Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Pengertian & Filosofi Etika

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Pengertian & Filosofi Etika"— Transcript presentasi:

1 Pengertian & Filosofi Etika
Cabang ilmu, ruang lingkup dan metode pendekatan

2 Manusia adalah Mahluk Individu  memiliki akal, pikiran, perasaan dan kehendak Mahluk Sosial  memiliki budi pekerti, tata krama dan etika

3 Pengertian Etika Berasal dari Yunani -> “ethos” artinya karakter, watak kesusilaan atau adat. Menurut Martin (1993), “etika adalah semacam standar yang mengatur tingkah laku pergaulan manusia dalam kelompok sosial”. Menurut para ahli, maka etika tidak lain adalah aturan prilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antara sesamanya, SERTA menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk.

4 rumusan para ahli Drs O.P. SIMORANGKIR: Etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berperilaku menurut ukuran dan nilai yang baik. Drs. SIDI GAJALBA (dalam sistematika filsafat) : Etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal. Drs. H. BURHANUDIN SALAM: Etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma moral yang menentukan perilaku manusia dalam hidupnya.

5 Fungsi Etika Sebagai subyek: Untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakan itu salah atau benar, buruk atau baik. Sebagai obyek: Cara melakukan sesuatu (didasarkan pada moralitas).

6 Tujuan Etika Untuk mendapatkan konsep mengenai penilaian baik buruk manusia sesuai dengan norma-norma yang berlaku. Pengertian baik: Segala perbuatan yang terpuji. Pengertian buruk: Segala perbuatan yang tercela.

7 3 Alasan perlu etika Kita hidup dalam masyarakat yang makin pluralistis, dan dihadapkan dengan sekian banyak pandangan moral yang seringkali bertentangan. Kita hidup dalam masa transformasi masyarakat yang tanpa tanding. Transformasi ekonomi, intelektual dan budaya, yang menantang budaya tradisional. Dalam situasi ini, etika membantu agar kita tidak kehilangan orientasi. Banyaknya tawaran ideologi sebagai penyelamat. Etika membantu kita agar sanggup menghadapi ideologi-ideologi itu dengan kritis dan obyektif dan membentuk penilaian sendiri agar tidak mudah terpancing.

8 Jenis Etika (1) Etika Deskriptif
Etika yang berbicara tentang suatu fakta Yaitu tentang nilai dan pola perilaku manusia terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya dalam kehidupan masyarakat. Etika yang menyoroti secara rasional dan kritis tentang apa yang diharapkan manusia mengenai sesuatu yang bernilai Misalnya: adat istiadat, kebiasaan, hal yang dianggap baik/buruk, tindakan yang boleh/tidak boleh dilakukan

9 Jenis Etika (2) Etika Normatif
Etika yang memberikan penilaian serta himbauan kepada manusia tentang bagaimana harus bertindak sesuai dengan norma yang berlaku Etika yang mengenai norma-norma yang menuntun tingkah laku manusia dalam kehidupan sehari-hari Misalnya: (individu) kejujuran, kedisiplinan, loyalitas; (masyarakat) etika bisnis, etika komunikasi, dll

10 Perbedaan Kedua Jenis Etika
Etika deskriptif: Memberikan gambaran dan membahas fakta yang berkembang di masyrakat, dengan tanpa memberikan interpretasi secara tajam dan lugas Etika normatif: Melakukan penilaian sekaligus memberikan norma sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan diputuskan Macam-macam norma: Norma Sopan satun, yang menyangkut tata cara hidup dalam pergaulan sehari-hari. Norma Hukum, yang memiliki keberlakuan lebih tegas karena diatur oleh suatu hukum dengan jaminan hukuman bagi pelanggar. Norma Moral, yang sering digunakan sebagai tolak ukur masyarakat untuk menentukan baik buruknya seorang sebagai manusia, misalnya: menampilkan diri sebagai manusia dalam profesi yang dijalani.

11 Macam Etika Etika Umum dapat dianalogikan dengan ilmu pengetahuan yang membahas mengenai pengertian umum dan teori-teori Etika Khusus merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang kehidupan yang khusus

12 Keduanya tidak dapat dipisahkan
Etika Khusus Etika individual, yaitu menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinya sendiri Etika sosial, yaitu berbicara mengenai kewajiban, sikap dan perilaku manusia sebagai anggota masyarakat Keduanya tidak dapat dipisahkan

13 Etika Sosial Etika komunikasi Etika keluarga Etika profesi
Etika politik Etika lingkungan Etika ideologi

14 Sistem Penilaian Etika
Titik berat penilaian etika sebagai ilmu. Perbuatan atau kelakukan seseorang yang telah menjadi sifat baginya atau telah mendarah daging, itulah yang disebut akhlak atau budi pekerti. Menurut Burhanudin Salam, perbuatan dinilai pada 3 tingkatan: 1) berupa rencana dalam hati (niat), 2) perbuatan nyata (pekerti), 3) akibat atau hasil perbuatan tersebut (baik & buruk).

15 Etika vs Moral (1) Moral berasal dari bahasa latin “mos” artinya adat istiadat Moral adalah nilai-nilai atau norma-norma yang menjadi pegangan seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya dalam bermasyarakat Sebagai contoh: “Kepala Proyek Pengembangan TI di perusahaan ini tidak bermoral…..”  melangar norma-norma etis yang berlaku dalam kelompok atau organisasi

16 Etika vs Moral (2) Menurut Frans Magnis Suseno (1987), “moral adalah nilai-nilai yang mengandung peraturan, perintah dan lain sebagainya yang terbentuk secara turun temurun melalui suatu budaya tertentu tentang bagaimana manusia harus hidup dengan baik”. Kesimpulan: Etika = Moral adalah pegangan tingkah laku didalam bermasyarakat Perbedaan moral dan etika: - Moral menekankan pada cara menekankan sesuatu. - Etika menekankan pada mengapa melakukan sesuatu harus dengan cara tersebut. Etika Moral Etika-moral

17 Etika vs Filsafat Filsafat adalah bagian dari ilmu pengetahuan yang berfungsi sebagai interpretasi tentang hidup manusia Etika merupakan bagian dari filsafat, yaitu filsafat moral Filsafat moral adalah cabang dari filsafat tentang tindakan manusia Kesimpulan: Suatu ilmu yang mempelajari perbuatan baik dan buruk manusia, berdasarkan kehendak dalam mengambil keputusan yang mendasari hubungan antar sesama manusia

18 Faktor-Faktor Tindakan Melanggar Etika
Kebutuhan Individu Merupakan faktor utama penyebab terjadinya tindakan tidak etis karena tidak tercukupinya kebutuhan pribadi dalam kehidupan. Tidak ada pedoman Tidak punya penuntun hidup sehingga tidak tahu bagaimana melakukan sesuatu. Perilaku dan kebiasaan Individu Perilaku kebiasaan individu tanpa memperhatikan faktor lingkungan dimana individu tersebut berada.

19 Pengertian & Kekhusuan Norma

20 Nilai & Norma Nilai  ukuran untuk menentukan baik buruk atau benar salah yang terkait dengan proses (instrumental) atau hasil (terminal) Norma  aturan yang diberlakukan untuk mengatur tingkah laku seseorang dalam kehidupannya

21 NORMA-NORMA DALAM KEHIDUPAN
PENGERTIAN NORMA “Norma adalah kaidah atau ketentuan yang mengatur kehidupan dan hubungan antar manusia dalam arti luas” “Norma adalah suatu kaidah yang digunakan sebagai standar atau ukuran tentang perbuatan manusia, mana yang benar/salah, serta mana yang baik/buruk”

22 Pentingnya Norma dalam Masyarakat
Menciptakan ketertiban dalam masyarakat Mencegah benturan kepentingan di masyarakat Memberi petunjuk bagi setiap individu dalam menjalani kehidupan

23 Jika Norma Tidak Ada Tidak akan tertib Akan ada benturan
Akan terjadi kekacauan Tidak akan tenteram Tidak akan hidup tenang Akan terjadi permusuhan Akan terjadi keributan Akan terjadi pertengkaran Akan berantakan Tidak akan aman Akan terjadi perbuatan sewenang-wenang Tidak ada perdamaian Tidak ada kehidupan yang rukun Tidak ada kesopanan

24 Jenis-jenis norma (1) Norma Agama:
”Pedoman hidup yang diterima sebagai perintah, larangan dan ajaran yang berasal dari Tuhan Yang Maha Esa” Contoh: menjalankan ibadah sesuai keyakinan, membantu fakir miskin dan anak yatim/piatu, dan lain-lain Pelanggaran terhadap norma tersebut sanksinya mendapat hukuman/siksa dari Tuhan YME di akhirat nanti

25 Jenis-jenis norma (2) Norma Kesusilaan:
”Pedoman pergaulan hidup yang bersumber dari hati nurani manusia tentang baik buruknya suatu perbuatan” Contoh: berlaku adil, jujur, menghormati sesama, menjaga nama baik/kesucian/harga diri Akbita pelanggaran: penyesalan, mendapat celaan, diasingkan/diusir dari lingkungan masyarakat

26 Jenis-jenis norma (3) Norma Kesopanan:
”Peraturan hidup/tingkah laku yang terkait dengan pergaulan sesama manusia” Contoh: menghormati yang lebih tua, berpakaian yang baik, tidak meludah atau buang air sembarangan, dan lain-lainnya Pelanggaran terhadap norma tersebut sanksinya mendapat celaan atau bahkan dijauhi/tidak disukai oleh masyarakat sekitar

27 Jenis-jenis norma (4) Norma Hukum:
”Peratutan hidup yang dibuat oleh penguasa negara” Norma hukum sifatnya memaksa dan mempunyai sanksi-sanksi yang tegas Contoh Pidana: Merampas nyawa orang lain, dipidana penjara paling lama 15 tahun (KUHP Bab XIX pasal 338) Contoh Perdata: Perbuatan melanggar hukum yang merugikan orang lain harus mengganti kerugian (KUH Perdata Bab III pasal 1365)

28 ADAT ISTIADAT Adat adalah aturan dan perbuatan yang lazim dituruti atau dilakukan sejak dahulu kala (Kamus umum bahasa Indonesia) Timbulnya adat berawal dari usaha sekelompok masyarakat yang menginginkan terciptanya ketertiban di lingkungannya Adat istiadat adalah tata kelakuan yang kekal dan turun temurun dari generasi ke generasi sebagai warisan, sehingga kuat hubungan/kaitannya dengan pola perilaku masyarakat.

29 Kebiasaan & Peraturan Dalam konteks kemasyarakatan, pengertian kebiasaan hampir sama dengan pengertian adat Bedanya, kebiasaan dipergunakan untuk perorangan, sedangkan adat dipergunakan untuk sekelompok orang Sedangkan yang dimaksud dengan peraturan adalah petunjuk, kaidah, dan ketentuan yang dibuat untuk mengatur manusia sebagai anggota masyarakat

30 PERBEDAAN NORMA-NORMA DALAM MASYARAKAT
Uraian Norma Agama Norma Kesusilaan Norma Kesopanan Norma Hukum Tujuan Penyempurnaan manusia jangan sampai manusia menjadi jahat Ketertiban masyarakat jangan sampai ada korban kejahatan Isi Ditujukan kepada sikap batin Ditujukan kepada sikap lahir Asal Usul Dari Tuhan Diri sendiri Kekuasaan luar yang memaksa Sanksi Dari masyarakat secara tak resmi Dari masyarakat secara resmi Daya Kerja Membebani kewajiban Membebani kewajiban dan memberi hak

31 Pengertian Profesi

32 PENGERTIAN PROFESI Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian Istilah profesi adalah suatu hal yang berkaitan dengan jenis pekerjaan (occupation) yang sangat dipengaruhi oleh pendidikan dan keahlian, sehingga banyak orang yang bekerja tetapi belum tentu dikatakan memiliki profesi yang sesuai

33 Profesi (Wikipedia Indonesia)
Adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta proses sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut Contoh profesi adalah pada bidang hukum, kedokteran, keuangan, militer, dan teknik Seseorang yang memiliki suatu profesi tertentu, disebut profesional Orientasi utama profesi adalah untuk kepentingan masyarakat dengan memanfaatkan keahlian yang dimiliki

34 Ciri-ciri Profesi Adanya pengetahuan/keahlian khusus
Adanya kaidah dan standar moral yang tinggi Mangabdi pada kepentingan masyarakat Ada ijin khusus untuk menjalankan suatu profesi Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu organisasi profesi

35 Mekanisme Profesi Suatu profesi biasanya mensyaratkan pelatihan ekstensif sebelum memasukinya; Pelatihan tersebut meliputi komponen intelektual dan ketrampilan yang signifikan; Tenaga yang terlatih mampu memberikan jasa yang penting kepada masyarakat.

36 Nilai Tambah Profesi Prinsip Etika Profesi
1. Adanya proses lisensi atau sertifikasi; 2. Adanya organisasi; 3. Adanya otonomi dalam pekerjaannya. Prinsip Etika Profesi Kejujuran Tanggung jawab Keadilan Otonomi

37 Peranan Etika dalam Profesi
Kelompok profesi diharapkan akan mempunyai tata nilai untuk mengatur kehidupan bersama Salah satu golongan masyarakat yang memiliki nilai-nilai sebagai landasan dalam pergaulannya, baik dengan masyarakat umumnya maupun dengan sesama anggotanya, yaitu masyarakat profesional Sorotan masyarakat semakin tajam manakala perilaku-perilaku sebagian para anggota profesi tidak didasarkan pada nilai-nilai pergaulan yang telah disepakati bersama

38 Rambu-rambu Profesi Melibatkan kegiatan intelektual
Menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus Memerlukan persiapan profesional yang dalam dan bukan sekedar latihan Memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan Menjanjikan karir hidup dan keanggotaan yang permanen Mementingkan layanan di atas kepentingan pribadi Mempunyai organisasi profesi yang kuat dan terjalin erat Menentukan baku standarnya sendiri, dalam hal ini adalah kode etik

39 PENGERTIAN PROFESIonal
Profesional adalah orang yang mempunyai profesi atau pekerjaan purna waktu dan hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu keahlian yang tinggi Profesional adalah orang yang sangat kompeten atau memiliki kompetensi – kompetensi tertentu yang mendasari kinerjanya

40 Tiga Watak Kerja profesional
Beritikad untuk mewujudkan kebajikan demi tegaknya kehormatan profesi yang digeluti  tidak mementingkan imbalan/upah Dilandasi kemahiran teknis berkualitas tinggi yang dicapai melalui pendidikan/pelatihan khusus Diukur dengan kualitas teknis dan kualitas moral  tunduk pada kode etik yang dikembangkan dan disepakati bersama dalam organisasi profesi

41 Kaitan Profesi dan Profesional
Mengandalkan suatu keterampilan atau keahlian khusus Dilaksanakan sebagai suatu pekerjaan atau kegiatan utama (purna waktu) Dilaksanakan sebagai sumber utama nafkah hidup Dilaksanakan dengan keterlibatan pribadi yang mendalam Profesional: Orang yang tahu akan keahlian dan keterampilannya Meluangkan seluruh waktunya untuk pekerjaan atau kegiatannya itu Hidup dari pekerjaannya tersebut Ada rasa bangga dan percaya diri akan pekerjaan yang dilakukannya

42 PENGERTIAN PROFESIonalisme
Profesionalisme adalah suatu paham yang mencitrakan dilakukannya kegiatan-kegiatan tertentu dalam masyarakat, berbekalkan keahlian yang tinggi dan berdasarkan rasa keterpanggilan (profesi) dengan semangat pengabdian selalu siap memberikan pertolongan kepada sesama yang tengah dirundung kesulitan/masalah (Wignjosoebroto, 1999) Profesionalisme Merupakan suatu tingkah laku, suatu tujuan atau suatu rangkaian kualitas yang manandai atau melukiskan coraknya suatu “Profesi”.

43 Beberapa ciri Profesinalisme
Mengejar kesempurnaan hasil (perfect result), sehingga kita dituntut untuk selalu meningkatkan mutu Menuntut kesungguhan dan ketelitian yang hanya dapat diperoleh melalui pengalaman dan kebiasaan Menuntut ketekunan dan ketabahan, yaitu sifat tidak mudah putus asa dan puas sampai hasil tercapai Menuntut integritas tinggi yang tidak tergoyahkan oleh “keadaan terpaksa” atau godaan iman seperti harta dan kenikmatan hidup yang tidak halal Memerlukan adanya kebulatan fikiran dan perbuatan, sehingga terjaga efektifitas kerja yang tinggi.

44 6 Karakteristik Profesional
Ethical (etis) Altruistic (mementingkan orang lain) Responsible (bertanggung jawab) Theoretical (teoritis) Committed (memiliki komitmen) Intellectual (serdik/pandai) Professionalism is a passion for personal responsibility, devotion to a life of service, commitment to a mission, and openness to new ideas and alternatives. In contrast, technicians (or paraprofessionals) define their role narrowly, see no larger purpose, set sights low, know enough about their work without a holistic view of it. Six characteristics of professional style-- a professional way of being-- summarized: 1. Ethical - moral standard of conduct. 2. Altruistic - regard for and devotion to the interest of others, unselfish 3. Responsible- accountable, answerable, trustworthy, and able to respond. 4. Theoretical--systematic and abstract principles of professional action. 5. Committed--a lifetime of devotion. Intellectual--feels responsible for continuous development of professional knowledge and skills; learning is not a task but a way of living and being. Covey in Principle-Centered Leadership says, “Some habits of ineffectiveness are rooted in our social conditioning toward quick-fix, short-term thinking The quick, easy, free, and fun approach won’t work The only thing that endures over time is the law of the farm: I must prepare the ground, put in the seed, cultivate it, weed it, water it, then gradually nurture growth and development to full maturity” (p. 17).

45 Ethical Selalu jujur pada orang lain dan dalam berbagai situasi
Mengedepankan perilaku yang luhur dan adil Mengdepankan kebenaran dari pada kebohongan Senantiasa menjaga rahasia pekerjaan Berorientasi pada logika dan nurani dalam memutuskan Dan lain-lain

46 Altruistic Tidak mementingkan diri sendiri
Mencurahkan perhatian pada kepentingan orang lain Menunjukkan rasa hormat (respect) pada orang lain Membangun pemikiran dan sikap positip kepada orang lain Senantiasa siap membantu/ menolong orang yang membutuhkan Dan lain-lain

47 Responsible Menepati janji dalam berbagai hal/kegiatan
Bekerja dengan loyalitas dan akuntabilitas tinggi Berpikir sebelum bereaksi, berbicara berdasar data/fakta Hati-hati dalam mengambil keputusan Mengambil alih kesalahan bawahan (tidak mencari kambing hitam) Senantiasa melakukan evaluasi atas kinerjanya Dan lain-lain

48 Theoretical Berpikir kritis dan dinamis
Berbasis pada ilmu pengetahuan dan teknologi Menunjukkan apresiasi pada kegiatan riset dan pengembangan teori Mempresentasikan dasar teori (acuan) dari ide dan aksi/realisasi Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Dan lain-lain

49 Committed Selalu siap menjalankan tugas/kewajiban
Patuh pada peraturan dan perundangan yang berlaku dan telah disepakati bersama Menjadi anggota dan berpastisipasi dalam organisasi profesi Senantiasa meningkatkan keahlian dan kemampuan diri dalam pekerjaan Menjaga harkat martabat dan nama baik keprofesian di masyarakat

50 Intellectual Membaca karya ilmiah
Mengikuti perkembangan iptek yang terkait Menambah wawasan keprofesian secara umum dan khusus Berinteraksi dengan kolega untuk bertukar informasi dan perspektif baru Partisipasi dalam konferensi Mengikuti pelatihan secara periodik Pengembangan diri secara konsisten Meningkatkan performansi diri sendiri

51 Tahapan Pengembangan Profesional
(Meszaros & Braun, 1980) Pre-Professional Applier Analyst Integrator Preprofessionals receiving specialized education designed to develop a theoretical framework,applied skills, knowledge and attitudes. Internal process: absorbing, internalizing, conforming to their perceptions of a what professionals think, do or say. Practice is a mirror image of what they have observed in the world. Appliers - Experienced college graduates. Apply the knowledge gathered and skills developed in a volunteer or paid staff position. Discovering the limits imposed by the environment or institutions involved. Internal process: challenging the commitment to the profession and will either accept the limits and conform to the setting, becoming stuck at that level OR be stimulated to challenge and question the limitations and move on to another step in the process of development. Some may become discouraged and dropout. Analysts - Experienced in applying and refining knowledge with new acquisition. Analyze self and profession in whole and in parts, question their very existence and purpose, and seek new knowledge to support their practice. Internal process: stress, anger, frustration with complex issues, limits and slow process of change. Integrators-Holistic thinkers, “having examined themselves and the profession and broken the wholes into parts, they’ve begun to put the parts together again, to create, organize, and design something different. Selective about causes and issues in which they become involved. Internal process: Philosophical, Coherent between actions and beliefs, attitudes and values.

52 Tujuan Pendidikan dan Pelatihan
Meningkatkan keahlian yang meliputi: Pengetahuan (knowledge): teoritis, informasi yang dievaluasi dan diorganisir pikiran manusia sedemikian sehingga dapat lebih bermanfaat Ketrampilan (skill): aplikatif, kemahiran melakukan suatu prosedur/kegiatan Kemampuan (ability): analisis dan diagnosis penyelesaian suatu masalah Sikap (attitude): perilaku dalam menerima/menolak suatu elemen kerja (teliti, tepat waktu, terjadwal, dsb)

53 Sertifikasi Cara untuk melakukan standar sebuah profesi
Pengakuan dari suatu organisasi profesi independen Alasan pentingnya sertifikasi Untuk menuju level yang diharapkan/diinginkan Untuk memenuhi capaian standar kinerja tertentu Untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat pengguna

54 Jenis Sertifikasi Sertifikasi berorientasi produk
Microsoft, Corel Oracle, CISCO, Novell Siemens, Toshiba, dan lain-lainnya Sertifikasi berorientasi profesi Sertifikasi Guru/Dosen, IATKI, dan lain-lain CompTIA (Computing Technology Industry Association), misal: network support, Computer Technical Sun Microsystems, misal: Java programmer

55 Pengertian & Peranan kode etik

56 Pengertian KODE ETIK (1)
Kode, yaitu tanda-tanda atau simbol-simbol yang berupa tulisan, gambar,atau benda yang disepakati untuk maksud-maksud tertentu Kode etik, yaitu norma atau azas yang diterima oleh suatu kelompok tertentu sebagai landasan tingkah laku sehari-hari di masyarakat maupun di tempat kerja

57 Pengertian KODE ETIK (2)
Kode etik, yaitu sistem norma, nilai dan aturan tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik, bagi profesional Kode etik, menyatakan tindakan apa yang benar atau salah, serta perbuatan apa yang harus dilakukan atau harus dihindari

58 Tujuan KODE ETIK Agar profesional memberikan layanan sebaik-baiknya kepada masyarakat pengguna Agar masyarakat pengguna terlindungi dari tindakan yang tidak profesional

59 Prinsip Dasar KODE ETIK
Prinsip integritas Harus menjunjung nilai tanggung jawab dan integritas tinggi Prinsip obyektivitas Harus menjaga obyektifitas dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya Prinsip kerahasiaan Menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesi dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tanpa persetujuan Prinsip perilaku profesional Harus berperilaku konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskriditkan profesi yang diembannya

60 Ruang gerak kode etik Profesi
Menurut Harris [1995]: Ruang gerak seorang profesional diatur melalui etika profesi yang distandarkan dalam bentuk kode etik profesi

61 Kode etik profesi (K.E.P)
Aturan atau ketentuan tertulis yang disepakati di dalam menjalankan suatu profesi Umumnya dikeluarkan oleh asosiasi atau organisasi tertentu (profesi, politik, sosial, dll) Contoh di Indonesia: IAI, IDI, PII, IPKIN (Ikatan profesi komputer Indonesia), IATKI (Ikatan Ahli Teknik Ketenagalistrikan Indonesia), dll Contoh di Mancanegara : ACM (Association for Computing Machinery), ICCP (Institute for Certification of Computer Programming, DPMA (Data Processing Management Association), ITAA (Information Technology Association of America), dll

62 Menurut UU No. 43/1999 (POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN)
Profesi adalah suatu moral community (masyarakat moral) yang memiliki cita-cita dan nilai-nilai bersama Kode etik profesi adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam melaksanakan tugas dan dalam kehidupan sehari-hari

63 Tujuan Kode Etik Profesi
Menjunjung tinggi martabat profesi Menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota Meningkatkan pengabdian para anggota profesi Meningkatkan mutu profesi Meningkatkan mutu organisasi profesi Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat Menentukan baku standarnya sendiri

64 CIRI-CIRI Kode Etik Profesi
Singkat Sederhana Jelas & konsisten Masuk akal Dapat diterima Realistis Komprehensif/lengkap Positif dalam formulasinya

65 Fungsi Kode Etik Profesi
Memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas yang digariskan Maksudnya bahwa dengan kode etik profesi, pelaksana profesi mampu mengetahui suatu hal yang boleh dia lakukan dan yangtidak boleh dilakukan. 2. Merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan Maksudnya bahwa etika profesi dapat memberikan suatu pengetahuan kepada masyarakat agar dapat memahami arti pentingnya suatu profesi, sehingga memungkinkan pengontrolan terhadap para pelaksana di lapangan keja. 3. Mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi Arti tersebut dapat dijelaskan bahwa para pelaksana profesi pada suatu instansi atau perusahaan yang lain tidak boleh mencampuri pelaksanaan profesi di lain instansi atau perusahaan. 65

66 Karakteristik K.E.P Bukan algoritma sederhana yang dapat menghasilkan keputusan etis atau tidak etis Terkadang bagian-bagian dari kode etik dapat terasa saling bertentangan dengan kode etik lain Menggunakan keputusan yang etis untuk bertindak sesuai dengan semangat kode etik profesi Menggariskan dengan jelas prinsip-prinsip mendasar yang butuh pemikiran, bukan kepatuhan membuta 66

67 Pemilik Kode Etik Profesi
Umumnya adalah organisasi kemasyarakatan atau organisasi profesi yang bersifat nasional, misalnya: Ikatan Profesi Komputer Indonesia (IPKIN), Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI), Ikatan Akuntansi Indonesi (IAI), Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI), Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dll.

68 Orientasi Kode Etik Profesi
1. Rekan, 2. Profesi, 3. Badan, 4. Nasabah/Pemakai, 5. Negara, dan 6. Masyarakat. 68

69 Kendala Penyusunan K.E.P
Bagaimana kode tersebut akan digunakan Seberapa detail tingkat rinciannya Siapa yang menjadi sasaran kode etik Kode etik diperuntukkan bagi kepentingan siapa 69

70 Alasan K.E.P Diabaikan Pengaruh sifat kekeluargaan Pengaruh jabatan
Pengaruh materialisme 70

71 Pelanggaran kode etik Profesi
Pelanggaran terhadap nilai-nilai yang seharusnya dijunjung tinggi oleh profesi itu Memperdagangkan jasa atau membeda-bedakan pelayanan jasa atas dasar keinginan untuk mendapatkan keuntungan uang yang berkelebihan Menyalahgunakan kekuasaan merupakan perbuatan yang sering dianggap melanggar kode etik profesi Pelanggaran terhadap perbuatan pelayanan jasa profesi yang kurang mencerminkan kualitas keahlian serta yang kurang dapat dipertanggung-jawabkan menurut standar maupun kriteria profesional

72 Pelanggaran kode etik Profesi
Nasional Kamis, 27 Jan :02 WIB Dua Lagi Masih Diproses - Empat Dokter di Medan Langgar Kode Etik MedanBisnis – Medan. Majelis Kode Etik Kedokteran Ikatan Dokter Indonesia ((MKEK- IDI) Kota Medan telah menyidang 6 dokter berdasarkan pengaduan masyarakat. Dari 6 orang tersebut, 4 di antaranya terbukti melakukan pelanggaran kode etik, sedangkan 2 lagi masih dalam proses penyindangan lebih lanjut. Demikian dikatakan Sekretaris MKEK- IDI Medan, dr Ery Suhaymi SH kepada wartawan, Rabu (26/1), di Medan. Ia menjelaskan, kasus yang mereka sidangkan itu merupakan pengaduan dari para pasien yang mereka terima untuk 2010.

73 SANKSI PELANGGARAN K.E.P
Sanksi moral & Sanksi dikeluarkan dari organisasi  Kasus-kasus pelanggaran kode etik akan ditindak dan dinilai oleh suatu dewan kehormatan atau komisi yang dibentuk khusus untuk itu Karena tujuannya adalah mencegah terjadinya perilaku yang tidak etis, seringkali kode etik juga berisikan ketentuan-ketentuan profesional, seperti: Kewajiban melapor jika ketahuan teman sejawat melanggar kode etik Ketentuan itu merupakan akibat logis dari “self regulation” yang terwujud dalam kode etik 73

74 Standar Kompetensi Profesi

75 Kompetensi (1) Kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap yang sesuai dengan standar yang ditetapkan {UU No. 13 / tentang Ketenagakerjaan Pasal 1} Pernyataan tentang bagaimana seseorang dapat mendemonstrasikan pengetahuan, keterampilan, dan sikapnya di tempat kerja sesuai dengan standar atau persyaratan yang ditetapkan oleh tempat kerja {Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia}

76 Kompetensi (2) Seperangkat tindakan cerdas penuh tanggung jawab yang dimiliki sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksnakan tugas di bidang pekerjaan tertentu {Surat Kep Mendiknas No. 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Perguruan Tinggi} Pengintegrasian dari pengetahuan, keterampilan dan sikap yang memungkinkan untuk dilaksana- kannya suatu kegiatan profesional secara efektif {Association K.U. Leuven}

77 Kata Kunci Knowledge (Ilmu Pengetahuan) Skill (Keahlian, Keterampilan)
Attitude (Sikap)

78 Knowledge Akumulasi pengetahuan yang telah disistematisasikan dan diorganisasikan untuk mencapai kebenaran umum dan dapat dijadikan pegangan dasar untuk bertindak Pengetahuan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas yang diberikan

79 Skill Keahlian, kemahiran, kemampuan, serta keteramplian dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan, teknik, metode, dan prinsip Diperoleh melalui pendidikan, pelatihan, observasi, dan praktek lapangan/magang

80 Attitude Senantiasa ada dalam diri
Tindakan tertentu yang dipilih diantara sejumlah tindakan yang bisa dilakukan Sikap/tingkah laku yang tepat – di mana saja, kapan saja dan dengan siapa saja Lebih banyak diperoleh melalui proses belajar dan kedewasaan Dapat diperkuat atau diperlemah, serta dikembangkan atau ditumbangkan

81 KOMPETENSI (menurut Spencer)
Merupakan karakteristik dasar individu yang sifatnya melekat dan stabil, yang akan mengindikasikan perilaku kerja/ kinerja orang tersebut dalam berbagai situasi dan dalam kurun waktu panjang

82 Komponen Kompetensi P S K P N B M K Kinerja Perilaku Pengetahuan
Tampak Pengetahuan Ketrampilan B M K Sikap Niat Karakter Motivasi Bakat K P Tersembunyi N Lingkungan Model Gunung Es dan Lingkaran Terpusat Kompetensi (Sumber: Joko Siswanto)

83 Performance Environment
Kedudukan Kompetensi Performance Environment Knowledge Skills & Abilities Individual Characteristics COMPETENCE represent the job’s tasks and goals capture desired characteristics of the employee are independently measurable form the basis for effective, relevant learning experiences Education Experience Tools

84 5 ELEMEN KOMPETENSI INDIVIDU
Ketrampilan Pengetahuan Konsep Diri Sifat Motif

85 Hasil penelitian Spencer, selama kurun waktu 20 tahun, terhadap perilaku 760 orang dari berbagai jenis pekerjaan dan jabatan pada 286 perusahaan di 20 negara (termasuk Indonesia), ditemukan adanya 20 jenis kompetensi dasar yang mempengaruhi kinerja seseorang

86 Klasifikasi Kompetensi
Kompetensi Umum (Soft/ Generic Competence) 20 Kompetensi Umum Model Spencer (1993) 8 Jenis Kecerdasan Thomas Amstrong (1993) Intelligent Quotient - IQ (25%) + Emotional Quotient - EQ (75%) Daniel Goleman (1995) Kompetensi Bidang (Hard Competence) Pendidikan/pelatihan Ketrampilan/keahlian Kewenangan Profesi

87 20 Kompetensi Spencer Achievement orientation Concern for order
Initiative Information seeking Interpersonal understanding Customer service orientation Impact & influence Organizational awareness Relationship building Developing others Directiveness Teamwork & cooperation Team leadership Analytical thinking Conceptual thinking Self control Self confidence Flexibility Organizational commitment Technical/Professional/ Managerial expertise

88 8 Kecerdasan Armstrong Linguistic intelligence
Visual-spatial intelligence Logical mathematics intelligence Musical intelligence Bodily intelligence Interpersonal intelligence Intrapersonal intelligence Natural intelligence

89 Jenis Kompetensi & Profesi
Karya Penyanyi, Artis Pengetahuan Konsultan, Juru Taksir Ketrampilan Pilot, Tukang Las Perilaku Kasir, Operator Telepon Sikap Marketing Motif Sales Bakat Tester aroma/rasa

90 STANDAR KOMPETENSI GURU
CONTOH STANDAR KOMPETENSI GURU

91 UU No. 14/2005 (UUGD) Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan” Kompetensi guru dapat dimaknai sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang berwujud tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran

92 GURU SEBAGAI TENAGA PROFESIONAL
berarti Pekerjaan guru hanya dapat dilakukan oleh seseorang yang mempunyai kualifikasi akademik, kompetensi, dan sertifikat pendidik sesuai dengan persyaratan untuk setiap jenis dan pendidikan tertentu

93 Syarat menjadi GURU Guru wajib memiliki: Kualifikasi akademik
Kompetensi Sertifikat pendidik Sehat jasmani & rohani Kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional

94 Kompetensi GURU sebagai Agen Pembelajaran
Kompetensi Pedagogik Kompetensi Kepribadian Kompetensi Sosial Kompetensi Profesional

95 Kompetensi Pedagogik Pemahaman wawasana atau landasan kependidikan
Pemahaman terhadap peserta didik Pengembangan kurikulum/silabus Perancangan pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis Pemanfaatan teknologi pembelajaran Evaluasi hasil belajar Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya

96 Kompetensi Kepribadian
Berakhlak mulia Arif bijaksana Jujur Berwibawa Stabil Mantap Dewasa Menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat Secara objektif mengevaluasi kinerja sendiri Mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan

97 Kompetensi Sosial Berkomunikasi lisan, tulisan, isyarat
Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, pimpinan satuan pendidikan, orang tua/wali peserta didik Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dengan mengindahkan norma serta sistem nilai yang berlaku Menerapkan prinsip-prinsip persaudaraan sejati dan semangat kebersamaan

98 Kompetensi Profesional
Kemampuan guru dalam pengetahuan isi (content knowledge)  penguasaan: Materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai standar isi program satuan pendidikan, mata pelajaran, atau kelompok mata pelajaran yang diampu Konsep-konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, atau seni yang relevan, yang secara konseptual menaungi atau koheren dengan program satuan pendidikan, mata pelajaran, atau kelompok mata pelajaran yang diampu

99 Kompetensi Lulusan (PT)
Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati {UU No. 20/2003 tentang Sisdiknas penjelasan Pasal 35 (1)}

100 Kompetensi Lulusan PT (1)
Knowledge and Technical Skill Personal Vision, Mission, Values Communication Skill : Berkomunikasi secara efektif, termasuk perhatian untuk mendengar Interpersonal Skill : Mudah dalam berkomunikasi Analitical Ability Relation Building Kemampuan Kerjasama Kemampuan Organisasi Inisiatif dan Kreatifitas : Pemikiran yang menghasilkan ide-ide baru dan berharga

101 Kompetensi Lulusan PT (2)
Entrepreunership (Kewirausahaan) Integritas: Kepatuhan pada kode etik dan perilaku terpuji Adaptability Flexibility Self Control Self Development Persistent (Gigih, Ulet) Menghargai Waktu Kemampuan/kemauan mencari informasi Competency Based vs Strength Based

102 KOMPETENSI MANAJERIAL PT. Semen Gresik Tbk
Kompetensi Inti: Semangat berprestasi Orientasi pada pelayanan pelanggan Kerjasama kelompok Pengendalian diri Percaya diri Semangat belajar Kesadaran organisasi Kompetensi Pendukung: Inisiatif Kepemimpinan Berpikir sistematis & strategis Kemampuan bisnis

103 ENGINEERING ETHICS (Etika Enjiniring)
Sumber Utama: Charles B. Fleddermann

104 Engineer (Insinyur) …..Memiliki pengetahuan, kemampuan, kreativitas dan keberanian untuk membuat perubahan yang lebih baik bagi kehidupan dan kesejahteraan umat manusia – baik skala kecil maupun skala besar.

105 Profesi Enjiniring Enjiniring adalah:
“Profesi yang menerapkan ilmu pengetahuan & teknologi berbasis matematika dan ilmu pengetahuan alam, yang diperoleh dari pendidikan, pengalaman dan pelatihan/ praktek, untuk memanfaatkan dan mengembangkan sumber-sumber yang ada demi kesejahteraan manusia” Accreditation Board for Engineering and Technology (ABET)

106 Etika Enjiniring Enjiniring adalah sebuah profesi, seperti halnya hukum, kedokteran, farmasi dan lain-lainnya Profesional biasanya memiliki pendidikan tinggi Masyarakat pengguna sering kali kurang pengetahuan tentang apa yang dikerjakan engineer Engineer memiliki kewajiban dan tanggungjawab etika, yang merupakan bagian dari etika enjiniring

107 Enjiniring Sebagai Profesi
Menjunjung tinggi kejujuran, ketekunan dan kepatuhan Mengedepankan keadilan dan kebijaksanaan Mengutamakan kepentingan masyarakat Dengan sadar mempromosikan pengetahuan, ide profesional dan pelayanan publik Memiliki status hukum Bekerja dengan standar operasional yang jelas Mentaati kode etik yang berlaku

108 Prinsip Etika Enjiniring
Melindungi keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Melaksanakan tugas sesuai dengan kompetensinya Berlaku benar, obyektif dan menjaga rahasia pekerjaan Bekerja keras, jujur dan bertanggungjaw ab T erus belajar meningkatkan kemampuan/ keahlian Menjaga pelestarian lingkungan Tidak menerima hadiah atau suap yang akan mempengaruhi keputusan enjiniring

109 Contoh Kasus Contoh kasus berikut diharapkan dapat memberikan gambaran akan pentingnya pengetahuan tentang Etika Enjiniring

110 Kasus Ford Pinto (1978) 7 tahun peluncuran  50 tuntutan hukum terkait tubrukan dari belakang Tangki bensin pecah, meledak dan terbakar  luka dan meninggal Pengabaian norma yang cukup parah Tuntutan Hukum & Kriminal Pengabaian keselamatan penumpang Para insinyur & manajer Ford terancam hukuman penjara

111 Kasus Ford Pinto (1978) Titik berat kasus: FORD telah tahu adanya cacat pada tangki tersebut Di Persidangan terbukti: para insinyur sudah mengingatkan bahaya desainnya “Manajemen” mengabaikan, karena ingin segera menjual ke pasaran dengan harga kompetitif Anggota manajemen ada insinyurnya Dilema para Insinyur: “Keselamatan & Penghematan”

112 FORD dianggap tidak mendesain mobil yang aman
Kasus Ford Pinto (1978) FORD ingin menghemat biaya produksi beberapa dolar, akhirnya harus mengeluarkan JUTAAN dolar untuk membayar TUNTUTAN pemakai + publisitas BURUK + kepercayaan masyarakat TURUN (Maunya UNTUNG jadinya BUNTUNG) FORD dianggap tidak mendesain mobil yang aman

113 Kasus Lain Jumat, 18/02/ :51 WIB/detikoto Ini Dia Penyebab Honda Jazz, Freed dan City Ditarik Produsen mobil Honda menarik kembali 3 mobil andalannya yakni Jazz, Freed, dan City, sejumlah an unit. Penyebab ketiga mobil populer ini harus masuk bengkel Honda, karena masalah mesin Komponen Lost Motion Spring, yang berfungsi menekan rocker arm (lengan penggerak) pada putaran mesin rendah, setelah kurun waktu tertentu dapat melengkung dan patah sehingga menimbulkan bunyi mesin yang tidak normal

114 Kasus Lain Toyota Motor Corp Kembali Tarik Dua Jutaan Produknya
Jum'at, 25 Februari 2011 | 10:44 WIB | Tempo Toyota Motor Corp Kembali Tarik Dua Jutaan Produknya Ditengarai, pedal gas produknya bermasalah karena tersangkut karpet lantai sehingga menyebabkan mobil bisa melesat tak terkendali. Mobil yang ditarik terdiri dari 761 ribu Toyota RAV4 model 2006 – 2010, Toyota 4Runner model 2003 – 2009 sebanyak 603 ribu, Lexus LX570 model 2008 – 2011 sebanyak 17 ribu unit. Selain itu, Toyota juga menarik 372 ribu unit Toyota Highlander dan Highlander HV yang terdiri dari RX330, RX350, dan RX400H.

115 Masalah Etika Enjiniring
Keselamatan masyarakat Gratifikasi/ penyuapan Kecurangan Perlindungan lingkungan Keadilan Kejujuran dalam riset/pengkajian Konflik kepentingan

116 Masalah (calon) Engineers
CUKUP mendapatkan ilmu yang terkait dengan: dasar enjiniring, metode penyelesaian masalah, serta desain dan perancangan KURANG mendapatkan ilmu yang terkait dengan: praktek bisnis, keselamatan dan kesehatan kerja, serta etika profesi

117 Dasar Perilaku Engineers

118 Dasar Perilaku Engineers (menghindari konfik)
ETIKET (Etiquette) Penghormatan kepada masyarakat pengguna HUKUM (Law) Jelas aturan dan sangsinya MORAL (Morals) Perilaku yang diterima secara umum berdasar agama/budaya ETIKA (Ethics) Gambaran dari keseluruhan yang ada di atas

119 Etiket (Etiquette) Adab perilaku dan sopan santun saat berinteraksi dengan sesama, dalam konteks sosial kemasyarakatan Tata cara makan, dress codes, pengaturan posisi duduk, ladies first, dan lain-lainnya Pelanggaran etiket tidak menyebabkan masuk penjara, tetapi dapat me”lukai” profesionalisme

120 Hukum (Laws) Suatu sistem aturan dan hukuman yang terdefinisi dengan jelas untuk memelihara keamanan dan keteraturan dalam masyarakat Dibuat/disusun oleh penguasa, masyarakat atau adat Pelanggaran akan mendapat hukuman sampai ke penjara Semua manusia sama kedudukannya dalam hukum dan berhak memperoleh perlakuan hukum yang sama sebagaimana diatur dalam konstitusi

121 Moral (Morals) Norma individu yang terkait dengan perilaku salah atau benar, serta baik atau buruk berdasarkan latar belakang kehidupan, keyakinan agama serta pengaruh lingkungan Budaya atau agama: judi, sabung ayam, minum alkohol, mabuk, merokok, dan lain-lain Kontraversi terkait isu moral, misalnya: perawatan kesehatan adalah hak setiap orang, atau aborsi demi menyelamatkan sang ibu

122 Etika (Ethics) Suatu kode atau sistem norma yang mendefinisikan perilaku moral pada kelompok masyarakat tertentu Etika adalah studi terkait moralitas dalam segala tindakan atau tingkah laku manusia Etika profesi memberi arah bagi dilakukannya tindakan/kegiatan profesional Kebanyakan masyarakat profesi memiliki kode etik

123 Teori Moral Utilitarianisme Etika Moralitas Etika Kewajiban ETIKA
berbasis Konsep MORAL dan Etika Hak Fr-p.44

124 Utilitarianisme

125 Etika Kewajiban & Etika Hak
Suatu tindakan dianggap BAIK, jika menghormati hak-hak individu Kewajiban kita melindungi hak-hak orang lain. Hak dasar kita harus juga dilindungi orang lain. Kelemahannya, tidak begitu memperhitungkan kepentingan orang banyak Ilustrasi: pembangunan bendungan untuk PLTA (jika salah satu pemilik tanah menolak melepaskannya, sudah cukup untuk menghentikan proyek)

126 Etika Moralitas Suatu tindakan dianggap BAIK, hanya jika mendukung perilaku yang baik (bermoral) Merupakan penerapan karakter pribadi pada diri sendiri maupun orang lain Cenderung kurang kongkrit dan agak sulit digambarkan pada entitas di luar manusia (perusahaan atau pemerintahan misalnya) Banyak kasus  dipermukaan tampak bermoral, tapi sebenarnya tidak (apa contohnya?)

127 Teori mana yang digunakan?
Pada setiap masalah, kita bisa memanfaatkan keempat teori tersebut untuk melihat solusinya Kita tentukan pilihannya sesuai dengan situasi faktual yang berkembang (I) dengan teori yang berbeda, didapatkan hasil/solusi yang sama, atau (II) teorinya berbeda, hasil/solusinya-pun berbeda Ilustrasi: Kasus kebocoran BHOPAL, atau penggusuran pemukiman dekat ril KA

128 Teknik Penyelesaian Masalah Etika

129 Introduksi (1) Fr-p.59 Pada awal 1990 muncul laporan studi tinggal di dekat SUTT meningkatkan risiko terkena kanker, khususnya anak-anak Penyebabnya  medan EM lemah berfrekuensi rendah di sekitar SUTT Banyak insinyur melakukan penelitian untuk memastikan kebenarannya Para insinyur di perusahaan listrik terus berusaha merancang produk yang dapat mengurangi radiasi medan EM tersebut

130 Introduksi (2) Hampir semua rancangan/rekayasa insinyur terkait dengan risiko “kesehatan dan keselamatan” Meski seringkali tingkat bahayanya itu sendiri belum diketahui Apakah suatu proses atau produksi tertentu etis untuk dikerjakan? Alat apa yang harus digunakan agar yang dikerjakan benar secara etis?

131 Isu-isu Dalam Masalah Etika

132 Membuat Diagram Garis (1)
Sangat berguna untuk situasi di mana prinsip-prinsip moral yang dapat diterapkan kita ketahui dengan jelas, tetapi cukup banyak “wilayah abu-abu” yang dapat menjadi “celah” Digambar sebuah garis yang salah satu ujungnya ditempati “paradigam positif” dan ujung lainnya “paradigma negatif” Paradigma Positif: sesuatu hal yang tidak diragukan lagi dapat diterima secara moral Paradigma Negatif: sesuatu hal yang tidak diragukan lagi TIDAK dapat diterima secara moral

133 Membuat Diagram Garis (2)
MASALAH: Sebuah perusahaan terpaksa harus membuang sedikit limbah beracunnya ke sebuah Danau, yang selama ini menjadi persediaan air minum warga. Batas ambang untuk limbah ini  10 ppm. Jika limbah jadi dibuang, konsentrat danau menjadi 5 ppm. Diharapkan tidak terjadi masalah kesehatan dan warga tidak dapat mendeteksinya di air minum mereka. Paradigma Positif: Persediaan air untuk warga harus bersih dan aman Paradigma Negatif: Tingkat limbah beracun yang dibuang ke Danau

134 Membuat Diagram Garis (3)
Paradigma Negatif (PN) Paradigma Positif (PP) Tingkat limbah beracun yang dibuang ke Danau Persediaan air untuk warga harus bersih dan aman

135 Paradigma Negatif (PN) Paradigma Positif (PP)
Contoh beberapa hipotesa/kemungkinan kejadian: (makin banyak makin baik) Limbah jadi dibuang ke Danau. Pada tingkat 5 ppm limbah tidak berbahaya, tetapi rasa airnya agak berubah Limbah itu dapat diuraikan dengan peralatan baru yang dibeli perusahaan Limbah dapat dipisahkan dengan peralatan baru yang dibeli pembayar pajak Kadang, orang yang terekspose limbah akan merasa sakit selama 1 jam Pada tingkat 5 ppm, beberapa orang akan menderita sakit cukup hebat selama satu minggu, tetapi dalam jangka panjang tidak membahayakan Peralatan dapat dipasang di Pabrik untuk mengurangi tingkat limbah jadi 1 ppm Paradigma Negatif (PN) Paradigma Positif (PP) 5 4 3 1 6 2

136 Versi Akhir DIAGRAM GARIS:
Hipotesa/kemungkinan kejadian yang dibuat, semakin banyak semakin baik Makin banyak jumlah hipotesa, makin memudahkan dilakukannya penyelidikan lebih lanjut, sebelum keputusan final diambil (sebisa mungkin mendekati PP) Penempatan garis-garis hipotesa akan sangat dipengaruhi oleh subyektifitas Sekarang kita coba tempatkan titik “P” sebagai titik permasalahan kita yang akan kita cari solusinya. Penentuan titik “P” juga kadang subyektif Penentuan keputusan final seringkali juga dipengaruhi oleh faktor lain, seperti: politis, sosial, budaya, dan lain-lainnya Paradigma Negatif (PN) Paradigma Positif (PP) 5 4 3 1 P 6 2

137 Membuat Diagram Alur (1)
Disebut juga flow chart dan sangat dikenal oleh mahasiswa teknik Berguna untuk menganalisis kasus yang memiliki tahapan kejadian Memberi visualisasi tentang sebuah situasi dengan konsekuensinya Menyelesaikan masalah etika, mulai yang sederhana – rumit Harus diupayakan se-obyektif mungkin dalam melakukan analisis KUNCI sukses: kreatif dalam menentukan skenario dan hasil secara obyektif, meski keputusannya “tidak”

138 Contoh Diagram Alur Kasus Bhopal

139 Risiko, Keselamatan dan Kecelakaan

140 Pendahuluan Tugas utama insinyur: melindungi keselamatan dan kesejahteraan umum Insinyur mempunyai tanggungjawab kepada masyrakat untuk menghasilkan produk yang aman Keselamatan harus menjadi bagian integral dari semua desain enjiniring

141 Keselamatan dan Risiko
Kebebasan dari kerusakan, cedera dan risiko Keselamatan: Kemungkinan mendapatkan bahaya atau kerugian Risiko:

142 Desain Keselamatan dalam Desain Enjiniring
Menghasillkan beberapa alternatif solusi Mendefinisikan masalah Mengevaluasi hasil implementasi Menganalisis setiap solusi Memilih solusi yang terbaik Menguji “keandalan” setiap solusi Mengimplementasikan solusi yang dipilih Desain Keselamatan dalam Desain Enjiniring

143 Ragam Risiko 1. Risiko yang disadari VS yang tidak disadari (property di dekat pabrik kimia) 2. Konsekuensi jangka pendek VS jangka panjang (cacat sementara vs permanen) 3. Probabilitas yang telah diperkirakan (1:sejuta vs 50:50) 4. Dampak yang dapat diputar balik 5. Tingkat batasan risiko (lakalantas atau radiasi nuklir tk rendah) 6. Risiko tertunda VS Risiko seketika (risiko kena jantung vs terjun payung)

144 Jenis Kecelakaan K. PROSEDURAL: akibat dari tindakan yang tidak mematuhi prosedur baku yang telah ditetapkan K. TEKNIS: disebabkan oleh kerusakan/kegagalan dalam desain (material, peralatan, dan lainnya) K. SISTEMIS: karakteristik penerap-an teknologi yang sangat canggih dan organisasi yang rumit 1 2 3

145 Codes of Ethics of Professional Engineering Societies:
Wajib BACA !! Codes of Ethics of Professional Engineering Societies: The Institute of Electrical and Electronics Engineers Societies (IEEE) National Society of Professional Engineers (NSPE) – Codes of Ethics for Engineers American Society of Mechanical Engineers (ASME) American Society of Civil Engineers (ASCE) American Institute of Chemical Engineers (AICHE)

146 Yuris (Jum’at) HP:


Download ppt "Pengertian & Filosofi Etika"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google