Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

TOR Seminar dan Peluncuran “Buku Putih” ITB 89: Menuju Indonesia 2020

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "TOR Seminar dan Peluncuran “Buku Putih” ITB 89: Menuju Indonesia 2020"— Transcript presentasi:

1 TOR Seminar dan Peluncuran “Buku Putih” ITB 89: Menuju Indonesia 2020
DRAFT v1.1 Tim Materi Reuni 20 Tahun ITB 89 Mei – Juni 2009 Disusun oleh: Dr. Jehansyah Siregar, Andre Legoh, Dr. Fauziah Swasono, T. Gandawan Xasir, Teguh USIS, Ringgas P. Simanjuntak, Aulia Prima Kurniawan

2 Organisasi Dokumen Latar Belakang dan Dasar Pemikiran
Tujuan dan Output yang Diharapkan Metodologi Kerja dan Waktu Pelaksanaan Penyelenggaraan Seminar Anggaran dan Pembiayaan Kepanitiaan

3 Organisasi Dokumen Latar Belakang dan Dasar Pemikiran
Tujuan dan Output yang Diharapkan Metodologi Kerja dan Waktu Pelaksanaan Penyelenggaraan Seminar Anggaran dan Pembiayaan Kepanitiaan

4 Latar Belakang dan Dasar Pemikiran (1) Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya. Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan / Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Tujuan utama pendirian Negara Republik Indonesia adalah memajukan kesejahteraan Bangsa.

5 FAKTOR2 PENDUKUNG UTAMA Kekayaan Sumber Daya Alam
Latar Belakang dan Dasar Pemikiran (2) Roadmap Mewujudkan Kemakmuran dan Kesejahteraan Bangsa (diadopsi dari World Economic Forum) MAKMUR – SEJAHTERA PRODUKTIVITAS + FAKTOR2 PENDUKUNG UTAMA Kekayaan Sumber Daya Alam Lokasi dan Geografis Jumlah Penduduk

6 Latar Belakang dan Dasar Pemikiran (3) Framework Penciptaan Kemakmuran dan Kesejahteraan Bangsa (diadopsi dari World Economic Forum) 1. Factor driven Economies 2. Efficiency driven Economies 3. Innovation driven Economies Basic requirements Institutions Infrastructure Macroeconomic stability Health and primary education Efficiency enhancers Higher education and training Goods market efficiency Labor market efficiency Financial market sophistication Technological readiness Market size Innovation and sophistication factors Business sophistication Innovation Transition Phase 1 – 2 Transition Phase 2 – 3

7 Latar Belakang dan Dasar Pemikiran (4) Posisi Aktual Indonesia di antara Bangsa2 di Dunia (Survei & Benchmark WEF atas 134 Negara 2006 – 2009) Di bawah rata-rata Di atas rata-rata

8 Latar Belakang dan Dasar Pemikiran (5) Situasi Ekuin Indonesia terakhir… (dari berbagai sumber)
Pertumbuhan industri cenderung menurun dari tahun 2005 sebesar 4,6 % menjadi hanya 4,1 % pada kuartal kedua tahun 2008, padahal sektor industri berkontribusi sebesar 26,9 % dari Produk Domestik Bruto (GDP). Bisa dibayangkan masa depan Indonesia akan kurang cerah, jika sektor industri tidak tumbuh di atas 7 %. Pertumbuhan yang rendah di sektor industri akan sangat berpengaruh pada rendahnya penyerapan tenaga kerja dan rendahnya produktivitas nasional. Setelah masa krisis keuangan (1998) tidak ada industri besar yang dibangun oleh pemerintah maupun swasta. Sementara industri menengah dan kecil mengalami pertumbuhan yang tidak terlalu baik karena kurangnya dukungan pendanaan dan pembinaan. Kondisi ini berpengaruh terhadap rendahnya pertumbuhan industri, sehingga terjadi gejala deindustrialisasi, serta memiliki relevansi yang kuat terhadap pertumbuhan negatif atas penciptaan kemakmuran dan kesejahteraan.

9 Urgent Matter! Makro ekonomi Indonesia secara relatif “selamat” dari resesi dunia (semata-mata) karena… Adanya 2x Pemilu di 2009  peningkatan likuiditas 20% (y-o-y) (BI, April 2009) Ekspor < 30% GDP; ~ 70% GDP berasal dari transaksi dan produksi domestik EIU memprediksikan pertumbuhan “tinggal” 3,6 %; Citigroup: 4 – 5% (2007: + 6 – 7%)  Laporan BI Q1 2009: 4,6 % (31 Mei 2009) Di sisi lain, diiperkirakan peningkatan angka pengangguran dan GDP “correction” (+ 30% !) Kita tidak boleh membiarkan Indonesia jatuh ke dalam “natural resources curse”.

10 Latar Belakang dan Dasar Pemikiran (6) Mengapa ITB 89 harus berbuat sesuatu? Mengapa harus kita?
ITB 89 saat ini berada pada usia produktif dan menginjak tahap kematangan wawasan, pengalaman, karir, maupun idealisme, memiliki kesempatan untuk melakukan reorientasi kepada suatu koridor tujuan-pemikiran-aksi yang saling menguatkan di tengah keberagaman orientasi, profesi, keahlian, dan preferensi. Mengingat kita semua “lahir” dari wadah yang sama, ITB, yang merupakan wadah eksklusif bagi segelintir orang yang dibiayai langsung oleh keringat bangsa ini, adalah sebuah keniscayaan moral jika kemudian kita sebagai sebuah generasi “terpanggil” untuk melakukan sesuatu yang lebih bermakna, secara terkoordinir, sinergis, kolaboratif dan sistematik bagi Bangsa. Idealisme ini bukanlah suatu agenda personal atau kelompok, tapi lebih dapat diartikan sebagai “pengikat” atas keberagaman identitas, idealisme dan orientasi personal atau kelompok. Idealisme ini memungkinkan individu atau kelompok dalam komunitas ITB 89 mengkomunikasikan dan membagikan berbagai macam gagasan untuk kemudian mencari titik-titik singgung yang dapat saling menguatkan untuk kebaikan semua pihak, dan yang pasti tentunya untuk Bangsa ini. Mimpi-mimpi kecil maupun besar selayaknya ditampung dan dibagikan kembali untuk menjadi katalis perubahan, bola salju perubahan yang arif, tepat dan kompetitif. Alumni ITB 89 saat ini tersebar dalam berbagai bidang keahlian dan lokasi; Alumni ITB 89 saat ini sebagian besar telah memiliki pengetahuan dan pengalaman yang berharga untuk dibagi pada bangsa; Dengan demikian selayaknya kita, secara bersama-sama, mampu untuk… Mengoptimalkan potensi alumni ITB 89 dengan menggabungkan aktivitas profesi dan sosial; Turut serta mempercepat perbaikan dan peningkatan kondisi bangsa dalam konteks multi-sektoral; Turut serta meningkatkan daya saing dan menggali potensi kemandirian Bangsa; Turut mendukung terbentuknya masyarakat demokratis yang madani (enlighted society).

11 Latar Belakang dan Dasar Pemikiran (7) Apa yang bisa kita lakukan?
HYPOTHETICAL FRAMEWORK Pengelompokan bidang keahlian dan minat dengan framework yang diusulkan (di samping); Berbagi gagasan, pengetahuan dan/atau pengalaman: Wacana / gagasan baru; Pengalaman operasional di ”lapangan” (termasuk keluhan dan saran); Best Practice, dlsbg. Membuat Focus Group Discussion (FGD) dan kelompok kerja (task group) untuk perencanaan kerja bersama jangka menengah dan jangka panjang; Membuka peluang untuk mengombinasikan idealisme dan aktivitas komersial yang berbasis profesionalisme; Advokasi kepentingan publik; Membangun / memperluas jaringan kerja ke angkatan2 ITB lainnya, dan juga non-ITB; Mengupayakan terjalinnya kolaborasi sinergis dan strategis, utamanya di lingkungan ITB 89, dengan basis idealisme yang diyakini bersama; Dan lain sebagainya (terbuka untuk pengayaan framework). SOSIAL BUDAYA dan HUMANIORA (“KESRA”) POLITIK dan KETAHANAN BANGSA (“POLKAM”) EKONOMI, KEUANGAN dan INDUSTRI (“EKUIN”) Pembangunan (kembali) masyarakat yang saling percaya (high-trust society); Membentuk budaya “bersih” dan berintegritas; Kebebasan beragama; Menciptakan budaya kreatif, keingintahuan, dan “tahan banting”; Penanggulangan kemiskinan melalui pelestarian lingkungan dan biodiversity; Perlindungan kekayaan kebudayaan lokal dan menjadikannya salah satu sumber utama pemberdayaan ekonomi lokal; Reorientasi kebudayaan sbg simbol peradaban; Penanggulangan bencana dan ancaman Climate Change; Dlsbg. Penguatan & pemberdayaan kelembagaan Capacity building; Good governance; Kebijakan Luar Negeri (LN); Pemberantasan korupsi; Planning & budgeting pembangunan yang partisipatif / fiscal issues; Desentralisasi, pemekaran wilayah & peningkatan kesejahteraan rakyat; Demokratisasi dan kepartaian; Standar Pelayanan Minimum; Hutang LN; Privatisasi BUMN; Penanggulangan konflik; Gender; Ketahanan pangan & energi; Kemandirian alutsista; Dlsbg. Isu2 terkait daya saing, produktivitas, kemandirian ekonomi yang sustainable; Penguatan & pemberdayaan sektor riil, UMKM & informal; Isu2 terkait industri pertanian dan perikanan; Akses pendanaan publik; Usaha2 penguatan value added manufacturing; Meningkatkan adopsi infokom (ICT); Iklim usaha kondusif utk usaha2 value added; Reformasi perpajakan; Insentif / disinsentif ekspor-impor; Penanggulangan High Cost Economy (HCE); Reorientasi pendidikan & penciptaan lapangan kerja; Dlsbg. Contoh2 thematic issues terkait, terbuka untuk diperkaya KESEHATAN dan LINGKUNGAN HIDUP Basic Needs PENDIDIKAN (termasuk RISTEK) INFRASTRUKTUR, ENERGI dan TELEKOMUNIKASI

12 Latar Belakang dan Dasar Pemikiran (8) Mengapa harus “Buku Putih”
Latar Belakang dan Dasar Pemikiran (8) Mengapa harus “Buku Putih”? Mengapa harus berorientasi pada 2020? A white paper is an authoritative report or guide that often addresses problems and how to solve them. White papers are used to educate readers and help people make decisions. (Wikipedia) Menyadari kelebihan dan keterbatasan yang dimiliki oleh komunitas ITB 89, secara bersama-sama, semestinya kita mampu menciptakan terobosan untuk menjawab persoalan2 Bangsa. Walaupun demikian, kita sebagai komunitas yang terhitung kecil, tidak berpretensi pula untuk menjadi solusi atas seluruh permasalahan, namun sekecil apapun pembenahan yang dapat kita lakukan, akan memiliki dampak positif terhadap perbaikan negeri ini. Upaya terobosan yang didasari dengan analisis dan diupayakan secara bersama dengan sepenuh hati dari seluruh anggota komunitas, bukan tidak mungkin mampu merajut gagasan2 yang terserak menjadi tawaran alternatif solusi yang tepat-sasaran, bernilai tinggi, dan mampu menjawab banyak tantangan Bangsa, hari ini dan di masa depan. Pemahaman akan permasalahan Bangsa, dan juga tawaran2 terobosan dari ITB 89 tersebut didokumentasikan dalam bentuk “Buku Putih” (white paper), yang berisikan buah pemikiran yang berasal dari komunitas ITB 89 dalam memandang Indonesia: hari ini, visi ke masa depan, dan komitmen untuk mewujudkannya. Sebuah manifesto. Selain itu, Buku Putih ini dimaksudkan untuk menjadi sebuah guiding principles yang mampu menjadi pengingat bagi seluruh elemen komunitas ITB 89 akan sebuah cita-cita: mewujudkan Indonesia yang lebih baik. Hari ini, teknologi memungkinkan terjadinya banyak hal yang beberapa tahun sebelumnya tidak terbayangkan. Perubahan terjadi begitu cepat. Siapapun akan kesulitan untuk membuat ramalan atas apa yang bakal terjadi lebih dari 3 tahun ke depan. Pilihan menggunakan acuan tahun 2020, yang secara efektif berarti “hanya” berbeda 10 tahun dari sekarang, rasanya cukup manageable. Sebaliknya, lebih dari itu, akan terasa seperti “mengarang”. Di sisi lain, banyak lembaga dunia seperti UN, mengambil rentang waktu yang sama, 10 tahunan, dalam mengupayakan terjadinya suatu perubahan. Satu dekade dianggap tidak terlalu lama, tapi telah memunculkan sebuah “generasi baru”. Selain itu, manusia dengan usia rata-rata 48 – 51 tahun pada tahun 2020, dianggap telah mencapai tingkat kematangan yang optimal untuk sebuah posisi puncak dalam sebuah organisasi besar. Ketika Obama menjadi Presiden AS di usia 47 tahun, adalah suatu hal yang bukan pula tidak mungkin jika di tahun 2020 ada seorang anggota komunitas ITB 89 yang menjadi seperti Obama, di Indonesia. Menjadi “seseorang” adalah sebuah keniscayaan bagi “anak ITB”, bukan hal luar biasa. Yang jauh lebih penting daripada (sekedar) menjadi “orang hebat” adalah: apakah dia membawa kemaslahatan bagi banyak orang, bagi Bangsanya. Mari, dalam 10 tahun ke depan, kita bersama akan memastikannya.

13 Organisasi Dokumen Latar Belakang dan Dasar Pemikiran
Tujuan dan Output yang Diharapkan Metodologi Kerja dan Waktu Pelaksanaan Penyelenggaraan Seminar Anggaran dan Pembiayaan Kepanitiaan

14 Tujuan dan Output yang Diharapkan (1) Beberapa Asumsi Kunci
Negara Republik Indonesia bukanlah hanya sekedar Jakarta, juga bukan hanya Pulau Jawa. Secara geografis, Indonesia adalah rangkaian dari pulau, > 220 juta jiwa, 33 Propinsi, Kabupaten / Kota, dengan puluhan suku bangsa dan bahasa, serta 5 agama besar. Setiap daerah di Indonesia menyimpan potensi pembangunan yang tidak terbilang besarnya, khususnya karena kekayaan Sumber Daya Alam (SDA) yang berlimpah, penggunaan bahasa yang sama, dan berakarnya (sebagian besar) kerukunan hidup yang bebas unsur ras dan agama dalam budaya suku2 bangsa di Indonesia ini. Keberhasilan pembangunan suatu Bangsa, termasuk Indonesia, tercermin dari peningkatan kesejahteraan rakyatnya, yang pada prinsipnya merupakan resultante dari peningkatan kesejahteraan rakyat di tingkat lokal (Propinsi / Kabupaten / Kota). Keberhasilan atau kegagalan daerah dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat pada skala lokal, ketika terakumulasi secara masif, menentukan hasil akhir pembangunan nasional. Di sisi lain, peningkatan kesejahteraan pada prinsipnya ditentukan oleh kemampuan macroeconomy dan microeconomy di tingkat lokal yang mampu berkolaborasi sinergis dalam membangun daya saingnya. Hal ini melibatkan seluruh aktor pembangunan—bukan hanya Pemerintah Pusat / Pemda (sebagai regulator)—termasuk juga dunia usaha (sebagai value-creator), yang penentunya tetaplah kapasitas masyarakat lokal (Porter, 2006). Walaupun telah banyak difahami bahwa keberhasilan peningkatan kesejahteraan Bangsa ditentukan di tingkat lokal, banyak ditemukan fakta di lapangan yang menunjukkan bahwa agenda2 pembangunan yang seharusnya lebih lancar dengan adanya otonomi daerah / desentralisasi, malah tersendat. Dari banyak kasus, hal ini lebih disebabkan oleh lemahnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) (KBI Antara, 22 April 2009). Oleh karenanya agenda2 pembangunan yang bersifat fundamental selayaknya difokuskan kepada, a.l. pemberdayaan dan penguatan institusi2 sosial-ekonomi lokal, capacity building, pengembangan entrepreneurship, pengembangan infrastruktur (hi-tech & lo-tech), dan kolaborasi sinergis dengan daerah lain.

15 Tujuan dan Output yang Diharapkan (2) Tujuan Umum dan Tahapannya
Mendapatkan, memetakan dan menajamkan pemikiran / gagasan dan isu-isu yang relevan dan kontekstual di sekitar komunitas ITB 89, khususnya yang terkait dengan framework yang diusulkan; Mengkonsolidasi gagasan, pemikiran, kegiatan, pekerjaan, aktivitas ITB 89 tersebut dalam dalam klaster-klaster yang dinamis dan saling terkait dalam wadah forum komunikasi atau forum lain yang akan dibentuk kemudian (Yayasan, Perusahaan, dll.); Memberikan kontribusi baik berupa sumbangan pemikiran, material maupun non-material kepada internal ITB 89 maupun kepada pihak-pihak eksternal yang terkait dengan agenda2 komunitas ITB 89, khususnya uji-publik dalam bentuk Seminar dan peluncuran “Buku Putih” yang berisikan “action plan” ITB 89 s/d tahun 2020 mendatang; Memberikan kesempatan bagi penyebaran kontribusi komunitas ITB 89 tersebut secara lebih luas baik melalui media massa maupun media sosial lainnya. SEMINAR “ITB 89 UNTUK BANGSA” dan “BUKU PUTIH” (whitepaper) ITB 89 untuk INDONESIA 2020 HYPOTHETICAL JANGKA PENDEK (akhir 2009 – akhir 2010) JANGKA MENENGAH (awal 2011 – akhir 2014) JANGKA PANJANG (awal 2015 – akhir 2019) Alternatif #1 Alternatif #2 Alternatif #3 Alternatif #4 Membangun dan menguatkan kemampuan lokal; Mendorong terciptanya sistem yang efektif dan efisien untuk percepatan pembangunan kesejahteraan di tingkat lokal; Mengurangi kesenjangan kesejahteraan di Indonesia. Komunitas ITB 89 mampu menjadi… Mitra strategis para pemangku kepentingan (stakeholder) pembangunan Indonesia; Salah satu pendorong utama peningkatan daya saing Bangsa; Salah satu elemen penting dalam membangun kemandirian Bangsa berbasis keunggulan lokal.

16 Tujuan dan Output yang Diharapkan (3) Usulan Alternatif Agenda Jangka Pendek (akhir 2009 – akhir 2010) HYPOTHETICAL Alternatif #1: Membuat sebuah lembaga yang berfokus pada pembangunan kapasitas pelaku sosio-ekonomi-politik lokal (Pemda, PNSD, DPRD, LSM) Melalui: pelatihan, kerjasama pembangunan, konsultasi Dalam bidang: perencanaan, kebijakan publik yang inovatif dan efisien, dukungan ICT / TIK. Tahapan: Pembentukan / penentuan lembaga Pelatihan untuk tim konsultan / trainer: ekonomi, kebijakan publik, teknologi yang optimal untuk membantu daerah Kerjasama dengan daerah yang menjadi pilot project (dukungan dari daerah dan / atau lembaga sponsor) Monitoring, evaluasi, scaling up. Asumsi dari pilihan alternatif ini silakan dilihat pada slide “Beberapa Asumsi Kunci”. Alternatif #2: Membuat badan usaha bersama—atas nama ITB 89—yang berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Bidang yang termasuk misalnya (lihat ke framework ITB 89 di slide sebelumnya): energi murah dan ramah lingkungan, sanitasi (pengolahan sampah lokal, air bersih, dsb), kesehatan dan pendidikan dasar. Alternatif #3: Fokus pada pemberdayaan ekonomi lokal (To-Be-Discussed) Alternatif #4: Membuat jaringan yang efektif untuk mengharmonisasi dan mensinergikan aktivitas individu2 ITB 89. Disclaimer: usulan alternatif di atas belum final, masih terbuka untuk ditambahkan / dikurangi, direvisi, dipilih, dan dapat dijalankan hanya 1 atau 2 alternatif saja, atau juga dipilih semuanya, berdasarkan kelebihan, keterbatasan dan kesepakatan komunitas di kemudian hari.

17 Tujuan dan Output yang Diharapkan (4) Call for Papers! (1)
Agar dapat menentukan pilihan Action Plan ITB 89, khususnya untuk jangka pendek, ada beberapa hal yang membutuhkan kesepakatan dan pengayaan content dari segenap anggota komunitas, yaitu a.l.: Pemetaan issue dengan elemen framework usulan; Pemetaan anggota komunitas ITB 89 yang berminat untuk sharing gagasan, pengetahuan, dan/atau pengalaman (kompetensi, waktu, lokasi, jaringan, dsb.); Target untuk setiap tahapan, focus, pilot project, pengarah, eksekutor; Model kerjasama (apa saja lembaga yang diajak, kesepakatan kerjasama, bisnis, donor, Pemerintah, dll.); Untuk itu Tim Materi Reuni 20 Tahun ITB 89 mengadakan undangan makalah (Call for Papers) yang terbuka secara terbatas, hanya khusus untuk anggota komunitas ITB 89. Call for Papers ini dibuka sejak hari Rabu, 10 Juni 2009, dan akan ditutup pada hari Jum’at, 10 Juli 2009. Setiap orang anggota komunitas ITB 89 diperkenankan mengirimkan makalah yang berisikan, a.l.: Gagasan baru / wacana; Lesson learned / insight dari pengalaman operasional sehari-hari; Opini; Best Practice yang dipelajari / pernah dialami; Thesis / disertasi yang terkait / berhubungan dengan thematic issues yang diusulkan (lihat slide setelah ini). Setiap makalah yang dikirimkan, selayaknya mengandung pokok permasalahan hari ini, visi (ideal) minimum untuk 10 tahun ke depan, dan langkah2 apa saja yang sekiranya dapat dijadikan komitmen bersama di komunitas ITB 89 untuk mewujudkan visi 10 tahunan (minimum) tersebut. Setiap orang anggota komunitas ITB 89 diperkenankan mengirimkan makalah sebanyak-banyaknya, dalam format MS Word / sejenisnya (diharapkan tidak mengirimkan makalah dalam bentuk .pdf yang tidak dapat di-copy): Makalah populer singkat (sekitar 5 halaman A4); Makalah semi-ilmiah atau ilmiah (max. 20 halaman A4).

18 Tujuan dan Output yang Diharapkan (4) Call for Papers! (2)
HYPOTHETICAL FRAMEWORK Setiap makalah yang dikirimkan harus mengandung sedikitnya salah satu dari thematic issues sebagaimana digambarkan. Thematic issues yang digambarkan pada prinsipnya adalah contoh. Topik yang dikandung dalam makalah yang dikirimkan dapat berbeda dari yang digambarkan, selama relevan / kontekstual dengan elemen framework utamanya, yaitu: Sosial Budaya dan Humaniora (“Kesra)”; Politik dan Ketahanan Bangsa (“Polkam”); Ekonomi, Keuangan dan Industri (“Ekuin”); Kesehatan dan Lingkungan Hidup; Pendidikan (termasuk RisTek); Infrastruktur, Energi dan Telekomunikasi. SOSIAL BUDAYA dan HUMANIORA (“KESRA”) POLITIK dan KETAHANAN BANGSA (“POLKAM”) EKONOMI, KEUANGAN dan INDUSTRI (“EKUIN”) Pembangunan (kembali) masyarakat yang saling percaya (high-trust society); Membentuk budaya “bersih” dan berintegritas; Kebebasan beragama; Menciptakan budaya kreatif, keingintahuan, dan “tahan banting”; Penanggulangan kemiskinan melalui pelestarian lingkungan dan biodiversity; Perlindungan kekayaan kebudayaan lokal dan menjadikannya salah satu sumber utama pemberdayaan ekonomi lokal; Reorientasi kebudayaan sbg simbol peradaban; Penanggulangan bencana dan ancaman Climate Change; Dlsbg. Penguatan & pemberdayaan kelembagaan Capacity building; Good governance; Kebijakan Luar Negeri (LN); Pemberantasan korupsi; Planning & budgeting pembangunan yang partisipatif / fiscal issues; Desentralisasi, pemekaran wilayah & peningkatan kesejahteraan rakyat; Demokratisasi dan kepartaian; Standar Pelayanan Minimum; Hutang LN; Privatisasi BUMN; Penanggulangan konflik; Gender; Ketahanan pangan & energi; Kemandirian alutsista; Dlsbg. Isu2 terkait daya saing, produktivitas, kemandirian ekonomi yang sustainable; Penguatan & pemberdayaan sektor riil, UMKM & informal; Isu2 terkait industri pertanian dan perikanan; Akses pendanaan publik; Usaha2 penguatan value added manufacturing; Meningkatkan adopsi infokom (ICT); Iklim usaha kondusif utk usaha2 value added; Reformasi perpajakan; Insentif / disinsentif ekspor-impor; Penanggulangan High Cost Economy (HCE); Reorientasi pendidikan & penciptaan lapangan kerja; Dlsbg. Contoh2 thematic issues terkait, terbuka untuk diperkaya KESEHATAN dan LINGKUNGAN HIDUP Basic Needs PENDIDIKAN (termasuk RISTEK) INFRASTRUKTUR, ENERGI dan TELEKOMUNIKASI

19 Organisasi Dokumen Latar Belakang dan Dasar Pemikiran
Tujuan dan Output yang Diharapkan Metodologi Kerja dan Waktu Pelaksanaan Penyelenggaraan Seminar Anggaran dan Pembiayaan Kepanitiaan

20 Metodologi Kerja dan Waktu Pelaksanaan (1)
TOR disepakati dan dirilis Call for Papers Rabu, 10 Juni 2009 Grouping Q & A Makalah diterima Tim Materi Jum’at, 10 Juli 2009 Kompilasi & editing Uji Publik Terbatas (Roundtable Discussion) Kamis, 23 Juli 2009 Seminar “ITB 89 untuk Bangsa” Action Plan ITB 89 – 2020 (“Whitepaper” / “Buku Putih”) Sabtu, 8 Agustus 2009 Follow Up: Action Plan Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang Alternatif #1 Alternatif #2 Alternatif #3 Alternatif #4 Penjelasan 

21 Metodologi Kerja dan Waktu Pelaksanaan Penjelasan setiap Milestone
TOR Call for Papers dan Seminar dirilis untuk kalangan ITB 89. Tim Materi menyediakan Q & A dan memfasilitasi proses pembentukan Focus Group untuk setiap thematic area utama: “Kesra”, “Polkam” dan “Ekuin”, dengan mengajak rekan2 yang berlatar belakang terkait di lingkungan ITB 89 untuk bergabung dengan Focus Group tersebut. Saat ini PIC sementara adalah anggota Tim Materi. Rabu, 10 Juni 2009 Seluruh makalah diterima oleh Tim Materi, untuk dikompilasi dan di-edit seperlunya, serta di-grouping berdasarkan thematic area / thematic issues-nya. Jum’at, 10 Juli 2009 Tim Materi melakukan uji publik terbatas dalam bentuk “Roundtable Discussion” (RTD) dengan mengundang secara terbatas kalangan di luar ITB 89 untuk melakukan brief review terhadap hasil kompilasi yang kelak akan menjadi “Buku Putih” ITB 89. Uji publik terbatas ini terbuka untuk seluruh anggota komunitas ITB 89. Hasil RTD ini akan dikompilasi dan di-edit kembali oleh Tim Materi untuk di-format menjadi sebuah materi publikasi yang layak. Kamis, 23 Juli 2009 Hasil kompilasi akan dipresentasikan oleh Tim Materi dan didampingi oleh Moderator kepada khalayak ITB, yang kemudian diulas oleh Pembahas dan audience. Para Pembahas adalah merupakan undangan khusus, yang merupakan kombinasi dari kalangan guru besar ITB, kalangan pengusaha, pejabat publik, dan politisi senior. Sebagai penutup acara adalah peluncuran “Buku Putih” ITB 89: Menuju 2020, sebagai sebuah manifesto dan reminder, pengingat komitmen bersama. Sabtu, 8 Agustus 2009

22 Organisasi Dokumen Latar Belakang dan Dasar Pemikiran
Tujuan dan Output yang Diharapkan Metodologi Kerja dan Waktu Pelaksanaan Penyelenggaraan Seminar Anggaran dan Pembiayaan Kepanitiaan

23 Penyelenggaraan Seminar (1) Konteks dan Substansi Acara
Konteks dari seminar ini sejatinya adalah: Presentasi hasil pemahaman dan analisis angkatan 89 ITB, setelah 20 berkiprah di masyarakat, atas tantangan dan permasalahan Bangsa—multisektoral—serta peluang terobosan usulan yang diharapkan mampu menjawab dan menjadi alternatif solusi. Peluncuran “Buku Putih” angkatan 89 ITB: “Menuju Indonesia 2020”; Uji publik atas manifesto angkatan 89 ITB yang pada tahun 2020 mendatang, berkomitmen menjadi: Mitra strategis para pemangku kepentingan (stakeholder) pembangunan Indonesia; Salah satu pendorong utama peningkatan daya saing Bangsa berbasis keunggulan lokal; Salah satu elemen penting dalam membangun kemandirian Bangsa yang juga berbasis keunggulan lokal. Substansi acara ini dibangun dari: Masukan pemikiran dari para anggota komunitas ITB 89 dalam bentuk tulisan yang berisi: Gagasan / wacana baru; Lesson learned / insights; Opini; Best Practices; Thesis ilmiah Kontribusi pemikiran dari para anggota komunitas tersebut mencakup 6 thematic area utama, yaitu: Sosial Budaya dan Humaniora (“Kesra)”; Politik dan Ketahanan Bangsa (“Polkam”); Ekonomi, Keuangan dan Industri (“Ekuin”); Kesehatan dan Lingkungan Hidup; Pendidikan (termasuk RisTek); Infrastruktur (termasuk infrastruktur fisik, penyediaan energi dan layanan telekomunikasi). Ulasan dari forum, khususnya dari pembahas, para pakar di bidangnya masing-masing yang diundang, dan peserta umum.

24 Penyelenggaraan Seminar (2) Rundown Acara
Pembukaan & Sambutan: – 08.50 Ketua Panitia Reuni 20 Tahun ITB 89: Dr. Poerbandono Koordinator Seminar: Andre Legoh Keynote Speech: – 09.10 Hatta Radjasa (konfirmasi) Rektor ITB (konfirmasi) Presentasi I: – 09.20 Overview Indonesia Hari Ini: TBD Presentasi II: – 10.20 Visi ITB 89: Indonesia 2020 Sosial Budaya dan Humaniora: TBD Politik dan Ketahanan Bangsa: TBD Ekonomi, Keuangan dan Industri: TBD Kesehatan dan Lingkungan Hidup: TBD Pendidikan: TBD Infrastruktur: TBD Pembahasan: – 10.50 10’ Tanya Jawab dan Diskusi: – 11.50 Peluncuran “Buku Putih” ITB 89: “Menuju Indonesia 2020” – 12.00 Pernyataan komitmen angkatan 89 ITB Press Conference: – 12.30

25 Penyelenggaraan Seminar (3) Alternatif Undangan Pembahas dan Profil Audience
Ketua Ikatan Alumni ITB: Hatta Radjasa Prominent businessman / entrepreneurs (ITB semua): Ciputra Arifin Panigoro Fadel Muhammad Akademisi (ITB semua): Prof. Gde Raka Prof. Sudjana Sapi’ie Prof. Tjia May On Prof. MT. Zen Politisi Senior: Amien Rais Sarwono Kusumaatmadja (ITB) Pejabat Publik (ITB semua): Kusmayanto Kadiman Jusman SD Rachmat Witoelar Militer / Lemhanas: Letjen (Purn) Sayidiman Suryohadiprojo Letjen (Purn) Saiful Sulun Civil Society / NGOs: Prof. Syafi’i Maarif Todung Mulya Lubis Salahudin Wahid (ITB) Kemal Taruc (ITB) Profil Audience: Visionary business leaders Dosen Mahasiswa NGOs Press Parpol ITB 89

26 Organisasi Dokumen Latar Belakang dan Dasar Pemikiran
Tujuan dan Output yang Diharapkan Metodologi Kerja dan Waktu Pelaksanaan Penyelenggaraan Seminar Anggaran dan Pembiayaan Kepanitiaan

27 Organisasi Dokumen Latar Belakang dan Dasar Pemikiran
Tujuan dan Output yang Diharapkan Metodologi Kerja dan Waktu Pelaksanaan Penyelenggaraan Seminar Anggaran dan Pembiayaan Kepanitiaan


Download ppt "TOR Seminar dan Peluncuran “Buku Putih” ITB 89: Menuju Indonesia 2020"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google