Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

STATISTIKA Memberikan pengetahuan tentang konsep dasar matematika

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "STATISTIKA Memberikan pengetahuan tentang konsep dasar matematika"— Transcript presentasi:

1 STATISTIKA Memberikan pengetahuan tentang konsep dasar matematika
Distribusi Frekuensi dan Grafik Pengukuran Kecenderungan Sentral Standar Deviasi (Penyimpangan) Kurva Normal Z Score Analisis Korelasi (Korelasi, Regresi, & Prediksi) Analisis Komparasi (Uji t Student, Anova) Penerapan Analisis Komputer (SPSS-Statistical Package for Social Sciencies)

2 I. Arti Statistik Semula Statistik adalah merupakan kumpulan angka-angka yang disusun, diatur atau disajikan dalam bentuk daftar atau tabel Sering pula daftar atau tabel tersebut disertai dengan gambar-gambar yang biasanya disebut dengan diagram atau grafik Statistik yang menjelaskan sesuatu hal biasanya disebut: Statistik Penduduk Statistik Pendidikan Statistik Kelahiran Statistik Produksi Statistik Pertanian Statistik Kesehatan dsb.

3 I. Arti Statistik (lanjutan)
Statistik adalah sekumpulan cara maupun aturan-aturan yang berkaitan dng pengumpulan data, pengolahan (analisis), penarikan kesimpulan, atas data yang berbentuk angka, dengan menggunakan asumsi-asumsi tertentu

4 Cara Untuk Mempelajari Statistik :
Jika ingin membahas Statistik secara mendasar, mendalam dan teoretis, maka yang dipelajari digolongkan kedalam Statistik Matematis atau Statistik Teoretis. Diperlukan dasar matematis yang kuat dan mendalam, yang dibahas antara lain penurunan sifat-sifat, dalil-dalil, rumus-rumus dan/atau menciptakan model. Jika Statistik dipelajari semata-mata dari segi penggunaannya, maka rumus-rumus atau dalil-dalil yang diciptakan diambil dan digunakan dalam berbagai bidang pengetahuan.

5 II. Fungsi Statistik Statistik Deskriptif : adalah langkah awal dalam pemakaian statistik, dalam hal ini pemakai tidak dapat mengambil kesimpulan yang bisa digeneralisasikan, karena statistik ini terbatas pada gambaran yang ada saja. Statistik Inferensial : merupakan pengembangan dari fungsi statistik deskriptif. Pemakai statistik inferensial akan bisa berbicara lebih banyak tentang data yang dianalisisnya. Oleh karena Statistik Inferensial sifatnya lebih baik dari Statistik Deskriptif, maka langkah analisisnya lebih kompleks dari analisis deskriptif.

6 Contoh Statistik Deskriptif
Berdasarkan sebuah pencatatan di registrasi pada sebuah Perguruan Tinggi diketahui jumlah mahasiswa sebanyak orang yang terdiri dari perempuan dan yang lainnya adalah laki-laki. Jika ditinjau dari jenis pekerjaan ortu-nya ternyata datanya sebagai berikut: Jenis Pekerjaan Orangtua Mhs WANITA PRIA Guru dan Dosen Pegawai TNI Petani Pedagang Buruh Lain-lain 2.750 2.100 1.010 1.250 250 100 90 1.500 850 550 650 150 700 50 JUMLAH 7.550 4.450

7 Jenis Pekerjaan Orangtua Mhs Jenis Pekerjaan Orangtua Mhs
WANITA PRIA Guru dan Dosen Pegawai TNI Petani Pedagang Buruh Lain-lain 2.750 2.100 1.010 1.250 250 100 90 1.500 850 550 650 150 700 50 JUMLAH 7.550 4.450 Jenis Pekerjaan Orangtua Mhs WANITA PRIA Guru dan Dosen Pegawai TNI Petani Pedagang Buruh Lain-lain 22,92 17,50 8,42 10,42 2,08 0,83 0,75 12,50 7,08 4,58 5,42 1,25 5,83 0,42 JUMLAH 62,92 37,08

8 Contoh Statistik Inferensial
No Kelas A Kelas B Ket 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 50 60 55 63 67 85 70 65 56 75 88 90 80 Jum 631 708

9 DISTRIBUSI FREKUENSI Ditinjau dari Nyata atau Tidaknya Frekuensi: a. Distribusi Frekuensi Absolut b. Distribusi Frekuensi Relatif Ditinjau dari Jenisnya : a. Distribusi Frekuensi Numerik b. Distribusi Frekuensi Kategorikal Ditinjau dari Kasatuannya : a. Distribusi Frekuensi Satuan b. Distribusi Frekuensi Komulatif

10 Ditinjau dari Nyata atau Tidaknya Frekuensi: a
Ditinjau dari Nyata atau Tidaknya Frekuensi: a. Distribusi Frekuensi Absolut Suatu jumlah bilangan yang menyatakan banyaknya data pada suatu kelompok data tertentu b. Distribusi Frekuensi Relatif Suatu jumlah/prosentase yang menyatakan banyaknya data pada suatu kelompok data tertentu.

11 DISTRIBUSI FREKUENSI ABSOLUT DAN RELATIF CONTOH :
No TINGGI BADAN Frek Abs Frek Rel Ket: 1 < 155 4 0,04 2 10 0,10 3 25 0,25 30 0,30 5 19 0,19 6 8 0,08 7 >180 0,03 100 1,00

12 Ditinjau dari Jenisnya : a
Ditinjau dari Jenisnya : a. Distribusi Frekuensi Numerik Didasarkan pada data kontinum/kontinue, yaitu data yang berdiri sendiri. b. Distribusi Frekuensi Kategorikal Didasarkan pada data yang berkelompok

13 DISTRIBUSI FREKUENSI NUMERIK
75 80 30 70 20 35 65 57 55 25 58 40 36 45 15 90 95 85 59 50 63 26 18 60 48 52 33 47 61 10 31 49 62

14 DISederhanakan dgn diurutkan
95 70 63 57 49 45 40 31 30 20 90 62 55 48 25 61 60 47 85 36 65 35 18 80 15 59 50 75 58 10 33

15 Selanjutnya dibuatkan Tabel DISTRIBUSI FREKUENSI NUMERIK berikut:
No Skor Frek. Abslt. Frek. Reltf Ket 1 95 0,67 2 90 3 2,00 85 4 80 5 75 …. 6 70 7 65 8 63 9 dst JUMLAH 150 100

16 Int Kls = ------------- k
DISTRIBUSI FREKUENSI NUMERIK di atas dapat dibuat dalam bentuk KATEGORIKAL Menentukan jumlah KATEGORI/Kelompok sbb: k = Jumlah Kategori n = Jumlah Responden k = 1 + 3,3 log150 k = 1 + 3,3 . 2,17609 k = 8,18 ~ 9 Menentukan Interval Kelas : Note: a = Skor tertinggi b = Skor terendah k = Jumlah kategori Int Kls = 9 = 9,44 ~ 10 k = 1 + 3,3 log n .a - b Int Kls = k

17 DISTRIBUSI FREKUENSI KATEGORIKAL
No Interval Kelas Frek Abst Frek Reltf Ket 1 86 – 95 4 2,67 2 76 – 85 6 4,00 3 66 – 75 11 7,33 56 – 65 25 16,67 5 46 – 55 20 13,33 36 – 45 30 20,00 7 26 – 35 8 16 – 25 21 14,00 9 5,33 JUMLAH 150 100,00

18 DISTRIBUSI FREKUENSI ABSOLUT, RELATIF & KOMULATIF
No Interval Kelas Frekuensi Absolut Relatif Frek. Komul 1 86 – 95 4 2,67 2 76 – 85 6 4,00 10 6,67 3 66 – 75 11 7,33 21 14,00 56 – 65 25 16,67 46 30,67 5 46 – 55 20 13,33 66 44,00 36 – 45 30 20,00 96 64,00 7 26 – 35 121 80,67 8 16 – 25 142 94,67 9 5,33 150 100,00 JUMLAH --

19 No Interval Kelas Frekuensi Absolut Relatif Frek. Komul 1 10 – 19 9 2 20 – 29 20 29 3 30 – 39 26 55 4 40 – 49 35 90 5 50 – 59 22 112 6 60 – 69 17 129 7 70 – 79 11 140 8 80 – 89 146 90 – 99 150 JUMLAH 100,00 --

20

21 CONTOH PIE CHART PROPORSI ANGGARAN PROGRAM PUSAT & DAERAH TAHUN 2007
DIREKTORAT PEMBINAAN TK DAN SD PUSAT Rp Dana Pusat untuk Subsidi Ke Daerah Rp DAERAH Rp PUSAT DAN DAERAH: Rp

22 CONTOH PIE CHART TATAKELOLA MUTU AKSES
PROPORSI ANGGARAN PROGRAM AKSES, MUTU & TATA KELOLATAHUN 2007 DIREKTORAT PEMBINAAN TK DAN SD TATAKELOLA Rp ,- MUTU Rp AKSES Rp ,- AKSES + MUTU + TATAKELOLA : Rp

23 PROSES PENGUKURAN DAN SKALA
DATA KUANTITATIF KUALITATIF Adalah fakta yg dipresentasikan dalam bentuk angka : Misal : Penghasilan (Rp) Berat Badan (Kg) Tinggi Pohon (M) Umur Lampu (Jam) Usia (Thn) Adalah fakta yg dinyatakan dlm bentuk sifat (bukan angka) Misal : Profesi : Pedagang, Guru, dll Agama : Islam, Kristen, Hindu. CARA MENGKUANTIFIKASIKAN DATA KUALITATIF ADALAH : Memberi skor, Rangking dengan skala

24 NOMINAL ORDINAL INTERVAL RATIO
SKALA Skala Nominal : => klasifikasi Pengukuran yg paling rendah tingkatannya, dimana lambang digunakan untuk mengidentifkasikan atau mengklasifikasikan objek, atau benda. Atau variabel yg tidak dapat membedakan nilai dari objek yg diteliti. Contoh : Variabel warna : merah, kuning, hijau, dsb. Jenis Pekerjaan : Pedagang, Petani, Buruh, Wartawan dsb. Dalam Skala Nominal hanya dapat dilihat perbedaannya saja Titik skalanya => kelas atau kategori

25 NOMINAL ORDINAL INTERVAL RATIO
SKALA 2. Skala Ordinal : => rangking Selain dapat membedakan dalam bentuk kategori, juga dapat dalam bentuk nilai, tetapi yg bersifat kualitatif (belum dapat membedakan nilai objek secara kuantitatif). Selain membedakan dalam kategori juga mempunyai hubungan satu sama lainnya, mis : lebih tinggi, lebih sulit, lebih disenangi. Contoh : Variabel penddikan : TK, SD, SMP, SMA, PT. dsb. Keadaan rumah : Permanen, Semi Permanen, Darurat. Nilai objek sdh dapat dibedakan (diklasifikasikan) dan dirangking tetapi belm dapat dilakukan operasi htung (x, :, +, -).

26 NOMINAL ORDINAL INTERVAL RATIO
SKALA 3. Skala Interval : Dapat membedakan nilai dari objek secara kualitatif atau kuantitatif. Pengukuran dapat dicapai dgn persamaan/perbedaan (kasifikasi), urutan (rangking), dan jarak (interval) antara dua kelas yg berbeda. Contoh : Variabel Umur : 5 th, 10 th, 15 th, dsb. Berat badan : 25 kg, 50 kg, 75 kg, dsb. Dalam Skala Interval disamping dapat diklasifikasikan, dirangking, juga dapat dilakukan operasi hitung. Titik nol dan unit pengukuran adalah sembarangan (arbitary) misal: Mengukur temperatur, seperti skala Celcius atau Fahrenheit Unit pengukuran & titik nol dlm mengukur temperatur adalah sembarangan, tetapi kedua skala tsb memuat informasi yg sama, krn ada hubungan linear kedua skala tersebut.

27 NOMINAL ORDINAL INTERVAL RATIO
SKALA 4. Skala Ratio Mempunyai sifat : Klasifikasi Perbedaan (peringkat atau rangking) Jarak (interval) dan Ratio (titik nol Absolut atau murni) Contoh : Skala untuk mengukur berat, panjang, isi, mempunyai titik nol yang berarti (tidak sembarangan)

28 CENTRAL TENDENCY (1) MEAN (Rata-rata) adalah nilai rata-rata : Σ fx
MODE : adalah skor yang mempunyai frekuensi terbanyak dalam sekumpulan distribusi atau skor yang sering muncul

29 CENTRAL TENDENCY (2) MEDIAN : adalah skor yang membagi distribusi frekuensi menjadi 2 bagian yang sama besar : Md = Bb + i/fm (1/2 n - Fkb) Note : Md = Median Bb = Batas bawah kelas interval yg mengandung median i = interval kelas fm = frekuensi interval kelas yang mengandung median n = Jumlah frekuensi Fkb = Frekuensi komulatif di bawah inteval kelas yg mengandung Median

30 Md = Bb + i/fm (1/2 n - Fkb) 1 86 – 95 4 2,67 2 76 – 85 6 4,00 10 6,67
No Interval Kelas Frekuensi Absolut Relatif Frek. Komul 1 86 – 95 4 2,67 2 76 – 85 6 4,00 10 6,67 3 66 – 75 11 7,33 21 14,00 56 – 65 25 16,67 46 30,67 5 46 – 55 20 13,33 66 44,00 36 – 45 30 20,00 96 64,00 7 26 – 35 121 80,67 8 16 – 25 142 94,67 9 5,33 150 100,00 JUMLAH --

31 Md = Bb + i/fm (1/2 n - Fkb) Md = /30 (1/ – 66 ) = /3 ( 75 – 66) = /3 ( 9 ) = = 39

32 Median Data Tunggal / 2 = 6

33 tabel distribusi frekuensi : Satuan absolut Satuan relatif
I. Hitunglah : Mean Mode Median II. Buatlah tabel distribusi frekuensi : Satuan absolut Satuan relatif Satuan komulatif absolut Satuan komulatif relatif

34 SISTEMATIKA PENYAJIAN
KURVA NORMAL SISTEMATIKA PENYAJIAN A. PENGANTAR B. SIFAT-SIFAT DISTRIBUSI NORMAL C. JENIS & BENTUK KURVA NORMAL D. PERBANDINGAN KURVA BERDASAR SKOR ASLI DGN Z SKOR E. DAERAH KURVA NORMAL F. TABEL KURVA NORMAL G. CARA MENGGUNAKAN TABEL KURVA NORMAL

35 A. PENGANTAR Apabila penyebaran data sebuah populasi digambarkan, maka dia akan berbetuk kurva. Pada umumnya penyebaran populasi berdistribusi secara normal, akan tetapi tidak selamanya populasi yg dijumpai akan berdistribusi secara normal, maka untuk itu diperlukan pengkajian. Penyebaran data populasi berdistribusi secara normal, jika nilai Rata-ratanya sama dgn Mode dan Mediannya

36 B. SIFAT-SIFAT DISTRIBUSI NORMAL
A. BENTUKnYA SIMETRIS PADA SUMBU X B. Nilai rata-rata = mode = median C. Mode-nya hanya satu (unimodal) D. Ujung garis grafiknya mendekati sumbu x atau dgn kata lain tidak akan bersinggungan maupun berpotongan dgn sumbu x (berasimtut dgn sumbu x) E. Kurva akan landai jika rentang skornya besar dan sebaliknya akan curam jika rentang skornya kecil F. Luas daerah kurva akan sama dgn luas satu segiempat

37 C. JENIS & BENTUK KURVA NORMAL
Ada tiga macam jenis & bentuk kurva yg diakibatkan oleh perbedaan rentang skor & standar deviasi : Leptokurtic Kurva normal yg berbentuk curam krn skor yg berada disekitar daerah rata-rata sangat banyak, atau rentang skor sangat kecil. B. Platykurtic Kurva normal yg berbentuk landai krn skor yg berada disekitar daerah rata-rata sangat sedikit atau rentang skor sangat besar. C. Normal Kurva yg berbentuk tidak curam dan tidak pula landai atau berbentuk Normal, artinya skor tersebar secara merata dan bentuknya merupakan diantara Leptokurtic dan Platykurtic.

38 D.Perbandingan Kurva Berdasar Skor
Distribusi skor yg normal akan tetap terdistribusi secara normal sekalipun ditransfer ke skor z Dengan langkah sebagai berikut : cari angka rata-rata dan standar deviasi B. Transformasi ke skor z C. Buat kurva berdasar distribsi skor asli d. Buat kurva berdasar distribsi skor z

39 Contoh Grafik berdasar skor asli Grafik berdasar skor Z Z
Jumlah skor 1200 Jumlah reponden/data 16 Nilai rata-rata adalah 1200/16 = 75 Standar Deviasi adalah 7,91 Transformasi ke Skor Z a. Untuk X = 60 => Z = (60-75)/7,91 = - 1,90 b. Untuk X = 65 => Z = (65-75)/7,91 = - 1,26 c. Untuk X = 70 => Z = (70/75)/7,91 = - 0,63 d. Untuk X = 75 => Z = (75/75)/7,91 = 0 e. Untuk X = 80 => Z = (80/75)/7,91 = + 0,63 f. Untuk X = 85 => Z = (85/75)/7,91 = + 1,26 g. Untuk X = 90 => Z = (90/75)/7,91 = + 1,90 Grafik berdasar skor asli Grafik berdasar skor Z No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 x 60 65 70 75 80 85 90 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 x 60 65 70 75 80 85 90 Z -1,90 -1,26 -0,63 0,63 1,26 1,90

40 GRAFIK BATANG BERDASAR SKOR ASLI

41 Perbandingan Kurva Berdasar Skor
VAR00001 90,0 85,0 80,0 75,0 70,0 65,0 60,0 Berdasar Skor ASli Frequency 5 4 3 2 1 Std. Dev = 8,16 Mean = 75,0 N = 16,00 VAR00002 2,0 1,0 0,0 -1,0 -2,0 Berdasar Skor Z Frequency 6 5 4 3 2 1 Std. Dev = 1,03 Mean = 0,0 N = 16,00

42 E. DAERAH KURVA NORMAL M sampai 1 SD = 34, 13 %
BERDASAR GRAFIK, RUANG YG DIBATASI OLEH KURVA & ABSISNYA Disebut daerah, biasanya dinyatakan dlm per sen atau dlm proporsi seluruh daerah dalam kurva meliputi = 100 % atau dalam bentuk proporsi = 1,00 Jika didirikan garis ordint pd poros absis dgn jarak 1 (satu) STANDAR DEVIASI di atas MEAN, maka daerah dibawah kurva antara M dan 1SD pada Kurv Normal = 34,13 % (Tabel Z), dari darah kurva keseluruhan. Kurva normal adalah kurva yg simetris, maka luas daerahnya antara lain : M sampai 1 SD = 34, 13 % M sampai -1SD = 34,13 % +1SD sampai -1SD = 2 x 34,13 % = 68, 26 % M sampai +2SD = 47,72 % M sampai -2 SD = 47,72 -2SD Sampai +2SD = 2 x 47, 72 % = 95,44 % -3 sd sampai+3SD = 100 % = 1,00

43 PENGUJIAN HIPOTESIS

44 Harus Diuji kebenarannya
A. Pengertian Hipotesis Bahasa Yunani : “hupo” : sementara “thesis : teori (pernyataan) Harus Diuji kebenarannya

45 B. Hipotesis dalam Penelitian
Hipotesis adalah anggapan atau ketetapan sementara yang akan diuji dalam suatu penelitian Hipotesis terdiri dari : Ho (hipotesis nol), memprediksi bahwa var.bebas tidak mempunyai efek terhadap var. Terikat dalam suatu populasi H1 (hipotesis alternatif), memprediksi bahwa var.bebas mempunyai efek terhadap var. Terikat

46 H0 Yang diuji ???

47 Dalam statistik dikenal 2 macam hipotesis :
Verbal

48 Hipotesis Statistik Menggunakan parameter statistik, contoh : H0 : µ1 = µ2 Rata-rata populasi µ1 = µ2 sama H1 : µ1 ≠ µ2 Rata-rata populasi µ1 ≠ µ2 Atau H0 : rxy = 0 (hubungan x – y = 0) H0 : rxy ≠ 0 (hubungan x – y ≠ 0)

49 Hipotesis Verbal Menggunakan H0 dan H1 :
H0 : rata-rata skor/nilai populasi pertama tidak berbeda secara signifikan dengan rata-rata skor/nilai populasi kedua H1 : rata-rata skor/nilai populasi pertama berbeda secara signifikan dengan rata-rata skor/nilai populasi kedua

50 B. Kesalahan dalam Pengujian Hipotesis
TIPE I α BENAR TIPE II β H0 Benar H0 Salah Menolak H0 Menerima H0

51 Tugas : Membuat rumusan hipotesis dari suatu penelitian yang sudah dilakukan (skripsi yang sudah ada)


Download ppt "STATISTIKA Memberikan pengetahuan tentang konsep dasar matematika"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google