Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

KETERLEKATAN PERILAKU EKONOMI

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "KETERLEKATAN PERILAKU EKONOMI"— Transcript presentasi:

1 KETERLEKATAN PERILAKU EKONOMI
DALAM HUBUNGAN SOSIAL

2 KONSEP KETERLEKATAN GRANOVETTER (1985)
PRILAKU DAN INSTITUSI HUBUNGAN SOSIAL GRANOVETTER (1985) Merupakan tindakan ekonomi yang disituasikan secara sosial dan melekat dalam jaringan sosial personal yang sedang berlangsung di antara para aktor, tidak terbatas pada tindakan aktor secara individual tetapi menyangkut tindakan prilaku ekonomi yang lebih luas dalam jaringan hubungan sosial. Sebagai misal; dalam pembentukan harga dan penataan proses kelembagaan dalam masyarakat yang harus berpijak pada seluruh kepentingan masyarakat.

3 DALAM MASYARAKAT MODERN
KETERLEKATAN EKONOMI DALAM MASYARAKAT MODERN Masyarakat Pra-industri  Tatanan ekonomi pada masyarakat pra-industri melekat dalam institusi-institusi sosial, politik, dan agama. Dan diatur oleh resiprositas dan redistribusi, artinya mekanisme pasar tidak boleh mendominasi kehidupan ekonomi. POLANYI (1957) Masyarakat Modern  pasar yang menetapkan harga, dengan kata lain bahwa tindakan ekonomi tidak harus melekat pada masyarakat, dan manusia berperilaku dalam suatu cara tertentu untuk mencapai perolehan keuntungan yang maksimum.

4 dalam keterlekatan ekonomi
3 Tipe proses KONSEP “POLANYI” dalam keterlekatan ekonomi Menunjuk pada gerakan diantara kelompok-kelompok simetris yang saling berhubungan (hub. Timbal balik). Sebagai misal kegiatan panen padi pada masayrakat desa. RESIPROSITAS Merupakan gerakan appropriasi yang bergerak kearah pusat kemudian dari pusat didistribusaikan kembali ke daerah. Sebagai misal ; pembayaran pajak yang dilakukan oleh masyarakat kepada pemerintah yang secara tidak langsung juga akan dirasakan hasilnya oleh masyarakat. REDISTRIBUSI PERTUKARAN Merupakan proses ekonomi yang berlangsung antara “tangan-tangan” dibawah sistem pasar. Mekanisme pasar diatur oleh pasar itu sendiri (permintaan dan penawaran)

5 KETERLEKATAN DAN KETIDAK TERLEKATAN PADA MASYARAKAT PRA-INDUSTRI
KETERLEKATAN EKONOMI DALAM ORGANISASI KETIDAKTERLEKATAN EKONOMI DALAM ORGANISASI HUBUNGAN EKONOMI DAN KOMUNITAS Resiprositas – ekonomi melekat dalam hubungan antar suku yang berpusat pada kewajiban terhadap komunitas. Redistribusi ekonomi melekat dalam komunitas politik yang terpusat Pasar – ekonomi tidak melekat pada komunitas institusi-intitusi seperti pasar dan hak milikpribadi EKONOMI DAN PEMERINTAHAN Resiprositas-ekonomi melekat dalam pengaturan suku yang termaktub dalam adat. Redistribusi-ekonomi melekat dalam aparat politik negara yang terpusat dan kerajaan yang terbentuk melalui kontrol geo-politik. Pasar-ekonomi tidak melekat pada pemerintahan melalui integritas legal dari individu dan perusahaan serta melalui kebebasan pasar dari dominasi politik. EKONOMI DAN RUMAH TANGGA Resprositas-ekonomi maupun rumah tangga melekat dalam komunitas suku. Redistribusi-ekonomi dan rumah tangga melekat dalam komunitas politik yang terpusat. Pasar-ekonomi tidak melekat pada rumah tangga dalam arti “kerja” dan “rumah”, “pekerjaan” dan “waktu luang”

6 GRANOVETTER & SWEDBERG (Tingkat/derajat dari keterlekatan)
KRITIK GRANOVETTER & SWEDBERG (1992) POLANYI (Tingkat/derajat dari keterlekatan) Menegaskan bahwa tindakan ekonomi dalam masyarakat industri juga melekat sebagaimana yang terjadi dalam masyarakat pra-industri dengan tingkat dan level yang berbeda. Misalnya; dalam rekruitmen karyawan baru dalam sebuah lembaga perbankan memperhatikan referensi dari seseorang pejabat tertentu, sedangkan persyaratan lainnya hanya sebagai penimbang dan pelengkap persyaratan lamaran. ini adalah sebauah contoh keterlekatan pada masyarakat maju Semakin kuat tingkat keterlekatan yang memberikan referensi, semakin besar kemungkinan diterima.

7 KETERLEKATAN VERSUS PILIHAN RASIONAL
Secara umum teori pilihan rasional mengasumsikan bahwa tindakan manusia mempunyai maksud dan tujuan yang dibimbing oleh hirarki yang tertata rapi dari referensi. Aktor melakukan perhitungan dari pemanfaatan atau referensi dalam pemilihan suatu bentuk tindakan. Aktor juga menghitung biaya bagi setiap jalur prilaku. Aktor juga memaksimalkan pemanfaatan untuk mencapai pilihan tertentu.

8 PENERAPAN KONSEP KETERLEKATAN ? TRUST Contoh dalam prilaku ekonomi
DEBITUR KREDITUR TRUST Kepercayaan merupakan institusi sosial ; yang terjalin dari kekuatan politik, sosial, sejarah dan hukum. Kepercayaan adalah sesuatu taruhan yang sangat mahal. Selalu termotivasi oleh sikap rasional. Hubungan kekeluargaan.

9 DALAM JARINGAN SOSIAL KEHIDUPAN EKONOMI
Jaringan sosial adalah merupakan rangkaian hubungan yang khas diantara sejumlah orang dengan sifat tambahan. Keterlekatan perilaku ekonomi dalam hubungan sosial dapat dijelaskan melalui jaringan sosial yang terjadi dalam kehidupan ekonomi.

10 Penekanan Pendekatan Analisisis
Dua pendekatan dalam memahami “Jaringan Sosial” ( POWELL DAN SMITH-DOERR ) Pendekatan Analisis, dan Pendekatan Preskriptif (Studi Kasus) Pola informal dalam organisasi. Perhatian pada lingkungan organisasi, yang meliputi segi-segi normatif dan budaya dari lingkungan suatu organisasi. Sebagai suatu alat penelitian formal untuk menganalisis kekuasaan dan otonomi. Penekanan Pendekatan Analisisis

11 Penekanan Pendekatan Preskriptif
Pendekatan ini memandang jaringan sosial sebagai pengaturan logika atau sebagai suatu cara menggerakkan hubungan-hubungan di antara para aktor ekonomi. Sehingga dipandang sebagai perekat yang menyatukan individu-individu secara bersama ke dalam suatu sistem yang padu. Penekanan Pendekatan Preskriptif Keterlekatan, resiprositas, dan koneksi merupakan jaringan hubungan yang melekat dalam struktur sosial. Pemakaian bahasa dan model tindakan, perlu dalam memberikan kepercayaan (trust) bagi resiprositas dalam jaringan sosial Persamaan dua Pendekatan

12 Dalam melakukan research tentang jaringan sosial, terdapat empat bidang penelitian yang dapat dikerjakan oleh sosiolog antara lain ; 1. Jaringan informal dari akses dan kesempatan Pada bidang ini penelitian yang telah dilakukan difokuskan pada penggunaan jaringan sosial dalam pekerjaan (mencari kerja dan migrasi); mobilisasi (informasi dan akses terhadap modal) ; dan difusi (penyebaran praktek budaya dan organisasional). Jaringan sosial memainkan peranan penting dalam alokasi pekerjaan dalam pasar kerja, lemah dan kuatnya ikatan suatu jaringan sosial sangat menentukan perolehan pekerjaan.

13 2. 3. Jaringan formal pengaruh dan kekuasaan
Dalam pemikiran ini sangat mempercayai bahwa kekeuasaan melekat secara institusional, bersifat dinamis dan tidak stabil secara potensial. 3. Organisasi sebagai jaringan sosial Analisis jaringan organisasi didasarkan atas organisasi formal dan organisasi informal. Formal berarti sesuatu yang direncanakan dan disetujui atasannya, sedangkan informal berarti ikatan-ikatan yang spontan dan fleksibel diantara anggota-anggota yang dituntun oleh perasaan-perasaan dan kepentingan pribadi yang tidak dapat dipertahankan oleh kegiatan formal.

14 4. Jaringan sosial dari produksi
Seperti juga jaringan yang lain, pada jaringan ini memandang penting arti dari suatu kepercayaan (trust). Misalnya; dalam suatu proses monitoring kegiatan produksi maka akan lebih mudah dan lebih alami serta sangat efektif apabila dilakukan oleh teman sejawat dibandingkan orang lain. Monitoring tidak hanya mengurangi kemungkinan “bermuka dua”, tetapi yang lebih penting adalah fungsi sebagai hubungan rutin antar bagian-bagian.

15 Dalam memahami jaringan sosial dalam kekuasaan dapat didekati dengan tiga perspektif;
Perspektif Pertukaran Sosial  yaitu sangat meyakini bahwa meskipun individu silih berganti datang dan pergi diatas tampuk kekuasaan, namun distribusi kekuasaan dalam posisi tetap sama. Perspektif Ketergantungan Sumber Daya  dalam konteks ini membahas tentang posisi suatu perusahaan dalam suatu jaringan. Suatu perusahaan akan mempunyai serangkaian dari hubungan-hubungan dan akan diikat oleh hubungan-hubungan lain atau posisinya dalam sistem jaringan yang lebih luas. Perspektif Kelas Sosial  dalam analisis jaringan sosial berlandaskan suatu argumentasi bahwa hubungan ekonomi, politik, dan sosial diantara kelompok elit menciptakan suatu kekuasaan elit yang padu. Misalnya, pengusaha non-pribumi akan menempatkan anggota (keluarga) perwira pada suatu jabatan penting dalam perusahaan.

16 ANY QUESTION ?


Download ppt "KETERLEKATAN PERILAKU EKONOMI"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google