Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Pertemuan 25 Pondasi Dalam

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Pertemuan 25 Pondasi Dalam"— Transcript presentasi:

1 Pertemuan 25 Pondasi Dalam
Matakuliah : S2094 / Rekayasa Pondasi Tahun : 2005 Versi : 1.1 Pertemuan 25 Pondasi Dalam

2 Learning Outcomes Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu : Mahasiswa mampu membuat pilihan jenis pondasi dalam perancangan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lapangan

3 Outline Materi Aplikasi desain pondasi sesuai kondisi lapangan

4 Pendahuluan Kualitas akhir dari tiang meliputi 2 aspek, yaitu :
integritas struktural dari tiang. Kemampuan tiang untuk mendukung beban yang biasanya berupa kekuatan elemen struktur dan hubungan penurunan-beban antara tiang dengan tanah yang mendukungnya Sumber : Manual Pondasi Tiang, GEC

5 UJI PEMBEBANAN STATIK Metode Pengujian Uji pembebanan statik
Hasil uji pembebanan statik Pengujian 200% dari beban kerja Persiapan sebelum pengujian Pembebanan Pengukuran pergerakan tiang Instrumentasi Sumber : Manual Pondasi Tiang, GEC

6 UJI PEMBEBANAN STATIK Metode Pembebanan
Prosedur Pembebanan Standar‑SML, Monotonik Prosedur Pembebanan Standar‑SML, siklik Quick Load Test (Quick ML) Prosedur Pembebanan dengan Kecepatan Konstan (Constant Rate of Penetration Method = CRP) Sumber : Manual Pondasi Tiang, GEC

7 Typical arrangements for axial compressive load test
Anchor Pile Dead Load

8 UJI PEMBEBANAN STATIK

9 UJI PEMBEBANAN STATIK Dari hasil uji pembebanan, dapat dilakukan interpretasi untuk menentukan besarnya beban ultimit. Ada banyak metode interpretasi, diantaranya : Metode Davisson M.T. Metode Mazurkiewick Metode Chin Sumber : Manual Pondasi Tiang, GEC

10 Gbr. 3. Interpretasi Beban Ultimit
Metode Davisson M. T. Prosedur penentuan beban ultimit dari pondasi tiang dengan menggunakan metode ini adalah sbb: Gambarkan kurva beban terhadap penurunan Penurunan elastis dihitung dengan menggunakan rumus berikut : di mana: Se = penurunan elastis. Q = beban uji yang diberikan. L = panjang tiang. A = luas penampang tiang. E = modulus tiang. Tarik garis OA seperti gambar 3. berdasarkan persamaan penurunan elastic (Se) Tarik garis BC sejajar dengan garis OA dengan jarak X, dimana X : Perpotongan antara kurva beban penurunan dengan garis lurus merupakan daya dukung ultimit. Gbr. 3. Interpretasi Beban Ultimit (Metode Davisson M.T.) Sumber : Manual Pondasi Tiang, GEC

11 (Metoda Mazurkiewich)
Metode Mazurkiewich Prosedur penentuan beban ultimit dari pondasi tiang dengan menggunakan metode Mazurkiewich adalah sebagai berikut : Gambarkan kurva beban terhadap penurunan Tentukan beberapa titik pada sumbu penurunan dengan interval penurunan yang sama Tarik garis sejajar dengan sumbu beban dari beberapa titik penurunan yang telh ditentukan hingga memotong kurva,dan ditarik garis sejajar sumbu penurunan hingga memotong sumbu beban. Tarik garis lurus yang mewakili titik yang terbentuk. Perpotongan garis lurus ini dengan sumbu beban merupakan beban ultimit tiang (lihat gambar 5) Gbr. 5. Interpretasi Beban Ultimit (Metoda Mazurkiewich) Sumber : Manual Pondasi Tiang, GEC

12 Gbr. 6. Interpretasi Beban Ultimit (Metoda Chin)
Metode Chin Perhitungan beban ultimit dari pondasi tiang menggunakan metode Chin adalah sebagai berikut : a. Gambarkan kurva antara rasio penurunan terhadap beban (s/Q), dimana s adalah penurunan dan Q adalah beban seperti ditunjukkan pada gambar 6 b. Tarik garis lurus yang mewakili titik-titik yang telah digambarkan, dengan persamaan garis tersebut adalah s/Q = c1­. s + c2 c. Hitung c1 dihitung dari persamaan garis atau dari kemiringan garis lurus yang telah ditentukan d. Beban ultimit adalah 1/c1. Metode ini biasanya menghasilkan beban ultimit yang terlalu tinggi, sehingga harus. dikoreksi (dibagi 1.2 s/d 1.4). Gbr. 6. Interpretasi Beban Ultimit (Metoda Chin) Sumber : Manual Pondasi Tiang, GEC

13 UJI PEMBEBANAN DINAMIK
PDA (Pile Driving Analyzer), Case Institute od Technology DLT (Dynamic Load Test), TNO Teori perambatan gelombang Sumber : Manual Pondasi Tiang, GEC

14 Contoh interpretasi hasil uji PDA Strain gauge dan accelerometer
Komputer PDA Strain gauge dan accelerometer

15 UJI PEMBEBANAN TARIK Uji tarik perlu dilakukan pada pondasi tiang yang menahan gaya tank seperti akibat gaya angkat oleh air, gaya gempa, momen dan lain – lain. Pembebanan dilakukan dengan menempatkan dongkrak diatas balok Sumber : Manual Pondasi Tiang, GEC

16 UJI PEMBEBANAN LATERAL
Uji lateral dilakukan dengan cara mendorong kepala tiang dengan dongkrak hidrolis yang disandarkan pada suatu sistem reaksi yang dapat berupa blok beban, pondasi tiang dan blok jangkar. Pada saat pembebanan, pergerakan kepala tiang dapat diukur dengan dial gage dan bila dibutuhkan defleksi sepanjang tiang juga dapat diukur dengan menanam inklinometer ke dalam tiang. Sumber : Manual Pondasi Tiang, GEC

17 UJI PEMBEBANAN LATERAL

18 UJI INTEGRITAS TIANG Pondasi tiang bor dapat mengalami necking saat konstruksi dan pondasi tiang pancang dapat retak pada saat pemancangan. Para praktisi membutuhkan kcyakinan bahwa pondasi tiang yang diproduksi utuh secara struktural. Beberapa metoda yang sudah mulai umum dilaksanakan adalah dengan menggunakan prinsip perambatan gelombang. Metoda pengujian adalah dengan cara memberikan getaran dan mengevaluasi pantulan. Cara ini dapat mendeteksi cacat (defect) pada tiang. Sumber : Manual Pondasi Tiang, GEC


Download ppt "Pertemuan 25 Pondasi Dalam"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google