Ekivalensi kimia.

Presentasi berjudul: "Ekivalensi kimia."— Transcript presentasi:

1 Ekivalensi kimia

2 Integral

3

4 Spin-Spin Splitting : (n+1) Rule
Di dalam molekul yang sederhana sekalipun, didapati bahwa masing-masing tipe proton jarang sekali memberikan signal/peak resonansi yang tunggal (singlet) Spin-Spin Splitting Secara empiris, spin-spin splitting dapat dijelaskan dengan aturan ( n + 1 ) : Tiap jenis proton "merasakan" sejumlah proton ekivalen (n) yang terikat pada atom karbon yang bertetangga dengan atom karbon dimana proton tersebut terikat, sehingga resonansi dari proton tersebut dipecah/di-split menjadi n + 1 signal.

5

6

7

8

9

10

11

12 Ratio intensitas dari multiplets yang diturunkan dari (n+1) rule
dapat ditentukan dengan menggunakan Segitiga Pascal

13 Roof Effects Adanya roof effects ini akan bermanfaat untuk menjodohkan multiplet-multiplet yang saling mengadakan kopling satu dengan yang lainnya.

14 The Coupling Constant, J (Hertz)
Jarak antara garis-garis dalam suatu multiplet yang sederhana disebut Coupling constant (tetapan kopling), J (Hertz) -CH2-CH3

15 Coupling constant dinyatakan dalam Hertz, dan harga ini tidak tergantung pada frekuensi operasional dari instrument.

16 Cara menghitung coupling constant

17 Macam-macam coupling

18

19 Kopling antara hidrogen-hidrogen vicinal sangat tergantung dari besarnya dihedral angle

20

21

22 Proton A kopling dengan proton C dan proton B kopling dengan proton D

23

24  Karena adanya non-ekivalensi magnetik dalam satu gugus
Kegagalan aturan N+1: Signal dengan lebih dari satu coupling constant.  Karena adanya non-ekivalensi magnetik dalam satu gugus

25

26

27

28

29

30

31 Karena adanya dua atau lebih set hydrogen
yang tidak ekivalen (yang bertetangga)

32

33

34 Bila suatu set hidrogen dikopel oleh dua set hidrogen
yang berbeda dengan coupling constant yang sama, maka multiplicyti-nya sesuai dengan aturan N + 1.

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

47

48