Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat"— Transcript presentasi:

1 Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat
DESA TEGALMOJO KECAMATAN TEGALSIWALAN KABUPATEN PROBOLINGGO

2 Kelompok 2 Sofi Sudarma P 101111009 Ronggo Yudo W 101111011
Auli Fisty N.A Agni Amurbatami M Ratih Arinda L Isnaini Fajariah Iraida Irviana Dian Febrina A Andreas Dwi R Cokorde Dhio Orin Annahriyah S

3 Stratifikasi sosial Stratifikasi sosial adalah perbedaan individu atau kelompok dalam masyarakat yang menempatkan seseorang pada kelas-kelas sosial sosial yang berbeda-beda secara hierarki dan memberikan hak serta kewajiban yang berbeda-beda pula antara individu pada suatu lapisan sosial lainnya.

4 Stratifikasi sosial masyarakat desa Tegalmojo
Berdasarkan sumber data yang diperoleh dari laporan PKL, terdapat kelompok sosial dalam masyarakat desa Tegalmojo yaitu Kelompok Tani (Poktan), PKK, Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA), karang taruna, dan Lembaga Kemasyarakatan Desa (LKD).

5 Lembaga Sosial Desa Tegalmojo

6 Lembaga Sosial Keluarga
Keluarga adalah unit sosial yang terkecil dalam masyarakat. Dan juga institusi pertama yang dimasuki seorang manusia ketika dilahirkan. Di desa Tegalmojo terdapat 765 jiwa yang terbagi dalam 278kk. Sehingga anggota tiap keluarga adalah sekitar 3 orang. Dalam masyarakat desa, peran ayah sebagai kepala keluarga sangat penting. Sehingga hampir segala keputusan diambil oleh ayah. Sehingga untuk melakukan intervensi terhadap keluarga di desa tersebut bisa didahului dengan pemberian pemahaman terlebih dahulu kepada ayah. Baru kemudian dapat dilanjutkan dengan pemberian pemahaman terhadap anggota keluarga lainnya.

7 Tetapi intervensi seperti itu tidak dapat dilaksanakan untuk semua lapisan masyarakat, karena di desa tegalmojo masih banyak pria telah menikah yang memilih untuk bekerja di luar desa. Seperti menjadi tukang kuli bangunan atau tukang ojek di kota besar atau di luar jawa seperti Papua dan lain lain. Sehingga dengan kondisi yang demikian, intervensi terhadap masyarakat dapat dilakukan dengan melakukan pendekatan terhadap anggota keluarga yang lain atau keluarga terdekat. Hal ini cukup efektif dilakukan di tegalmojo karena rasa kekeluargaan antar warga masyarakat masih kental terjalin.

8 Lembaga Agama Lembaga Agama adalah sistem keyakinan dan praktek keagamaan dalam masyarakat yang telah dirumuskan dan dibakukan. Kondisi keagamaan di desa Tegalmojo, sudah baik. Seluruh warga Desa Tegalmojo, Kecamatan Tegalsiwalan, Kabupaten Probolinggo bergama Islam . Di desa ini telah terdapat pondok pesantren dan menurut beberapa sumber masyarakat Tegalmojo masih memiliki hubungan keluarga dengan Kyai Togo, salah satu Pemuka agama di daerah jawa Timur.

9 Masjid di desa ini selain menjadi pusat aktivitas PP
Masjid di desa ini selain menjadi pusat aktivitas PP. Juga menjadi pusat aktivitas warga. Dengan masih kentalnya suasana keagamaan di desa ini, maka peran tokoh keagamaan di desa ini penting. Pada beberapa kegiatan di desa Tegalmojo, yang datang tidak hanya perangkat desa, tetapi juga Tokoh-tokoh masyarakat atau tokoh agama setempat. Sehingga dari hasil analisa dapat disimpulkan bahwa untuk melakukan intervensi kepada masyarakat desa ini, tidak hanya dilakukan lewat lembaga pemerintahan, tetapi juga harus ada campur tangan oleh tokoh masyarakat utamanya pemuka agama.

10 Lembaga Politik Struktur pemerintahan di Desa tegalmojo dipimpin oleh Kepala Desa yang dibantu oleh beberapa perangkat desa lainnya. Ada 4 dusun di desa Tegalmojo, yaitu: dusun Krajan I, Dusun Krajan II, Dusun Bajul, Dusun Karang Anyar. Masing-masing dusun dipimpin oleh seorang kepala dusun. Sehingga untuk melakukan intervensi dalam meningkatkan taraf kehidupan di desa tegalmojo ini, perlu adanya kesatuan misi dari 4 kepala dusun sehingga peningkatan taraf kehidupan utamanya taraf kesehatan masyarakat dapat terjadi pada seluruh lapisan masyarakat tegalmojo dan tidak hanya di satu dusun tertentu. Selain itu, perlu adanya dukungan dari pemerintah utamanya kepala desa dan perangkatnya baik berupa dukungan secara moril maupun berupa dukungan kebijakan.

11 Selain itu, adanya karang taruna dan Lembaga Kemasyarakatan Desa (LKD) akan sangat berperan penting bagi intervensi ini. Mengingat bahwa karang taruna dan LKD berpegaruh terhadap masyarakat, maka intervensi dapat dilakukan pada remaja di karang taruna dan anggota LKD terlebih dahulu. Adanya PKK (Pembinaan Kesejahteraan keluarga) yang tergolong aktif juga dapat menjadi ruang untuk memberikan pemahaman terhadap masyarakat terutama mengenai masalah kesehatan.

12 Lembaga Kesehatan Tempat pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan oleh masyarakat Tegalmojo yakni hanya Puskesmas Pembantu (pustu) Menurut survei, upaya yang dilakukan saat masyarakat sakit Sebanyak 94% penduduk di Desa Tegalmojo memanfaatkan puskesmas pembantu sebagai tempat berobat.

13 Jenis yankes di desa Tegalmojo :
Puskesmas Puskesmas dalam hal ini adalah puskesmas Tegalsiwalan yang merupakan puskesmas kecamatan Tegalsiwalan, Kabupaten Probolinggo. Namun dikarenakan jarak puskesmas yang jauh dari Desa Tegalmojo, maka masyarakat Tegalmojo jarang ada yang berkunjung dan berobat ke puskesmas. Pustu Yaitu puskesmas pembantu yang berada di wilayah kerja Desa Tegalmojo yang dikelola oleh ibu perawat yang bernama Ibu Ida. Mayoritas masyarakat di Desa Tegalmojo menggunakan pelayanan kesehatan Pustu dikarenakan jarak Puskesmas yang cukup jauh dari Desa Tegalmojo. Sebanyak 19 responden menyatakan berobat ke pustu apabila sakit.

14 Posyandu Di Desa Tegalmojo hanya terdapat satu posyandu balita dan satu posyandu lansia. Posyandu balita dilaksanakan setiap satu bulan sekali dan dihadiri oleh masyarakat setempat yang mayoritas ibu-ibu yang memiliki balita dan ibu-ibu hamil serta petugas kesehatan yaitu bidan dan perawat Bu Ida. Sama halnya dengan posyandu balita, posyandu lansia juga dilaksanakan satu bulan sekali. Jenis kegiatan yang ada di posyandu lansia antara lain latihan senam, pengukuran antropometri pada lansia (BB dan TB), serta pengukuran tekanan darah pada lansia 4. Bidan Di desa Tegalmojo ini terdapat satu orang bidan desa bernama Junaedah

15 Sedangkan SDM Kesehatan di desa tegalmojo, terbagi menjadi :
SDM formal merupakan orang-orang yang mempunyai keahlian di bidang kesehatan dan diakui secara hukum yang berlaku di Indonesia. Jumlah SDM formal yang tersedia adalah 2 orang yang terdiri dari 1 orang perawat dan 1 orang bidan. SDM informal Kader posyandu di Desa Tegalmojo ini bertugas membantu petugas kesehatan untuk melakukan program pemerintah di bidang kesehatan seperti posyandu balita dan posyandu lansia. Jumlah kader posyandu di Desa Tegalmojo sebanyak 10 orang. Selain itu di Desa Tegalmojo juga terdapat penjual jamu keliling yang rutin keliling setiap hari.

16 Dari data tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa dalam memberikan intervensi pada masyarakat dapat dilakukan melalui bantuan posyandu, atau intervensi dilakukan di Pustu . Karena masyarakat memiliki perhatian terhadap 2 pelayanan tersebut. Sehingga untuk melakukan intervensi akan lebih mudah di dengar dan diterima masyarakat.

17 Lembaga Pendidikan Berdasarkan hasil survey, di desa tegalmojo memiliki 1 TK yaitu RA Manbaul Hikam dan 1 Sekolah Dasar yaitu SDN Tegalmojo 01. SDN Tegalmojo 01 hanya memiliki 3 ruang kelas yang dipakai secara bergantian. Kondisi atap sekolah banyak yang bolong, sehingga akan bocor ketika hujan. Tidak ada SMP ataupun SMA di Desa Tegalmojo.

18 Meskipun ketika diadakan survey 100% responden masyarakat desa tegalmojo mengatakan pendidikan itu penting, akan tetapi jarak yang cukup jauh ke lembaga pendidikan formal yang lebih tinggi menjadi suatu hambatan bagi masyarakat desa tegalmojo untuk mendapatkan pendidikan. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa desa tegalmojo masih belum maju dan perlu dikembangkan lagi.

19 Analisis lembaga ekonomi
Sistem transportasi Akses masuk desa tegalmojo cukup jauh dari kota/kabupaten terdekat yaitu 14 km. Fasilitas jalan masih berupa jalan desa belum beraspal. Selain itu, jarang ada kendaraan umum yang melintasi desa tegalmojo. Pusat perbelanjaan Desa tegalmojo tidak memiliki pasar ataupun supermarket. Untuk memenuhi kebutuhannya Masyarakat Tegalmojo memilih untuk berbelanja di pedagang sayur keliling atau di warung sayur. Sebab jarak pasar dari desa tegalmojo cukup jauh.

20 Kesimpulannya, desa tegalmojo masih belum maju, sebab akses masuk desanya tergolong sulit
Selain itu desa tegalmojo juga belum punya pasar sendiri, sehingga tingkat perekonomian masyarakatnya masih menengah kebawah. Maka dari itu, desa tegalmojo perlu untuk dikembangkan lagi agar tingkat perekonomian masyarakatnya bisa meningkat.

21 Tipologi Masyarakat Teori Perubahan Masyarakat oleh Ferdinand Tonnies
Ciri Gemeinschaft (komunitas) Gesellschaft (masyarakat modern) Hubungan sosial Ikatan Keluarga Pertukaran ekonomi Institusi khas Keluarga Negara dan ekonomi Citra tentang individu Kedirian Orang, warga Bentuk kekayaan Tanah Uang Tipe hukum Hukum keluarga Hukum kontrak Institusi sosial Desa Kota Kontrol sosial Adat dan agama Hukum dan pendapat umum

22 Berdasarkan table di atas dapat disimpulkan bahwa desa Tegalmojo merupakan Gemeinscaft berdasarkan criteria-kriteria yang ada dalam masyarakatnya. Masyarakat hidup rukun dan tolong-menolong tanpa perlu ada formalitas. Rasa kekeluargaan sangat kental dan antar tetangga pun saling mengenal. Nilai adat, apalagi agama merupakan hal yang dijunjung tinggi. Hal ini dibuktikan salah satunya dengan mayoritas warga yang menilai bahwa pendidikan berbasis agama merupakan pendidikan yang paling baik.

23

24 Ferdinand Tonnies membagi Gemeinschaft menjadi 3, yaitu: a
Ferdinand Tonnies membagi Gemeinschaft menjadi 3, yaitu: a. Gemeinschaft by blood, yaitu Gemeinschaft yang mendasarkan diri pada ikatan darah atau keturunan. Didalam pertumbuhannya masyarakat yang semacam ini makin lama makin menipis, contoh : Kekerabatan, masyarakat-masyarakat daerah yang terdapat di DI.Yogyakarta, Solo, dan sebagainya. b. Gemeinschaft of place (locality), yaitu Gemeinschaft yang mendasarkan diri pada tempat tinggal yang saling berdekatan sehingga dimungkinkan untuk dapatnya saling menolong, contoh : RT dan RW. c. Gemeinschaft of mind, yaitu Gemeinschaft yang mendasarkan diri pada ideology atau pikiran yang sama

25 Menurut klasifikasi di atas, yang paling mendekati desa Tegalmojo adalah Gemeinschaft of place (locality) yang menekankan kesamaan tempat dan lingkungan hidup menjadi factor pemersatu masyarakatnya. Masyarakat desa ini tidak semuanya berikatan darah, ada pula imigran dari daerah lain, dan tidak ada garis keluarga yang menjadi sentris pemerintahan desa. Masyarakat tidak memiliki ideologi yang sama terhadap suatu isu yang spesifik, mereka memiliki pemikiran seragam secara luas, yaitu untuk hidup sejahtera bersama-sama.

26 Teori Solidaritas Mekanik dan Organik oleh Emile Durkheim 1
Teori Solidaritas Mekanik dan Organik oleh Emile Durkheim 1.Solidaritas Mekanik adalah solidaritas yang muncul pada masyarakat yang masih sederhana dan diikat oleh kesadaran kolektif serta belum mengenal adanya pembagian kerja diantara para anggota kelompok. (Masyarakat Pedesaan). 2.Solidaritas Organik adalah solidaritas yang mengikat masyarakat yang sudah kompleks dan telah mengenal pembagian kerja yang teratur sehingga disatukan oleh saling ketergantungan antar anggota. (Masyarakat Perkotaan).

27 Ciri khas yang penting dari solidaritas mekanik adalah bahwa solidaritas itu didasarkan pada suatu tingkatan homogenitas yang tinggi dalam kepercayaan, sentiment, dsb. Homogenitas serupa itu hanya mungkin kalau pembagian kerja bersifat sangat minim. Sedangkan solidaritas organik muncul karena pembagian kerja bertambah besar. Solidaritas itu didasarkan pada tingkat saling ketergantungan yang tinggi. Saling ketergantungan itu bertambah sebagai hasil dari bertambahnya spesialisasi dalam pembagian pekerjaan, yang memungkinkan dan juga menggairahkan bertambahnya perbedaan di kalangan individu

28 Berdasarkan penjelasan di atas, Desa Tegalmojo termasuk Solidaritas Mekanik. Seluruh masyarakat desa tersebut beragama Islam, mereka pun memiliki tujuan yang sama yaitu menciptakan kehidupan yang harmonis dan sejahtera. Hal-hal seperti inilah yang disebut homogenitas. Belum tampak pembagian kerja yang mencolok dalam masyarakat desa Tegalmojo. Masyarakat berpikir secara garis besar, sehingga pembagian kerja kurang spesifik, buktinya adalah mereka bekerja sendiri-sendiri, saling tidak mempengaruhi dalam keefisienan kerja sehingga kurang terorganisir dengan baik secara sistemik. Pekerjaan tiap-tiap warganya terasa berat karena tidak ada keterkaitan dalam pekerjaan mereka masing-masing untuk mencapai cita-cita yang mereka dambakan, yaitu terciptanya kehidupan yang harmonis dan sejahtera.

29 Analisis SWOT Strength
Kesadaran masyarakat terhadap pendidikan tinggi. Presentase kondisi drainase dan saluran air yang bersih dan tidak tersumbat tinggi. Ketersediaan sumber air bersih mencukupi. Upaya yang dilakukan masyarakat saat sakit baik, yaitu dengan mengunjungi pustu. Banyak ibu yang memberikan ASI dan MP ASI Banyak masyarakat yang membuang sampah pada tempatnya

30 Banyak masyarakat yang menyikat gigi secara rutin
Sebagian besar penduduk Desa Tegal mojo adalah penduduk usia produktif Sebagian besar warga sudah memiliki sarana untuk mandi dan mencuci Mayoritas warga Desa Tegal mojo merasa bahwa sumber air minum sudah cukup. Konsumsi karbohidrat dan protein masyarakat sudah cukup bagus

31 No STRENGTH Skor Bobot Nilai 1 S1 4 11% 0.44 2 S2 8% 0.32 3 S3 S4 12% 0.48 5 S5 9% 0.36 6 S6 0.27 7 S7 10% 0.40 8 S8 7% 0.21 9 S9 10 S10 11 S11 TOTAL 100% 3.77

32 Weakness Kebiasaan warga merokok Banyak warga yang tidak punya jamban
Jarak sumber air dan jamban jauh Banyak masyarakat yang buang air besar di sungai Masih ada masyarakat yang kesadaran sanitasinya buruk

33 Masih banyak masyarakat yang terkena penyakit infeksi dan non infeksi
Kecelakaan kerja masih terjadi cukup sering di DesaTegalmojo Jarak puskesmas dengan Desa Tegal mojo cukup jauh, sehingga apabila ada warga yang terkena penyakit serius kesulitan berobat Tidak adanya TPA dan TPS Tidak adanya peraturan tertulis dan sanksi tegas akan perilaku buang sampah sembarangan

34 No WEAKNESS Skor Bobot Nilai 1 W1 4 13% 0.52 2 W2 10% 0.40 3 W3 12% 0.48 W4 11% 0.44 5 W5 8% 0.32 6 W6 7 W7 6% 0.24 8 W8 14% 0.56 9 W9 10 W10 TOTAL 100% 3.92 GAP = S – W = 3.77 – 3.92 = -0.15

35 Opportunity Drainase desa sebelah tidak selancar dan sejernih Desa Tegalmojo Angka pengangguran di desa lain lebih tinggi daripada di Desa Tegalmojo mayoritas penduduk desa lain tidak tamat SD    

36 No Opportunity Skala Bobot Nilai 1 O1 4 40% 1.6 2 O2 35% 1.4 3 O3 25% 1.0 TOTAL 100%

37 Threat Desa lain memiliki TPA dan TPS
Terdapat puskesmas di desa sebelah, dimana jaraknya dengan rumah warga lebih dekat Desa lain memiliki pasar Kegiatan berbasis kekeluargaan seperti musyawarah dan arisan sering dilakukan oleh penduduk desa sebelah

38 No THREAT Skor Bobot Nilai 1 T1 4 40% 1.60 2 T2 30% 1.20 3 T3 20% 0.80
10% 0.30 TOTAL 100% 3.90 GAP = O – T = 4 – 3.90 = 0.1

39 Matriks Swot Kuadran 2 W - O

40 KESIMPULAN masyarakat desa Tegalmojo kecamatan Tegalsiwalan

41 Kelompok dibagi berdasar sistem estate dan sistem kelas.
Lembaga sosial yang ada yakni Lembaga Pendidikan, Lembaga Ekonomi, lembaga sosial keluarga, lembaga agama, lembaga kesehatan. Belum ada lembaga pendidikan formal Mayoritas masyarakatnya berpencaharian sebagai Petani Bawang Seluruh warga bergama Islam. Lembaga Kesehatan yang ada di desa Tegalmojo hanya Puskesmas Pembantu (Pustu),

42 7. Banyak yang berjenis kelamin perempuan daripada laki-laki
8. Lebih banyak yang berusia produktif daripada yang tidak produktif. 9. Merupakan tipe desa campuran Berdasar tempat tinggal termasuk tipologi masyarakat desa atau rural community Analisis SWOT desa berada di keadaan W-O. Kita harus memberikan promosi dan edukasi kesehatan kepada masyarakat untuk merubah perilakunya agar menjadi sehat


Download ppt "Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google