Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

MAKNA HIDUP PADA LANSIA (LANJUT USIA) TUNA NETRA

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "MAKNA HIDUP PADA LANSIA (LANJUT USIA) TUNA NETRA"— Transcript presentasi:

1 MAKNA HIDUP PADA LANSIA (LANJUT USIA) TUNA NETRA
BAYU PRATAMA / BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah: Tuna Netra = Cacat yang Khas pada Indera Penglihatan. Lansia (Lanjut Usia) = Proses Menua secara Alami. Makna Hidup = Bermakna atau Tidak Bermakna. 2. Tujuan Penelitian: a. Gambaran Makna Hidup … b. Faktor-Faktor Perubahan Sikap… c. Pencarian Makna Hidup Relevan… 3. Manfaat Penelitian: Teoritis Praktis

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. Komponen-Komponen Makna Hidup
1. Karakteristik Makna Hidup (Bastaman, 1996) a. Unik dan Personal b. Spesifik dan Konkrit c. Memberikan Pedoman dan Arah 2. Komponen-Komponen Makna Hidup (Bastaman, 1996) a. Pemahaman Diri (self insight) b. Makna Hidup (the meaning of life) c. Pengubahan Sikap (changing attitude) d. Keikatan Diri (self commitment) e. Kegiatan Terarah (directed activities) f. Dukungan Sosial (social support) 3. Proses-Proses Makna Hidup (Bastaman, 1996) a. Tahap Derita b. Tahap Penerimaan Diri c. Tahap Penemuan Makna Hidup d. Tahap Realisasi Makna e. Tahap Kehidupan Bermakna Dinamika (D): Tuna Netra = Mengalami Dampak Psikologis yaitu Sebuah Penderitaan. Makna Hidup = Bermakna atau Tidak Bermakna. Lansia = Usia Kesempatan Dalam Kehidupan > Menyikapi dengan (+) / (-).

3 Pendekatan Kualitatif > Studi Kasus.
2. Subjek Penelitian Karakteristik Subjek: = Lansia Perempuan (Lanjut Usia Dini / tahun). Jumlah Subjek: = 1 Subjek & 1 Significant Other. Metode Pengambilan Subjek: = Berdasarkan Kriteria Subjek yang Telah Ditentukan. BAB III METODE PENELITIAN 1. Metode: Pendekatan Kualitatif > Studi Kasus. 3. Teknik: - Wawancara... - Catatan Lapangan...

4 BAB IV 1. Subjek: Berinisial = KY (Saudara).
Significant Other = YI (Ponakan). 2. Hasil: a. Unik dan Personal = Subjek menerima kecacatan sebagai takdir dari Allah. Spesifik dan Konkrit = Subjek mencapai ketenangan hidup melalui ibadah. Pedoman dan Arah = Dalam menjalani hidup, di mana subjek menjadikan ibadah sebagai bekal hari akhir untuk menghadap Allah. b Pemahaman Diri (self insight) = Subjek tidak ingin menyesali ketunanetraannya. Makna Hidup (the meaning of life) = Subjek menjadikan agama sebagai nilai penting dalam memaknakan hidup. Pengubahan Sikap (changing attitude) = Terjadi karena ada perhatian orang terdekat terhadap subjek dan keihlasan subjek dalam derita, dan dengan penyebab itu subjek menjadi lebih tenang dalam hidup. Keikatan Diri (self commitment) = Subjek tetap mengikatkan diri pada agama dan menjalani ajaran-ajaran agama. Kegiatan Terarah (directed activities) = Membuat subjek melakukan kegiatan - kegiatan yang positip. Dukungan Sosial (social support) = Membuat subjek merasa diterima dalam hidup sehari-hari.

5 c. Tahap Derita = Terkadang subjek teringat akan masa lalu
di mana subjek kehilangan penglihatan dan kehilangan adik. Tahap Penerimaan Diri = Subjek menerima derita sebagai bagian dari hidup. Tahap Penemuan Makna = Kematian adik menjadikan subjek menyadari bahwa hidupnya sendiri itu berarti dan keberartian hidup membuat subjek lebih rajin beribadah. Tahap Realisasi Makna = Subjek menjalani kegiatan-kegiatan agamis dan kegiatan sosial lainnya dengan ikhlas, tawakal kepada Allah. Tahap Kehidupan Bermakna = Adanya makna kehidupan dan perhatian dari orang terdekat membuat subjek puas akan hidupnya dan menjalani ibadah dengan lebih hikmat.

6 * Untuk Subjek; Keluarga; Masyarakat; Penelitian Selanjutnya.
BAB V 1. Kesimpulan: a. Terdapat Gambaran Makna Hidup = Unik dan Personal, Spesifik dan Konkrit, Memberikan Pedoman dan arah. b. Terdapat Faktor Perubahan Sikap Pada Masa lansia = Pemahaman Diri (self insight), Makna Hidup (the meaning of life), Pengubahan Sikap (changing attitude), Keikatan Diri (self commitment), Kegiatan Terarah (directed activities), Dukungan Sosial (social support). c. Pencarian Makna Hidup Relevan karena terdapat/mengikuti = Tahap Derita, Tahap Penerimaan Diri, Tahap Penemuan Makna, Tahap Realisasi Makna, Tahap Kehidupan Bermakna. 2. Saran: * Untuk Subjek; Keluarga; Masyarakat; Penelitian Selanjutnya. * Peneliti menyarankan bagi subjek untuk memperbanyak bentuk coping positif seperti melakukan kegiatan-kegiatan sosial di samping kegiatan-kegiatan keagamaan. Juga, peneliti selanjutnya disarankan mengembangkan terapi untuk penanganan trauma bagi penyandang tunanetra yang mengalami kebutaan belakangan atau setelah masa kanak-kanak (acquired).


Download ppt "MAKNA HIDUP PADA LANSIA (LANJUT USIA) TUNA NETRA"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google