Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Selamat Datang Dalam Kuliah Terbuka Analisis Rangkaian Listrik Sesi-4

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Selamat Datang Dalam Kuliah Terbuka Analisis Rangkaian Listrik Sesi-4"— Transcript presentasi:

1 Selamat Datang Dalam Kuliah Terbuka Analisis Rangkaian Listrik Sesi-4

2 Disajikan oleh Sudaryatno Sudirham melalui www.darpublic.com

3 Di sesi-4 ini kita akan membahas
Model Piranti

4 Piranti Listrik dikelompokkan ke dalam 2 katagori
PASIF menyerap daya AKTIF memberi daya

5 Model Piranti Pasif i piranti +  v linier tidak linier
Perilaku suatu piranti dinyatakan oleh karakteristik i-v yang dimilikinya, yaitu hubungan antara arus yang melalui piranti dengan tegangan yang ada di antara terminalnya. Hubungan tersebut mungkin linier mungkin pula tidak linier tegangan diukur antara dua ujung piranti i v tidak linier linier piranti + arus melewati piranti

6 Di bagian inilah kita bekerja dan inilah karakteristik model resistor.
v Karakteristik kenyataan model Simbol R batas daerah linier Kurva i terhadap v tidak linier benar namun ada bagian yang sangat mendekati linier, sehingga dapat dianggap linier. Di bagian inilah kita bekerja dan inilah karakteristik model resistor. Jika vR adalah tegangan pada resistor dan iR adalah arus yang mengalir padanya, maka

7 Bentuk gelombang arus sama dengan bentuk gelombang tegangan
CONTOH Resistor : vR iR pR t [detik] V A W Bentuk gelombang arus sama dengan bentuk gelombang tegangan

8 Konstanta proporsionalitas
Kapasitor iC C dvC/dt 1 Karakteristik C simbol Konstanta proporsionalitas C disebut kapasitansi Daya adalah turunan terhadap waktu dari energi. Maka apa yang ada dalam tanda kurung adalah energi Energi awal

9 CONTOH t [detik] vC V iC mA W pC Kapasitor :
-200 -100 100 200 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 t [detik] V mA W vC iC pC Bentuk gelombang arus sama dengan bentuk gelombang tegangan namun iC muncul lebih dulu dari vC. Arus 90o mendahului tegangan

10 Konstanta proporsionalitas
Induktor 1/L vL 1 diL dt Karakteristik simbol L Konstanta proporsionalitas L disebut induktansi Daya adalah turunan terhadap waktu dari energi. Maka apa yang ada dalam tanda kurung adalah energi Energi awal

11 CONTOH vL = 200sin400t Volt L = 2,5 H vL iL Induktor : V mA W pL
t [detik] Bentuk gelombang arus sama dengan bentuk gelombang tegangan namun iL muncul lebih belakang dari vL. Arus 90o di belakang tegangan

12 Secara fisik, mereka merupakan besaran dimensional
Resistansi, kapasitansi, dan induktansi, dalam analisis rangkaian listrik merupakan suatu konstanta proporsionalitas Secara fisik, mereka merupakan besaran dimensional

13 konstanta proporsionalitas A: luas penampang elektroda
Resistor Kapasitor Induktor konstanta proporsionalitas Secara Fisik resistivitas konstanta dielektrik konstanta L: panjang konduktor A: luas penampang elektroda N: jumlah lilitan A: luas penampang d: jarak elektroda

14 Induktansi Bersama i1 v1 i1 i2 v1 v2
Pada sebuah kumparan dengan induktansi L1 terdapat hubungan arus – tegangan sebagai berikut: Jika dua kumparan terkopel secara magnetik, akan terjadi saling pengaruh antara keduanya. i1 i2 v1 v2 Hubungan arus – tegangan di masing-masing kumparan akan dipengaruhi oleh arus yang mengalir di kumparan yang lain. Saling pengaruh seperti ini tidak terbatas hanya antara dua kumparan. Namun dalam pelajaran ini kita akan hanya melihat dua kumparan saja.

15 i1 i2 v1 v2 k12 = k21 = kM Dua kumparan terkopel secara magnetik
Induktansi sendiri kumparan-1 Induktansi sendiri kumparan-2 Kopling magnetik antar kedua kumparan dinyatakan dengan: M Kopling pada kumparan-1 oleh kumparan-2 Kopling pada kumparan-2 oleh kumparan-1 k12 = k21 = kM Jika medium magnet linier : Persamaan tegangan di kumparan-1 Persamaan tegangan di kumparan-2 Tanda  tergantung dari apakah fluksi magnet yang ditimbulkan oleh kedua kumparan saling membantu atau saling berlawanan

16  aditif i1 i2  substraktif i1 i2 1 2 1 2
Jika fluksi magnetik saling membantu (aditif) maka persamaan tegangan – arus di kumparan masing-masing adalah  aditif 1 i1 i2 2 Jika fluksi magnetik saling berlawanan (substraktif) maka persamaan tegangan – arus di kumparan masing-masing adalah  substraktif 1 i1 i2 2

17 Besarnya tegangan yang terbangkit adalah M di/dt.
Untuk menyatakan pengaruh kopling magnetik pada relasi tegangan – arus kita mengikuti Konvensi Titik, yaitu: Arus i yang masuk ke ujung yang bertanda titik di salah satu kumparan, membangkitkan tegangan berpolaritas positif pada ujung kumparan lain yang juga bertanda titik. Besarnya tegangan yang terbangkit adalah M di/dt.  aditif 1 i1 i2 2 i1 i2 v1 v2 Tambahan tegangan oleh pengaruh i2 Tambahan tegangan oleh pengaruh i1

18 Untuk kopling yang substraktif
1 i1 i2 2 i1 i2 v1 v2 Tambahan tegangan oleh pengaruh i2 Tambahan tegangan oleh pengaruh i1

19 Transformator Ideal Kopling magnetik antara dua kumparan kita temui secara nyata pada transformator, yaitu piranti yang digunakan untuk menikkan atau menurunkan tegangan sinusiodal. Kopling magnetik juga terjadi antara dua penghantar listrik yang berdekatan. Namun kita hanya akan mempelajari transformator. Transformator yang akan kita pelajari adalah transformator ideal, yaitu transformator yang tidak memiliki rugi-rugi daya, dan kopling magnetik terjadi secara sempurna. Fluksi magnit yang timbul di kumparan pertama secara keseluruhan juga dilingkupi oleh kumparan yang lain, tanpa terjadi kebocoran.

20 Inilah karakteristik transformator ideal
v1 v2 transformator Jika kopling magnet terjadi secara sempurna, artinya fluksi magnit melingkupi kedua kumparan tanpa terjadi kebocoran, maka k1 = k2 = k12 = k21 = kM Sehingga dan Inilah karakteristik transformator ideal Jika susut daya juga nol maka: dan

21 CONTOH + v1 _ v2 50 N1/N2 = 0,1 v1 = 120sin400t V

22 Saklar i i simbol simbol v v saklar tertutup saklar terbuka
Karakteristik: i = 0 , v = sembarang Karakteristik: v = 0 , i = sembarang

23 Model Piranti Aktif Piranti aktif adalah piranti yang mampu memberikan daya Kita akan mempelajari karakteristik empqt macam piranti aktif yaitu Sumber Tegangan Bebas Ideal Sumber Arus Bebas Ideal Sumber Tegangan Tak Bebas Sumber Arus Tak Bebas

24 Sumber Tegangan Bebas Ideal
Sumber tegangan bebas memiliki tegangan yang ditentukan oleh dirinya sendiri, tidak terpengaruh oleh bagian lain dari rangkaian. v = vs (tertentu) dan i = sesuai yang dibutuhkan oleh rangkaian v i Vo + Vo i + _ vs i Karakteristik i - v sumber tegangan ideal konstan Simbol sumber tegangan ideal konstan Simbol sumber tegangan ideal yang bervariasi terhadap waktu

25 i = is (tertentu) dan v = sesuai yang dibutuhkan rangkaian
Sumber Arus Bebas Ideal Sumber arus bebas memiliki kemampuan memberikan arus yang ditentukan oleh dirinya sendiri, tidak terpengaruh oleh bagian lain dari rangkaian. i = is (tertentu) dan v = sesuai yang dibutuhkan rangkaian Simbol sumber arus ideal v + i Is , is v i Is Karakteristik sumber arus ideal

26 CONTOH: +  vbeban = vsumber = 40 V pbeban= 200 W  i = 5 A 40V beban
Sumber Tegangan Sumber Arus ibeban = isumber = 5 A vbeban = vsumber = 40 V pbeban= 100 W  i = 2,5 A pbeban= 100 W  v = 20 V pbeban= 200 W  i = 5 A pbeban= 200 W  v = 40 A Tegangan sumber tetap, arus sumber berubah sesuai kebutuhan rangkaian Arus sumber tetap, tegangan sumber berubah sesuai kebutuhan rangkaian

27 Sumber Praktis  v + Rp is i ip i Rs + v  vs _
Sumber praktis memiliki karakteristik yang mirip dengan keadaan dalam praktik. Sumber ini digambarkan dengan menggunakan sumber ideal tetapi tegangan ataupun arus sumber tergantung dari besar pembebanan. v + Rp is i ip i Rs + v vs _ Sumber tegangan praktis terdiri dari sumber ideal vs dan resistansi seri Rs sedangkan tegangan keluarannya adalah v. vs tertentu, akan tetapi tegangan keluarannya adalah v = vs  iR Sumber arus praktis terdiri dari sumber ideal is dan resistansi paralel Rp sedangkan tegangan keluarannya adalah v. is tertentu, akan tetapi arus keluarannya adalah i = is  ip

28 Sumber Tak-Bebas (Dependent Sources)
Sumber tak-bebas memiliki karakteristik yang ditentukan oleh besaran di bagian lain dari rangkaian. Ada empat macam sumber tak-bebas, yaitu: + _ i1 r i1 CCVS + _  v1 v1 VCVS Sumber tegangan dikendalikan oleh arus Sumber tegangan dikendalikan oleh tegangan  i1 i1 CCCS g v1 + v1 _ VCCS Sumber arus dikendalikan oleh arus Sumber arus dikendalikan oleh tegangan

29 Model Sumber Tak Bebas OP AMP
Sumber tak bebas digunakan untuk memodelkan Penguat Operasional (OP AMP) 7 2 6 3 5 4 8 1  + vN vP VCC +VCC vo Top +VCC : catu daya positif VCC : catu daya negatif vP = tegangan masukan non-inversi; vN = tegangan masukan inversi; vo = tegangan keluaran; Model Sumber Tak Bebas OP AMP + Ri Ro vo iP iN vP + vN + io  (vP  vN ) + catu daya positif catu daya negatif keluaran masukan non-inversi inversi Diagram rangkaian

30 OP AMP Ideal ip vp masukan non-inversi vo + keluaran  masukan inversi
Suatu OPAMP ideal digambarkan dengan diagram rangkaian yang disederhanakan: keluaran masukan non-inversi masukan inversi + vo vp vn ip in Jika OpAmp dianggap ideal maka terdapat relasi yang mudah pada sisi masukan

31 Contoh: Rangkaian Penyangga (buffer)
+ iP iN vP vs vN R vo io

32 Contoh: Rangkaian Penguat Non-Inversi
+ iP iN vP vs vN R1 R2 vo umpan balik

33 CONTOH: vo = ? iB = ? pB = ? 2k iB vo 5V vB RB =1k 1k + 
Rangkaian dengan OP AMP yang lain akan kita pelajari dalam pembahasan tentang rangkaian pemroses sinyal

34 Analisis Rangkaian Listrik di Kawasan Waktu
Kuliah Terbuka Analisis Rangkaian Listrik di Kawasan Waktu Sesi-4 Sudaryatno Sudirham


Download ppt "Selamat Datang Dalam Kuliah Terbuka Analisis Rangkaian Listrik Sesi-4"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google