Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Matakuliah : N0672/ Fonologi dan Morfologi Jepang Tahun : 2005/ 2006

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Matakuliah : N0672/ Fonologi dan Morfologi Jepang Tahun : 2005/ 2006"— Transcript presentasi:

1 Matakuliah : N0672/ Fonologi dan Morfologi Jepang Tahun : 2005/ 2006
Pengertian Morfologi secara umum

2 The course Kata dan unsur-unsur pembentuknya Pembentukan kata
Gramatika yang berhubungan dengan pembentukan kata Pembentukan kata bahasa Jepang juga berhubungan erat dengan fonologinya. Oleh karena itu, Anda diminta menerapkan pelafalan kata bahasa tersebut dalam pembentukannya Ketidakhadiran 2 kali dalam bahasan ini akan mempengaruhi penilaian.

3 Definisi Bidang linguistik yang mempelajari morfem dan kombinasi-kombinasinya. Bagian dari struktur bahasa yang mencakup kata dan bagian-bagian kata, yakni morfem. Morfem adalah kata kuncinya Pahami dahulu apa yang dimaksud dengan morfem. Setelah memahaminya, Anda dapat memahami kombinasi morfem.

4 Morfem とは何か Satuan bahasa terkecil yang maknanya secara relatif stabil dan yang tidak dapat dibagi atas bagian bermakna yang lebih kecil. (Kridalaksana, 1993) Satuan gramatika yang terkecil. Sebagai satuan terkecil, membentuk satuan yang lebih besar dan memiliki makna. (Djoko Kentjono, 2005)

5 具体的に話そう Diambil  di + ambil (2 morfem) Dibawa  di + bawa (2 morfem)
Dicuri  di + curi (2 morfem) Didukung di + dukung (2 morfem) “di” dianggap sebuah kata, sekaligus sebagai satuan gramatika (hadir sebagai awalan/prefiks) yang berfungsi membuat pasif. Walaupun dianggap sebuah kata, “di” tidak dapat berdiri sendiri. Ia harus menempel sehingga dapat menemukan maknanya.  morfem terikat. Kata “ambil”, “bawa”, dan “curi” merupakan sebuah kata yang tidak dapat dipecah lagi menjadi satuan yang lebih kecil. Oleh karena itu dihitung sebagai 1 morfem.

6 具体的に話そう Di Jakarta  “di” dan “Jakarta” Di kampus  “di” dan “kampus”
“di” dianggap sebuah kata yang memiliki makna “penunjuk tempat”. Morfem ini dapat berdiri sendiri. Oleh karena itu disebut morfem bebas “Jakarta” dan “kampus” dianggap sebagai kata yang memiliki makna. Tidak dapat dipecah lagi menjadi satuan yang lebih kecil lagi.

7 Morfem dan Alomorf Memandang  me + pandang (2 morfem)
Menyandang  me + sandang (2 morfem) Menolong  me + tolong (2 morfem) Merasa  me + rasa (2 morfem) Mengikat  me + rasa (2 morfem) Mengetahui  me + tahu + i (3 morfem) Awalan (prefiks) “me” hadir sebagai morfem terikat. Dalam realisasi pengucapannya/wujud fonologis, morfem{me} mempunyai bagian me~, men~, meny~, meng~, menge~, dan mem~.

8 と言うのは。。。、 Morf Morfem {me}
Alomorf /me/ /men/ /meny/ /meng/ /menge/ /mem/ Morf

9 Jenis Morfem Morfem terikat Morfem bebas
Morfem segmental. Morfem yang dibentuk dari jumlah fonemnya Morfem supra-segmental. Morfem terikat yang bersifat aspek  menunjukkan kala verba (pasa, presenta, futura, dll.) Morfem segmental supra-segmental. Morfem yang terbentuk dari segmen yang sama, tetapi mempunyai makna dan irama yang berbeda.

10 Kasus I have a book I have two books I have a sheep I have two sheep
They cut the grass every Sunday They cut the grass last Sunday

11 Morfem dan Makna Gramatikal
Jumlah (muslimun, muslima:ni) Jenis (feminin, maskulin – la, le) Milik (bukuku, bukunya) Kala (aruku, arukimashita) Aspek (yomu, yondeiru) Diatesis (yomu, yomareru) Pronomina (kita, itta 来た、行った) Modus (yonde, yonde kudasai)


Download ppt "Matakuliah : N0672/ Fonologi dan Morfologi Jepang Tahun : 2005/ 2006"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google