengembangan dan rumusan hipotesis penelitian

2 Bagan Ikhtisar Proses Penelitian
TEORI DAN KONSEP MASALAH HIPOTESIS Perumusan Langsung Membaca dan Berfikir Deduksi VARIABEL Penjabaran Variabel secara Operasional Penelitian dan Pengkajian TEMUAN TERDAHULU Induksi TEMUAN BARU HASIL PENELITIAN Diskusi/ Tafsiran/ Pemaknaan Penulisan Laporan INSTRUMEN Pemilihan/ Pengembangan Pembuatan Disasin DISAIN PENELITIAN SAMPEL Penerapan Penggunaan Pengumpulan dan Pengolahan Data

3 Kepuasan pada kompensasi
Construct KEPUASAN KERJA Dimensi Kepuasan pada tugas Kepuasan pada atasan Kepuasan pada rekan Kepuasan pada kompensasi Kepuasan pada Promosi Konsep Rutinitas, kompleksitas, kegunaan, kesesuaian, tantangan, dsb Pengaruh, intelegensia,prestasi, perhatian, Tanggungjawab, dsb. Stimulasi, ambisi, loyalitas, sikap, tanggungjawab, dsb. Kewajaran, kesesuaian, keinginan, keamanan, nilai, dsb. Kesempatan, kebijakan, keterbukaan, keadilan, keterbatasan

4 Variabel dan Konstruk Variabel adalah segala sesuatu yang dapat diberi berbagai macam nilai. Variabel, merupakan proksi (proxy) atau representasi dari konstruk yang dapat diukur dengan berbagai macam nilai. Variabel merupakan mediator antara konstruk yang abstrak dengan fenomena yang nyata .

5 Hubungan Konstruk dengan Variabel
abstrak TEORI FENOMENA ALAM KONSTRUK VARIABEL SUBYEK/OBYEK PENELITIAN Gambaran Sistematik Proksi Pengukuran Realitas

6 HUBUNGAN ANTAR VARIABEL
Hubungan korelasi dan Kausasi Disebut hubungan korelasi bila perubahan dari niali-nilai atau skor suatu variabel beriringan searah atau bertolak belakang dengan perubahan nilai-nilai atau skor variabel lainnya. contoh : banyaknya kendaraan dengan banyaknya pengguna handphone.

7 Hubungan kausasi (kausalitas) terjadi apabila perubahan nilai-nilai atau skor suatu variabel menyebabkan naik atau turunnya nilai-nilai atau skor variabel lain. Contoh : semakin banyak orang yang merokok dalam suatu ruangan, menyebabkan semakin banyaknya asap pada ruangan tersebut. semakin mahal harga suatu barang, semakin sedikit orang yang membeli barang tersebut.

8 Hubungan Spurious Hubungan spurious sedikitnya melibatkan tiga variabel. Hubungan antar variabel disebabkan oleh kehadiran variabel lain. Contoh terdapat hubungan antara harga barang elektronik (TV) dengan banyaknya orang berlibur ke luar negeri. Tapi tidak berarti bahwa naiknya harga barang elektronik menyebabkan menurunnya orang yang berlibur ke luar negeri. Hubungan itu terjadi karena adanya krisis moneter. krisis moneter ini yang mempengaruhi harga barang elektronik dan menurunnya orang yang berlibur ke luar negeri.

9 Nilai Variabel Sikap mahasiswa dapat dinilai dengan positif dan negatif. Motivasi belajar dapat dinilai dengan tinggi, sedang, kurang. Prestasi akademik mahasiswa dapat dinilai dengan keterangan sangat memuaskan, memuaskan, cukup, kurang. Absensi mahasiswa dapat dinilai (dihitung) mulai dari angka nol sampai dengan jumlah tertentu.

10 Tipe-tipe Variabel Penelitian.
fungsi variabel skala nilai variabel perlakuan terhadap variabel.

11 Tipe variabel berdasarkan fungsi
variabel independent, variabel dependent, variabel moderating, dan variabel intervening. Variabel independent adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel lain.

12 variabel dependent adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen.
Contoh : Pengaruh kompensasi terhadap kinerja pegawai Kinerja Kompensasi

13 Contoh : Pengaruh kemampuan dan motivasi terhadap kinerja “

14 variabel moderating yaitu tipe variabel-variabel yang memperkuat atau memperlemah hubungan langsung antara variabel independen dengan variabel dependen. Sifat hubungan antara variabel-variabel independent dengan variabel-variabel dependent kemungkinan positif atau negatif dalam hal ini tergantung pada variabel moderating

15 Contoh : Pengaruh struktur organisasional (desentralisasi atau sentralisasi) terhadap hubungan antara partisipasi dalam penyusunan anggaran dengan kinerja. Struktur Organisasi Partisipasi Desentralisasi Sentralisasi Tinggi Kinerja Kinerja Rendah Rendah Kinerja Tinggi

16 Model penelitian yang menunjukkan pengaruh variabel moderating terhadap pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen. PARTISIPASI (variabel independen) KINERJA (variabel dependen) STRUKTUR ORGANISASIONAL (variabel moderating)

17 Variabel Intervining Variabel intervining adalah tipe variabel-variabel yang mempengaruhi hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel-variabel dependen menjadi hubungan yang tidak langsung. PARTISIPASI (Variabel independen) MOTIVASI (Variabel intervining) KINERJA (Variabel dependen)

18 Contoh penelitian yang menunjukkan hubungan antara variabel independen, variabel dependen, variabel moderating, dan variabel intervining. DIVERSITAS TENAGA KERJA (variabel independen) MOTIVASI KREATIF (variabel intervining) KINERJA ORGANISASIONAL (variabel dependen) KEAHLIAN MANAJERIAL (variabel moderating)

19 Skala Nilai Variabel Variabel kontinu adalah tipe variabel-variabel penelitian yang memiliki kumpulan nilai yang teratur dalam kisaran tertentu. Skala nilai variabel kontinu dapat berupa, misal : (1) perbedaan lebih atau kurang : tinggi-sedang-rendah, atau (2) skor nilai yang berbeda dan mempunyai jarak : 1 sampai dengan 7 . Tipe skala ini sering digunakan dalam penelitian-penelitian teori keperilakuan.

20 Variabel katagoris adalah tipe variabel-variabel penelitian yang memiliki nilai berdasarkan katagori tertentu atau lebih dikenal dengan sebutan skala nominal. Contoh variabel katagoris : jenis kelamin (pria-wanita), variabel kategoris politomis : agama, tingkat pendidikan, kewarganegaraan. dll

21 Variabel aktif dan variabel atribut
Variabel aktif adalah variabel-variabel penelitian yang dimanipulasi untuk keperluan penelitian eksperimen. Contoh : sarana dan prasarana, kompensasi dll. Variabel-variabel yang tidak dapat dimanipulasi disebut dengan variabel atribut. Contoh : intelegensi, jenis kelamin dll.

22 Definisi Operasional Definisi operasional adalah penentuan konstruk sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu yang digunakan oleh peneliti dalam mengoperasionalisasikan konstruk, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran konstruk yang lebih baik.

23 Variabel Definisi konsep Dimensi Indikator Skala Motivasi kerja Motivasi adalah keinginan untuk melakukan upaya yang tinggi untuk mencapai tujuan organisasi dan sekaligus memuaskan kebutuhan individu. Mc. Clelland (2004: 263). Motif Harapan Insentif Kebutuhan ekonomis Rasa aman dalam bekerja Kepuasan dalam melaksanakan pekerjaan Mengembangkan diri untuk berkarier dan memperoleh kemajuan Rasa ingin tahu pekerjaan Menggunakan cara-cara baru Melaksanakan suatu pekerjaan dengan rekan-rekan Adanya kebijakan atasan Adil dalam segala bidang Adanya penghargaan prestasi kerja Gaji yang sepadan Jaminan kesehatan Pemberian bonus Jaminan hari tua Ordinal

24 Kepuasan Kerja Kepuasan kerja adalah kecenderungan sikap dan perasaan terhadap pekerjaan yang telah dipecayakan kepadanya. Steer (1997 : 56) Intrinsik - Ekstrinsik Rasa bangga atas pekerjaannya Rasa berhasil akan pekerjaannya Rasa tanggungjawab atas pekerjaannya Rasa memiliki terhadap pekerjaan Rasa dihargai karena pekerjaannya Rasa aman karena pekerjaannya Rasa kekeluargaan dalam bekerja Rasa saling menghormati dalam bekerja Rasa saling mendukung dalam bekerja Ordinal

25 (Rochman Natawijaya, 1999 : 22) Penguasaan materi pembelajaran
Kiner Ja guru Kinerja guru adalah seperangkat perilaku nyata yang ditunjukkan guru pada waktu dia memberikan pelajaran kepada siswanya (Rochman Natawijaya, 1999 : 22) Penguasaan materi pembelajaran Pengelolaan program belajar mengajar Pengelolaan Kelas Penggunaan media pengajaran Penguasaan landasan kependidikan Pengelolaan Interaksi belajar mengajar Menilai prestasi Mengenal fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan Administrasi sekolah Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitian guru Materi pelajaran pokok Materi pelajaran Penunjang Tujuan instruksional Proses instruksional Pelaksanaan program belajar mengajar Mengenal kemampuan akademik siswa Merencanakan dan melaksanakan program remidial Penciptaan suasana kegiatan belajar mengajar Alat bantu pengajaran perpustakaan Metoda mengajar Mengenal potensi siswa Umpan balik bagi siswa Bimbingan Penyuluhan Pencatatan hasil belajar Pelaporan hasil belajar Pemahaman terhadap hasil penelitian Penerapan hasil penelitian Ordi nal

26 Hasil Penelitian sebelumnya yang relevan

27 Proposisi dan Hipotesis
Proposisi merupakan ungkapan yang dapat dipercaya, disangkal, atau diuji kebenarannya, mengenai konsep atau kanstruk yang menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena. Proposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris disebut dengan hipotesis.

28 Fungsi Hipotesis (1) Menjelaskan masalah penelitian dan pemecahannya secara rasional (2) Menyatakan variabel-variabel penelitian yang perlu diuji secara empiris (3) Digunakan sebagai pedoman untuk memilih metode-metode pengujian data (4) Hipotesis menjadi dasar untuk membuat kesimpulan penelitian.

29 Pengembangan Hipotesis Dalam menelaah literatur hendaknya memperhatikan komponen-komponen sebagai berikut : Bagian pendahuluan telaah literatur berisi pengenalan mengenai pokok bahasan dalam telaah literatur dan sistematika pembahasannya. Telaah literatur mengenai variabel-variabel independen, jika terdapat lebih dari satu macam variabel independen (termasuk diantaranya variabel moderating atau variabel intervining), perlu dipertimbangkan untuk menitikberatkan telaah pada satu variabel yang paling penting. Telaah literatur harus dibatasi pada topik –topik yang relevan dengan variabel independen.

30 Telaah literatur yang berkaitan dengan hubungan antara variabel independen dan variabel dependen (variabel moderating dan variabel intervening, jika ada) Bagian ini merupakan inti dari proses telaah literatur untuk mengembangkan hipotesis berdasarkan penalaran deduktif dari teori-teori yang dihasilkan oleh penelitian-penelitian sebelumnya. Literatur yang ditelaah harus dapat memberikan perspektif teori pada jawaban masalah atau pertanyaan penelitian yang dinyatakan dalam rumusan hipotesis.

31 Telaah literatur yang berkaitan dengan variabel-variabel dependen
Telaah literatur yang berkaitan dengan variabel-variabel dependen. Jika ada lebih dari satu macam variabel dependen, perlu dipertimbangkan untuk menitikberatkan telaah pada satu variabel dependen yang paling penting. Bagian akhir dari telaah literatur berupa rangkuman yang memberikan penjelasan mengenai pokok bahasan yang penting dalam telaah literatur.

32 Telaah literatur merupakan sumber utama penyusunan kerangka teori suatu penelitian. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penyusunan kerangka teoritis adalah : Kerangka teoritis mengidentifikasi variabel-variabel yang relevan dengan masalah penelitian dan diberi nama yang jelas dalam pembahasan kerangka teoritis. Kerangka teoritis menyatakan sifat atau arah hubungan atau perbedaan antara dua atau lebih variabel yang diteliti. Kerangka teoritis menjelaskan hubungan atau perbedaan antara variabel penelitian yang divisualisasikan dalam bentuk diagram. Kerangka teoritis menjelaskan perspektif yang menjadi landasan pengembangan hipotesis berdasarkan pada temuan-temuan penelitian sebelumnya.

33 Rumusan Hipotesis Kriteria rumusan hipotesis yang baik :
Berupa pernyataan yang mengarah pada tujuan penelitian. Tujuan penelitian adalah memecahkan masalah atau menjawab pertanyaan penelitian. Hipotesis dalam penelitian kuantitatif, merupakan jawaban rasional yang dideduksi dari teori-teori yang ada. Berupa pernyataan yang dirumuskan dengan maksud untuk dapat diuji secara empiris. Berupa pernyataan yang dikembangkan berdasarkan teori-teori yang lebih kuat dibandingkan dengan hipotesis rivalnya.

34 Format Hipotesis (1) Pernyataan “ jika – maka “ (if-then statement) atau proposisi, (2) Hipotesis nol (null hypotheses) (3) Hipotesis Alternatif (Alternative hypotheses)

35 Format pernyataan “ Jika-maka” atau Proposisi
“ Jika karyawan mengalami tekanan dalam bekerja yang lebih rendah, maka karyawan akan memperoleh kepuasan kerja yang lebih tinggi.” “ Karyawan yang mengalami tekanan dalam bekerja lebih rendah, akan memperoleh kepuasan kerja yang lebih tinggi “

36 Format Hipotesis Nol “ Tidak ada perbedaan signifikan antara persepsi akuntan dan mahasiswa terhadap etika bisnis “. atau Ho : Ho : Ho = menunjukan format hipotesis nol adalah rata-rata persepsi akuntan publik terhadap etika bisnis = adalah rata-rata persepsi mahasiswa terhadap etika bisnis.

37 Format Hipotesis Alternatif
: “ Ada perbedaan motivasi kerja yang signifikan antara pekerja pada perusahaan asing dengan perusahaan nasional “. “ Pekerja pada perusahaan asing mempunyai motivasi kerja yang lebih tinggi daripada pekerja pada perusahaan nasional “

38 Keterangan : = Mununjukkan format hipotesis alternatif
= adalah rata-rata motivasi kerja dari pekerja pada perusahaan Asing = adalah rata-rata motivasi kerja dari pekerja pada perusahaan Nasional


Download ppt "KERANGKA TEORITIS Tujuan Pembahasan :"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google