Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Oleh: 1. Bernadeta Bertiyanti 2. Ardina Yulintasari 3. Terry Ayuk Desiana 4. Agatha Risky Ratri 5. Marcellino Fiki Susanto 6. Wahyu Bintoro Sumardani.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Oleh: 1. Bernadeta Bertiyanti 2. Ardina Yulintasari 3. Terry Ayuk Desiana 4. Agatha Risky Ratri 5. Marcellino Fiki Susanto 6. Wahyu Bintoro Sumardani."— Transcript presentasi:

1 Oleh: 1. Bernadeta Bertiyanti 2. Ardina Yulintasari 3. Terry Ayuk Desiana 4. Agatha Risky Ratri 5. Marcellino Fiki Susanto 6. Wahyu Bintoro Sumardani

2

3 Menurut Plato, Common Sense adalah pendapat umum yaitu suatu pengetahuan yang merupakan hasil persepsi kebanyakan orang.

4 Aristoteles berpendapat bahwa common sense adalah suatu kemampuan yang ada dalam diri manusia yang berupa kemampuan utama untuk memutuskan suatu pengetahuan tentang realitas konkret yang sifatnya dapat diinderai oleh banyak orang.

5 Bertrand Russel mengartikan common sense sebagai kemampuan menyimpulkan secara langsung yang sifatnya instingtif terhadap objek pengetahuan dalam kehidupan keseharian

6 Common sense merupakan generalisasi satu atau dua fakta yang kemudian diambil kesimpulan tanpa melalui pemikiran yang kritis dan tanpa banyak pertanyaan.

7 a. Pandangan yang diyakini sehingga menjadi kebiasaan yang berulang-ulang b. Ambigu dan tidak jelas c. Keyakinan yang tidak teruji d. Tanpa disertai penjelasan pasti dan terperinci

8 Dalam kehidupan manusia common sense tidak ada jaminan kebenaran yang pasti.

9

10 “Kemampuan untuk menganalisis fakta, mencetuskan dan menata gagasan, mempertahankan pendapat, membuat perbandingan, menarik kesimpulan, mengevaluasi argumen dan memecahkan masalah” (Chance, dalam Murti, 2012).

11  Berpikir kritis tidak sama dengan mengakumulasi informasi. Seorang dengan daya ingat baik dan memiliki banyak fakta tidak berarti seorang pemikir kritis  Seorang pemikir kritis mampu menyimpulkan dari apa yang diketahuinya, dan mengetahui cara memanfaatkan informasi untuk memecahkan masalah, and mencari sumber- sumber informasi yang relevan untuk dirinya.

12  Berpikir kritis tidak sama dengan sikap argumentatif atau mengecam orang lain  Berpikir kritis bersifat netral, objektif, tidak bias. Meskipun berpikir kritis dapat digunakan untuk menunjukkan kekeliruan atau alasan-alasan yang buruk, berpikir kritis dapat memainkan peran penting dalam kerja sama menemukan alasan yang benar maupun melakukan tugas konstruktif  Pemikir kritis mampu melakukan introspeksi tentang kemungkinan bias dalam alasan yang dikemukakannya

13  Interpretasi – kategorisasi, mengklarifikasi makna  Analisis – memeriksa gagasan, mengidentifikasi argumen, menganalisis argument  Evaluasi – menilai klaim (pernyataan), menilai argument  Inferensi – mempertanyakan klaim, memikirkan alternative (misalnya, differential diagnosis), menarik kesimpulan, memecahkan masalah, mengambil keputusan  Penjelasan – menyatakan masalah, menyatakan hasil, mengemukakan kebenaran prosedur, mengemukakan argument  Regulasi diri – meneliti diri, mengoreksi diri

14 Pemikir kritis  Cepat mengidentifikasi informasi yang relevan, memisahkannya dari informasi yang irelevan  Dapat memanfaatkan informasi untuk merumuskan solusi masalah atau mengambil keputusan, dan jika perlu mencari informasi tambahan yang relevan Bukan pemikir kritis  Mengumpulkan fakta dan informasi, memandang semua informasi sama pentingnya  Tidak melihat, menangkap

15 Bacon membagi idols menjadi 5 macam : 1. Idols of the tribe 2. Idols of the cave 3. Idols of the market place 4. Idols of the theatre 5. Idols of authority

16  Berpikir kritis memungkinkan seseorang memanfaatkan potensi nya dalam melihat masalah, memecahkan masalah, menciptakan, dan menyadari diri.  Berpikir kritis merupakan keterampilan universal. Kemampuan berpikir jernih dan rasional diperlukan pada pekerjaan apapun, ketika mempelajari bidang ilmu apapun, untuk memecahkan masalah apapun, jadi merupakan asset berharga bagi karir seorang  Berpikir kritis sangat penting di abad ke 21. Abad ke 21 merupakan era informasi dan teknologi. Seorang harus merespons perubahan dengan cepat dan efektif, sehingga memerlukan keterampilan intelektual yang fleksibel, kemampuan menganalisis informasi, dan mengintegrasikan berbagai sumber pengetahuan untuk memecahkan masalah.

17  Berpikir kritis meningkatkan keterampilan verbal dan analitik. Berpikir jernih dan sistematis dapat meningkatkan cara mengekspresikan gagasan, berguna dalam mempelajari cara menganalisis struktur teks dengan logis, meningkatkan kemampuan untuk memahami  Berpikir kritis meningkatkan kreativitas. Untuk menghasilkan solusi kreatif terhadap suatu masalah tidak hanya perlu gagasan baru, tetapi gagasan baru itu harus berguna dan relevan dengan tugas yang harus diselesaikan. Berpikir kritis berguna untuk mengevaluasi ide baru, memilih yang terbaik, dan memodifikasi bila perlu.

18  Berpikir kritis penting untuk refleksi diri. Untuk memberi struktur kehidupan sehingga hidup menjadi lebih berarti (meaningful life), maka diperlukan kemampuan untuk mencari kebenaran dan merefleksikan nilai dan keputusan diri sendiri.  Berpikir kritis merupakan meta-thinking skill, ketrampilan untuk melakukan refleksi dan evaluasi diri terhadap nilai dan keputusan yang diambil, lalu – dalam konteks membuat hidup lebih berarti - melakukan upaya sadar untuk menginternalisasi hasil refleksi itu ke dalam kehidupan sehari-hari.

19 DEMIKIAN PRESENTASI KAMI…..


Download ppt "Oleh: 1. Bernadeta Bertiyanti 2. Ardina Yulintasari 3. Terry Ayuk Desiana 4. Agatha Risky Ratri 5. Marcellino Fiki Susanto 6. Wahyu Bintoro Sumardani."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google