Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

BRAND Apakah brand diperlukan ?. Diperlukan, tetapi desain tetap harus inovatif.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "BRAND Apakah brand diperlukan ?. Diperlukan, tetapi desain tetap harus inovatif."— Transcript presentasi:

1 BRAND Apakah brand diperlukan ?

2 Diperlukan, tetapi desain tetap harus inovatif

3 Desain Kualitas OS Brand Marketing After sales service

4 Produk yang tidak inovatif secara dinamis dan tidak dapat mensinergikan proses desain, proses produksi, dan proses pemasaran akan kalah bersaing dengan produk sejenis lainnya (Bagas, P)

5 Bagaimana dengan industri transportasi ? Pemenuhan kebutuhan ergonomi, kenyamanan keamanan, elemen estetika, bentuk, warna, teknologi

6 Old beetle

7 New beetle

8 No.ComparisonOld beetleNew Beetle 1.Mesinrear, air-cooled, 25-5- hp depending on year of manufacture and displacement. rear- wheel drive. front, liquid cooled, 115 hp gasoline or 90 hp / 149 lb-ft torquemeister turbodiesel. front-wheel drive. 2.Suspensi1969 Bug had a semi-trailing link rear suspension and handled reasonably well. It was a good car in which to learn basic cornering techniques. 4-wheel independent. With a wonderful contemporary balance of ride comfort and nimbleness, the New Beetle feels even better than the VW Golf on which it is based. And that is high praise. The New Beetle handles far better than the old and your fillings will stay in place. 3.Performa (0-60 km/jam) Good luck in older models, eventually in later ones. My 1969 Bug did it in around 18 seconds. Yes. Around 10 seconds 4.BentukLooked streamlined. Looks can be deceiving. Stability in gusty winds was legendary in its lack. "Guess Which Lane" was the name of the game in strong winds. Stays put in gusty winds as well as most other small cars and much better than its namesake. Coefficient of drag is still greater than that of a Golf, though. 5.KenyamananHeater: down jacket worked best. Sometimes, a little warm, oily-smelling air would work its way into the cabin but the heater hoses usually didn't conduct it very well. Air conditioning: roll the windows down. Heater: Right now, good and warm. Air conditioning: Standard, and causes no loss of power to operate. Works quickly. 6.HillclimbingOK, everybody out. Let's push' Or at least downshift to 3rd or even 2nd gear. Hill? What hill? No problem here!

9 Ervin Laszlo (1997) dalam : “Tantangan dan Visi Millenium ke- 3” -Kita hidup ditengah-tengah perubahan tercepat dan terbesar sepanjang sejarah manusia. Perubahan bukanlah dari abad ke abad, melainkan perubahan dari dekade ke dekade berikutnya. -Hidup dalam milenium ketiga tidak hanya sekedar memerlukan perbaikan dalam rasionalitas, melainkan memerlukan pengembangan suatu pemikiran baru seiring pendekatan baru dalam merasakan dan memandang diri sendiri dan makhluk lain, alam, dunia sekitar kita.

10 - Orang kreatif berpikir secara analogis - Harus dapat membaca trend masa depan Loncatan pikiran dengan mensinergikan proses desain, proses produksi dan pasar

11 Media Indonesia (27 Februari 2000) topik : “Berprestasi tetapi tak laku di Industri” Widya Wahana III karya mahasiswa ITS Biaya 1,5 milyar

12 Desain yang baik ada 3 unsur : fit-form-function serta daya beli masyarakat Desain yang baik mempunyai “kualitas dan fungsi yang baik” juga Untuk mencapainya diperlukan keterkaitan stimultan antara desain, produksi & pasar. Ilmu yang mendasari keterkaitan stimultan tersebut yaitu manajemen desain

13 A. Pengertian Manajemen Desain Jika sebuah desain yang baik tidak ditunjang dengan komitmen manajemen yang cukup pada perusahaannya, maka desain tersebut tidak akan mampu bersaing dengan desain kompetitor Manajemen desain merupakan kunci sukses yang harus diberi perhatian yang cukup agar perusahaan dapat bersaing secara kompetitif secara lokal dan internasional

14 Manajemen desain didefinisikan sebagai sebuah sistem monitoring/controlling produk baru yang dilakukan secara efektif oleh seorang manajer, termasuk juga pengaplikasian teknik yang efisien sehingga produk yang dihasilkan dapat bersaing secara internasional. Manajemen desain belum memiliki suatu definisi baku. Setiap perusahaan bisa memiliki definisi tentang manajemen desain yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh tingkat kepentingan terhadap desain yang bervariasi.

15 DR. Robert Blaich (Managing Director pada Corporate Industrial Design Philips Electronics), mendefinisikan manajemen desain : “Design Management is the implementation of design as a formal program activity within a corporation by communicating the relevance of design to long-term corporate goals and coordinating design resources at levels of corporate activity to achieve the objectives of the corporation“

16 Arlene Gould (Department of Design, York University) mendefinisikan manajemen desain : “Design Management connects design objectives, with business, environmental and social (user-driven) objectives to help companies to achieve strategic goals and to contribute to the quality of life”. Bagas Prasetyo W, Manajemen desain : “ilmu yang mendasari keterkaitan simultan antara proses desain, sistematika desain, proses produksi, teknik presentasi dan proses pemasaran “

17 B. Sejarah manajemen desain Secara historis, manajemen desain lahir dari dua kubu besar dalam kekuatan industri dunia, yaitu Amerika Serikat dan Inggris sebagai pionir sejarah industri dunia. Manajemen desain berkembang pada awalnya melalui revolusi industri pada abad ke-18 dan Amerika Serikat dengan konsep manajemen modern Adam Smith pada akhir abad ke-19 dan Revolusi Sistem Produksi Ban Berjalan pada awal abad ke-20. Perkembangan manajemen desain di kedua negara tersebut dapat hampir bersamaan, meskipun terdapat perbedaan dalam latar belakang serta pemicunya. Di Inggris, latar belakang manajemen desain dimulai setelah National Economic Development Office (NEDO), yaitu suatu badan yang bertanggung jawab pada upaya peningkatan ekonomi negara Inggris, mempublikasikan suatu tulisan yang disebut The Corfield Report pada tahun 1979.

18 Tulisan tersebut berisi laporan mengenai rekomendasi untuk terus melakukan aksi dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara. Di dalam laporan tersebut, satu poin yang digaris-bawahi dengan tegas adalah pentingnya desain dalam setiap produk industri. Tulisan itu juga memaparkan konsekuensi yang harus diterima sebagai akibat kesalahpahaman terhadap desain, yang ditujukan khusus pada pihak yang bertanggung jawab, yakni para manajer perusahaan. Selanjutnya The Corfield Report tersebut memberikan preseden yang sangat berarti, khususnya bagi pemegang kebijakan di pemerintahan. Melalui berbagai anjuran dan aturan, pemerintahan Thatcher yang berkuasa di Inggris pada saat itu memberikan dukungan yang tidak sedikit bagi perusahaan untuk segera merekrut banyak tenaga desain. Di samping itu The Design Council, yaitu badan pengembangan desain nasional di Inggris turut serta mempromosikan potensi desain bagi pengembangan industri.

19 Embrio manajemen desain lahir pada awal 1980-an setelah The Council for National Academic Awards di Inggris menyadari, bahwa pelatihan- pelatihan yang diberikan kepada manajer selama itu kurang mencakup aktivitas pengelolaan desain. Lembaga inilah yang pertama mengambil inisiatif untuk memasukkan manajemen desain sebagai kurikulum dalam pelatihan manajer. Kurikulum manajemen desain yang dibuat oleh The Council for National Academic Awards itulah yang akhirnya menjadi blue print konsep manajemen desain yang dikembangkan di Inggris dan beberapa negara lainnya. Pada tahun 1984, Tony Sweeney, salah seorang komisaris editor pada perusahaan penerbitan Basil Blackwell tertarik pada manajemen desain. Ketertarikannya tersebut membuat dia melihat kondisi manajemen desain pada saat itu yang kekurangan referensi kompeten. Oleh sebab itu, Sweeney lalu membuat suatu rencana untuk menerbitkan kamus referensi yang berisi tentang wacana dan deskripsi seputar topik manajemen desain

20

21 Meskipun belum menghasilkan suatu terminologi yang baku tentang manajemen desain, tetapi setidaknya usaha tersebut dapat dikatakan sebagai embrio tahap pengembangan manajemen desain sebagai suatu disiplin ilmu tersendiri. Barulah pada tahun 1990, Mark Oakley, guru besar pada Aston University menerbitkan suatu buku yang berisi kumpulan tulisan berkisar isu dan metode manajemen desain. Selang setengah dekade setelah tulisan The Corfield Report terbit di Inggris, pada pertengahan 1980-an di Amerika Serikat isu manajemen desain muncul yang dilatarbelakangi oleh berbagai tulisan Christopher Lorenz, seorang editor manajemen pada The Financial Times (London). Artikel-artikel Lorenz tersebut sangat berpengaruh besar pada aktivitas bisnis di Amerika Serikat pada waktu itu, khususnya artikel yang menjelaskan manajemen desain produk dalam beberapa perusahaan spesifik. Pada 1980-an, The Wall Street Journal pun mulai menulis tentang keterkaitan antara desain dan bisnis. Diikuti oleh Time Magazine yang membuka suplemen khusus mengenai desain.

22 Juga tidak ketinggalan majalah kenamaan Time memasukkan seksi desain dalam pemberian penghargaan tahunan. Yang cukup spektakuler, adalah komentar yang dilontarkan oleh majalah ekonomi Business Week yang menulis bahwa jika pada era 70-an adalah era-nya pemasaran (marketing) dan era 80-an adalah era-nya keuangan (finance), maka era 90-an adalah era desain. Lontaran-lontaran dari pihak media tersebut tidak hanya sebatas lontaran, tetapi juga diikuti oleh tindakan konkret. Business Week dan The Financial Times memperpanjang editorial mereka tentang desain dalam setiap penerbitan. The Financial Times sendiri mensponsori beberapa konferensi bagi manajer bisnis mengenai desain pada awal 1990-an, sedangkan Business Week bekerja sama dengan Industrial Designer Society of America (IDSA), suatu asosiasi profesi desainer produk di Amerika, mensponsori program pemberian penghargaan desain kepada para usahawan. Sejak itu peran desainer semakin sering terdengar dalam pembicaraan bisnis di berbagai media. Akhir 1980-an berdiri Design Management Institute di Boston, sebuah institut pelopor yang khusus mempelajari strategi serta pengelolaan desain dalam perusahaan.

23 Institut yang berafiliasi ke Harvard Business School ini lalu mensponsori suatu proyek manajemen desain yang diberi nama TRIAD. Proyek ini berfungsi untuk memberikan petunjuk serta informasi mengenai setiap aspek permasalahan manajemen desain dalam perusahaan industri yang diambil dari studi kasus 13 perusahaan multinasional. TRIAD juga memberikan bantuan kepada beberapa perusahaan Eropa Barat, Amerika Serikat dan Asia Tenggara, berupa informasi maupun penyelenggaraan pameran. Setelah menjadi suatu disiplin ilmu di Amerika, manajemen desain pun mulai menjadi salah satu program tingkat sarjana di University of Industrial Arts Helsinky, Finlandia. Dari fenomena yang ada, baik di Inggris maupun di Amerika Serikat, adanya upaya untuk memberikan perhatian kepada manajemen desain tidak lepas dari kekhawatiran mereka terhadap serangan produk-produk Jepang yang mulai mendominasi pasar dunia pada saat itu. Dan kesadaran akan desain yang tinggi dimulai setelah mereka melihat kenyataan bagaimana pemerintah Jepang dengan sangat serius menangani bidang desain sejak awal berdirinya industri di negara tersebut.

24 Dimulai dengan kebijakan pemerintah Jepang melalui pem-berian penghargaan G-Mark, sebuah penghargaan desain tertinggi pada produk- produk Jepang sejak tahun 1957 yang dimotori oleh MITI (Ministry of International Trade and Industry), kementrian perindustrian dan perdagangan Jepang. Dan menjadikan tahun 1989 sebagai tahun desain (Year of Design) dengan pusat kegiatan di kota Nagoya. Secara eksplisit superioritas industri Jepang melalui desain produk diakui oleh Jhon H. MacArthur, Dekan Harvard Business Scholl, dalam salah satu katalog yang diterbitkan oleh TRIAD dalam tulisan yang berjudul Designing for Product Strategies yang antara lain berbunyi : As a global competition becomes more intense, new dimensions of competitive strategy have receive increasing attention. One of the most important is design and managemen of design. Even as recently as five years ago, most managers considered good design almost frivolous. They viewed designers as people who simply determine the color and overall appearance of design. When succes of companies like Braun in Germany or Sony in Japan is analysed, however the significance of design to their company’s reputation and profitability becomes clear. Design – from reliable performance to quality appearance – is indeed a crucial competitive weavon.

25 Melihat bagaimana dan jasa yang mereka hasilkan, yang mana merupakan sJepang menempatkan desain pada posisi strategis dalam memberikan nilai baru pada setiap produk inerji dan gabungan aktivitas desain dalam tahap riset, tahap perencanaan dan tahap eksekusi, maka sangatlah pantas kalau dikatakan bahwa implementasi yang paling efektif dalam meningkatkan proses desain pada era 90-an adalah dengan penguasaan manajemen desain.


Download ppt "BRAND Apakah brand diperlukan ?. Diperlukan, tetapi desain tetap harus inovatif."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google