Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

PENANGANAN ASMA AKUT DAN KRONIK

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "PENANGANAN ASMA AKUT DAN KRONIK"— Transcript presentasi:

1 PENANGANAN ASMA AKUT DAN KRONIK
Dr Indah Rahmawati, SpP FKIK Unsoed/RSMS Pwt Pwt, 20 September 2014

2 DEFINISI ASMA Asma merupakan penyakit heterogen, umumnya dengan karakteristik inflamasi saluran napas kronik. Asma ditandai dengan riwayat gejala pernapasan seperti mengi, sesak napas, rasa tertekan di dada dan batuk yang waktu dan intensitasnya dapat berubah-ubah, bersamaan dengan variasi hambatan aliran ekspirasi. Suatu kelainan inflamasi kronik pada saluran napas, yang bersifat hiperesponsif ketika terpapar oleh berbagai stimulus, dan bermanifestasi sebagai sumbatan pada jalan napas. GINA Updated 2014 Hanya untuk kalangan profesional kesehatan ID/RESP/0005/14 AD: 01/09/2014, ED: 01/09/2016

3 polusi udara, infeksi virus Hiper-responsif saluran napas
Pemicu Alergen, zat kimia, polusi udara, infeksi virus Inflamasi Hiper-responsif saluran napas Gangguan aliran udara Slide 16 Inflammation of the airways not only causes symptoms associated with widespread, variable airflow obstruction, it also results in an increase in airway hyperresponsiveness to a variety of stimuli (triggers) Environmental and genetic influences in asthma (inducers) act mainly by provoking airway inflammation, rather than directly stimulating airway hyperresponsiveness Triggers of bronchoconstriction, which are factors that provoke contraction of the sensitised airway wall, include a wide range of stimuli, such as exercise, cold air and pollen Allergens can act as both inducers and triggers Pencetus Alergen, Olahraga, Udara dingin, dll Gejala Batuk , mengi dada tertekan, sesak napas Adapted from GINA Updated 2014 Hanya untuk kalangan profesional kesehatan ID/RESP/0005/14 AD: 01/09/2014, ED: 01/09/2016

4 Mengapa menggunakan inhalasi
Obat inhalasi: Dosis obat kecil  efek samping  Langsung bekerja ke paru Mula kerja cepat Praktis  Direkomendasi oleh GINA (Global Initiative for Asthma – guideline asma dunia) & guideline asma Indonesia Adapted from GINA Updated 2014 Hanya untuk kalangan profesional kesehatan ID/RESP/0005/14 AD: 01/09/2014, ED: 01/09/2016

5 Obat apa yang harus diberikan pada keadaan asma eksaserbasi?
Bronkodilator Anti inflamasi Hanya untuk kalangan profesional kesehatan ID/RESP/0005/14 AD: 01/09/2014, ED: 01/09/2016

6 Asma Eksaserbasi Beta 2-agonis Kortikosteroid 2,5 mg Salbutamol
dalam 2,5 ml larutan NaCl isotonik 0,5 mg Fluticasone Propionate dalam 2 ml larutan NaCl isotonik Hanya untuk kalangan profesional kesehatan ID/RESP/0005/14 AD: 01/09/2014, ED: 01/09/2016

7 Ventolin™ Nebules™ Salbutamol
Informasi Keamanan Adverse Events (efek simpang) Gangguan sistem kekebalan Sangat jarang Reaksi hipersensitivitas seperti angioedema, urtikaria, bronkospasme, hipotensi dan kolaps Gangguan metabolisme & nutrisi Jarang Hipokalemia Gangguan sistim saraf Sering terjadi Tremor, sakit kepala Hiperaktivitas Gangguan jantung Takikardia Aritmia jantung seperti fibrasi atrial, takikardi supraventrikular dan ekstrasitol Reference: Ventolin Nebules Approved PI by BPOM (3 April 2006) Hanya untuk kalangan profesional kesehatan ID/RESP/0005/14 AD: 01/09/2014, ED: 01/09/2016

8 Ventolin™ Nebules™ Salbutamol
Informasi Keamanan Adverse Events (efek simpang) Gangguan pembuluh darah Jarang Vasodilatasi perifer Gangguan pernapasan, torak & mediastinal Sangat jarang Bronkospasme paradoksikal Gangguan saluran pencernaan Tidak umum terjadi Iritasi mulut dan tenggorokan Gangguan musculoskeletal & jaringan ikat Kram otot Reference: Ventolin Nebules Approved PI by BPOM (3 April 2006) Hanya untuk kalangan profesional kesehatan ID/RESP/0005/14 AD: 01/09/2014, ED: 01/09/2016

9 Flixotide™ Nebules™ Fluticasone propionate
Kontraindikasi Pasien dengan riwayat hipersensitivitas dari salah satu komponennya Efek Samping Kandidiasis pada mulut dan tenggorokan, suara serak, bronkospasme paradoksal Perhatian Tidak bisa digunakan tunggal untuk mengatasi bronkospasme akut. Perlu disertai/ didahului pemberian SABA (misalnya salbutamol). Reference: Flixotide Nebules Approved PI by BPOM (19 Dec 2007) Hanya untuk kalangan profesional kesehatan ID/RESP/0005/14 AD: 01/09/2014, ED: 01/09/2016

10 Penanganan Asma Eksaserbasi di Fasilitas Penanganan Akut (UGD)
PENILAIAN AWAL A: Airway B:Breathing C:Circulation Apakah gejala berikut menyertai? Mengantuk berat, kebingungan, silent chest TIDAK YA Tentukan terapi berdasarkan status klinis pasien, Dinilai dari gejala yang paling parah Konsul ke ICU, terapi dengan SABA dan O2, dan persiapkan pasien untuk intubasi RINGAN atau SEDANG Bicara dalam frasa Memilih posisi duduk dibanding berbaring Tidak gelisah Laju respirasi meningkat Otot bantu napas tidak digunakan Denyut jantung denyut/menit Saturasi O2 (di udara) 90-95% APE > 50% dari angka prediksi atau nilai tertinggi BERAT Bicara dalam kata Posisi tubuh duduk membungkuk ke depan Gelisah Laju respirasi > 30 kali per menit Otot bantu napas digunakan Denyut jantung > 120 denyut/menit Saturasi O2 (di udara) < 90% APE ≤ 50% dari angka prediksi atau nilai tertinggi GINA Updated 2014 Hanya untuk kalangan profesional kesehatan ID/RESP/0005/14 AD: 01/09/2014, ED: 01/09/2016

11 Penanganan Asma Eksaserbasi di Fasilitas Penanganan Akut (UGD)
RINGAN atau SEDANG Beta-2-agonis kerja cepat (SABA) Kontrol O2 untuk mempertahankan saturasi hingga 93-95% (pada anak 94-98%) Kortikosteroid oral Pertimbangkan ipratropium bromida BERAT Beta-2-agonis kerja cepat Pertimbangkan kortikosteroid inhalasi dosis tinggi Ipratropium bromida Kontrol O2 untuk mempertahankan saturasi hingga 93-95% (pada anak 94-98%) Kortikosteroid oral atau IV Pertimbangkan magnesium IV Konsul ke ICU, terapi dengan SABA & O2, dan persiapkan intubasi Jika pasien terus memburuk, lakukan terapi sebagai derajat BERAT dan nilai ulang untuk terapi di ICU PENILAIAN ULANG ATAS KEMAJUAN KLINIS SECARA BERKALA UKUR FUNGSI PARU pada semua pasien, satu jam setelah terapi awal VEP1 atau APE 60-80% dari angka prediksi atau nilai terbaik dan gejala membaik dari derajat SEDANG Pertimbangkan untuk pasien dipulangkan VEP1 atau APE <60% dari angka prediksi atau nilai terbaik, atau respon klinis kurang memadai dari derajat BERAT Lanjutkan terapi seperti diatas dan lakukan Penilaian secara berkala GINA Updated 2014 Hanya untuk kalangan profesional kesehatan ID/RESP/0005/14 AD: 01/09/2014, ED: 01/09/2016

12 Penanganan Asma Eksaserbasi di pelayanan kesehatan primer
PENILAIAN PASIEN Apakah asma? Ada faktor resiko asma mengancam jiwa? Derajat keparahan eksaserbasi? RINGAN atau SEDANG Bicara dalam frasa Memilih posisi duduk dibanding berbaring Tidak gelisah Laju respirasi meningkat Otot bantu napas tidak digunakan Denyut jantung denyut/menit Saturasi O2 (di udara) 90-95% APE > 50% dari angka prediksi atau nilai tertinggi BERAT Bicara dalam kata Posisi duduk membungkuk ke depan Gelisah Laju respirasi > 30 kali per menit Otot bantu napas digunakan Denyut jantung > 120 denyut/menit Saturasi O2 (di udara) < 90% APE ≤ 50% dari angka prediksi atau nilai tertinggi MENGANCAM JIWA Mengantuk berat, bingung, atau silent chest DARURAT TERAPI AWAL SABA: 4-10 semprot dengan MDI + spacer, Ulangi setiap 20 menit selama 1 jam Prednisolon: dewasa 1mg/kg, maks. 50 mg, anak 1-2 mg/kg, maks. 40 mg Oksigen (jika ada): target saturasi 93-95% (anak: 94-98%) PINDAHKAN KE FASILITAS PENANGANAN AKUT (UGD) Selama menunggu: berikan SABA, O2, kortikosteroid sistemik MEMBURUK MEMBURUK LANJUTKAN TERAPI dengan SABA sesuai keperluan PENILAIAN RESPON SETELAH 1 JAM (atau lebih awal) GINA Updated 2014 Hanya untuk kalangan profesional kesehatan APE: Arus Puncak Ekspirasi; SABA:Short-Acting Beta2-Agonist ID/RESP/0005/14 AD: 01/09/2014, ED: 01/09/2016

13 Penanganan Asma Eksaserbasi di pelayanan kesehatan primer
LANJUTKAN TERAPI dengan SABA sesuai keperluan PENILAIAN RESPON SETELAH 1 JAM (atau lebih awal) MEMBAIK PENILAIAN UNTUK PASIEN DIPULANGKAN Gejala membaik, tidak memerlukan SABA Pelega: lanjutkan sesuai kebutuhan APE membaik dan >60-80% dari nilai terbaik atau prediksi Pengontrol: mulai atau tingkatkan dosis ICS atau ICS/LABA*. Cek teknik penggunaan inhaler & kepatuhan. Saturasi oksigen >94% udara ruangan Prednisolon: lanjutkan, utk 5-7 hari (3-5 hari pada anak) Penunjang di rumah memadai Tindak Lanjut: selama 2-7 hari TINDAK LANJUT Pelega: dikurangi hingga sesuai kebutuhan pasien Pengontrol: lanjutkan dosis tinggi untuk jangka pendek (1-2 minggu) atau jangka panjang (3 bulan), tergantung riwayat eksaserbasi Faktor resiko: periksa dan koreksi pada faktor resiko termodifikasi yang dapat menyebabkan eksaserbasi, termasuk teknik penggunaan inhaler dan kepatuhan Rencana Aksi: Apakah pasien paham? Apakah digunakan teratur? Apakah memerlukan modifikasi? ICS: Inhaled CorticoSteroid LABA: Long-Acting Beta2-Agonist *Detil mengacu ke GINA 2014 GINA Updated 2014 Hanya untuk kalangan profesional kesehatan ID/RESP/0005/14 AD: 01/09/2014, ED: 01/09/2016

14 Apakah kita harus selalu memakai kombinasi Salbutamol + anti-kolinergik dibandingkan salbutamol saja? Hanya untuk kalangan profesional kesehatan ID/RESP/0005/14 AD: 01/09/2014, ED: 01/09/2016

15 Apa perlu menambahkan inhalasi antikolinergik ke 2 agonis dalam mengobati asma akut pada anak & remaja? A systematic review Penambahan dosis multipel antikolinergik terhadap inhalasi 2 agonis bermanfaat pada penatalaksanaan awal asma eksaserbasi yang berat pada anak dan remaja (VEP1 <55% dari yang diprediksi) Bagi kelompok anak & remaja yang menderita asma eksaserbasi ringan – sedang, tidak ada manfaat penambahan antikolinergik terhadap 2 agonis Hanya ada sedikit bukti ilmiah yang mendukung penambahan antikolinergik terhadap setiap inhalasi 2 agonis, tanpa melihat tingkat keparahan pasien Plotnick LH & Ducharme FM. BMJ 1998;317: Hanya untuk kalangan profesional kesehatan ID/RESP/0005/14 AD: 01/09/2014, ED: 01/09/2016

16 Uji klinis acak tentang penambahan IB terhadap salbutamol & CS pada anak-anak yang dirawat karena asma eksaserbasi akut Metoda desain: acak, DB, placebo-controlled Intervensi: 80 anak (1-18 thn) diacak untuk mendapatkan nebulisasi ipratropium bromide 250 mcg atau NaCl isotonik 1 mL. Semua anak menerima nebulisasi salbutamol dan kortikosteroid (CS) sistemik Hasil pengukuran: Primer: skor asma klinis tervalidasi (setiap 6 jam selama 36 jam) Sekunder: FEV1, saturasi O2,  dosis obat inhalasi, waktu untuk menginhalasi obat dan lama perawatan rumah sakit Goggin N, et al. Arch Pediatr Adolesc Med 2001;155: Hanya untuk kalangan profesional kesehatan ID/RESP/0005/14 AD: 01/09/2014, ED: 01/09/2016

17 Uji klinis acak tentang penambahan IB terhadap salbutamol & CS pada anak-anak yang dirawat karena asma eksaserbasi akut Hasil: Tidak ada perbedaan signifikan (p=0.07) antara kedua grup dalam hal skor asma seluruh waktu. Tidak ada perbedaan signifikan antara kedua grup dalam hal hasil sekunder. Data keamanan: Rata-rata denyut jantung pada grup ipratropium bromida berkisar 6-10 denyut/menit lebih cepat dibandingkan grup plasebo (p=0.01) Kesimpulan: penambahan IB terhadap salbutamol dan CS pada pengobatan anak-anak yang dirawat karena asma menunjukkan tidak ada manfaat. Goggin N, et al. Arch Pediatr Adolesc Med 2001;155: Hanya untuk kalangan profesional kesehatan ID/RESP/0005/14 AD: 01/09/2014, ED: 01/09/2016

18 Peranan ICS pada asma akut
Konsentrasi sistemik dari kortikosteroid pada penggunaan jangka panjang Efek samping yang tidak diinginkan ICS lebih aman dibandingkan steroid sistemik Steroid sistemik memerlukan waktu 4-24 jam untuk: Meningkatkan fungsi paru Mengurangi perawatan rumah sakit ICS memberikan efek yang lebih cepat (1-2jam) ketika diberikan dalam dosis berulang dengan interval waktu <30 menit selama menit. ICS: Inhaled CorticoSteroid Rodrigo GJ, Rapid effect of ICS on Acute Asthma. Chest 2006;130: Hanya untuk kalangan profesional kesehatan ID/RESP/0005/14 AD: 01/09/2014, ED: 01/09/2016

19 Perbandingan kombinasi Flixotide™ Nebules™ (Fluticasone Propionate) dengan SABA tunggal
Studi acak, double-blind, grup paralel terhadap 150 anak dengan asma akut derajat sedang untuk menguji benefit kombinasi fluticasone propionate (FP) terhadap salbutamol yang diberikan secara nebulisasi Kelompok Studi Tiga dosis salbutamol (30 µl/kg/dosis) setiap 15 menit Tiga dosis salbutamol (30 µl/kg/dosis) setiap 15 menit + dua dosis FP (500 mcg/dosis) pada menit ke-15 dan ke-30 setelah dosis pertama salbutamol Tiga kombinasi dosis salbutamol (30 µl/kg/dosis) + FP (500 mcg/dosis) setiap 15 menit Kesimpulan Pasien anak yang diberikan kombinasi salbutamol dan fluticasone menunjukkan perbaikan respon klinis pada menit ke-120 dibandingkan kelompok salbutamol tunggal (p=0,004) Tidak terdapat reaksi simpang signifikan yang teramati dengan pengobatan yang dilakukan. Estrada-Reyes E, et al. Pediatr Allergy Immunol 2005: 16: 609–614 Hanya untuk kalangan profesional kesehatan ID/RESP/0005/14 AD: 01/09/2014, ED: 01/09/2016

20 Perbandingan Flixotide™ Nebules™ (Fluticasone Propionate) dengan methyl prednisolon IV pada asma akut berat Perbaikan Arus Puncak Ekspirasi (APE) setelah pemberian steroid p=0,556 P= 0,556 0,5 mg FP nebules diberikan 3x pada menit 0, 20 dan 40 125 mg Metil Prednisolon IV diberikan pada menit 0 Nebulisasi Flixotide™ Nebules™ memberikan perbaikan gejala klinis asma eksaserbasi yang sama baiknya dengan injeksi metilprednisolon Hanya untuk kalangan profesional kesehatan Sari A. et al. Maj Kedokt Indon 2005; 7: ID/RESP/0005/14 AD: 01/09/2014, ED: 01/09/2016

21 pada 73 orang dewasa yang dirawat di UGD karena serangan asma akut
Perbandingan Flixotide™ Nebules™ (Fluticasone Propionate) dengan methyl prednisolon IV pada asma akut di UGD Studi open-label dan acak untuk menentukan efikasi Flixotide Nebules dibandingkan metilprednisolon IV pada 73 orang dewasa yang dirawat di UGD karena serangan asma akut Nebulisasi FP 0,5mg/2ml Metilprednisolon (MP) IV 125 mg Rata-rata APE (% prediksi) *P = 0,05 vs FP, FP+MP Pada 2 jam setelah pengobatan di UGD, nilai APE pada grup FP signifikan meningkat dibandingkan kedua grup lainnya (p = 0,021) Angka rawat inap signifikan lebih tinggi pada grup metilprednisolon (MP) dibandingkan FP dan kombinasi FP+MP Hanya untuk kalangan profesional kesehatan Starobin D. et al. IMAJ 2008; 10: 568–571 ID/RESP/0005/14 AD: 01/09/2014, ED: 01/09/2016

22 Manajemen Asma Jangka Panjang

23 Definisi Asma Asma adalah ....
Asma adalah penyakit heterogen, biasanya ditandai dengan peradangan saluran napas kronis. Hal ini ditentukan oleh riwayat gejala pernapasan seperti mengi, sesak napas, sesak dada dan batuk yang berbeda-beda dari waktu ke waktu dan intensitas, bersamaan dengan keterbatasan aliran udara ekspirasi yang bervariasi Suatu kelainan inflamasi kronik pada saluran napas, yang bersifat hiperesponsif ketika terpapar oleh berbagai stimulus, dan bermanifestasi sebagai sumbatan pada jalan napas. Global Strategy for Asthma Management and Prevention, GINA Up Dated 2014, Page 2 Downloaded from ID/SFC/0024/14 – AD. 19/09/2014 – ED. 19/09/ Hanya untuk kalangan profesional kesehatan

24 Apa yang dirasakan oleh pasien asma?
Gejala yang terus muncul Sensitif terhadap cuaca dingin Batuk-batuk Sesak napas Aktifitas fisik terbatas Sering terbangun dimalam hari karena gejala asmanya Penurunan kegiatan sosial Yulia, 55 Thn, Pensiunan ID/SFC/0024/14 – AD. 19/09/2014 – ED. 19/09/ Hanya untuk kalangan profesional kesehatan

25 Walaupun sudah mendapatkan pengobatan, pasien asma masih merasakan gejala yang menurunkan kualitas hidupnya1,2 Lebih dari separuh pasien asma yang tidak terkontrol menggunakan obat pelega mereka secara teratur paling tidak sehari sekali1 Seperti juga Yulia, banyak sekali pasien asma yang mengalami gejala-gejala asma dan menerimanya sebagai bagian dari kondisi mereka2 Demoly P et al. Eur Respir Rev 2010; 19(116):150–157 Bellamy D, Harris T Prim Care Respir J 2005; 14:252–258 ID/SFC/0024/14 – AD. 19/09/2014 – ED. 19/09/ Hanya untuk kalangan profesional kesehatan

26 Apa tujuan jangka panjang pengobatan asma ? 1
Mencapai dan memepertahankan asma terkontrol pada tingkatan aktifitas yang normal Meminimalkan resiko masa depan seperti eksaserbasi berulang, keterbatasan saluran napas yang permanen dan efek samping pengobatan Asma membelenggu penderita (Saya hampir selalu tinggal di dalam rumah karena takut terjadi reaksi alergi jika saya keluar, tidak dapat tidur nyenyak di malam hari karena saya sering terbangun karena batuk dan tak dapat tidur lagi, sering kehilangan waktu kerja dan mempunyai keterbatasan dalam memilih karir, menjauhi sosialisasi dengan teman selain acara di rumah sendiri  Hidup saya tidak menyenangkan. Jika saya tidak menderita asma (Saya bebas bermain di taman dengan anak tanpa ketakutan terserang asma, bisa tidur nyenyak, mempunyai cukup tenaga sepanjang hari sehingga dapat melakukan banyak hal, dapat memilih lebih banyak pilihan karir dan lebih besar kemungkinan untuk mendapat promosi, dapat pergi keluar bersama teman dan mempunyai kehidupan sosial yang normal)  hidup menjadi lebih menggembirakan. Hidup bebas & normal Tetap produktif 1. Global Strategy for Asthma Management and Prevention, GINA Up Dated 2014, Page 15 Downloaded from ID/SFC/0024/14 – AD. 19/09/2014 – ED. 19/09/ Hanya untuk kalangan profesional kesehatan

27 Tingkatan kontrol asma pada dewasa, remaja dan anak usia 6-11 tahun
KARAKTERISTIK GEJALA TERKONTROL BAIK TERKONTROL SEBAGIAN TIDAK TERKONTROL Gejala harian lebih dari 2 kali seminggu YA □ TIDAK □ TIDAK ADA 1 PUN GEJALA YANG TERJADI 1 – 2 GEJALA YANG TERJADI 3- 4 GEJALA YANG TERJADI Terbangun dimalam hari karena asma Penggunaan pelega lebih dari 2 kali seminggu untuk mengatasi gejala Keterbatasan aktifitas karena asma . 1. Global Strategy for Asthma Management and Prevention, GINA Up Dated 2014, Page. 17 Downloaded from ID/SFC/0024/14 – AD. 19/09/2014 – ED. 19/09/ Hanya untuk kalangan profesional kesehatan

28 Bagaimana cara mencapai Asma Terkontrol?
Kenali dan hindari faktor pencetus Ajak pasien untuk senantiasa berkonsultasi ke dokter secara rutin. Jangan dilakukan hanya pada keadaan gawat  resiko dan biaya akan lebih besar Pakailah obat secara teratur  kegagalan pengobatan umumnya karena ketidak-patuhan memakai obat pengontrol Cek status & perbaikan asmanya dengan . Global Strategy for Asthma Management and Prevention, GINA Up Dated 2012, Page. 66 Downloaded from ID/SFC/0024/14 – AD. 19/09/2014 – ED. 19/09/ Hanya untuk kalangan profesional kesehatan

29 ID/SFC/0024/14 – AD. 19/09/2014 – ED. 19/09/ Hanya untuk kalangan profesional kesehatan

30 ID/SFC/0024/14 – AD. 19/09/2014 – ED. 19/09/2016 - Hanya untuk kalangan profesional kesehatan

31 Manajemen kontrol asma1
PENILAIAN Diagnosa Pengontrolan gejala & faktor resiko (Termasuk fungsi paru) Tehnik pemakaian alat & kepatuhan Pilihan pasien MENILAI RESPON Gejala Eksaserbasi Efek simpang Kepuasan pasien Fungsi paru PENYESUAIAN PENGOBATAN Obat-obatan asma Strategi non-farmakologi Pengobatan kemungkinan faktor resiko 1. Global Strategy for Asthma Management and Prevention, GINA Up Dated 2014, Page 79 Downloaded from ID/SFC/0024/14 – AD. 19/09/2014 – ED. 19/09/2016 Hanya untuk kalangan profesional kesehatan

32 KESIMPULAN Asma merupakan penyakit yang terdiri atas 2 komponen utama: inflamasi & bronkokonstriksi Tatalaksana Asma berdasarkan GINA adalah mencapai dan mempertahankan asma terkontrol (control driven management) & mencegah resiko dimasa depan. Gunakan ACT untuk melihat tingkat asma terkontrol pasien. Berdasar studi GOAL, dibandingkan ICS monoterapi, SFC (Salmeterol Fluticasone Combination) memberikan kontrol asma yang optimal : sebagian besar pemakai SFC dapat mencapai asma kontrol Kontrol dapat dicapai SFC dalam waktu yang lebih cepat Kontrol dapat dicapai SFC dengan dosis steroid yang lebih rendah SFC menurunkan jumlah eksaserbasi Berdasarkan studi CONCEPT, dibanding Formoterol/Budesonide, SFC (Salmeterol Fluticasone Combination) memberikan : Pencapaian hasil yang signifikan lebih banyak pada hari-hari bebas gejala Penurunan hasil yang signifikan lebih sedikit pada kejadian eksaserbasi, kunjungan UGD dan penggunaan oral steroid akibat eksaserbasi ID/SFC/0024/14 – AD. 19/09/2014 – ED. 19/09/ Hanya untuk kalangan profesional kesehatan

33 Terima Kasih


Download ppt "PENANGANAN ASMA AKUT DAN KRONIK"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google