Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

DIAN LUTHFIYANA, 6101405069 SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS (TUNARUNGU WICARA) TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN PENJASORKES DI SLB ABC SWADAYA KENDAL.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "DIAN LUTHFIYANA, 6101405069 SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS (TUNARUNGU WICARA) TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN PENJASORKES DI SLB ABC SWADAYA KENDAL."— Transcript presentasi:

1 DIAN LUTHFIYANA, 6101405069 SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS (TUNARUNGU WICARA) TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN PENJASORKES DI SLB ABC SWADAYA KENDAL

2 Identitas Mahasiswa - NAMA : DIAN LUTHFIYANA - NIM : 6101405069 - PRODI : Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi - JURUSAN : Jasmani Kes. & Rekreasi - FAKULTAS : Ilmu Keolahragaan - EMAIL : luthfienza pada domain yahoo.co.id - PEMBIMBING 1 : Drs. Uen Hartiwan, M.Pd. - PEMBIMBING 2 : Drs. H. Sulaiman, M.Pd. - TGL UJIAN : 2009-08-24

3 Judul SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS (TUNARUNGU WICARA) TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN PENJASORKES DI SLB ABC SWADAYA KENDAL

4 Abstrak Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui motivasi siswa berkebutuhan khusus (tunarungu wicara) dalam mengikuti proses pembelajaran Penjasorkes di SLB ABC “Swadaya” Kendal. Di SLB ABC ”Swadaya”, ada empat jenis golongan anak luar biasa yaitu, tunanetra (SLB-A), tunarungu wicara (SLB-B), tunagrahita ringan (SLB-C), tunagrahita sedang (SLB-C1). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SLB berkebutuhan khusus (tunarungu wicara) yang mengikuti kegiatan Penjasorkes, sebanyak 40 siswa. Populasi ini sekaligus sebagai sample penelitian, dengan teknik purposive sample. Populasi tidak diambil secara keseluruhan, yaitu hanya 25 siswa karena adanya alasan tertentu, diantaranya adalah sebagian siswa tidak pernah berangkat sekolah dalam jangka waktu yang relatif lama, dan dianggap sudah keluar. Variabel dalam penelitian ini adalah motivasi siswa mengikuti pelajaran Penjasorkes yang berasal dari dalam dan dari luar diri individu. Adapun analisis data menggunakan deskriptif prosentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata secara keseluruhan tingkat motivasi intrinsik dalam mendorong siswa mengikuti pelajaran Penjasorkes diperoleh sebanyak 17 siswa (68,00%) yang memiliki motivasi instrinsik dalam kategori sedang, sebanyak 8 siswa (32,00%) yang memiliki faktor motivasi instrinsik dalam kategori tinggi dan tidak ada yang memiliki kategori rendah. Beberapa alasan siswa tersebut dalam mengikuti pelajaran Penjasorkes ditinjau dari motivasi intrinsik antara lain : 1) agar tubuh menjadi sehat, 2) agar tubuh kuat, 3) agar badan kurus, 4) menjaga kesehatan badan, 5) karena hobi, 6) merupakan kebutuhan, 7) kondisi fisik menjadi lebih baik, 8) senang berolah raga sejak kecil, 9) cita-cita menjadi guru olahraga, 10) ingin menjadi atlet, 11) ingin dapat nilai bagus. Rata-rata tingkat motivasi ekstrinsik diperoleh sebanyak 19 siswa (76,00%) yang memiliki motivasi ekstrinsik dalam kategori sedang, sebanyak 6 siswa (24,00%) yang memiliki motivasi ekstrinsik dalam kategori rendah dan tidak ada yang memiliki kategori tinggi. Beberapa alasan siswa mengikuti pelajaran Penjasorkes ditinjau dari motivasi ekstrinsik antara lain : 1) guru olahraga yang baik, 2) permintaan orang tua, 3) mencari teman, 4) membanggakan orang tua, 5) mendapatkan simpati, 6) mencari pengalaman, 7) menambah wawasan, 8) memperoleh pujian, 9) hobi dari orang tua, 10) pelajaran yang menarik. Disarankan agar pemberian motivasi dari guru dapat menumbuhkan motivasi dari luar diri siswa. Dengan penuh kesabaran dan perhatian yang khusus, perlunya diberikan semangat bagi siswa untuk selalu ingin maju dan berkembang seperti halnya anak-anak normal lainnya. Dengan pemberian semangat tersebut akan dapat memunculkan motivasi dari diri siswa yang mengalami berkebutuhan khusus (tunarungu wicara).

5 Kata Kunci Motivasi, Proses Pembelajaran

6 Referensi Abu Ahmadi. 2003. Psikologi Umum. Jakarta : Rineka Cipta. Andurrahman Mulyono. 1990. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Achmad Sugandi. 2004. Teori Pembelajaran. Semarang: UPT UMK UNNES. Adang Suherman. 2000. Dasar-Dasar Penjaskes. Jakarta: Depdikbud. Beltasar Tarigan. 1999. penjaskes Adaptif. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Dimyati Mahmud. 1989. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Dimyati dan Mudjiyono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Hasibuan. 2006. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Rosdakarya. Harsuki. 1999. Perkembangan Olahraga Terkini. Jakarta : Rajagrafindo Persada. Kamiso. 1991. Ilmu Kepelatihan Dasar. Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1993. Jakarta: Balai Pustaka. M Amin. 1981. Pengantar Pendidikan Luar Biasa. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Masri Singarimbun. 1989. Metode Penelitian Survei. Jakarta : LP3ES. Max Darsono. 2000. Belajar Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press. Monty Satiadarma. 2000. Dasar-dasar Psikologi Olahraga. Jakarta : Primacon Jaya Dinamika. Oemar Hamalik. 1999. kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. -------------------- 2007. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Sardiman AM. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers. Singgih D. Gunarso. 1989. Psikologi Olahraga. Semarang: FPOK IKIP. Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Sumadi Hs. 1989. Ortodidaktik Tuna Rungu Wicara Jurusan B Untuk SPGLB. Jakarta: Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan. Tri Anni Chatarina, dkk. 2004. Psikologi Belajar. Semarang: UPT UMK UNNES. Yusuf Syamsu. 2007. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : Rosdakarya. http://id.wikipedia.org/wiki/Anak berkebutuhan khusus (20/ 1/ 2009)

7 Terima Kasih http://unnes.ac.id


Download ppt "DIAN LUTHFIYANA, 6101405069 SURVEI MOTIVASI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS (TUNARUNGU WICARA) TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN PENJASORKES DI SLB ABC SWADAYA KENDAL."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google